Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

PERBANDINGAN PENGGUNAAN NAOH-NAH DENGAN NAOH-NA2 SEBAGAI BAHAN PENGIKAT IMPURITIES PADA PEMURNIAN GARAM DAPUR Sugiyo, Warlan; Jumaeri, -; Jumaeri, -; Kurniawan, Cepi; Kurniawan, Cepi
Sainteknol : Jurnal Sains dan Teknologi Vol 8, No 1 (2010): June 2010
Publisher : Unnes Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/sainteknol.v8i1.339

Abstract

Kualitas garam produksi petani garam di Indonesia rata-rata masih rendah danbelum memenuhi kualitas yang dibutuhkan untuk industri maupun konsumsi.Permasalahannya, bagaimana cara meningkatkan kualitas garam produksi petanigaram tersebut. Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui perbandingan berapapenambahan bahan pengikat impurities dapat menghasilkan kadar garam maksimum.Populasi, air tua dengan kepekatan 2Be dari Rembang Jawa Tengah. Sampel, air tuadari Meteseh Kaliori Rembang JawaTengah. Variabel terikat, kadar NaCl garamdapur yang dihasilkan. Variabel bebas, variasi perbandingan volume bahan pengikatimpurities, NaOH-NaH dan NaOH-Na2, masing-masing 0 : 10 ; 1 : 9 ; 3 : 7 ; 5 : 5 ; 7 :3 ; 9 : 1 ; 10 : 0. Langkah penelitian, kristalisasi garam dapur tanpa bahan pengikatimpurities, kristalisasi garam dapur dengan bahan pengikat impurities, karakterisasigaram dapur terdiri dari penentuan kadar air, penentuan kadar NaCl, penentuan kadarion pengotor, dan penentuan karakter garam dapur. Hasil penelitian yang diperoleh,penambahan bahan pengikat impurities dengan NaOH- Na2 lebih baik daripadaNaOH-NaH , karena memberikan peningkatan kadar NaCl lebih tinggi. Variasiperbandingan NaOH- Na2terbaik adalah 5 : 5 , karena memberikan peningkatantertinggi diantara perbandingan NaOH- Na2 yang lain. Sedangkan penurunan kadarair yang paling efektif adalah penggunaan bahan pengikat impurities NaOHNa2denganperbandingan 1 : 9.Kata Kunci: impurities, pengikat, air tua, kepekatan
PERBANDINGAN PENGGUNAAN NAOH-NAH DENGAN NAOH-NA2 SEBAGAI BAHAN PENGIKAT IMPURITIES PADA PEMURNIAN GARAM DAPUR Sugiyo, Warlan; Jumaeri, -; Jumaeri, -; Kurniawan, Cepi; Kurniawan, Cepi
Sainteknol : Jurnal Sains dan Teknologi Vol 8, No 1 (2010): June 2010
Publisher : Unnes Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/sainteknol.v8i1.339

