Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Sustainable Tourism Development: the Adaptation and Resilience of the Rural Communities in (the Tourist Villages of) Karimunjawa, Central Java Budi Setiawan; R Rijanta; Muhammad Baiquni
Forum Geografi Vol 31, No 2 (2017): December 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/forgeo.v31i2.5336

Abstract

From 2009 to 2015, the growth of tourism in the tourist villages (desa wisata) of Karimunjawa underwent rapid progress. However, the level of poverty in Karimunjawa remained high. Nevertheless, the involvement of rural people in the sustainable development of tourism has received only limited discussion. Therefore, this article discusses the rural communities’ adaptation and resilience in Karimunjawa with the support of sustainable development planning in tourist villages. It covers the background of sustainable development, the elements of the communities’ adaptive capacity and resilience, and the role of the regional government. Empirical evidence of variations in the capacity to respond to changes of socioeconomic and ecological environments due to tourism development is presented. In addition, a case study is used in this article to describe how the people learned from their experience, knowledge, and past efforts. To obtain the necessary information, in-depth interviews were conducted with a number of key informants in the tourist villages of Karimunjawa, which were selected via purposive and snowball sampling. The results of the research show that social resilience will increase among those communities that are capable of accessing flexible social networks. These social networks are practical tools that open up the dissemination of new information and knowledge. This is a key element for a stronger process of transformation. Furthermore, communities that have capital and financial access as well as skills will also be capable of adaptation to the transformation process.
EFEKTIFITAS ALIH TEKNOLOGI TEPAT GUNA DALAM MANAJEMEN PRODUKSI VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DI MASA PANDEMIK COVID-19 Agung Nusantoro; Sugeng E.P.W.; Zulfanita Zulfanita; Agus Budi S.; Budi Setiawan
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 5, No 1 (2021): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v5i1.6550

Abstract

ABSTRAKMakalah ini akan memberikan paparan akan proses penumbuhan pengetahuan dan ketrampilan kepada Kelompok Usaha Bersama  pada pembuatan Virgin coconut oil (VCO) di masa Pandemik Covid-19. Kegiatan ini secara keseluruhan berlangsung selama 8 (delapan) bulan.  Rangkaian kegiatan yang dilakukan terdiri dari (1) orientasi lokasi, (2) persiapan dan perencanaan pelatihan dan pendampingan, (3) kegiatan pelatihan, (4) pengamatan hasil pelatihan, dan (5) evaluasi terhadap pelatihan dan pendampingan. Pengumpulan data dari kajian ini dilakukan dengan metode observasi dan wawancara mendalam terhadap 8 informan yang menjadi peserta kegiatan. Berdasarkan pada hasil evaluasi dan pembahasan,  maka dapat disimpulkan bahwa ibu-ibu dan remaja putri di Desa Bener, Kecamatan Bener, Purworejo sudah mulai menyadari dan mengerti pentingnya peranan pengembangan agroindustri khususnya minyak VCO sebagai sarana penunjang kesehatan dan menambah pendapatan keluarga. Salah satu bagian penting dari kegiatan ini adalah peserta mengetahui peluang dan tantangan agroindustri VCO dengan benar dalam upaya meningkatkan ketrampilan dan pendapatan dari bidang pertanian. Di sisi lain mereka juga bertambah pengetahuannya tentang teknologi pembuatan VCO pada skala rumah tangga secara optimal, dan mampu meningkatkan pendapatan di masa pandemic Covid-19.   Kata kunci : virgin coconut oil (VCO); kelompok usaha bersama, pandemic; covid-19. ABSTRACTThis paper will explain the process of growing knowledge and skills to the Joint Business Group on the manufacture of virgin coconut oil (VCO) during the Covid-19 Pandemic. Overall this activity lasted for 8 (eight) months. The series of activities carried out consisted of (1) location orientation, (2) preparation and planning of training and mentoring, (3) training activities, (4) observation of training results, and (5) evaluation of training and mentoring. Data collection from this study was carried out using observation and in-depth interviews with eight informants who were participants in the activity. Based on the results of the evaluation and discussion, it can be concluded that women and young women in Bener Village, Bener District, Purworejo have begun to realize and understand the importance of the role of agro-industry development, especially VCO oil, as a means of supporting health and increasing family income. A critical part of this activity is that participants know the opportunities and challenges of the VCO agro-industry properly to improve skills and income from the agricultural sector. On the other hand, they have also increased their knowledge of optimal VCO manufacturing technology at a household scale and can increase revenue during the Covid-19 pandemic. Keywords: virgin coconut oil (VCO); joint venture group, pandemic; covid-19
GELAR TEKNOLOGI AKUAPONIK TANAMAN SAYURAN DAN BUDIDAYA LELE DALAM EMBER DI DESA BUTUH, KECAMATAN BUTUH, PURWOREJO Zulfanita Zulfanita; Roisu E.M; Rinawidiastuti Rinawidiastuti; Faruq Iskandar; Budi Setiawan
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 2 (2021): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.45 KB) | DOI: 10.31764/jpmb.v4i2.4356

