Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP VERTICAL JUMP MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO Ardita Hartanti Pramudani; Endang Kumaidah; Hardian Hardian
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 4 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.849 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i4.22469

Abstract

Latar Belakang: Skipping adalah olahraga sederhana yang memiliki dampak terhadap kebugaran fisik. Vertical jump merupakan salah satu indikator kebugaran fisik yaitu daya ledak otot. Tinggi vertical jump sering dituntut dalam kinerja olahraga dan merupakan kemampuan yang sering di uji dalam tes kemampuan dasar untuk berolahraga.Tujuan: Mengetahui pengaruh latihan skipping terhadap nilai vertical jump mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.Metode: Penelitian ini quasi experimental dengan metode  pre-test dan post-test unequivalent group. Jumlah minimal subjek penelitian merupakan 26 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Karakteristik subjek penelitian yang diperoleh adalah usia, tinggi badan dan berat badan. Pengukuran vertical jump dilakukan dengan sargent jump test. Data kemudian diolah dengan uji Shapiro-Wilk.Hasil: Jumlah subjek penelitian yang di gunakan adalah 28 untuk mendapatkan distribusi jenis kelamin subjek yang sama, 7 wanita dan 7 pria pada masing-masing kelompok. Rerata skor vertical jump pada kelompok kontrol adalah 40,21 cm dan kelompok perlakuan 48,53 cm. Hasil uji normalitas data menggunakan uji Saphiro-Wilk diperoleh data berdistribusi tidak normal untuk kedua kelompok. Hasil uji Mann Whitney menunjukkan didapatkan perbedaan bermakna dengan nilai p < 0,001.Kesimpulan: Latihan skipping berpengaruh terhadap vertical jump mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.Kata Kunci: latihan, skipping, vertical jump.
PERBANDINGAN PLATELET LARGE CELL RATIO (P-LCR) PADA ANAK DENGAN DEMAM DENGUE DAN DEMAM BERDARAH DENGUE Anggie Lorenza; Nahwa Arkhaesi; Hardian Hardian
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.407 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20743

Abstract

Latar Belakang Infeksi virus dengue merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus dengue yang memiliki empat serotipe. Salah satu gejala DD dan DBD ialah trombositopenia. Platelet Large Cell Ratio (P-LCR) merupakan salah satu penanda aktivasi trombosit yang berukuran lebih dari 12 fl yang akan meningkat ketika terjadi trombositopenia.Tujuan Membuktikan perbedaan antara nilai P-LCR pada anak dengan demam dengue dan demam berdarah dengueMetode Penelitian observasional analitik dengan cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah pasien anak yang terkena DD dan DBD yang dirawat inap di RSUP Dr. Kariadi dan Rumah Sakit Nasional Diponegoro Semarang dengan total jumlah 49 sampel. Uji beda antara nilai P-LCR dengan DD dan DBD menggunakan uji t-tidak berpasangan. Uji regresi linier dilakukan untuk mengetahui pengaruh dominan terhadap nilai P-LCR.Hasil Rerata nilai P-LCR tertinggi didapatkan pada pasien DBD sebesar 42,05 ± 6,34 sedangkan pada nilai P-LCR pada DD hanya sebesar 31,51 ± 6,96. Terdapat perbedaan bermakna antara nilai P-LCR pada DBD dan DD dengan nilai p<0,001. Uji regresi linier menunjukan hanya kelompok DD dan DBD saja yang mempengaruhi terhadap nilai P-LCR dengan nilai p<0,001.Kesimpulan Rerata nilai P-LCR pada DBD lebih tinggi dibandingkan DD
PENGARUH BRAIN TRAINING TERHADAP TINGKAT INTELIGENSIA PADA KELOMPOK USIA DEWASA MUDA Clarin Hayes; Hardian Hardian; Tanjung Ayu Sumekar
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.06 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18556

