Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MEMBACA NOTASI MUSIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN SENI MUSIK Deswarni Deswarni; Budiwirman Budiwirman
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 2 (2019): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v8i2.15419

Abstract

AbstrakKemampuan membaca notasi musik dalam aktivitas siswa meliputi   kegiatan memperhatikan guru dalam menerangkan pelajaran, bertanya, dan keberanian siswa maju kedepan kelas (Nasional, D.P. (2002),  itusemua sangat  kurang sekali  ditemui dikelas  XI  IPS  1.  Untukituperlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui penyebapnya. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa membaca notasi musik dalam pembelajaran seni musik, dengan target yang ingin dicapai adalah 75%. Tindakan yang diterapkan adalah dengan menggunakan metode demonstrasi. Data dikumpulkan dengan bantuan instrument serta dilengkapi dengan observasi, selanjutnya diolah dengan teknik persentase untuk melihat kecendrungan-kecendrungan data setelah perlakuan diberikan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas, sedang subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 5 Pariaman dan perlakuan yang diberikan yaitu dengan menggunakan metode demonstrasi. Prosedur penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, siklus I dilaksanakan   4 kali pertemuan dan siklus ke II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu satu kali pertemuan adalah 2 X 45 menit. Hasil penelitian dari data siklus I dalam meningkatkan kemampuan siswa membaca notasi musik dalam kegiatan  aktifitas siswa dalam memperhatikan guru yang aktif 79,41%, mengajukan pertanyaaan yang aktif mencapai 29,41%, berani maju kedepan mencapai 44,11%. Sedangkan kemampuan siswa membaca notasi musik mencapai 59,32%. Data siklus II meningkatkan kemampuan siswa membaca notasi musik dalam kegiatan aktifitas siswa memperhatikan guru 82,35%, mengajukan pertanyaaan 64,71%, berani maju kedepan 70,59%. Sedangkan kemampuan siswa dalam membaca notasi musik mencapai 75,50%.Berdasarkan hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh tindakan yang diberikan terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam membaca notasi musik dari siklus I ke siklus ke II meningkat menjadi 16,18%.  Kata Kunci: notasi musik, metode demonstrasi.AbstractThe ability to read music notation in student activities includes paying attention to the teacher in explaining the lesson, asking questions, and the courage of students to move forward in the classroom (National, DP (2002), all of them are very poorly found in class XI IPS 1. For this reason, a research is needed to find out. This study aims to improve students' ability to read music notation in learning music, with the target to be achieved is 75%. The measures applied are using the demonstration method. Data is collected with the help of instruments and completed with observation, then processed with percentage techniques  to see data trends after the treatment is given. This type of research is a classroom action research, while the subject of this study was a class XI IPS 1 student at SMA Negeri 5 Pariaman and the treatment given was using the demonstration method. The procedure of this research was carried out in two cycles, the first cycle was held 4 times and the second cycle was carried out in 2 meetings with the time allocation of one meeting was 2 X 45 minutes. The results of the study from the data cycle I in improving the ability of students to read music notation in the activities of students in paying attention to active teachers 79.41%, asking active questions reached 29.41%, dare to move forward reaching 44.11%. While the ability of students to read music notation reached 32.17%. Cycle II data improved the ability of students to read music notation in student activities paying attention to the teacher 82.35%, asking questions 64.71%, daring to go forward 70.59%.  While the ability of students to read music notation reaches 75.50%.  Based on the results of data processing, it can be concluded that there is an effect of the action given to the increase in students' ability to read music notation from cycle I to cycle II increasing to 16,18%.Keywords: music notation, demonstration method. 
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN SEKOLAH PEMUDA/I PUTUS SEKOLAH MENCIPTAKAN LAPANGAN KERJA BERWIRAUSAHA BARU DI “BUNGA MAS BERKAH” RAWANG TUNGGUL HITAM Jupriani Jupriani; Budiwirman Budiwirman; M. Nasrul Kamal
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 2 (2019): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v8i2.16149

