Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PENGUATAN EKSISTENSI BANGSA MELALUI SENI BELA DIRI TRADISIONAL PENCAK SILAT Kumaidah, Endang
HUMANIKA Vol 16, No 9: Desember 2012
Publisher : Faculty of Humanities, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.817 KB) | DOI: 10.14710/humanika.16.9.

Abstract

National sport has a considerable influence in strengthening the existence of a nation. Pencak Silat is both a sport and a martial art originally Indonesian. More than just a means to protect self-defense, it can also be a vessel of nationalism, an identity of Indonesia in its art and aesthetic beauty. Its movements resemble those of Indonesian animals and uniquely contain traditional dance characteristic. In some ethnic cultures, this martial art becomes an integral part in rituals and religious ceremonies. It is then concluded that Pencak Silat may directly or indirectly build and develop the personality and noble character of Indonesian people through sportsmanship training. Keywords: Pencak Silat, nationalism, traditional martial art.
THE COMPARISON BETWEEN PLYOMETRICS EXERCISE WITH AEROBIC EXERCISE TOWARDS DECISION-MAKING IN YOUNG ADULTS Azzahara, Salma Yasmine; Ambarwati, Endang; Kumaidah, Endang; Widodo, Sumardi
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 9, No 6 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (Jurnal Kedokteran Diponegoro)
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/dmj.v9i6.29333

Abstract

Background: Lack of physical activity in individual has a big impact towards brain as if in the cognitive parts of the brain, especially decision making and memory. The relation between physical activity and cognitive ability is related to angiogenesis and neurogenesis that is more optimal in individuals who do their physical activity routine. Plyometrics and Aerobic exercise are proven to have a positive effect on the body, but there has been no further research on the comparison of the two sports.  Aim: to understand the comparison between plyometrics exercise with aerobic exercise towards decision-making in young adults . Methods: This study used quasi experimental design pretest and posttest. The subjects were 39 aged, all of whom are students of Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Subjects divided into 3 groups as control, Plyometrics exercise, and Aerobic exercise. Decision-making score measured by IOWA Gambling Task (IGT). Data’s significance was analyzed with paired t-test.  Results: There was significant difference in decision-making score before (pre-test) and after (post-test) Plyometrics and Aerobic exercise (p<0,05). Nevertheless, higher score was found in experimental group 1 which is the Plyometrics exercise (p=0,000). Furthermore, there was significant difference towards decision-making score in experimental and control group (p<0,05). Conclusion: Plyometrics and Aerobic exercise increase decision-making score for young adults. A more significant increase was found in the Plyometrics group (p=0,000).
PERBANDINGAN PARAMETER FUNGSI PARU ATLET PUTRA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI DENGAN SEPAK TAKRAW DI PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR JAWA TENGAH Aulia Izzati; Endang Kumaidah; Yosef Purwoko
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.795 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14247

Abstract

Latar belakang : Beberapa cabang olahraga prestasi yang dilatih secara intensif di PPLP untuk ditingkatkan prestasinya diantaranya adalah cabang olahraga Bola Voli dan Sepak Takraw. Latihan intensif dan terencana diprogramkan untuk meningkatkan fungsi fisiologis atau kondisi fisik atlet ke taraf yang lebih superior. Kondisi fisik yang superior pada atlet dapat dinilai berdasarkan kinerja jantung-paru. Kinerja paru sendiri dapat dilihat dari nilai parameter fungsi paru. Dengan mengetahui nilai parameter fungsi paru, prestasi olahraga dapat ditingkatkan dengan cara memilih metode latihan yang tepat bagi cabang olahraga yang ditekuni.Tujuan : Menilai perbandingan parameter fungsi paru antara atlet putra cabang olahraga Bola Voli dan atlet putra cabang olahraga Sepak Takraw di PPLP Jawa Tengah.Metode : Analitik-deskriptif dengan desain belah lintang. Besar sampel penelitian adalah masing-masing 9 atlet putra cabang olahraga Bola Voli dan Sepak Takraw di PPLP Jawa Tengah. Pengambilan data karakteristik sampel penelitian berupa usia, tinggi badan, berat badan, lingkar dada, dan BMI. Nilai VC, FVC, FEV1, dan FIVC diukur dengan menggunakan Spirometer spirolab II. Uji statistik menggunakan uji t tidak berpasangan.Hasil : Rerata nilai VC kelompok atlet Bola Voli 4,05 L dan Sepak Takraw 3,07 L. Rerata nilai FVC kelompok atlet Bola Voli 3,62 L dan Sepak Takraw 2,94 L. Rerata nilai FEV1 kelompok atlet Bola Voli 3,42 L dan Sepak Takraw 2,89 L. Rerata nilai FIVC kelompok atlet Bola Voli 3,59 L dan Sepak Takraw 3,04 L. Didapatkan nilai perbedaan bermakna pada seluruh nilai parameter fungsi paru yaitu p<0,05.Kesimpulan : Rerata nilai parameter fungsi paru kelompok atlet cabang olahraga Bola Voli lebih besar daripada kelompok atlet cabang olahraga Sepak Takraw di PPLP Jawa Tengah.
PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP VERTICAL JUMP MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO Ardita Hartanti Pramudani; Endang Kumaidah; Hardian Hardian
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 4 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.849 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i4.22469

