Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

MODEL PEMANFAATAN WADUK WADASLINTANG UNTUK IRIGASI DAN NON IRIGASI Muhamad Taufik; Agung Setiawan
SURYA BETON - Fakultas Teknik Vol 4, No 01 (2016): Jurnal Surya Beton
Publisher : Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.784 KB)

Abstract

Kondisi tampungan efektif pada Waduk Wadaslintang mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada awal operasinya tahun 1988 Waduk Wadaslintang memiliki tampungan efektif mencapai 408 juta m3. Namun, pada tahun 2008 tampungan efektifnya telah mengalami penurunan menjadi 388 juta m3. Dengan adanya penurunan tampungan efektif tersebut maka pemberian air irigasi maupun non irigasi semakin berkurang. Oleh karena itu, terjadi konflik dilapangan dalam pengaturan operasi pemberian air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keandalan Waduk Wadaslintang dalam pemenuhan kebutuhan irigasi dan non irigasi. Penelitian ini mengambil lokasi didaerah irigasi Waduk Wadaslintang yang meliputi Daerah Irigasi Saluran Induk Wadaslintang Barat (SIWB) dan Daerah Irigasi Saluran Induk Wadaslintang Timur (SIWT) yang terdiri dari 11 DI untuk SIWB dan 13 DI untuk SIWT. Untuk kebutuhan air non irigasi (air minum) Kabupaten Purworejo mendapat alokasi / suplai air dari Waduk Wadaslintang sebesar 200 liter/detik atau sebesar 6.307.200 m³/thn. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengumpulan data primer dan sekunder yang kemudian data diolah menggunakan metode tabulasi. Hasil dari perhitungan tersebut, dalam hal ini ketersediaan air dengan kebutuhan air dianalisis dan di simulasikan dalam Operasional Waduk. Berdasarkan simulasi waduk yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa keandalan Waduk Wadaslintang pada tahun 2011 sebesar 100 %. Sedangkan pada tahun 2012 mengalami kegagalan dua kali yaitu pada bulan Nopember I dan  II, kandalan waduk mengalami kegagalan sebesar 8 % , sehingga keandalan waduk mengalami penurunan menjadi 92%. Operasi Waduk Wadaslintang untuk keperluan suplesi Waduk Sempor pada bulan Maret sampai Juli I serta pada bulan Nopember  perlu diperhatikan karena disamping tampungan efektif waduk mengalami fluktuasi penurunan juga Waduk Wadaslintang masih memberikan air irigasi. Pola pemberian air irigasi yang sekarang ada (menerus) telah mengalami kegagalan, maka dapat dilakukan dengan pola buka tutup atau giliran untuk memenuhi kebutuhan irigasi dan non irigasi. Kata kunci : Kebutuhan Irigasi, Kebutuhan Non Irigasi, keandalan waduk
PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI LAHAN KERING MELALUI BUDI DAYA JAHE MERAH Zulfanita Zulfanita; Didik Widiyantono; Budi Setiawan; Muhamad Taufik; Rofiq Nurhadi; Agung Nusantoro; Sugeng Eko Putro Widoyoko; Agus Budi Santoso
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 2 (2022): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i2.8762