Abstract

Latar Belakang: Brain training sebagai latihan otak menjadi industri yang sangat menjanjikan di era ini untuk menghasilkan jutaan dolar tanpa suatu bukti konkret bahwa brain training dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan inteligensia seseorang. Banyak peneliti yang masih meragukan efektivitas transfer dari brain training ke dalam peningkatan inteligensia di kehidupan sehari-hari.Tujuan: Membuktikan manfaat brain training terhadap tingkat inteligensia.Metode: Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen dengan menggunakan rancangan pre dan post test pada satu kelompok yang dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang. Sampel penelitian adalah mahasiswa FK Undip (n=26) yang diberikan pretes, lalu diberi brain training, kemudian diberikan postes. Inteligensia subjek sebelum dan sesudah brain training dianalisis menggunakan uji Wilcoxon.Hasil: Dari 26 subjek penelitian, rerata hasil tes inteligensia setelah brain training menunjukkan adanya peningkatan pada semua area inteligensia yang diteskan yaitu problem solving, logic reasoning, dan visuospatial intelligence. Uji Wilcoxon diperoleh hasil bermakna yaitu pada problem solving p=0,000 dan visuospatial intelligence p=0,000, sedangkan hasil tidak bermakna pada logic reasoning p=0,008. Kesimpulan: Terdapat peningkatan yang bermakna pada problem solving dan visuospatial intelligence dan peningkatan yang tidak bermakna pada logic reasoning pada kelompok usia dewasa muda sesudah melakukan brain training dengan aplikasi NeuronationTM selama 30 menit setiap hari, 5 hari dalam 1 minggu selama 4 minggu.
PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU HARVARD TERHADAP NILAI KAPASITAS VITAL PARU PADA ATLET SEPAK BOLA Denisa Khoirunnisa; Edwin Basyar; Hardian Hardian
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 8, No 2 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.842 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i2.23784

Abstract

Latar Belakang: Kapasitas vital paru merupakan salah satu parameter yang dapat menentukan ketahanan seorang atlet sepak bola. Latihan yang dilakukan sebaiknya dapat meningkatkan kemampuan kerja jantung, frekuensi pernafasan dan kapasitas vital paru. Latihan naik turun bangku Harvard adalah latihan aerobik menggunakan bangku Harvard yang dapat meningkatkan ketahanan kardiovaskular sehingga diharapkan dapat meningkatkan kapasitas vital paru (VC) pada atlet sepak bola. Tujuan: Membuktikan adanya pengaruh latihan naik turun bangku Harvard terhadap nilai kapasitas vital paru atlet sepak bola. Method: Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan rancangan comparison group pre test and post test design. Subjek penelitian berjumlah 26 orang yang dipilih secara purposive sampling. Kelompok perlakuan melakukan latihan sepak bola rutin dan ditambah naik turun bangku Harvard sebanyak 3 kali dalam seminggu selama delapan minggu, sementara kelompok kontrol melakukan latihan rutin sepak bola saja. Nilai VC diukur dengan spirometer. Analisis statistik menggunakan uji t berpasangan untuk menganalisis VC sebelum dan sesudah latihan naik turun bangku Harvard, kecuali pada VC pre test kelompok kontrol menggunakan uji Wilcoxon. Hasil: Terdapat peningkatan nilai VC yang signifikan (p<0,05) setelah melakukan naik turun bangku Harvard. Peningkatan nilai VC pada kelompok perlakuan lebih besar yakni, 11,69 ml/kg/min (12,84%) dibanding dengan kelompok kontrol yakni 3,59 ml/kg/min (4,09%). Kesimpulan: Latihan naik turun bangku Harvard selama 8 minggu meningkatkan nilai VC pada atlet sepak bola.Kata Kunci: Latihan Naik Turun Bangku Harvard, kapasitas vital paru.
PENGARUH BRAIN TRAINING TERHADAP MEMORI DIUKUR DENGAN SCENERY PICTURE MEMORY TEST Ditha Yusdiyanti; Hardian Hardian; Tanjung Ayu Sumekar
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.353 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18562