Abstract

Latar Belakang: Skipping adalah olahraga sederhana yang memiliki dampak terhadap kebugaran fisik. Vertical jump merupakan salah satu indikator kebugaran fisik yaitu daya ledak otot. Tinggi vertical jump sering dituntut dalam kinerja olahraga dan merupakan kemampuan yang sering di uji dalam tes kemampuan dasar untuk berolahraga.Tujuan: Mengetahui pengaruh latihan skipping terhadap nilai vertical jump mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.Metode: Penelitian ini quasi experimental dengan metode  pre-test dan post-test unequivalent group. Jumlah minimal subjek penelitian merupakan 26 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Karakteristik subjek penelitian yang diperoleh adalah usia, tinggi badan dan berat badan. Pengukuran vertical jump dilakukan dengan sargent jump test. Data kemudian diolah dengan uji Shapiro-Wilk.Hasil: Jumlah subjek penelitian yang di gunakan adalah 28 untuk mendapatkan distribusi jenis kelamin subjek yang sama, 7 wanita dan 7 pria pada masing-masing kelompok. Rerata skor vertical jump pada kelompok kontrol adalah 40,21 cm dan kelompok perlakuan 48,53 cm. Hasil uji normalitas data menggunakan uji Saphiro-Wilk diperoleh data berdistribusi tidak normal untuk kedua kelompok. Hasil uji Mann Whitney menunjukkan didapatkan perbedaan bermakna dengan nilai p < 0,001.Kesimpulan: Latihan skipping berpengaruh terhadap vertical jump mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.Kata Kunci: latihan, skipping, vertical jump.
PERBEDAAN PENGARUH INTERVAL TRAINING DAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP VO2MAX SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA UNDIP Bayu Rachmawan; Sumardi Widodo; Endang Kumaidah
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.747 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14254

Abstract

Latar Belakang : VO2max merupakan indikasi daya tahan kardiorespirasi seseorang. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi nilai VO2max, salah satunya latihan fisik. Beberapa contoh latihan fisik yaitu interval training dan circuit training. Queen’s College Step Test merupakan salah satu cara untuk mengukur nilai VO2max.Tujuan : Mengetahui perbedaan pengaruh interval training dan circuit training terhadap VO2max siswa Sekolah Sepak Bola Undip.Metode : Jenis penelitian ini adalah quasi-experimental. Sampel penelitian adalah siswa Sekolah Sepak Bola Undip (n = 10 tiap kelompok) yang diukur VO2max-nya dengan metode Queen’s College Step Test. Uji normalitas Saphiro-Wilk menunjukkan distribusi data yang tidak normal sehingga uji hipotesis yang digunakan adalah Mann-Whitney.Hasil : Rerata nilai VO2max kelompok interval training adalah 51,52 ± 1,80 ml/kg/menit dengan nilai terendah 49,17 ml/kg/menit dan nilai tertinggi 54,21 ml/kg/menit. Rerata nilai VO2max kelompok circuit training adalah 53,03 ± 1,95 ml/kg/menit dengan nilai terendah 49,17 ml/kg/menit dan nilai tertinggi 55,89 ml/kg/menit. Rerata nilai peningkatan VO2max kelompok circuit training lebih besar dibandingkan rerata nilai peningkatan VO2max kelompok interval training (p = 0,008)Simpulan : Rerata nilai peningkatan VO2max kelompok circuit training lebih besar dibandingkan kelompok interval training, hal tersebut bermakna secara statistik.
PERBANDINGAN PARAMETER FUNGSI PARU ATLET PUTRA CABANG OLAHRAGA INDIVIDU DAN BEREGU DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PELAJAR JAWA TENGAH (STUDI PADA CABANG OLAHRAGA TINJU DAN SEPAK TAKRAW) Muhammad Syamil Imtiyazi; Endang Kumaidah; Yosef Purwoko
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.929 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20666