Abstract

AbstrakUpaya meningkatkan ekonomi masyarakat, pemberdayaan industri kecil, industri kerajinan, dan industri rumah tangga, maka perlu dilakukan berbagai kegiatan pendidikan non formal, sehingga dengan keterampilan yang dimiliki, masyarakat bisa berusaha secara mandiri. Dikarenakan jumlah pengangguran relatif banyak, maka pelaksanaan pendidikan non formal ini diprioritaskan kepada pemuda pengangguran (usia 19 – 30 tahun), yang terdapat di Kelurahan Rawang Tunggul Hitam, Koto Tangah Padang. Salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah keterampilan merangkai berbagai bahan limbah yang dapat dijadikan sebuah karya seni rupa yang unik dan bermanfaat, serta mencetak berbagai souvenir atau yang lebih popular dengan nama cetak pin dan kartu ucapan. Dipilihnya jenis ketarampilan ini karena relatif mudah dipelajari, bahan mentah tersedia, tingkat keberhasilan usaha lebih besar. Diakhir kegiatan diperoleh kesimpulan khalayak sasaran telah memahami dan terampil dibidang merangkai bunga serta berbagai keterampilan membuat souvenir produk berupa pin dan gantungan kunci yang  dapat dipasarkan. Berdasarkan temuan yang diperoleh, dapat disarankan bahwa kegiatan ini supaya dikembangkan kepada pemuda/pemudi generasi penerus sehingga tidak terdapat lagi pengangguran di Kelurahan Rawang Tunggul Hitam.Kata Kunci: wirausaha, bunga mas berkah, rawang.AbstractEfforts to improve the community's economy, empowerment of small industries, handicraft industries, and home industries, it is necessary to do a variety of non-formal educational activities, so that with the skills possessed, the community can try independently. Due to the relatively large number of unemployed, the implementation of non-formal education is prioritized for unemployed youth (aged 19-30 years), which is located in Rawang Tunggul Hitam Village, Koto Tangah Padang. One of the goals to be achieved is the skill to compile various waste materials that can be used as a unique and useful work of art, as well as to print various souvenirs or more popularly by the name of printed pins and greeting cards. This type of skill was chosen because it is relatively easy to learn, raw materials are available, the level of business success is greater. At the end of the activity it was concluded that the target audience had understood and skilled in the field of flower arranging and various skills in making product souvenirs in the form of pins and key chains that could be marketed. Based on the findings obtained, it can be suggested that this activity should be developed for young people / young generation so that there will be no more unemployment in Rawang Tunggul Hitam.. Keywords: entrepreneurship, bunga mas berkah, rawang. 
HERMENEUTIKA SONGKET SEBAGAI PAKAIAN ADAT DALAM PERSPEKTIF BUDAYA MINANGKABAU Budiwirman Budiwirman; Syafwandi Syafwandi
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 1 (2019): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v8i1.12502

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menafsirkan keberadaan songket dan hubungannya terhadap perilaku atau budaya masyarakat adat di Minangkabau, Setiap simbol yang terdapat pada songket dapat diterjemahkan sebagai pedoman hidup dalam bermasyarakat di Minangkabau, Oleh karena itu, metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, karena objek yang akan diteliti adalah kain songket Minangkabau sebagai ciptaan manusia dan dapat dijadikan sebagai simbol pencitraan diri dari si pemakainya. Jelaslah ia mengandung unsur-unsur nilai, norma dan simbol yang sulit dipertemukan dengan faktor angka, statistik dan quantum lainnya. Nilai, norma, dan simbol hanya mungkin dipertemukan dengan gejala-gejala alami (fenomenologis), interaksi simbolik dan budaya atau dengan analisis model interaktif. Model analisis ini memiliki tiga macam komponen analisis utama, yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi yang  saling terjalin pada saat sebelumnya, selama dan sesudah pengumpulan data. Peneliti bergerak di antara empat “sumbu” kumparan tersebut dan berlansung terus sampai data/informasi yang terkumpul dianggap memadai guna menjawab permasalahan penelitian dan penarikan kesimpulan. Dengan demikian, penelitian ini didasari oleh analisa dengan pendekatan hermeneutika, kain tenun songket menjadi bagian utama dalam perangkat pakaian para pemangku adat dalam sistim kekerabatan masyarakat adat Minangkabau, keberadaan kain tenun songket tersebut mendapat tempat yang istimewa, selain memiliki bentuk yang indah berkilauan benang emas, kain tenun songket juga dihiasi dengan bermacam motif hias yang diambil dari bentuk tumbuh-tumbuhan dan binatang yang terdapat di sekitar lingkungan alamnya. Kain tenun songket sebagai pakaian adat di Minangkabau pada prinsipnya bagian yang tidak dapat dipisahkan dari eksistensi seorang pemangku adat, khususnya Penghulu dan Bundo Kanduang. Pakaian yang dilengkapi dengan tenun songket itu dalam pendekatan kajian hermeneutika merupakan simbol yang dapat diterjemahkan menjadi nilai-nilai simbolik yang bermakna bagi tata kehidupan dan suri tauladan dalam masyarakat adat di Minangkabau. Kata Kunci: hermeneutika, songket, simbolik, kebudayaan. AbstractThis research is aim to interpret the existence of songket and its relationship to the behavior or culture of indigenous peoples in Minangkabau. Each symbol found on songket can be translated as a way of life in the community in Minangkabau. Therefore, the research method used is a qualitative method, because the object that will examined is Minangkabau songket cloth as a human creation and can be used as a symbol of self-image of the wearer. Obviously it contains elements of values, norms and symbols that are difficult to meet with numbers, statistics and other quantum factors. Values, norms, and symbols may only be met with natural (phenomenological) symptoms, symbolic and cultural interactions or with interactive model analysis. This analysis model has three main analysis component types, namely data reduction, data presentation and conclusion / verification that are intertwined with each other before, during and after data collection. The researcher moves between the four "axes" of the coil and continues until the data / information collected is considered adequate to answer the research problems and draw conclusions. Thus, this research is based on an analysis of the hermeneutic approach, songket woven cloth is a major part of the clothing accessories of traditional stakeholders in the kinship system of the Minangkabau indigenous people, the existence of the songket woven fabric has a special place, besides having a beautiful form sparkling gold thread, Songket woven fabric is also decorated with various decorative motifs that are taken from the forms of plants and animals found around their natural environment. Songket woven cloths as traditional clothing in Minangkabau are in principle an inseparable part of the existence of a traditional stakeholder, especially the Penghulu and Bundo Kanduang. The clothes equipped with songket weaving in the hermeneutic study approach are symbols that can be translated into symbolic values that are meaningful to the system of life and example in indigenous peoples in the Minangkabau.Keywords: hermeneutika, songket, symbolic, cultural.
ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA SUNTIANG DALAM PAKAIAN ADAT MINANGKABAU Wira Gusti Mustika; Budiwirman Budiwirman
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 2 (2019): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v8i2.14712

