Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Pemberdayaan Masyarakat Dimasa Pandemi Melalu Pelatihan Pembuatan Handsanitizer Dan Pelatihan Pembuatan Coklat Desa Tamaila Utara Arifin, Yayu Indriati; Djafar, Abdi Gunawan
Jurnal Sibermas (Sinergi Pemberdayaan Masyarakat) Vol 10, No 2 (2021): Jurnal Sbermas (Sinergi Bersama Masyarakat)
Publisher : Univeristas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/sibermas.v10i2.8262

Abstract

Desa tamaila utara merupakan salah satu desa yang menjadi desa binaan Universitas negeri gorontalo  sehingganya sekitar 35 mahasiswa/i  UNG di turunkan didesa ini untuk melaksanakan program KKN GEF-SGP UNG. Program inti yang dilaksanakan didesa ini dilakukan dengan menggunakan metode pelatihan. Program pelatihan pembuatan  handsanitizer dan pelatihan pembuatan coklat ini diikuti oleh staf pemerintah desa tamaila utara, pemuda dan masyarakat desa tamaila utara , program yang di jalankan selama satu hari ini mendapatkan respon baik dan antusias dari masyarakat desa tamaila utara. Bahan yang digunakan untuk program pelatihan pembuatan handsanitizer yaitu daun sirih dan perasan jeruk, bahan ini sangat mudah didapat dan pembuatannya juga sangat mudah. Untuk bahan pelatihan coklat menggunakan buah kakao yang diambil langsung dari  salah satu dusun dari desa tamaila utara yakni dusun tumba. TAMANTIS menjadi produk handsanitizer yang dihasilkan dari pelatihan Handsanitizer dan CHOCO TUMBA menjadi  produk dari pelatihan coklat yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN GEF-SGP desa tamaila utara.
KINERJA THERMAL FASAD GANDA BERLUBANG BERBAHAN ALUMINIUM COMPOSITE PANEL PADA IKLIM PANAS LEMBAB Abdi Gunawan Djafar; Niniek Pratiwi
JAMBURA Journal of Architecture Vol 3, No 2 (2021): JJoA : Desember 2021
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.405 KB) | DOI: 10.37905/jjoa.v3i2.11119

Abstract

Ruangan yang diteduhkan oleh panel fasad ganda berlubang pada gedung fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo terasa lebih nyaman jika dibandingkan ruangan lainnya yang tidak diteduhkan. Untuk mempelajari penyebabnya maka dilakukan penelitian terhadap kinerja fasad ganda berlubang. Pengukuran suhu udara dilakukan terhadap ruangan yang diteduhkan oleh fasad ganda berlubang, ruangan yang tidak diteduhkan, serta suhu udara pada panel fasad ganda berlubang itu sendiri. Hasil pengukuran dibandingkan dan diurutkan untuk mendapat nilai tertinggi, dan terendah, dihitung rata-ratanya, serta nilai selisih antara kedua ruangan, serta antara ruangan dan panel itu sendiri. Dari pengukuran selama 2 pekan, ditemukan bahwa suhu udara ruangan tanpa fasad ganda berlubang dapat menjadi lebih tinggi hingga 80C dibandingkan ruangan yang dinaungi fasad ganda berlubang. Namun meskipun terasa nyaman, suhu udara dalam ruangan berfasad ganda berlubang ini belum bisa mencapai standar suhu ruangan yang nyaman
Pengembangan Jalamba sebagai Ornamen Arsitektural pada Rumah Abdi Gunawan Djafar; Ernawati
Jurnal Teknik Vol 18 No 2 (2020): Jurnal Teknik
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37031/jt.v18i2.85