Abstract

ABSTRAKPertumbuhan penduduk yang diikuti dengan meningkatnya kegiatan industri, pertanian, dan pemukiman telah menggusur lahan budidaya sehingga dari tahun ketahun luasnya semakin berkurang. Disamping itu aktifitas penduduk akan mengakibatkan pencemaran berupa limbah organik maupun anorganik Inovasi teknologi diperlukan untuk mengantisipasi penurunan produksi tanaman dan ikan akibat penyusutan lahan budidaya dan penurunan kualitas perairan. Inovasi teknologi tersebut diharapkan mampu mengurangi limbah dan meningkatkan produktifitas persatuan luas lahan budidaya. Salah satu inovasi teknologi yang dapat diterapkan yaitu budidaya tanaman sayuran dan ikan yang terintegrasi melalui sistem akuaponik. Program Pengabdian Masyarakat dilaksanakan di desa Butuh, kecamatan Butuh, kabupaten Purworejo bertujuan untuk Mengenalkan, mempraktikkan dan memotivasi masyarakat untuk dapat melakukan teknologi akuaponik sayuran dan budidaya lele dalam ember , mengisi waktu luang serta mengembangkan kemampuan budidaya sayuran dan budidaya ikan lele selain itu juga sebagai bentuk pemanfaatan pekarangan rumah atau lahan sempit menjadi efisien dan menguntungkan serta potensi meningkatnya gizi keluarga. Mitra dalam pelaksanan pengabdian masyarakat ini adalah kelompok Wanita Tani Mandiri dengan anggota 16 orang. Metode yang digunakan adalah Education for Sustainable Development (EfSD) merupakan salah satu metode pengabdian kepada masyarakat yang berorientasi pada penyelesaian masalah pada lingkungan masyarakat. Metode EfSD menekankan pada 3 pilar yaitu ekonomi, ekologi atau lingkungan dan sosial. Program kegiatan yang dilaksanakan secara garis besar meliputi, 1) pemberdayaan masyarakat melalui penguatan kelembagaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia, 2) Penumbuhan dan pengembangan budidaya sayuran, dan perikanan berbasis akuaponik. Hasil pengabdian masyarakat ini berupa penguatan kelembagaan pada Kelompok Wanita Tani Mandiri mampu melaksanakan kegiatan program kegiatan dan sosialisasi dengan aktif. Dengan adanya pelatihan serta motivasi mampu menambah pengalaman dan wawasan anggota Kelompok Wanita Tani Mandiri dalam pengembangan budidaya sayuran dan ikan dalam ember. Kata kunci : teknologi akuaponik; sayuran ; ikan; ember. ABSTRACTPopulation growth followed by an increase in industrial, agricultural and residential activities has displaced the cultivated land so that from year to year the area has decreased. Besides that, the activities of the population will result in pollution in the form of organic and inorganic waste. Technological innovation is needed to anticipate a decrease in plant and fish production due to shrinkage of cultivated land and a decrease in water quality. This technological innovation is expected to be able to reduce waste and increase the productivity of the cultivated land area. One of the technological innovations that can be applied is the integrated cultivation of vegetables and fish through an aquaponics system. The Community Service Program implemented in the village of Butuh, sub-district of Butuh , Purworejo district with aims to introduce, practice and motivate the community to be able to do vegetable aquaponics technology and cultivate catfish in buckets, fill their spare time and develop the ability to cultivate vegetables and catfish cultivation as well as a form of utilization of house yards or narrow land becomes efficient and profitable as well as the potential for increasing family nutrition. Partners in implementing this community service are the Independen Farmer Women’s group with 16 members. The method used is Education for Sustainable Development (EfSD), which is a community service method that is oriented towards solving problems in the community environment. The EfSD method emphasizes 3 pillars, namely economic, ecological or environmental and social. The program of activities carried out in general includes, 1) community empowerment through institutional strengthening and improvement of the quality of human resources, 2) cultivation and development of vegetables and aquaponics-based fisheries. The result of this community service is in the form of institutional strengthening in the Independent Women Farmers Group being able to carry out program activities and socialization activities actively. With the training and motivation to be able to add to the experience and insight of the members of the Independent Women Farmers Group in developing vegetable and fish cultivation in buckets. Keywords :. aquaponics technology; vegetables; fish; bucket
PENGEMBANGAN DESA SENTRA ORGANIC FARMING DI DESA RENDENG, GEBANG, PURWOREJO Budi Setiawan; Zulfanita Zulfanita; Didik Widiyantono; Sugeng Eko Putro Widoyoko
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 1 (2020): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.389 KB) | DOI: 10.31764/jpmb.v4i1.2998