Abstract

AbstrakSuntiang merupakan salah satu elemen terpenting dalam kelengkapan pakaian adat perkawinan. Tujuan penelitaian ini adalah untuk mengetahui fungsi dan makna Suntiang dalam pakaian adat Minangkabau. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan studi literature. Hasil penelitian ini adalah Suntiang adalah perhiasan kepala bertingkat berwarna keemasan yang dipakai oleh perempuan Minangkabau. Hiasan ini berbentuk setengah lingkaran yang terdiri dari susunan ornamen bermotif flora dan fauna, di antaranya diambil dari bentuk bunga mawar, pisang, burung merak, kupu-kupu, dan ikan. Ukuran suntiang berbeda menurut pemakaiannya. Berat suntiang berkisar antara 3,5 sampai 5 kg. Namun, belakangan suntiang dibuat dengan ukuran lebih kecil dan bahan yang lebih ringan untuk memudahkan proses pembuatan dan pemakaian.Suntiang yang berat tersebut melambangkan beratnya tanggung jawab yang akan diemban oleh seorang wanita (Ibu/bundo) minang setelah menikah nanti. Walaupun berat saat dikenakan tetapi si pemakai suntiang Anak Daro (Mempelai wanita) tetap terlihat anggun, sopan dan feminim. Memakai suntiang ini juga jadi kebanggaan tersendiri bagi setiap wanita Minangkabau saat melangsungkan pernikahan. Bentuk sutiang kipas dengan warna emas terang dan perak. Suntiang yang asli biasanya terbuat dari bahan emas, perak dan tembaga tetapi untuk saat ini sudah banyak di modifikasi seperti menggunakan bahan aluminium yang di sepuh. Modifikasi ini dilakukan karena suntiang yang terbuat dari logam, (emas, perak, dan tembaga serta aluminium) sangatlah berat bila dikenakan dalam waktu yang lama. Baca juga Makna dan Arti Filosofi Pakaian Penghulu atau Datuk di Minangkabau.Kata Kunci: suntiang, pakaian adat, minangkabau.AbstractSuntiang is one of the most important elements in the completeness of traditional wedding attire. The purpose of this research is to find out the function and meaning of Suntiang in Minangkabau traditional clothes. This research uses qualitative research. Data collection techniques using observation and literature study. The results of this study are Suntiang is a gold-colored multilevel headdress worn by Minangkabau women. This decoration is in the form of a half circle which consists of a floral and fauna patterned ornament, which is taken from the form of roses, bananas, peacocks, butterflies, and fish. The weight of suntiang ranges from 3.5 to 5 kg. However, lately suntiang is made with smaller sizes and lighter materials to facilitate the process of making and using. The heavy weight symbolizes the weight of responsibility that will be carried out by a woman (mother / bundo) Minang after marriage later. Although heavy when worn, but the user suntiang Anak Daro (Bride) still looks elegant, polite and feminine. Wearing this suntiang is also a matter of pride for every Minangkabau woman when she gets married. A fan shape with bright gold and silver colors. The original Suntiang is usually made of gold, silver and copper, but for now it has been modified a lot, such as using aluminum which is coated. This modification is done because suntiang made of metal, (gold, silver, and copper and aluminum) is very heavy when worn for a long time. Also read the Meaning and Meaning of the Penghulu or Datuk Clothing Philosophy in Minangkabau. Keywords: suntiang, traditional clothes, minangkabau. 
Mudo Barapi: Vivid Young Spirit Astri Novrita Nababan; Budiwirman Budiwirman
Science and Environmental Journal for Postgraduate Vol 3 No 2 (2021): Science and Environmental Journals for Postgraduate (SENJOp)
Publisher : Pascasarjana, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/senjop.v3i2.94