Abstract

Jalamba is a traditional fence from Gorontalo whose existence shows to people who sees it that there will be a celebration, going on, and has been held in that place. Apart from the customary activities, jalamba also can be found in front of the house on stilts and on the other place like the mosque. The use of jalamba of the house on stilts and the mosque shows that jalamba is not attached to the customary activities and can be used as the architectural elements that can show the cultural richness of Gorontalo. This research will discuss the development of the jambala with a focus on residential building types or a house in the first step that could be piloted to develop in other types of other buildings. This research is qualitative, data obtained trough studies, literature, and field observations. The literature being reviewed is in the form of books, internet articles, and research journals. Research result shows that the development of jalamba as the architectural elements to the house is based on the effort for developing part of the Gorontalo culture to be preserved and become part of the modern house contemporary architecture.
JENIS DAN MAKNA JALAMBA (PAGAR ADAT) SEBAGAI PENCIRI IDENTITAS DAERAH GORONTALO Abdi Gunawan Djafar
NALARs Vol 20, No 1 (2021): NALARs Volume 20 Nomor 1 Januari 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/nalars.20.1.1-10

Abstract

ABSTRAK. Indonesia dengan banyaknya suku dan budayanya kaya akan keragaman arsitekturnya. Tradisi dan budaya di tiap daerah, meskipun berbeda-beda tapi menghasilkan karya arsitekur tradisional yang ternyata memiliki benang merah antara satu dengan yang lainnya. Rumah panggung di berbagai daerah memiliki pagar pembatas pada teras atau serambi yang memiliki nilai makna, fungsi, dan keindahannya. Salah satu pagar pembatas tersebut adalah jalamba dari daerah Gorontalo yang umumnya digunakan pada upacara adat pernikahan, kedukaan, dan lain-lain. Jalamba ini juga menjadi pagar penciri identitas adat daerah-daerah di Gorontalo. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam tentang jalamba, jenis dan makna dari jalamba melalui kajian literatur, wawancara, dan pengamatan terhadap rumah panggung tempat jalamba yang digunakan saat ini. Setelah dianalisis melalui teropong sejarah dan kebudayaan, hasil penelitian menunjukkan dua dari enam jenis jalamba saat ini telah menjadi penciri identitas daerah Gorontalo. Kata kunci: Rumah panggung, Pagar pembatas, Pola dan Ragam ABSTRACT. Indonesia, with its many ethnic groups and cultures, is rich in architectural diversity. The traditions and culture in each region, although different, have resulted in the work of traditional architects, which have a common thread with one another. Stilt houses in various areas have a guardrail on the terrace or porch, which has a value of meaning, function, and beauty. One of the guardrails is a Jalamba from the Gorontalo area, which is generally used in traditional wedding ceremonies, grief, and others. This Jalamba is also a fence that identifies the traditional identity of areas in Gorontalo. This study aims to examine the Jalamba's types and meaning of Jalamba through literature review, interviews, and observations of the house on stilts where the Jalamba is currently used. After analyzing historical and cultural binoculars, the results showed that two of the six types of Jalamba now had become the characteristics of Gorontalo's regional identity. Keywords: Stilt house, Railing, Pattern and Style
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Memanfaatkan Potensi Sumber Daya Air Melalui Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Picohydro di Dusun Tumba Desa Tamaila Utara Yayu Indriati Arifin; Abdi Gunawan Djafar
Jurnal Sibermas (Sinergi Pemberdayaan Masyarakat) Vol 10, No 1 (2021): Jurnal Sibermas (Sinergi Bersama Masyarakat)
Publisher : Univeristas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/sibermas.v10i1.8263