Abstract

Latar Belakang Memori merupakan salah satu fungsi kognitif yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Brain training atau latihan otak merupakan salah satu pelatihan yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan otak salah satunya fungsi memori, namun hal ini masih banyak diperdebatkan efektifitasnya dan belum dapat dipertanggungjawabkan keakuratannya karena bukti ilmiah yang mendukung masih sangat kurang.Tujuan Membuktikan manfaat brain training terhadap fungsi memori.Metode Penelitian eksperimental dengan rancangan one group pre and post design dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Tembalang, Semarang. Sampel penelitian ini adalah kelompok usia dewasa muda yang pada periode penelitian tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang (n=35). Memori diukur dengan scenery picture memory test. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji Mc. Nemar dan uji Wilcoxon.Hasil Rerata skor memori sebelum dilakukan perlakuan brain training Neuronation™ adalah sebesar 17,22±3,15 dan rerata skor memori sesudah dilakukan perlakuan brain training Neuronation™ adalah sebesar 19,17±3,12. Hal ini menunjukan adanya peningkatan fungsi memori setelah dilakukan perlakuan. Peningkatan dinilai bermakna setelah diuji dengan menggunakan uji Wilcoxon karena memiliki distribusi yang tidak normal yaitu senilai P<0,001.Kesimpulan Penggunaan brain training Neuronation™ selama 30 menit sehari, sebanyak 20 kali dalam 4 minggu dapat meningkatkan memori secara bermakna.
PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU HARVARD TERHADAP NILAI VO2MAX PADA ATLET SEPAK BOLA Maria Carolina Septiany; Edwin Basyar; Hardian Hardian
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.744 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23336

Abstract

Latar Belakang: Seorang pemain sepak bola dengan nilai VO2Max yang tinggi dapat meningkatkan stamina atau ketahanan ketika bermain sepak bola. Catatan nilai VO2Max pada pria yang pernah dicatat mencapai 94 ml/kg/menit, pada pemain sepak bola memiliki nilai VO2Max antara 45-65 ml/kg/menit. Dengan diberikan latihan naik turun bangku Harvard yang rutin diharapkan dapat meningkatkan kemampuan penggunaan oksigen pada atlet sepak bola, yang memberikan manfaat besar selama bermain. Tujuan: Membuktikan adanya pengaruh latihan naik turun bangku Harvard terhadap nilai VO2Max atlet sepak bola. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan rancangan comparison group pre test and post test design. Subjek penelitian berjumlah 26 orang yang dipilih secara purposive sampling. Kelompok perlakuan melakukan latihan sepak bola rutin dan ditambah naik turun bangku Harvard sebanyak 3 kali dalam seminggu selama delapan minggu, sementara kelompok kontrol melakukan latihan rutin sepak bola saja. Nilai VO2Max diukur dengan Multistage Fitness Test. Analisis statistik menggunakan uji t berpasangan untuk menganalisis VO2Max sebelum dan sesudah latihan naik turun bangku Harvard, kecuali pada VO2Max pre test kelompok kontrol menggunakan uji Wilcoxon. Hasil: Terdapat peningkatan nilai VO2Max yang signifikan (p=0,009) setelah melakukan latihan naik turun bangku Harvard. Peningkatan nilai VO2Max pada kelompok perlakuan lebih besar yakni 4,88 ml/kg/min (9,3%) dibanding dengan kelompok kontrol yakni 1,07 ml/kg/min (2,4%). Kesimpulan: Latihan naik turun bangku Harvard selama 8 minggu meningkatkan nilai VO2Max pada atlet sepak bola.Kata Kunci: VO2Max, latihan naik turun bangku Harvard.
PERBANDINGAN KADAR NATRIUM SERUM SEBELUM DAN SETELAH PEMBERIAN AIR ALKALI PADA KELOMPOK DENGAN LATIHAN FISIK Alfian Santikatmaka; Nahwa Arkhaesi; Hardian Hardian
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.066 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18536