Abstract

This article aimed to describe the form, inheritance, and preservation of the art of randai performed by the randai group Mudo Barapi, Solok, West Sumatra. This research used a qualitative approach with descriptive methods. The data collection technique was done by using the literature study, observation, interview, and documentation. The results showed that in the current era of globalization, the art of randai is less attractive to the younger generation. However, the randai group, Mudo Barapi, established in 2010 until now, has attracted the younger generation to join and love randai. The Mudo Barapi randai group presents a form of randai performance that follows the times. The Mudo Barapi randai group presents a form of randai creation in its appearance, but it does not eliminate the main elements of tradition in randai. The performance form of the Mudo Barapi randai group is packaged differently, starting from the duration of the performance, the variations in the form of movements, to the speed of the movements created in such a way as to make it look attractive to the audience. In the process of inheriting randai to its members, the founder has his tricks that are rarely done by others. It makes the Mudo Barapi randai group exist and have a place in society to this day.
Bentuk dan fungsi Tale Haji dalam acara pelepasan jamaah haji di Desa Pondok Agung Kecamatan Pondok Tinggi Kota Sungai Penuh Irwan Ficha Sanjaya; Budiwirman Budiwirman
Jurnal EDUCATIO: Jurnal Pendidikan Indonesia Vol 5, No 2 (2019): Jurnal EDUCATIO: Jurnal Pendidikan Indonesia
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.21 KB) | DOI: 10.29210/120192351

Abstract

The aim of this article is to express and explain about the form and function of Tale Haji while conducting the extrication event of Haji pilgrims based on Pondok agung village pondok tinggi subdistrict Sungai Penuh custom. The form of the Tale Haji displayed at this time is the area of study in this study. In the presentation and function of the Tale Haji which is an important performance in the release of the pilgrims is the focus of this research. This research was conducted with a qualitative research approach, with descriptive methods. Data collected by observation techniques, literature study, interviews, and documentation. The results showed that the Tale Haji performance was still maintained by the people of Pondok Agung Village to release the departing pilgrims. Tale Haji is displayed by standing making the shaf sideways, holding hands and facing each other between prospective worshipers with family and other communities. The Tale Haji function expresses the feelings of the prospective pilgrims who will go to Mecca and the feelings of families who leave through the Tale Haji poetry that contains messages and prayers.
Perancangan Buku Bergambar Interaktif Tentang Burung Kuau Raja Untuk Anak-Anak Asirman Putra; Budiwirman Budiwirman
DEKAVE : Jurnal Desain Komunikasi Visual Vol 12, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/dekave.v12i1.115900

Abstract

 Burung Kuau Raja Merupakan burung besar dengan nama ilmiah (Argusianus Argus), juga di panggil burung dengan seribu mata karna memiliki bintik atau lingkaran pada bulu sayapnya yang menyerupai banyak mata, burung Kuau Raja juga merupakan burung penting bagi prrovinsi Sumatera Barat karna merupakan hewan identitasnya, karna kurangnya apresiasi masyarakat terhadap hewan Identitas Sumatera Barat ini menyebabkan banyak generasi sekarang yang kurang mengetahui tentang burung Kuau Raja di tambah dengan sedikitnya jumlah burung Kuau Raja di alam karna pemburu yang tak bertanggung jawab hingga menempatkan burung Kuau dalam status terancam punah, perlunya di komunikasikan kembali tentang burung Kuau Raja sejak dini melalui buku bergambar interaktif. Metode dalam Proses perancangan yang dilakukan penulis merupakan perancangan 4D atau four-D, dengan menggunakan 4 langkah dalam perancangan, yaitu define atau pendefinisian, design atau perancangan, development  atau pengembangan, dan disseminate atau  penyebaran. Tujuan dari hasil dalam perancanganya merupakan dalam bentuk buku bergambar interaktif merupakan untuk menanamkan sejak dini tentang alam sekitar mereka terutama hewan khas Sumater Barat agar tetap ada dan lestari sehingga tidak sekedar maskot ata ikon semata, buku bergambar interaktif ini di dukung dengan media pendukung berupa media E-Book, Poster, X-Baner, Stiker, Pin, dan Pembatas Buku.    Kata Kunci: Buku Interaktif, Kuau Raja, Hewan Identitas Sumatera Barat 
Perancangan Visual Identity Babsatu Coffee & Bakery di Payakumbuh Muhammad Hazri Zein; Budiwirman Budiwirman
DEKAVE : Jurnal Desain Komunikasi Visual Vol 11, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/dekave.v11i2.113154