Abstract

Latar Belakang : Latihan intensif dan terencana diprogramkan untuk meningkatkan kondisi fisik dan fisiologis seorang atlet. Kondisi fisik seorang atlet dapat dilihat dari nilai parameter fungsi paru. Untuk meningkatkan nilai parameter fungsi paru dibutuhkan pemilihan metode latihan yang tepat. Pemilihan metode latihan juga bergantung pada pre-dominant energy system suatu cabang olahraga. Cabang olahraga yang memiliki durasi pertandingan yang pendek (individu) lebih dominan menggunakan sistem energi anaerob, sementara cabang olahraga yang memiliki durasi pertandingan yang panjang (beregu) akan lebih dominan menggunakan sistem energi aerob. Dominansi penggunaan sistem energi sangat berpengaruh terhadap nilai parameter fungsi paru.Tujuan : Mengetahui perbandingan parameter fungsi paru atlet putra cabang olahraga Sepak Takraw dengan Tinju di PPLP Jawa Tengah.Metode : Observasional Analitik-deskriptif dengan desain cross-sectional. Besar subjek penelitian masing-masing 11 atlet putra cabang olahraga Sepak Takraw dan Tinju (N=22) dengan rentang usia 15-19 tahun. Data karakteristik subjek penelitian yang diukur berupa usia, tinggi badan, berat badan, dan lingkar dada. Nilai parameter fungsi paru yang diukur berupa VC, FVC, FEV1, dan PEF menggunakan spirometer terkomputerisasi (Spirometer Spirolab II). Uji statistik menggunakan Unpaired T Test. Hasil analisis akan disajikan berupa nilai rata-rata dan standar deviasi.Hasil : Rerata nilai VC atlet putra cabang olahraga Tinju 3,79 ± 0,31 L dan Sepak Takraw 3,18 ± 0,39 L. Rerata nilai FVC atlet putra cabang olahraga Tinju 3,62 ± 0,33 L dan Sepak Takraw 3,04 ± 0,44 L. Rerata nilai FEV1 atlet putra cabang olahraga Tinju 3,37 ± 0,24 L dan Sepak Takraw 3,01 ± 0,42 L. Rerata nilai PEF atlet putra cabang olahraga Tinju 7,58 ± 1,39 L dan Sepak Takraw 7,02 ± 1,27 L.Kesimpulan : Rerata nilai parameter fungsi paru atlet putra cabang olahraga Tinju lebih besar daripada atlet putra cabang olahraga Sepak Takraw di PPLP Jawa Tengah.
THE DIFFERENCE OF ATTENTION LEVEL BEFORE AND AFTER SKIPPING EXERCISE IN MEDICAL FACULY OF DIPONEGORO UNIVERSITY STUDENTS Azizah Indria Putri; Buwono Puruhito; Dodik Pramono; Endang Kumaidah
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 9, No 1 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro )
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.469 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v9i1.26567

Abstract

Background: Skipping exercise is a kind of physical exercise which is inexpensive and easy to do. Skipping is one of many kinds of aerobic physical exercise. Aerobic physical exercise have been known from its function in improving cognitive function including attention in human brain. However there haven’t been any research which discusses about the difference of attention level before and after skipping exercise in Medical Faculty of Diponegoro University. Aim: To find out a difference of attention level before and after skipping exercise. Methods: This study conducted in quasi experimental pre-test and post-test nonequivalent group method. This study was conducted in May until July 2019. The subjects were 46 male students of Medical Faculty of Diponegoro University, divided in 2 groups. Experimental group was instructed to do 6 weeks of skipping exercise (3 times in a week) and control group was instructed to not do any exercise. Attention level was measured with software Attention Network Test a day before skipping exercise started and a day after skipping exercise ended. Significance was analyzed by Paired T Test/Wilcoxon and Independent T Test/Mann-Whitney. Results: There were no significant difference of alerting and orienting score before and after skipping exercise in both experimental and control group. Meanwhile, there was significant difference of executive control score (p=0,001) that could be seen from its first mean score 94,296 and then the score declined to be 65,130 in the second test. It indicated an increasing executive control function. Conclusion: Six weeks of skipping exercise increases executive control function of attention.Key Words: Skipping exercise, attention level, alerting, orienting, executive control
PERBEDAAN NILAI KAPASITAS AEROBIK MAKSIMAL (VO2MAX) PADA ATLET USIA 10-13 TAHUN ANTAR CABANG OLAHRAGA (STUDI PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI, SEPAK BOLA, RENANG, DAN TAEKWONDO) Maria Anindya Krishnasari; Yosef Purwoko; Endang Kumaidah
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.226 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23335