Abstract

ABSTRAKDi era mileneal saat ini dibutuhkan pemberdayaan masyarakat petani dalam berbagai aspek. Kelompok tani banyak didominasi oleh penduduk usia muda, sehingga dibutuhkan pemberdayaan sejak awal meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, kelembagaan dan jaringan pemasaran. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan upaya pemberdayaan di berbagai aspek berupa menambah pengetahuan dan skill, memperkuat kelembagaan, dan memberikan pendampingan dalam rangka ekspansi jaringan pasar khususnya dalam budidaya jahe merah. Metode program ini adalah dengan pola penyuluhan, motivasi, pelatihan dan pendampingan pada kelompok tani sehingga tujuan dari program ini tercapai. Hasil dari program ini bahwa ada peningkatan pengetahun dan skill dengan metode penyuluhan dan pelatihan walaupun belum maksimal, pemberdayaan kelembagaan sudah dipahami dan dilaksanaan melalui penguatan kelompok kelompok tani, sedangkan penguatan kelembagaan dalam bentuk badan hukum baru tahap persiapan.  Kata kunci: budidaya jahe; jahe merah; pemberdayaan masyarakat; kelompok petani. ABSTRACTIn the current millennial era, empowerment of farming communities is needed in various aspects. Many farmer groups are dominated by young people, so empowerment is needed from the start covering aspects of knowledge, skills, institutions and marketing networks. This community service program aims to provide empowerment efforts in various aspects in the form of increasing knowledge and skills, strengthening institutions, and providing assistance in the context of expanding market networks, especially in red ginger cultivation. The method of this program is a pattern of counseling, motivation, training and assistance to farmer groups so that the objectives of this program are achieved. The results of this program are that there is an increase in knowledge and skills with extension and training methods, although not maximal, institutional empowerment has been understood and implemented through strengthening farmer groups, while institutional strengthening in the form of legal entities is only in the preparatory stage. Keywords: ginger cultivation; red ginger; community empowerment; farmer groups.
Analisis Efisiensi Irigasi pada Petak Tersier Dengan Metode Drum Muhamad Taufik; Agung Setiawan
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 7th University Research Colloquium 2018: Bidang Teknik dan Rekayasa
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2040.106 KB)

Abstract

Permasalahan pengelolaan air irigasi sering timbul jika terjadikekurangan air di petak tersier sawah. Hal ini disebabkan karenapemakaian air yang berlebih di tingkat petani serta banyaknyakebocoran di saluran pembawa, terutama saluran tersier. Penelitianini dilakukan untuk menganalisa nilai efisiensi irigasi pada petaktersier sawah yang sebenarnya melalui pengukuran langsung dilapangan. Adapun manfaatnya diharapkan adanya karakteristikefisiensi irigasi pada petak tersier sawah untuk tanaman padi diDaerah Irigasi Penungkulan Kabupaten Purworejo.Metode penelitianini dilakukan secara langsung di lapangan dengan menggunakanteknik drum padi danteknik inflow - outflow di petak tersier sawah.Parameter-parameter yang diamati dalam pengukuranlangsung dilapangan adalah debit air irigasi, evapotranspirasi, perkolasi, dancurah hujan efektif.Hasilpenelitian ini menunjukan nilai efisiensi petak sawah (Ea) lebihbaik daripada nilai efisiensi jaringan irigasi (Ej), karena efisiensirata-rata petak sawah mencapai 85,90%, sedangkan efisiensi jaringanhanya 70%. Nilai efisiensi total dari efisiensi petak sawah dan efisiensijaringan sebesar 60,13%. Efisiensi irigasi pada petak tersier sawahuntuktanaman padi di Daerah Irigasi Penungkulan diharapkan dapatmenjadi masukan kepada pihak-pihakterkait dalam mengambilkebijakan mengenai sistem pemberian air irigasi yang lebih efisiendalampenggunaan air irigasi sehingga membantu mengatasi masalahkekurangan air pada petak tersier sawah.
Analisis Kesesuaian Metode Intensitas Hujan Di Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo Fera Istiqoma; Agung Setiawan; Muhamad Taufik
Surya Beton : Jurnal Ilmu Teknik Sipil Vol. 6 No. 2 (2022)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37729/suryabeton.v6i2.2451