Abstract

Dusun Tumba adalah salah satu dari 6 (enam) dusun yang secara administratif berada di Desa Tamaila Utara, Kecamatan Tolangohula, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Secara astronomis berada pada koordinat N 0º49’23.3” E 122º32’08.5”. Metode pelaksanaan program yang dilakukan mahasiswa KKN GEF-SGP Energi Terbarukan terbagi menjadi enam program yang bermanfaat untuk pemberdayaan di lingkungan masyarakat Dusun Tumba. Program  Pemberdayaan Masyarakat Dalam Memanfaatkan Potensi Sumber Daya Air Melalui Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Picohydro di Dusun Tumba Desa Tamaila Utara yakni program yang dilaksanakan berupa Pendataan Jumlah Pemakaian Energi dan Maintenance Pembangkit Listrik Tenaga Pycohidro, Pemetaan Daerah Tangkapan Air, Konsesi HTI, Pelaksanaan Produksi Film Dokumenter, serta Program Pendidikan dan Infrastruktur KKN GEF-SGP Energi Terbarukan berjalan dengan baik. Program ini diharapkan bermanfaat bagi pemberdayaan masyarakat sebagai penunjang perekonomian, pertanian, pendidikan di Dusun Tumba
Pemberdayaan Potensi Alam Pesisir Pantai Melalui Pelatihan Penataan Wisata Alam Di Desa Molosipat Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo Kalih Trumansyahjaya; Abdi Gunawan Djafar; Niniek Pratiwi
Jurnal Sibermas (Sinergi Pemberdayaan Masyarakat) Vol 8, No 2 (2019): Jurnal Sbermas (Sinergi Bersama Masyarakat)
Publisher : Univeristas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/sibermas.v8i2.7740

Abstract

Indonesia is a maritime country with great potential, in various aspects of living natural resources and human resources. Not many people know that Gorontalo is a province that has amazing coastal tourism objects. Since becoming a province, Gorontalo has explored a lot of potential so that it can compete ahead with other provinces, especially in the field of natural tourism. Talking about the potential for natural tourism, in Gorontalo Province, especially Molosipat Village, Pohuwato Regency has several coastal areas with beautiful natural potential so that it is very suitable to be used as a beach tourism spot. The large number of natural potentials in Molosipat village is not followed by a good arrangement of the tourist area so that the natural potential is simply lost to tourists. In connection with these conditions, the focus in the implementation of this service is to provide socialization and training to the community of Molosipat village related to how to organize natural tourism in empowering the natural potential of the coast which is owned by the Molosipat coastal area. This activity is carried out by providing socialization and training which includes: discourse, discussions and structuring the Molosipat beach tourism area. The targets that will be involved in this activity are the Molosipat community, especially those in the Molosipat beach hamlet, youth organizations and Molosipat village officials. The implementation of the "Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik" service activity held in Molosipat Village, Popayato Barat Subdistrict, Pohuwato Regency has been running according to the initial plan, but in the process of implementing it still needs to be done regularly in training and mentoring because this will be useful in developing structuring beach tourism area in the village of Molosipat. Therefore, the form of community service activities in terms of socialization and training on structuring coastal tourism areas to empower the natural potential of the coast should be continued continuously.
Lighting Optimization of Karawo Production House Niniek Pratiwi; Abdi Gunawan Djafar
International Journal of Built Environment and Scientific Research Vol 6, No 1 (2022): International Journal of Built Environment and Scientific Research
Publisher : Department of Architecture Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/ijbesr.6.1.33-44

Abstract

Karawo embroidery processes are carried out without using machine technology. This research aims to optimize the lighting of the Gorontalo karawo fabric production house. The method used is by surveying, conducting direct measurements, and distributing questionnaires. A simulation is carried out using Dialux Evo 9.0 in existing conditions and after the addition of lights. Simulation measurement shows an average lighting value of 461.3 lux from 07.00 to 17.00. The result does not meet the SNI 16-7062-2004 for fine work, which is a minimum of 1000-2000 lux. Based on the measurements on the field, it was found that the lighting level only ranged from 22.19 lux to 30.78 lux. According to the karawo craftsmen, 33% had headaches and eye pain during the production process, and 33% had eye pain. Moreover, based on the simulation with the light on, the average intensity is 1107.4 lux and reached the specified standard.
Pusat Lembaga Penyiaran Publik TVRI Kota Gorontalo Moh. Aldi Pahrizal; Muhammad Rijal Syukri; Abdi Gunawan Djafar
JAMBURA Journal of Architecture Vol 4, No 1 (2022): JJoa : Juni 2022
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v4i1.15432