Abstract

ABSTRAKKesadaran petani akan dampak dari penggunaan pupuk atau pestisida kimia dalam pertanian konvensional sangat rendah. Penurunan kualitas lingkungan seperti berkurangnya serangga, penurunan kesuburan tanah, penurunan kualitas air, udara dan polusi tanah disebabkan oleh penggunaan bahan kimia dalam pertanian konvensional. Salah satu yang dapat dijadikan solusi untuk mengatasi kondisi ini adalah pengembangan pertanian organik (organic farming). Program Pengabdian Masyarakat dilaksanakan di desa Rendeng, kecamatan Gebang, kabupaten Purworejo bertujuan untuk menjadikan desa Rendeng sebagai kawasan pertanian, peternakan dan perikanan berbasis organic farming. Mitra dalam pelaksanan pengabdian masyarakat ini adalah kelompok tani Ngudi Makmur dengan anggota 30 orang.  Metode yang digunakan adalah Education for Sustainable Development (EfSD) merupakan salah satu metode pengabdian kepada masyarakat yang berorientasi pada penyelesaian masalah pada lingkungan masyarakat. Metode EfSD menekankan pada 3 pilar yaitu ekonomi, ekologi atau lingkungan dan sosial. Program kegiatan yang dilaksanakan secara garis besar meliputi, 1) pemberdayaan masyarakat melalui penguatan kelembagaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia,2) Penumbuhan dan pengembangan budidaya pertanian, dan perikanan berbasis organic farming, 3) peningkatan produksi, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian dan perikanan. Hasil pengabdian masyarakat ini berupa penguatan kelembagaan Kelompok Tani  Ngudi Makmur beraktifitas dengan aktif, adanya program kegiatan dan sosialisasi serta pelatihan serta pembinaan         pengetahuan dan pengalaman  kelompok  tani dalam pengembangan pertanian dan perikanan organik. Kata kunci : organic farming; pertanian; perikanan; education for sustainable development. ABSTRACTFarmers' awareness of the impact of using chemical fertilizers or pesticides in conventional agriculture is very low. Environmental quality degradation such as reduced DR, decreased air quality, air pollution is caused by the use of chemicals in conventional agriculture. One of the solutions to overcome this condition is the development of organic agriculture (organic farming). The Community Service Program implemented in Rendeng village, Gebang District, Purworejo Regency aims to make Rendeng village an organic agriculture-based agricultural, livestock and fishery area. Partners in implementing this community service are the Ngudi Makmur farmer group with 30 members. The method used is Education for Sustainable Development (EfSD), which is a community service method that is oriented towards solving problems in the community environment. The EfSD method emphasizes 3 pillars, namely economic, ecological or environmental and social. The program of activities carried out in outline includes, 1) community empowerment through institutional strengthening and improvement of the quality of human resources, 2) cultivation and development of agricultural and fisheries based on organic agriculture, 3) increasing production, processing and marketing of agricultural and fishery products. The results of this community service are in the form of institutional strengthening of the Ngudi Makmur Farmer Group to be actively active, the existence of a program of activities and outreach as well as training as well as fostering knowledge and experience of farmer groups in developing organic agriculture and fisheries. Keywords : organic farming; agriculture; fishery; education for sustainable development.
CLIMATE CHANGE AND LIVELIHOODS: ADAPTATION PRACTICES BY RURAL TOURISM COMMUNITIES IN KARIMUNJAWA ISLAND Budi Setiawan
JHSS (JOURNAL OF HUMANITIES AND SOCIAL STUDIES) Vol 5, No 3 (2021): Journal of Humanities and Social Studies
Publisher : UNIVERSITAS PAKUAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jhss.v5i3.4048