Abstract

Dalam perencanaan berbagai bangunan keairan data curah hujan sangatlah penting. Data tersebut diantaranya intensitas hujan, durasi dan frekuensi yang disajikan dalam bentuk kurva Intensitas Durasi Frekuensi (IDF). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hasil perbandingan berbagai metode intensitas hujan dan penggambaran kurva IDF yang sesuai di Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo. Lokasi penelitian berada di Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo dengan menggunakan data intensitas hujan harian selama 10 tahun (2011-2020) dari stasiun hujan Kedunggupit dan Pekatingan. Perhitungan intensitas hujan dilakukan dengan metode Mononobe, Hasper Der Weduwen, Van Breen dan Bell-Tanimoto. Hasil perhitungan akan dibandingkan dengan hasil analisis perhitungan menggunakan persamaan Talbot, Sherman dan Ishiguro. Indikator dalam pemilihan metode intensitas hujan yang sesuai dilakukan dengan cara menghitung Deviasi Rata-rata, Kesalahan Relatif (Kr) dan Koefisien Nash Suctliffe (ENS). Hasil analisis perhitungan untuk pemilihan metode yang sesuai yaitu hasil perhitungan intensitas hujan dari metode Van Breen yang dianalisis menggunakan dengan persamaan Talbot dengan kala ulang hujan 2, 5 10, 25 dan 50 tahun. Metode terpilih tersebut memiliki nilai Deviasi Rata-rata terkecil yaitu 0,000; Kesalahan Relatif (Kr) rata-rata terkecil sebesar 0,000% dan Koefisien Nash Sutcliffe (ENS) rata-rata yang konsisten dan stabil di setiap kala ulangnya sebesar 1,000.
Redesain Struktur Atas Jembatan Hargorojo Menggunakan Software Midas Civil Agung Nusantoro; Eksi Widyananto; Muhamad Taufik; Rizki Heriyanto
Surya Beton : Jurnal Ilmu Teknik Sipil Vol. 6 No. 2 (2022)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37729/suryabeton.v6i2.2455

Abstract

Jembatan yang terletak di Desa Hargorojo, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo. Pada tahun 2020, jembatan tersebut mengalami kerusakan, dan telah dilakukan rekontruksi proyek penggantian Jembatan Hargorojo oleh Dinas PUPR Kabupaten Purworejo menggunakan struktur baja komposit yang telah diselesaikan pada bulan Desember tahun 2021. Kondisi jembatan eksisting saat ini terpasang menggunakan struktur baja fabrikasi. Pada penelitian ini dilakukan redesain menggunakan profil baja IWF yang berada di pasaran, dengan bantuan software Midas Civil 2019 untuk analisis struktur, digunakan software ini terutama memiliki fitur construction stage (tahapan kontruksi). Dengan fitur construction stage ini semua gaya dalam, lendutan, dan tegangan dapat di kontrol mulai dari awal, hingga masa pasca kontruksi selama umur masa layan jembatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil analisa struktur jembatan baja komposit menggunakan software diatas dan untuk mengetahui hasil dimensi profil baja serta detail sambungan struktur jembatan baja komposit. Hasil analisa struktur jembatan baja komposit menggunakan software diatas didapatkan momen terbesar 2085,3 kN.m, gaya geser terbesar 562,1 kN, dan lendutan terbesar 76 mm. Sedangkan untuk hasil dari dimensi baja dan detail sambungan pada struktur jembatan baja komposit adalah menggunakan profil baja IWF dengan dimensi 588 x 300 x 12 x 20 mm untu profil gelagar utama; untuk profil diafragma menggunakan baja IWF dengan dimensi 150 75 5 7 mm; untuk stud penghubungan geser menggunakan ISO 13918, mutu fy 350 MPa dan fu 600 MPa, dengan diameter 16 mm dengan tinggi stud 75 mm, dengan jumlah 160 buah pada satu gelagar utama; untuk sambungan profil badan gelagar utama digunakan pelat sambung baja BJ52 dengan jumlah baut 16 buah per bagian gelagar dengan mutu A-325; pada sambungan pada profil sayap gelagar utama digunakan pelat sambung baja BJ52 dengan jumlah baut 32 buah per bagian gelagar dengan mutu A-325; sedangkan untuk sambungan pada diafragma menggunakan sambungan baut pada profil badan dengan pelat sambung BJ41 dan jumlah baut 4 buah dengan mutu A-325, dan sambungan las sudut pada profil sayap.
Analisis Hidrologi Penentuan Debit Banjir Bendung Tegalduren Kabupaten Purworejo Agung Setiawan; Muhamad Taufik; Niken Ayu Larasati
Surya Beton : Jurnal Ilmu Teknik Sipil Vol. 6 No. 2 (2022)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37729/suryabeton.v6i2.2457