Abstract

TVRI Gorontalo merupakan stasiun televisi daerah yang didirikan oleh TelevisiRepublik Indonesia untuk wilayah Provinsi Gorontalo. TVRI Gorontalo berkantor di Jl. K.H. Agus Salim No.317, Kota Gorontalo. TVRI Gorontalo merupakan stasiun ke 25 dari 29 stasiun yang ada di lingkungan TVRI. Pada saat ini TVRI Gorontalo masih berada pada kelas C yang jauh tertinggal dari Stasiun Televisi lainnya, mulai dari gedung yang kurang memadai, teknologi, dan prasarana sehingga sangat jauh tertinggal dengan stasiun televisi lain. Serta kurangnya koordinasi antar ruang-ruang produksi pendukung Studio Televisi. Oleh karena itu di butuhkan gedung kantor dan studio yang memadai agar bisa membantu kinerja kegiatan penyiaran serta produksi yang mampu berkembang pada masa kini serta ramah lingkungan dan memberi dampak positif bagi manusia sehingga dapat menciptakan sebuah kawasan pusat Lembaga Penyiaran Publik TVRI Gorontalo dengan tema Arsitektur berkelanjutan.  Kata kunci: TVRI Gorontalo, Arsitektur berkelanjutan
PENERAPAN CIRI-CIRI ARSITEKTUR REGIONALISME PADA RANCANGAN LABORATORIUM FORENSIK POLRI CABANG GORONTALO Mery Pakaya; Abdi Gunawan Djafar; Ernawati Ernawati
JAMBURA Journal of Architecture Vol 4, No 2 (2022): JJoA : Desember 2022
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v4i2.17384

Abstract

Arsitektur regionalisme ialah aliran arsitektur yang memadukan antara arsitektur modern dan tradisional sehingga diterapkan pada rancangan Laboratorium Forensik Polri Cabang Gorontalo dengan tujuan untuk mewujudkan bangunan yang mampu memunculkan identitas daerah Gorontalo dalam balutan arsitektur modern. Selain itu, penerapan arsitektur regionalisme pada rancangan bertujuan agar Laboratorium Forensik Polri Cabang Gorontalo lebih mudah dikenali karena mengangkat unsur kedaerahan Provinsi Gorontalo yang dipadukan dengan gaya arsitektur modern. Dalam penerapannya, terdapat beberapa ciri arsitektur regionalisme yang digunakan yakni tanggap pada kondisi iklim setempat, dan mengacu pada tradisi, warisan sejarah serta makna ruang dan tempat. Penerapan ciri-ciri arsitektur regionalisme terlihat pada penggunaan secondary skin pada fasad bangunan, atap segitiga bersusun dua pada seluruh bangunan, serta motif karawo pada fasad bangunan.
Mapping of lamtoro field in supporting the co-firing of steam power plants program Yasin Mohamad; Sardi Salim; Lanto Mohamad Kamil Amali; Abdi Gunawan Djafar
International Journal of Applied Power Engineering (IJAPE) Vol 12, No 1: March 2023
Publisher : Institute of Advanced Engineering and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3641.482 KB) | DOI: 10.11591/ijape.v12.i1.pp37-48

Abstract

The policy of renewable energy in Indonesia is expressed in the government regulation no. 79 in 2014 regarding the national energy policy. In the document, renewable energy is targeted to reach 23% in 2025, and a minimum of 31% in 2050. One of the developed renewable energies is biomass which is produced by lamtoro, a plant which has been employed as a mixture in coal at Anggrek steam power plant 2×25 MW Gorontalo. As much of 1% to 5% of lamtoro is added in 1,000 ton of coal per day. The research aims to create a thematic map of the distribution of lamtoro to meet the need of co-firing at Anggrek steam power plant. The result of research shows the total area of field which has been planted with lamtoro is 69,074 ha, scattered in 14 districts. Meanwhile the largest area is Kabila Bone district (22,070 ha), and the smallest area is East Bulango district (0.228 ha). The estimated potential of lamtoro in 14 districts of Bone Bolango regency is about 916,439.86 ton/ha/year.