Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

DAYA HAMBAT BIORASIONALEKSTRAK SIRIH DAN TEMBAKAU PADA Colletotrichum capsici PENYEBAB PENYAKIT ANTRAKNOSA CABAI Oktarina, O; Tripama, Bagus; Rohmah, Wheni Nur
AGRITROP Vol 15, No 2 (2017): Agritrop : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.934 KB) | DOI: 10.32528/agr.v15i2.1173

Abstract

Colletotrichum capsicimerupakan jamur patogen pada tanaman cabai besar (Capsicum annum) yang menimbulkan gejala penyakit antraknosa.Pengendalian penyakit menggunakan fungisida kimiawi menimbulkan berbagai permasalahan baru Sehingga diperlukan pengendalian yang aman bagi lingkungan dan makhluk hidup.Ekstrak sirih dan tembakau merupakan tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai fungisida nabati.Pengujian campuran ekstrak sirih dan tembakau dengan rasio yang berbeda diharapkan dapat menghambat pertumbuhan Colletotrichum capsici dan dapat menurunkan keparahan penyakit pada buah cabe merah. Biorasional ekstrak sirih dan tembakau yang diuji yaitu1:1, 1:2, 2:1, 1:3, 3:1 dan kontrol sebagai pembanding.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa, biorasional ekstrak sirih dan tembakau yang tepat dalam menghambat pertumbuhan jamur Colletotrichumcapsici secara in vitro adalah biorasional 3:1 dengan daya hambat  30,44% dan dapat menekan munculnya jumlah spora jamur Colletotrichum capsici yaitu 4,6x106 spora/ml. Keparahan penyakit pada buah cabai mencapai 25% dengan masa inkubasi 12 hari.
APLIKASI PEMUPUKAN NITROGEN DAN MOLYBDENUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BUNCIS BLUE LAKE (Phaseulus vulgaris) DI TANAH ENTISOL Tripama, Bagus; Pangesti, Pebrian Diah
AGRITROP Vol 14, No 1 (2016): Agritrop : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.505 KB) | DOI: 10.32528/agr.v14i1.404

Abstract

Penerapan nitrogen dan molibdenum merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi pada tanaman buncis (Phaseolus vulgaris L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian nitrogen dan molibdenum terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman buncis Blue Lake. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 10 Oktober 2015 sampai tanggal 13 Desember 2015 di Kebun Percobaan Universitas Muhammadiyah Jember. Penelitian ini menggunakan Rancangan acak Kelompok (RAK) dua faktorial dengan perlakuan pertama dosis Nitrogen N0 (Kontrol), N1 (0,5 g/polybag) dan N2 (1,6 g/polybag), perlakuan kedua dosisi molibdenum M0 (Kontrol), M1 (0,5 ppm), M2 (1 ppm), M3 (2 ppm) dan M4 (3 ppm) dengan tiga ulangan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa perlakuan N1 memberikan pengaruh terbaik pada pertumbuhan dan produksi tanaman buncis blue lake. Sedangkan pada perlakuan Mo di berbagai dosis tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi, akibat tidak adanya bintil akar pada buncis blue lake.
APLIKASI BIORASIONAL EKSTRAK SIRIH DAN TEMBAKAU PADA PENYAKIT ANTRAKNOSA CABAI DI LAPANG O, Oktarina; Tripama, Bagus; Supartha, Alif Darmawan
AGRITROP Vol 16, No 1 (2018): Agritrop : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (591.318 KB) | DOI: 10.32528/agr.v16i1.1558