Abstract

The impacts of climate change have caused the changes in temperature, seasons, rainfall, sea level, storms, floods, drought, and extreme temperatures. Communities that are at the forefront to get the impacts of climate change are coastal and small island communities, one of which is tourism places. Karimunjawa is as one of areas that get the impact of the climate change. However, in a period of seven years, the development of tourism in Karimunjawa village has experienced a large increase as evidenced by the increasing number of foreign and domestic tourists. This paper aims to describe the phenomenon of adaptation and livelihood resilience in tourism-based villages on Karimunjawa Island as a socio-ecological system by applying the adaptive cycle as an exploratory diagnostic, dynamics, and direction tool of change in the socio-ecological system. This research utilizes a qualitative analysis of the livelihood adaptation strategies adopted by the informants. From the result of this study, it can be perceived that strategies to strengthen the resilience of communities, and especially the poor, must be based on a combination of the most effective measurable and increased commitment to the asset base and measures to provide better services. Therefore, local adaptation strategies are aimed at building livelihood resilience are very important because they will greatly affect the ability of communities to face the impacts of climate change. Tourism development policies in rural areas are very effective in building adaptation capacity and livelihood resilience of local communities. Local government institutions, particularly provincial governments, play an important role in fostering an enabling environment for local adaptation.
PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI LAHAN KERING MELALUI BUDI DAYA JAHE MERAH Zulfanita Zulfanita; Didik Widiyantono; Budi Setiawan; Muhamad Taufik; Rofiq Nurhadi; Agung Nusantoro; Sugeng Eko Putro Widoyoko; Agus Budi Santoso
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 2 (2022): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i2.8762

Abstract

ABSTRAKDi era mileneal saat ini dibutuhkan pemberdayaan masyarakat petani dalam berbagai aspek. Kelompok tani banyak didominasi oleh penduduk usia muda, sehingga dibutuhkan pemberdayaan sejak awal meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, kelembagaan dan jaringan pemasaran. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan upaya pemberdayaan di berbagai aspek berupa menambah pengetahuan dan skill, memperkuat kelembagaan, dan memberikan pendampingan dalam rangka ekspansi jaringan pasar khususnya dalam budidaya jahe merah. Metode program ini adalah dengan pola penyuluhan, motivasi, pelatihan dan pendampingan pada kelompok tani sehingga tujuan dari program ini tercapai. Hasil dari program ini bahwa ada peningkatan pengetahun dan skill dengan metode penyuluhan dan pelatihan walaupun belum maksimal, pemberdayaan kelembagaan sudah dipahami dan dilaksanaan melalui penguatan kelompok kelompok tani, sedangkan penguatan kelembagaan dalam bentuk badan hukum baru tahap persiapan.  Kata kunci: budidaya jahe; jahe merah; pemberdayaan masyarakat; kelompok petani. ABSTRACTIn the current millennial era, empowerment of farming communities is needed in various aspects. Many farmer groups are dominated by young people, so empowerment is needed from the start covering aspects of knowledge, skills, institutions and marketing networks. This community service program aims to provide empowerment efforts in various aspects in the form of increasing knowledge and skills, strengthening institutions, and providing assistance in the context of expanding market networks, especially in red ginger cultivation. The method of this program is a pattern of counseling, motivation, training and assistance to farmer groups so that the objectives of this program are achieved. The results of this program are that there is an increase in knowledge and skills with extension and training methods, although not maximal, institutional empowerment has been understood and implemented through strengthening farmer groups, while institutional strengthening in the form of legal entities is only in the preparatory stage. Keywords: ginger cultivation; red ginger; community empowerment; farmer groups.
Upaya Peningkatan Kesadaran Hukum Perlindungan Produk UMKM di Kabupaten Kebumen Melalui Pendaftaran Merek Septi Indrawati; Budi Setiawan
Surya Abdimas Vol. 4 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37729/abdimas.v4i2.574