Abstract

Kualitas garam produksi petani garam di Indonesia rata-rata masih rendah danbelum memenuhi kualitas yang dibutuhkan untuk industri maupun konsumsi.Permasalahannya, bagaimana cara meningkatkan kualitas garam produksi petanigaram tersebut. Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui perbandingan berapapenambahan bahan pengikat impurities dapat menghasilkan kadar garam maksimum.Populasi, air tua dengan kepekatan 2Be dari Rembang Jawa Tengah. Sampel, air tuadari Meteseh Kaliori Rembang JawaTengah. Variabel terikat, kadar NaCl garamdapur yang dihasilkan. Variabel bebas, variasi perbandingan volume bahan pengikatimpurities, NaOH-NaH dan NaOH-Na2, masing-masing 0 : 10 ; 1 : 9 ; 3 : 7 ; 5 : 5 ; 7 :3 ; 9 : 1 ; 10 : 0. Langkah penelitian, kristalisasi garam dapur tanpa bahan pengikatimpurities, kristalisasi garam dapur dengan bahan pengikat impurities, karakterisasigaram dapur terdiri dari penentuan kadar air, penentuan kadar NaCl, penentuan kadarion pengotor, dan penentuan karakter garam dapur. Hasil penelitian yang diperoleh,penambahan bahan pengikat impurities dengan NaOH- Na2 lebih baik daripadaNaOH-NaH , karena memberikan peningkatan kadar NaCl lebih tinggi. Variasiperbandingan NaOH- Na2terbaik adalah 5 : 5 , karena memberikan peningkatantertinggi diantara perbandingan NaOH- Na2 yang lain. Sedangkan penurunan kadarair yang paling efektif adalah penggunaan bahan pengikat impurities NaOHNa2denganperbandingan 1 : 9.Kata Kunci: impurities, pengikat, air tua, kepekatan
Adsorpsi Logam Cr(VI) Dan Cu(II) Pada Tanah Dan Pengaruh Penambahan Pupuk Organik Wijayanti, Aris; Susatyo, Eko Budi; Sukarjo, Sukarjo; Kurniawan, Cepi
Indonesian Journal of Chemical Science Vol 7 No 3 (2018)
Publisher : Indonesian Journal of Chemical Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyerapan ion logam Cu(II) dan Cr(VI) pada 3 jenis tanah yang berbeda yaitu jenis tanah Andisol yang berasal dari Magelang, tanah Inseptisol berasal dari Pati,  dan jenis Tanah Grumosol berasal dari Demak. 2 gram masing-masing sampel tanah ditambah dengan aquades, CaCl2 0,01 M dan larutan logam Cu(II) dan Cr(VI) dari konsentrasi 20 ppm hingga 200 ppm. Isoterm Langmuir dan isoterm Freundlich digunakan untuk menganalisis model isoterm adsorpsi yang sesuai. Data adsorpsi ion logam Cu(II) dan Cr(VI) pada ketiga jenis tanah lebih sesuai dengan model isoterm Freundlich dibandingkan dengan isoterm Langmuir. Dari ketiga jenis tanah tersebut persamaaan Freundlich lebih sesuai untuk menggambarkan proses adsorpsinya, baik pada ion logam Cu(II) maupun Cr(VI). Persamaan isoterm Freundlich yang dihasilkan dapat digunakan untuk menghitung kapasitas adsorpsi. Kapasitas adsorpsi tanah untuk ion logam Cu(II) dan Cr(VI) meningkat seiring dengan meningkatnya pH, kapasitas tukar kation dan jumlah fraksi liat dalam tanah. Kapasitas adsorpsi ion logam Cu(II) dan Cr(VI) tertinggi yaitu pada jenis tanah Grumosol kemudian Inseptisol dan terendah pada jenis tanah Andisol. Adsorpsi ion logam Cu(II) dan Cr(VI) pada tanah Andisol yang telah ditambahkan pupuk organik lebih mengikuti model persamaan Langmuir. Penambahan pupuk kandang dapat mempengaruhi kapasitas adsorpsi, dengan penambahan pupuk kandang kapasitas adsorpsi ion logam Cu(II) dan Cr(VI) pada tanah Andisol meningkat.  
Biodiesel Synthesis From Waste Cooking Oil Using CaO.SrO Catalyst By Transesterification Reaction In Batch Reactor Widiarti, Nuni; Haq, Ismi Arinal; Mahatmanti, F. Widhi; Harjito, Harjito; Kurniawan, Cepi; Suprapto, Surapto; Prasetyoko, Didik
Jurnal Bahan Alam Terbarukan Vol 7, No 2 (2018): December 2018 [Nationally Accredited]
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jbat.v7i2.14925