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biorasional ekstrak sirih dan  tembakau  yang efektif dalam menekan penyakit antraknosa cabai. Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jember.  Metode penelitian menggunankan Rancangan Acak Kelompok dengan perlakuan E1 ( kontrol, tanpa perlakuan), E2  (Ekstrak sirih:tembakau  1:1), E3  (Ekstrak Sirih : tembakau 2:1), E4 (Ekstrak Sirih : tembakau 1:2). E5 (Ekstrak Sirih:Tembakau 3:1), E6 (Ekstrak Sirih:Tembakau 1:3) yang masing-masing perlakuan diulang 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biorasional ekstrak sirih dan  tembakau berpengaruh terhadap Intensitas serangan penyakit, Jumlah total buah pertanaman, Jumlah total buah perplot, Berat total buah pertanaman, Berat total buah perplot, Intensitas kerusakan buah perplot.. Biorasional ekstrak sirih dan tembakau 3:1 memberikan  efektivitas tebaik.
Respon Pertumbuhan dan Kandungan Fenol Pada Tanaman Cengkeh (Eugenia carryophyllus) Terhadap Macam Media dan Cekaman NaCl. Tripama, Bagus; Hidayatullah, Husnul
AGRITROP Vol 15, No 1 (2017): Agritrop : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.013 KB) | DOI: 10.32528/agr.v15i1.798

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon, macam media, cekaman NaCl , pertumbuhan dan kandungan fenol pada tanaman cengkeh. Dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jember, ketinggian tempat + 89 meter di atas permukaan laut (dpl). pada 07 Desember 2015 sampai 11Mei 2016 , Rancangan yang digunakan adalah Rancang Acak Kelompok (RAK) faktorial  terdiri dari dua faktor yaitu faktor pertama : macam media dengan proporsi (M1) 2 Tanah : 1 Pasir : 1 Pukan , (M2) 1 Tanah : 2 Pasir : 1 Pukan, (M3) 1 Tanah : 1Pasir : 2 Pukan dan faktor kedua cekaman NaCl (P0) kontrol, (P1) 200 mM, (P2) 400 mM, (P3) 600 mM. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Macam media tanam tidak memberikan  respon  terhadap  peningkatan  pertumbuhan  dan  kandungan  Fenol tanaman dan cekaman NaCl memberikan respon terhadap peningkatan pertumbuhan dan kandungan Fenol bibit cengkeh dengan cekaman NaCl sebesar 600 mM (P3) sebagai dosis terbaik dalam menghasilkan kandungan phenol paling tinggi rata rata sebesar 27.26 mg/g dan terdapat Interaksi antara kombinasi pelakuan macam media tanam dan cekaman NaCl dalam meningkatkan pertumbuhan dan kandungan phenol bibit cengkeh dengan kombinasi yang memiliki kandungan phenol tertinggi adalah kombinasi perlakuan media tanam dan 1 Tanah :2 Pasir :1 Pukan dengan 600 mM (M2P3). Kata kunci : Cengkeh, , Cekaman NaCl , Macam Media,  Phenol 
EFIKASI MIKROORGANISME LOKAL (MOL) SABUT KELAPA (COCOS NUCIFERA L.) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS L) sidiq, Ahmad; Tripama, Bagus; wijaya, Insan
AGRITROP Vol 17, No 2 (2019): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.621 KB) | DOI: 10.32528/agritrop.v17i2.2623

Abstract

Mentimun (Cucumis sativus L) merupakan merupakan salah satu jenis sayuran dari keluarga labu-labuan yang di sukai oleh seluruh lapisan masyarakat. Budidaya mentimun setiap tahun terus mengalami penurunan karena menurunnya kualitas tanah pertanian. Penggunaan Mikroorganisme Lokal (MOL) sabut kelapa menjadi salah satu alternatif untuk memperbaiki kualitas tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi mol sabut kelapa terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun (Cucumis sfativus L.). penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2018 sampai Februari 2019 di Desa Kedungrejo, Kecamatan Rowokangkung, Kabupaten Lumajang. Rancangan yang digunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial dengan 3 ulangan. Perlakuan terdiri dari 10 taraf yaitu S0 : tanpa mol, S1 : 10 m/l, S2 : 20 ml/l, S3 : 30 ml/l, S4 : 40 ml/l, S5 : 50 ml/l, S6 : 60 ml/l, S7 : ml/l, S8 : 80 ml/l, S9 : 90 ml/l. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan mol sabut kelapa memberikan pengaruh sangat nyata terhadap variabel pengamatan jumlah buah pertanaman, berat buah pertanaman, jumlah buah perplot, berat buah perplot. Berpengaruh nyata terhadap panjang buah, berat berangkasan basah, berat berangkasan kering. Berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman 14 hts dan tinggi tanaman 21 hst. Secara keseluruhan perlakuan S3 : 30 ml/l merupakan perlakuan terbaik.
Diversifikasi Produk Olahan Jamur Tiram untuk Menunjang Perekonomian Masyarakat di Kabupaten Jember Muhammad Iwan Wahyudi; Bagus Tripama; Henik Prayuginingsih; Taufik Timur Warisaji
Agrokreatif: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2021): Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrokreatif.7.1.13-21