Abstract

Latar belakang: Latihan fisik menyebabkan terjadinya pengeluaran keringat melalui kulit yang berlebihan. Pengeluaran keringat menyebabkan perubahan sejumlah elektrolit, salah satunya adalah penurunan kadar natrium serum. Asupan cairan yang cukup diperlukan untuk mencegah perubahan kadar natrium serum, salah satunya dengan air alkali. Air alkali adalah air yang memiliki pH basa dan mengandung beberapa elektrolit seperti Na+, K+, Ca2+ dan Mg2 yang dihasilkan dari katoda mesin elektrolisis air.Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian air alkali terhadap perubahan kadar natrium serum pada kelompok dengan latihan fisik.Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental pre tes pos tes kelompok kontrol. Subjek penelitian adalah siswa SMP 27 Semarang (n = 28) yang dibagi secara acak ke dalam dua kelompok perlakuan, yaitu air minum biasa dan air minum alkali. Subjek penelitian sebelum dan setelah perlakuan diminta untuk melakukan Harvard Step Test selama 5 menit. Kadar natrium serum subjek penelitian diukur sebelum dan setelah latihan fisik saat sebelum dan setelah perlakuan.Hasil: Sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok air alkali didapatkan peningkatan yang bermakna kadar natrium serum pre latihan fisik (p=0,002) dan pos latihan fisik (p=0,01). Kelompok kontrol sebelum dan setelah perlakuan hanya terjadi penurunan bermakna kadar natrium serum pre latihan fisik (p=0,002). Kedua kelompok terdapat perbedaan yang bermakna kadar natrium serum pre latihan fisik sebelum perlakuan (p=0,001), pos latihan fisik sebelum perlakuan (p=0,004), dan pre latihan fisik setelah perlakuan (p=0,04).Kesimpulan: Terdapat perbedaan kadar natrium serum sebelum dan setelah pemberian air alkali maupun air biasa.
PERBANDINGAN ANTARA NILAI RASIO NEUTROFIL LIMFOSIT (NLCR) PADA ANAK DENGAN DEMAM DENGUE DAN DEMAM BERDARAH DENGUE Putri Java Islami Yuntoharjo; Nahwa Arkhaesi; Hardian Hardian
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.669 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20741

Abstract

Latar belakang: Infeksi virus dengue pada manusia mengakibatkan spektrum manifestasi klinis yang bervariasi. Kriteria WHO (2011), terdapat beberapa hasil pemeriksaan darah seperti leukosit, trombosit, hematokrit yang berperan penting dalam perjalanan klinis infeksi dengue. Didukung penelitian sebelumnya mengenai NLCR sebagai prediktor atau marker inflamasi.Tujuan: mengetahui perbedaan antara nilai rasio neutrofil limfosit (NLCR) pada anak dengan DD dan anak dengan DBD.Metode: Penelitian observasional analitik dengan rancangan belah lintang (cross sectional). Pengambilan subyek dilakukan dengan cara consecutive sampling. Subyek penelitian adalah 46 pasien infeksi dengue yang dirawat inap di RSUP Dr. Kariadi dan RSND Semarang periode 2015-2017. Data yang dikumpulkan adalah usia, jenis kelamin, status gizi dan NLCR.Hasil: Terdapat perbedaan nilai rasio neutrofil limfosit yang bermakna secara statistik (p<0,001) antara pasien DD dan DBD. NLCR pada DBD (0,55 (±0,33 SB)) lebih rendah dari pada DD (1,8 (±1,23 SB)). Rerata neutrofil pada DBD (1530 sel/ul) lebih rendah dari pada DD (2384 sel/ul). Rerata limfosit pada DBD (3251 sel/ul) lebih tinggi dari pada DD (1659 sel/ul). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur (p=0,748), jenis kelamin (p=0,555) dan status gizi (p=0,289) terhadap kelompok DD dan DBD.Kesimpulan: Rerata nilai NLCR pada demam berdarah dengue lebih rendah dari pada demam dengue.
PERANCANGAN DESAIN KEMASAN PRODUK MINUMAN TEH DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) HARDIAN HARDIAN; DEBBIE KEMALA SARI SARI
JURNAL TEKNIK INDUSTRI Vol 5, No 1 (2016): JURNAL TEKNIK INDUSTRI
Publisher : JURNAL TEKNIK INDUSTRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.662 KB) | DOI: 10.35968/jtin.v5i1.204