Abstract

Latar Belakang : Gaya hidup sedentary di zaman sekarang dapat memicu berbagai penyakit. Hal ini dapat dicegah dengan memulai hidup sehat sejak usia muda. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kebugaran yang baik di usia muda dapat meningkatkan profil kesehatan di usia dewasa nantinya. Tujuan : Mengetahui perbedaan nilai VO2max atlet usia 10-13 tahun cabang olahraga bola voli, sepak bola, renang, dan taekwondo. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Subjek adalah 14 atlet laki-laki berusia 10-13 tahun cabang olahraga bola voli, sepak bola, renang, dan taekwondo. Data karakteristik subjek berupa usia dan lama latihan. Nilai VO2max diukur dengan Multistage-20m-shuttle run test. Data nilai VO2max diuji dengan Uji Oneway Anova. Hasil : Rerata nilai VO2max atlet bola voli adalah 28,42 ml/kg/menit, sepak bola 26,00 ml/kg/menit, renang 29,08 ml/kg/menit, dan taekwondo 30,98 ml/kg/menit. Kesimpulan Pada penelitian ini, nilai VO2max atlet usia 10-13 tahun antar cabang olahraga memiliki perbedaan yang tidak bermakna, dengan urutan nilai VO2max dari yang tertinggi ke terendah yaitu taekwondo, renang, bola voli dan sepak bola.Kata Kunci : atlet, 10-13 tahun, VO2max, bola voli, sepak bola, renang, taekwondo
PERBANDINGAN DAYA TAHAN OTOT EKSTREMITAS ATAS ATLET USIA REMAJA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO NOMOR POOMSAE DAN KYORUGI Putri Lintang Novem; Budi Laksono; Endang Kumaidah
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.438 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18620

Abstract

Latar Belakang: Taekwondo saat ini menjadi salah satu cabang olahraga beladiri yang populer di masyarakat. Taekwondo terbukti dapat memberikan manfaat baik dari segi fisik maupun non fisik. Penelitian menunjukkan bahwa Taekwondo dapat meningkatkan daya tahan, kekuatan otot, fleksibilitas, waktu reaksi, atensi dan memori.Tujuan: Mengetahui perbedaan nilai daya tahan otot ekstremitas atas atlet Taekwondo nomor Poomsae dan Kyorugi pada usia remaja.Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Sampel adalah 19 atlet laki-laki usia 17-25 tahun cabang olahraga Taekwondo nomor Poomsae dan Kyorugi. Pengambilan data karakteristik berupa usia, tinggi badan, berat badan dan BMI. Nilai daya tahan otot ekstremitas atas diukur dengan metode push up selama satu menit. Uji statistik menggunakan uji t-tidak berpasangan.Hasil: Rerata nilai daya tahan otot ekstremitas atas atlet Taekwondo nomor Poomsae adalah 59,21 repetisi sedangkan pada nomor Kyorugi adalah 70,63 repetisi. Atlet nomor Kyorugi memiliki daya tahan otot ekstremitas atas lebih tinggi daripada nomor Poomsae. Data terdistribusi normal pada kedua kelompok. Berdasarkan uji hipotesis t-tidak berpasangan didapatkan nilai p=0,003 yang berarti terdapat perbedaan bermakna antara dua kelompok.Simpulan: Pada penelitian ini terdapat perbedaan bermakna nilai daya tahan otot ekstremitas atas antara atlet Tekwondo nomor Poomsae dan Kyorugi.
PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP TINGKAT KONSENTRASI MAHASISWA FK UNDIP Rara Badriya Agustin; Endang Kumaidah; Saekhol Bakri
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 4 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.541 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i4.22470

Abstract

Latar Belakang: Skipping merupakan salah satu jenis dari olahraga aerobik. Melakukan aktivitas fisik seperti latihan skipping akan meningkatkan fungsi kognitif otak salah satunya fungsi atensi yang  mengakibatkan peningkatan konsentrasi seseorang. Belum ada peneitian yang membahas tentang pengaruh latihan skipping terhadap tingkat konsentrasi.Tujuan: Mengetahui pengaruh latihan skipping terhadap tingkat konsentrasi  mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.Metode: Penelitian quasi eksperimental dengan metode pre-test dan post-test unequivalent group. Subjek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (n=28) berusia 18-22 tahun yang dipilih secara purposive sampling menjadi kelompok perlakuan dan kontrol. Penelitian ini menggunakan DSST untuk pengambilan data tingkat konsentrasi pre-test dan post-test yang dilanjutkan analisis menggunakan uji t berpasangan, t tidak berpasangan, Wilcoxon dan Mann-Whitney. Hasil: Terdapat peningkatan tingkat konsentrasi setelah perlakuan latihan skipping rutin selama 6 minggu. Pada kelompok perlakuan didapatkan rerata 67,21 ± 7,85 menjadi 75,79 ± 8,59 pada post-test I dan 82,86 ± 9,96 pada postest II.Kesimpulan: Latihan skipping dapat meningkatkan nilai tingkat konsentrasi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.Kata kunci: DSST, Skipping, Konsentrasi