Abstract

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) adalah usaha milik perorangan atau badan usaha dimana dalam usahanya pelaku usaha memproduksi suatu produk sendiri. Produk tersebut perlu mendapat perlindungan hukum. Namun, perlindungan produk yang beredar, khusunya mengenai merek masih lemah. Hal ini dapat dilihat dari data jumlah produk UMKM yang mereknya terdaftar di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) tergolong masih rendah. Padahal merek adalah kekayaan immateriil atau aset ekonomi bagi pelaku usaha. Selain itu, merek yang tidak didaftarkan di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual juga rentan akan penyalahgunaan oleh pihak lain yang akan berakibat pada kerugian pelaku usaha itu sendiri. Oleh karena itu merek perlu didaftarkan di DJKI supaya mendapat perlindungan hukum. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran hukum perlindungan produk UMKM di Kabupaten Kebumen melalui pendaftaran merek. Harapan dengan adanya penyuluhan ini, pelaku UMKM dapat mendaftarkan mereknya ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual sehingga memiliki perlindungan hukum. Penyuluhan pendaftaran merek ini dilaksanakan pada September 2020. Hasil pengabdian menyimpulkan bahwa: pertama Pelaku UMKM di wilayah kecamatan Buluspesantren, kabupaten Kebumen belum memliki pengetahuan tentang pentingnya perlindungan hukum produk UMKM melalui pendaftaran Merek. Kedua, Program Pengabdian Masyarakat (PPM) yang dilakukan dengan melakukan sosialisasi / penyuluhan yang berjudul Upaya Peningkatan Kesadaran Hukum Perlindungan Hukum Produk UMKM Melalui Pendaftaran Merek berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat, khususnya pelaku UMKM di wilayah kecamatan Buluspesantren tentang adanya ketentuan hukum dalam perlindungan produk UMKM melalui pendaftaran merek.
PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI MELALUI TEKNOLOGI FERMENTASI PENGOLAHAN ECENG GONDOK UNTUK PAKAN UNGGAS DI DESA TERSIDILOR KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO Zulfanita Zulfanita; Jeki Mediantari Wahyu Wibawanti; Budi Setiawan; Agus Budi Santoso; Uswatun Hasanah; Lyla Shafiya Anindita; Ela Rosita Ariana; Meilania Wisma Puspita; Putri Kartika Widiyaningsih
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 1 (2023): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i1.13686