Abstract

Babsatu Coffee & Bakery is a coffee shop located in Payakumbuh City owned by Ikhsan Marza. This cafe does not yet have a logo, so the logo is designed in the form of a colored logo and typography to represent the previous concept so that consumers and potential customers can easily remember it. The logo was formed based on the concept of Gestalt similarity logo theory or similarity in shape by using the shape of an owl as a topping, a cup as an owl's body and coasters as legs, followed by the letters of the name "chapter" itself, and using the word "Coffee & Bakery". “Like the title below, the shape fits well with a nice and modern shape. The design of Babsatu Coffee & Bakery's visual identity analysis is a SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Treatment) analysis to find solutions and problems. The design process begins by observing and interviewing the owner of Babsatu Coffee & Bakery to obtain the data needed to design this visual identity. The main media are in the form of brochures and supporting media in the form of posters, roll banners, business cards, T-shirts, stickers, paper bags, and cups. Keywords: Visual Identity, logo, babsatu coffee & bakery
Visual Identity Kurnia Furniture Kota Payakumbuh fadhil rahman; Budiwirman Budiwirman
DEKAVE : Jurnal Desain Komunikasi Visual Vol 11, No 4 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/dekave.v11i4.114756

Abstract

Kurnia furniture merupakan salah satu penghasil furniture rumah tangga dengan berbagai macam bentuk dangan bahan yang berkualtitas, Namun permasalah mendasar Kurnia Furniture adalah belum memiliki identitas yang kuat sebagai pembeda dengan kompetitor lain. Tujuan perancangan visual identitas adalah merancang sebuah logo dengan menerapkan prinsip desain yang baik, sehingga nantinya menghasilkan logo yang unik, simple, dan mudah diingat agar supaya terbentuknya identitas yang konsisten, meningkatkan citra usaha, agar membedakan diantara competitor lain. Metode rancangan visual identitas digunakan yaitu metoda Glass box, diawali dengan mengumpukan data, mewawancarai dan kunjungan langsung untuk dapat diketahui masalah yang terjadi, yang nantinya dianalisis menggunakan teori SWOT, sehingga menghasilkan Manual Book sebagai media utama yang berisikan konsep, sistem gird, warna, typografi, dan Media pendukung seperti Stationary set, t-shirt, price tag, stiker, flayer media sosial dan neon box. Kata kunci: Visual identity, logo, Kurnia Furniture.
Perancangan Media Promosi QB Fried Chicken Melaui Media Instagram Muhammad Ichsan; Budiwirman Budiwirman
DEKAVE : Jurnal Desain Komunikasi Visual Vol 11, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/dekave.v11i2.112898

Abstract

Ilmu teknologi dan informasi terus berkembang dan tidak pernah berhenti sejalan dengan kebutuhan masyarakat, dengan begitu tujuan dari perancangan promosi QB Fried Chicken untuk mempromosikan brand dan mendapatkan media yang tepat untuk digunakan sebagai media promosi dari QB Fried Chicken. Brand QB Fried Chicken ini dipromosikan melalui sosial media instagram dengan jumlah postingan 24 feed. Target promosi QB Fried Chicken ini yaitu kepada pengguna Instagram yang merupakan kalangan remaja dan masyarakat umum.Metode perancangan yang digunakan untuk merancang media promosi QB Fried Chicken ini dengan menggunakan metode glass berdasarkan data-data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara kepada Owner QB Fried Chicken. Data dianalisis dengan model SWOT, yaitu strengths (kekuatan), opportunities (peluang), weaknesses (kelemahan), threat (ancaman).Hasil perancangan media promosi QB Fried Chicken selain konten Instagram sebagai media utamanya, promosi ini didukung oleh media pendukung untuk memperkenalkan brand kepada target audien yaituiiiiposter, x-banner, masker, facebook/instagram ads, lanyard, kartu  nama dan manual/guidline book.