Abstract

Teh merupakan salah satu minuman yang digemari banyak orang Bermacammacam produk teh siap minum beredar di Pasaran. Dengan ketatnya persaingnan didunia industri minuman teh siap minum, produsen dituntut untuk berlomba-lomba menyediakan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan tujuan untuk meningkatkan profit perusahaan dan mempertahankan eksistensi produknya di pasaran. Packaging atau kemasan merupakan salah unsur penting dalam sebuah produk minuman Ready to Drink, untuk itu perancangan dan pengembangan kemasan juga dirasa penting dalam rangka mencapai tujuan peningkatan profit dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Pada penelitian ini, perancangan desain kemasan dilakukan dengan menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD) yang diakui sebagai metode yang tepat dalam melakukan perancangan dan pengembangan produk yang didasarkan pada customer requirement. Pada tahap awal dilakukan survey pendahuluan terhadap 100 responden untuk mengetahui atribut-atribut mana saja yang menjadi kebutuhan konsumen terhadap kemasan produk minuman. Untuk memperkuat penelitian, dilakukan juga benchmarking terhadap produk perusahaan terhadap 2 produk pesaing utama yang ada dipasaran, tujuannya untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan produk perusahaan dan menjadikan kelebihan produk pesaing sebagai referensi untuk pengembangan kemasan produknya dan akan dimasukan kedalam martiks House of Quality. Berdasarkan hasil tersebut makan dibuatlah 3 konsep kemasan yang akan dikembangkan lebih lanjut. Tim pengembangan akan melakukan seleksi dan penilaian terhadap 3 konsep tersebut untuk nantinya dipilih 1 konsep yang akan dikembangkan. Berdasarkan hubungan antara kebutuhan konsumen dengan kebutuhan teknis (technical atribute) maka diperoleh kemasan cup dengan spesifikasi : volume 150 ml, tinggi 95 mm, bahan dasar poly propphylene dan memiliki kekuatan untuk ditumpuk beban hingga 25 Kgf. Kata Kunci : Quality Function Deployment, Kemasan, House Of Quality
PENGARUH LATIHAN ZUMBA TERHADAP MASSA OTOT TUBUH PADA WANITA USIA MUDA Rina Prihatingrum; Tanjung Ayu Sumekar; Hardian Hardian
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 2 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.126 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i2.11601

Abstract

Background : Body weight consists of  water, fat degree, bone, and body muscle mass. Body muscle mass is total weight degree of human’s muscle. Recently, Zumba is an exercise  that is interested by women that is believed to build an ideal body weight.Purpose : To observe the effect  of Zumba exercise on body muscle mass in young females.Method: This study was an analytical observational research with cross sectional design. The subjects were young females aged 19-24 years (n=18) who took a routine Zumba exercise. Muscle mass was measured using Bioelectric Impedance Analysis (Glass Body Analyzer 835) weight scale. . Correlation between the period of Zumba exercise and  body muscle mass was analyzed using Spearman’s rho correlation test.Result: From the 18 subjects, we foundthat the muscle mass average of Zumba participants who took this exercise for ≥8 weeks was higher than the participants who tookthis exercise for <8 weeks. Muscle mass average in the subjects who experienced Zumba exercise for < 8 weeks was 38,9% , andthe average  in participants who experienced this exercise  for ≥ 8 weeks was  42,1%. In the Spearman’s rho correlation test there was a medium degree positive correlation between muscle mass and Zumba exercise (r=0,52; p=0,032).Conclusion : The study found the differences between the average of body muscle mass in subjects who experienced Zumba exercise for <8 weeks and ≥8 weeks. This study also showed a positive correlation with moderate degree between body muscle mass and Zumba exercise period. Zumba has influences in young women’s body muscle mass.