Abstract

The Stimulus Community Partnership Program (SCPP) activities aims to support oyster mushroom farmers in Jember by improving skills and knowledge for diversifying oyster mushroom processing, building networks and markets, stimulating capital, and improving business managerial which are the main problems of partners in developing their businesses and economies. The SCPP activity method uses capacity building with a community driven development approach which is based on activities that are cognitive, affective, and psychomotor in the context of added value products and oyster mushroom business management including marketing to increase income and partner economy. The results of SCPP are in the form of improving partners' skills in processing oyster mushrooms into 5 prospective products that are needed by the market. In addition, increasing skills in business management starting from planning, organizing partne r members, evaluating product quality, simple bookkeeping, opening online/offline market access as well as strengthening capital in the procurement of production infrastructure are the next outputs of the service activities carried out. This program has been able to solve partner problems in improving the skills of diversifying oyster mushroom processing into processed products that have high prospects in the market. Improved business management and access to new markets, especially online, as well as injections of capital into fresh energy for partners and members to develop their businesses and economies.
RESPON KONSENTRASI NUTRISI HIDROPONIK TERHADAP TIGA JENIS TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) Bagus Tripama; Muhammad Rizal Yahya
AGRITROP Vol 16, No 2 (2018): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agritrop.v16i2.1807

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi nutrisi yang tepat terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Gebang, Kecamatan Patrang, Kabupaten  Jember. Waktu penelitian 5 bulan dari Januari sampai Mei 2018 dengan ketinggian tempat + 89 meter di atas permukaan laut. Rancangan yang digunakan Split Plot (Petak Berbagi) terdapat dua faktor. Faktor petak utama adalah Konsentrasi Nutrisi AB mix terdiri dari 3 taraf:  K1 : 1050 ppm, K2 : 1150 ppm, K3 : 1250 ppm. Faktor kedua sebagai anak petak adalah jenis Jenis Sawi (Brassica juncea L) ( V ) terdiri dari 3 jenis: J1 : Sawi Pagoda (Brassica narinosa),  J2 : Sawi Hijau (Brassica rapa subsp. Chinensis), J3 : Sawi Pakcoy (Brassica rapa L). Hasil penelitian ini adalah perlakuan konsentrasi nutrisi berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman pada semua umur tanaman, serta berpengaruh sangat nyata terhadap parameter jumlah daun umur 21 dan 28 hari setelah tanam (hst), berpengaruh nyata pada parameter jumlah dauh 35 hst. Perlakuan jenis sawi berpengaruh sangat nyata terhadap parameter tinggi tanaman semua umur, jumlah daun 14 sampai 42 hst dan bobot tanaman. Adapun interaksi antara konsentrasi nutrisi dan jenis sawi berpengaruh tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman pada semua umur, jumlah daun 14 dan 42 hst, panjang akar dan bobot tanaman, sedangkan parameter lainnya berpengaruh nyata pada parameter daun umur 21 hst dan berpengaruh sangat nyata pada parameter jumlah daun umur 28 dan 35 hst.
APLIKASI BIORASIONAL EKSTRAK SIRIH DAN TEMBAKAU PADA PENYAKIT ANTRAKNOSA CABAI DI LAPANG Oktarina O; Bagus Tripama; Alif Darmawan Supartha
AGRITROP Vol 16, No 1 (2018): Agritrop : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agr.v16i1.1558