Abstract

CaO is a very good catalyst for oil transesterification reactions into biodiesel, but requires a reaction time of 2 hours to obtain equilibrium. The time of CaO catalysis reaction can be accelerated by modifying the CaO catalyst with SrO. Synthesis biodiesel of waste cooking oil has been successfully conducted by transesterification reaction that used batch reactor assisted by CaO.SrO catalyst. The aim of this study is to determine the characteristics and catalytic activity of catalyst in the transesterification reaction. Catalysts have been successfully synthesized by coprecipitation method with oil to methanol molar ratio of 1:1, and its calcined at 800oC for 3 hours. Catalyst was characterized by XRD to determine the crystallinity. The smaller catalyst crystallinity obtained as the decline in intensity and shifts diffraction angles of CaO modified SrO catalyst. Surface area of catalyst characterized by SAA, that allow surface area between CaO modified SrO by 10.217 m2/g. Transesterification reaction performed on variation time (30, 60, 90, 120, 150 minutes), and the catalysts amount (1, 2, 4, 6, 8% w/v). The optimum condition of catalytic activity in reaction for 2 hours and the catalyst amount is 1% w/v of reactants that produce yield of biodiesel is 96.4%.
Identifikasi dan Analisis Miskonsepsi pada Materi Ikatan Kimia Menggunakan Instrumen Tes Diagnostik Three-Tier Setiawan, Doni; Cahyono, Edy; Kurniawan, Cepi
Journal of Innovative Science Education Vol 6 No 2 (2017)
Publisher : Postgraduate, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.638 KB) | DOI: 10.15294/jise.v6i2.15580

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengembangkan instrumen tes diagnostik three-tier yang digunakan untuk analisis dan mengidentifikasi miskonsepsi siswa di sekolah, (2) menerapkan hasil tes sebagai dasar identifikasi faktor miskonsepsi, dan (3) merumuskan model pembelajaran remedial untuk meremediasi miskonsepsi. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian R&D dengan model 4D, yaitu define, design, develop dan disseminate. Dalam penelitian ini dilakukan sampai tahap develop. Hasil uji kelayakan instrumen menunjukkan bahwa validitas isi termasuk kategori layak dengan reliabilitas 0,58. Tingkat kesulitan tinggi untuk pertanyaan 4 dan 5 sementara yang lainnya tergolong sedang, dan nilai daya beda (D) > 0,20. Selanjutnya, ikatan kovalen menunjukkan persentase miskonsepsi yang paling tinggi (26,29%), sedangkan bentuk molekul menunjukkan persentase terkecil (8,74%). Dapat diidentifikasi bahwa faktor yang menyebabkan kesalahpahaman adalah metode pembelajaran yang tidak tepat dan konsepsi awal siswa. Hasil dari formula pembelajaran remedial untuk mengatasi miskonsepsi siswa adalah pembelajaran conceptual change. Hasil ini menunjukkan bahwa hasil analisis miskonsepsi dapat digunakan untuk mengembangkan program pembelajaran remedial yang dapat memperbaiki miskonsepsi siswa. The consecutive aims of the research were to develop the three-tier diagnostic test instrument used for analysis and identify the students` misconception, to apply the test results for underlying the misconception factors, and to formulate remedial learning models for remediating misconceptions. The research was designed as method of R&D with 4D model, define, design, develop and disseminate. In this research is done until develop stage. The results of instrument feasibility test shows that the validity of the contents is categorized as feasible with reliability of 0.58. The difficulty level of are high for question #4 and #5 while the other classified as moderate with items discrimination value (D) > 0.20. In advance, the kovalen bond shows the highest misconception percentage (26.29%), while the molecular shape shows the smallest percentage (8.74%). It can be identified that factors causing misconceptions are inappropriate learning methods and early conceptions of students. Then, the result of remedial learning formulae for overcoming students` misconception is conceptual change learning. These results suggest that the results of misconception analysis can be used to develop a remedial learning program that can remediate students` misconceptions.
Improving Conceptual Understanding of Eleventh Grade Students on Colloid Topic Using Multimedia - Assisted Probing - Prompting Oktaviyanti, Dita Try; Wardani, Sri; Kurniawan, Cepi
Journal of Innovative Science Education Vol 7 No 2 (2018)
Publisher : Postgraduate, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.785 KB) | DOI: 10.15294/jise.v7i2.24062