Abstract

ABSTRAKMakalah ini menyampaikan uraian tentang proses  penumbuhan pengetahuan dan ketrampilan tentang pengolahan eceng gondok  yang difermentasi untuk pakan unggaskepada Kelompok  tani  Maju Bersama yang merupakan satu satunya kelompok tani yang mengelola tanaman pangan dan unggas (ayam dan bebek) di TersidiLor  Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo. Tujuan pengabdian ini adalah pemberdayaan kelompok tani  dengan memberi pemahaman dan keterampilan kepada masyarakat melalui penyuluhan dan pelatihan, agar memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dalam bidang pertanian dan peternakan. Rangkaian kegiatan yang dilakukan sejak Kuliah Kerja Nyata Tematik Universitas Muhammadiyah Purworejo di laksanakan selama 1 bulan yang  terdiri dari (1) orientasi lokasi, (2) persiapan dan perencanaan penyuluhan dan pelatihan , (3) kegiatan pelatihan, (4) pengamatan hasil pelatihan, dan (5) evaluasi terhadap pelatihan. Pengumpulan data dari kajian ini dilakukan dengan metode observasi dan wawancara  terhadap  mitra yaitu anggota  kelompok tani maju bersama berjumlah 15 orang yang menjadi peserta kegiatan. Berdasarkan dari hasil evaluasi dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa anggota kelompok tani maju bersama di  desa tersidiLor diKecamatan Pituruh kabupaten Purworejo antusias dan menyadari bahwa eceng gondok dapat dimanfaatkan apabila diberi sentuhan teknologi fermentasi  khususnya untuk pakan ternak unggas seperti ayam dan bebek. Salah satu bagian penting dari kegiatan ini adalah peserta mengetahui bahwa eceng gondok dengan tambahan konsentrat, EM4/tetes tebu yang difermentasi dengan takaran sesuai dapat  menambah  pengetahuan dan ketrampilan dari bidang pertanian dan peternakan.Disisi lain diharapkan bahwa dengan tambahan pakan eceng gondok yang difermentasi menjadi cadangan pakan unggas dan dapat menambah penampilan dan produksi telur pada unggas . Kata kunci : eceng gondok; fermentasi; pakan ungags; kelompok tani. ABSTRACTThis paper provides a description of the process of growing knowledge and skills to the Maju Bersama farmer group, which is the only farmer group that manages food crops and poultry (duck and chicken) in Tersidi Lor, Pituruh District, Purworejo Regency regarding the processing of fermented water hyacinth for poultry feed. The purpose of this service is to empower farmer groups by providing understanding and skills to the community through counseling and training, so that they have the ability to develop their potential in agriculture and animal husbandry. The series of activities carried out since the Purworejo Muhammadiyah University Thematic Real Work Lectures were carried out for 1 month consisting of (1) location orientation, (2) counseling and training preparation and planning, (3) training activities, (4) observation of training results, and (5) evaluation of training. Data collection from this study was carried out using observation and interview methods with partners, namely members of the Advanced Farmer Group, totaling 15 people who were participants in the activity. Based on the results of the evaluation and discussion, it can be concluded that the members of the farmer group in the tertiary village of Lor in the Pituruh District, Purworejo Regency, are enthusiastic and realize that water hyacinth can be used if given a touch of fermentation technology, especially for poultry feed such as chickens and ducks. An important part of this activity is that the participants know that water hyacinth with additional concentrate, fermented EM4/sugar molasses at appropriate doses can increase their knowledge and skills in agriculture and animal husbandry. poultry feed and can increase the appearance and egg production in poultry. Keywords : water hyacinth; fermentation; poultry feed; farmer groups
PEMBERDAYAAN RUMAH TANGGA MISKIN MELALUI WIRAUSAHA PENGOLAHAN LIMBAH PASAR MENJADI PUPUK KASCING DI DESA TEGALSARI, BRUNO, PURWOREJO Budi Setiawan; Didik Widiyantono
Jurnal Abdimas Vol 17, No 1 (2013): June 2013
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/abdimas.v17i1.9789

Abstract

Kemiskinan yang terjadi pada tingkat rumah tangga merupakan masalah kompleks yang harus ditangani secara berkelanjutan. Program pengentasan kemiskinan harus direncanakan dan dilakukan berdasarkan potensi sumber daya yang ada di wilayah setempat. Kegiatan pemberdayaan rumah tangga miskin dalam bidang teknik produksi pupuk organik kascing berbasis kewirausahaan dengan memanfaatkan limbah pasar ini adalah bagian dari strategi pengentasan kemiskinan. Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan rumah tangga miskin dibidang produksi pupuk organik kascing berbasis kewirausahaan yang dilaksanakan pada bulan Januari 2012 - May 2012 yang diikuti oleh 30 peserta yang merupakan kepala rumah tangga dari rumah tangga miskin di desa Tegalsari, kecamatan Bruno, Kabupaten Purworejo. Pelatihan ini berisi materi tentang materi konsep dan pengembangan pertanian terpadu, teknik produksi pupuk organik kascing, teknik pengolahan limbah pasar, teknik berwirausaha dan teknik pemasaran.