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biorasional ekstrak sirih dan  tembakau  yang efektif dalam menekan penyakit antraknosa cabai. Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jember.  Metode penelitian menggunankan Rancangan Acak Kelompok dengan perlakuan E1 ( kontrol, tanpa perlakuan), E2  (Ekstrak sirih:tembakau  1:1), E3  (Ekstrak Sirih : tembakau 2:1), E4 (Ekstrak Sirih : tembakau 1:2). E5 (Ekstrak Sirih:Tembakau 3:1), E6 (Ekstrak Sirih:Tembakau 1:3) yang masing-masing perlakuan diulang 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biorasional ekstrak sirih dan  tembakau berpengaruh terhadap Intensitas serangan penyakit, Jumlah total buah pertanaman, Jumlah total buah perplot, Berat total buah pertanaman, Berat total buah perplot, Intensitas kerusakan buah perplot.. Biorasional ekstrak sirih dan tembakau 3:1 memberikan  efektivitas tebaik.
DAYA HAMBAT BIORASIONALEKSTRAK SIRIH DAN TEMBAKAU PADA Colletotrichum capsici PENYEBAB PENYAKIT ANTRAKNOSA CABAI O Oktarina; Bagus Tripama; Wheni Nur Rohmah
AGRITROP Vol 15, No 2 (2017): Agritrop : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agr.v15i2.1173

Abstract

Colletotrichum capsicimerupakan jamur patogen pada tanaman cabai besar (Capsicum annum) yang menimbulkan gejala penyakit antraknosa.Pengendalian penyakit menggunakan fungisida kimiawi menimbulkan berbagai permasalahan baru Sehingga diperlukan pengendalian yang aman bagi lingkungan dan makhluk hidup.Ekstrak sirih dan tembakau merupakan tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai fungisida nabati.Pengujian campuran ekstrak sirih dan tembakau dengan rasio yang berbeda diharapkan dapat menghambat pertumbuhan Colletotrichum capsici dan dapat menurunkan keparahan penyakit pada buah cabe merah. Biorasional ekstrak sirih dan tembakau yang diuji yaitu1:1, 1:2, 2:1, 1:3, 3:1 dan kontrol sebagai pembanding.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa, biorasional ekstrak sirih dan tembakau yang tepat dalam menghambat pertumbuhan jamur Colletotrichumcapsici secara in vitro adalah biorasional 3:1 dengan daya hambat  30,44% dan dapat menekan munculnya jumlah spora jamur Colletotrichum capsici yaitu 4,6x106 spora/ml. Keparahan penyakit pada buah cabai mencapai 25% dengan masa inkubasi 12 hari.
EFIKASI MIKROORGANISME LOKAL (MOL) SABUT KELAPA (Cocos nucifera L.) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L) Ahmad sidiq; Bagus Tripama; Insan wijaya
AGRITROP Vol 17, No 2 (2019): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agritrop.v17i2.2623

Abstract

Mentimun (Cucumis sativus L) merupakan merupakan salah satu jenis sayuran dari keluarga labu-labuan yang di sukai oleh seluruh lapisan masyarakat. Budidaya mentimun setiap tahun terus mengalami penurunan karena menurunnya kualitas tanah pertanian. Penggunaan Mikroorganisme Lokal (MOL) sabut kelapa menjadi salah satu alternatif untuk memperbaiki kualitas tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi mol sabut kelapa terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun (Cucumis sfativus L.). penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2018 sampai Februari 2019 di Desa Kedungrejo, Kecamatan Rowokangkung, Kabupaten Lumajang. Rancangan yang digunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial dengan 3 ulangan. Perlakuan terdiri dari 10 taraf yaitu S0 : tanpa mol, S1 : 10 m/l, S2 : 20 ml/l, S3 : 30 ml/l, S4 : 40 ml/l, S5 : 50 ml/l, S6 : 60 ml/l, S7 : ml/l, S8 : 80 ml/l, S9 : 90 ml/l. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan mol sabut kelapa memberikan pengaruh sangat nyata terhadap variabel pengamatan jumlah buah pertanaman, berat buah pertanaman, jumlah buah perplot, berat buah perplot. Berpengaruh nyata terhadap panjang buah, berat berangkasan basah, berat berangkasan kering. Berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman 14 hts dan tinggi tanaman 21 hst. Secara keseluruhan perlakuan S3 : 30 ml/l merupakan perlakuan terbaik.