Abstract

This study aims to determine the effect of interactive multimedia-assisted probing - prompting learning model on conceptual understanding of students. Population in this study was the students of class XI of State SHS 11 Semarang academic year 2017/2018. Sampling was done by purposive sampling technique and obtained three classes as the samples namely class XI-Science 1 and class XI-Science 4 as the experiment classes, and class XI-Science 3 as the control class. The study method used was mix methods with Sequential Transformative Strategy model. The study data were obtained by test and observation methods. The results showed that Interactive multimedia-assisted probing-prompting learning model had an effect on students’ conceptual understanding with percentage improvement in two experimental classes of 24.15% and 15.12%, respectivelly.
Design of Submicroscopic Book and Improving of Students Learning Outcomes for Remedial Program in Class XI for Buffer Solution Sabatinie, Indrie; Susilaningsih, Endang; Kurniawan, Cepi
Journal of Innovative Science Education Vol 8 No 1 (2019): Article In Press
Publisher : Postgraduate, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (735.321 KB) | DOI: 10.15294/jise.v7i2.26043

Abstract

This study aims to develop the submicroscopic book and improving of students learning outcomes for remedial programs. A remedial program is one of the lessons used to improve student understanding and learning outcomes. The results of a survey conducted by researchers at 10 SMA/ MA in Cirebon that the implementation of remedial program rarely carried out remedial teaching activities due to time constraints. This research used R & D method with 4-D model which consists of 4 stages, that were define, design, develop, and dessimination. The results of a small scale test that there was an inproving in students learning outcomes after participating in the remedial program, from 17.14% to 58.62%. The results of a large scale test were carried out in two classes with an increase in student learning outcomes from 12.50% to 71.43% and 17.50% to 78.79%. Students gave the positive responses for remedial learning used submicroscopic book. The response of students in the small-scale test was 78.02% (good) and the results of a large-scale test were 80.50% (good) and 81.17% (very good). The teachers also gave a positive response for use of the submicroscopic book and that was 86.67% (very good). The use of this submicroscopic book can be the one of solutions for implementing remedial teaching.
Optimasi Epoksidasi Fatty Acid Methyl Esters (FAME) Berbasis Palm Olein sebagai Aditif Pemlastis Cat Irawati, Irawati; Kurniawan, Cepi; Harjono, Harjono
Indonesian Journal of Chemical Science Vol 8 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang optimasi epoksidasi fatty acid methyl ester (FAME) berbasis palm olein sebagai aditif pemlastis cat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil optimum senyawa epoksi yang telah disintesis berdasarkan parameter bilangan oksiran dan bilangan iod. Sintesis senyawa epoksi dilakukan menggunakan FAME, asam asetat, katalis amberlit IR-120, asam peroksida 50%, dan pelarut toluen pada suhu 70 oC dan kecepatan pengadukan 100 rpm. Pada optimasi waktu 1, 3, dan 5 jam didapat waktu optimum sintesis pada 3 jam dengan nilai bilangan oksiran sebesar 4,17% dan bilangan iod sebesar 7,66%. Pada optimasi rasio dan penambahan katalis, didapat optimum sintesis pada rasio 1:2 dan penambahan katalis 3 gram dengan bilangan oksiran 4,26% dan bilangan iod sebesar 5,42%. Konversi sebesar 90% dan selektivitas sebesar 70%. Hasil karakterisasi menggunakan FT-IR diketahui bahwa senyawa hasil sintesis diduga mengandung senyawa epoksi. Analisis data menggunakan RSM menunjukkan korelasi yang tinggi antara variable bebas dengan respon berupa variable terikat sebesar 96%.
PERBANDINGAN PENGGUNAAN NAOH-NAH DENGAN NAOH-NA2 SEBAGAI BAHAN PENGIKAT IMPURITIES PADA PEMURNIAN GARAM DAPUR Sugiyo, Warlan; Jumaeri, -; Kurniawan, Cepi
Sainteknol : Jurnal Sains dan Teknologi Vol 8, No 1 (2010): June 2010
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/sainteknol.v8i1.339

Abstract

Kualitas garam produksi petani garam di Indonesia rata-rata masih rendah danbelum memenuhi kualitas yang dibutuhkan untuk industri maupun konsumsi.Permasalahannya, bagaimana cara meningkatkan kualitas garam produksi petanigaram tersebut. Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui perbandingan berapapenambahan bahan pengikat impurities dapat menghasilkan kadar garam maksimum.Populasi, air tua dengan kepekatan 2Be dari Rembang Jawa Tengah. Sampel, air tuadari Meteseh Kaliori Rembang JawaTengah. Variabel terikat, kadar NaCl garamdapur yang dihasilkan. Variabel bebas, variasi perbandingan volume bahan pengikatimpurities, NaOH-NaH dan NaOH-Na2, masing-masing 0 : 10 ; 1 : 9 ; 3 : 7 ; 5 : 5 ; 7 :3 ; 9 : 1 ; 10 : 0. Langkah penelitian, kristalisasi garam dapur tanpa bahan pengikatimpurities, kristalisasi garam dapur dengan bahan pengikat impurities, karakterisasigaram dapur terdiri dari penentuan kadar air, penentuan kadar NaCl, penentuan kadarion pengotor, dan penentuan karakter garam dapur. Hasil penelitian yang diperoleh,penambahan bahan pengikat impurities dengan NaOH- Na2 lebih baik daripadaNaOH-NaH , karena memberikan peningkatan kadar NaCl lebih tinggi. Variasiperbandingan NaOH- Na2terbaik adalah 5 : 5 , karena memberikan peningkatantertinggi diantara perbandingan NaOH- Na2 yang lain. Sedangkan penurunan kadarair yang paling efektif adalah penggunaan bahan pengikat impurities NaOHNa2denganperbandingan 1 : 9.Kata Kunci: impurities, pengikat, air tua, kepekatan
Pengaruh Konsentrasi Metilenbisakrilamida dalam Sintesis Komposit Poli(Asam Akrilat)-Kaolin dan Pengujiannya sebagai Superabsorben Rakhmawati, Indri; Kurniawan, Cepi; Harjono, Harjono
Indonesian Journal of Chemical Science Vol 8 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada umumnya superabsorben terbuat dari polimer sintetis berbasis poliasam akrilat, tetapi penggunaan polimer jenis ini memiliki keterbatasan dalam menyerap air dan swelling karena karakteristik fisik yang kurang kuat dan tidak stabil. Mineral alam berupa kaolin ditambahkan untuk memperbaiki kelemahan ini karena memiliki gugus fungsional Si?OH sebagai penguat dalam pembentukan polimer komposit. Superabsorben komposit poli(asam akrilat)-kaolin telah dibuat dengan menggabungkan polimer dari monomer asam akrilat dengan kaolin melalui polimerisasi radikal bebas oleh inisiator amonium persulfat (APS) dan polimerisasi ikat silang oleh agen pengikat silang N,N?-metilenbisakrilamida (MBA). Pengaruh jumlah MBA dipelajari berdasarkan kapasitas absorpsi dan rasio swelling superabsorben. Hasil penelitian menunjukkan bahwa superabsorben yang dihasilkan memiliki nilai optimum pada 1% MBA terhadap Asam akrilat dengan waktu reaksi 3 jam, nilai kapasitas absorpsi air sebesar 1972,49 % (b/b) dan rasio swelling sebesar 19,7249 g/g. Semakin banyak MBA berpengaruh terhadap bertambahnya kapasitas absorpsi air dan rasio swelling dari superabsorben. Sedangkan semakin panjang waktu reaksi berpengaruh terhadap bertambahnya kapasitas absorpsi air dan rasio swelling superabsorben, tetapi mengalami penurunan kembali setelah tercapai titik optimum. Selain itu, pengujian recycle menunjukkan bahwa nilai kapasitas absorpsi air dan rasio swelling secara bertahap meningkat. Hasil SEM memperlihatkan adanya mikropori sebagai tempat permeasi air.Pengaruh Konsentrasi Metilenbisakrilamida dalam Sintesis Komposit Poli(Asam Akrilat)-Kaolin dan Pengujiannya sebagai Superabsorben.