Abstract

Bendung Tegalduren dibangun pada tahun 2021 terletak di Desa Pacekelan Kabupaten Purworejo. Pembangunan Bendung Tegalduren untuk membendung aliran Sungai Gesing yang terletak di Sub DAS Gesing sehingga memiliki potensi sumber daya air yang dimanfaatkan untuk kebutuhan irigasi. Bendung Tegalduren tidak memiliki pos duga air otomatis atau AWLR (Automatic Water Level Recorder) sebagai pengukur debit untuk memperkirakan debit banjir. Penelitian ini menganalisis debit banjir rancangan menggunakan metode Nakayasu, Snyder dan SCS menggunakan software HEC-HMS (Hydrologic Engineering Center – Hydrologic Modelling System) terhadap data curah hujan tahun 2018 – 2021 dan data tata guna lahan. Distribusi hujan rancangan dianalisis menggunakan metode ABM (Alternating Block Method) yang kemudian dijadikan data masukan dalam analisis debit banjir rancangan kala ulang 5, 10, 25 dan 50 tahun. Hasil analisis menunjukkan debit puncak dan waktu puncak banjir yang berbeda untuk masing-masing metode. Metode Nakayasu debit puncak kala ulang 50 tahun 373,31 m3/dt terjadi pada t = 2,03 jam. Metode Snyder debit puncak kala ulang 50 tahun 270,46 m3/dt terjadi pada t = 5,162 jam. Metode SCS (HEC-HMS) debit puncak kala ulang 50 tahun 332,8 m3/dt terjadi pada t = 7 jam. 1. Hal ini menunjukkan karakteristik hidrograf yang berbeda anatra metode Nakayasu, Snyder dan SCS (HEC-HMS) karena adanya parameter-parameter masukan yang berbeda pada setiap metode.
Pemanfaatan Air Bendung Kedung Samak Untuk Penyediaan Air Irigasi Agung Setiawan; Muhamad Taufik; Dewi Qorina Thaharah
Surya Beton : Jurnal Ilmu Teknik Sipil Vol. 6 No. 2 (2022)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37729/suryabeton.v6i2.2460

Abstract

Penelitian ini mengambil lokasi Daerah Irigasi Bendung Kedung Samak yang terletak di Desa Jemur, Kecamatan Pejagoan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah dengan luas area pertanian 8900 ha. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan air di daerah irigasi Bendung Kedung Samak dan pembagian air berdasarkan faktor Penyediaam Air Relatif (PAR) atau Faktor k. Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan metode Penman Modifikasi dengan dilakukan data Klimatologi untuk mengetahui kebutuhan air bagi tanaman. Rekap data curah hujan dilakukan untuk menentukan hujan andalan dan hujan efektif tanaman untuk membuat model pembagian air berdasarkan Faktor K agar mencukupi kebutuhan air irigasi.Hasil dari Neraca Air terjadi defisit untuk kebutuhan air, terbesar di Saluran Kedung Samak pada bulan Oktober periode II sebesar 8,54 m3/dt. Faktor K (Ketersediaan air dibagi kebutuhan air) yang terdapat tiga musim tanam yaitu sebesar 0,44 untuk musim tanam I (MT I), 0,36 untuk musim tanam II (MT II), dan 0,06 untuk musim tanam III (MT III). Sehingga pola pemberian air pada musim tanam I termasuk Gilir Sekunder, untuk masa tanam II termasuk Gilir Sekunder, dan untuk masa tanam III termasuk Gilir Primer.Pada periode pertama dilakukan pembukaan pintu pada saluran sekunder Dongkal selama 1 periode pada bulan Oktober, lalu saluran sekunder Bersole pada bulan Oktober periode II, dan saluran sekunder Kedung Samak pada bulan November periode I.
Analisis Kesiapan Modernisasi Irigasi pada Daerah Irigasi Kaligending Kabupaten Kebumen Muhamad Taufik; Agung Setiawan; Imron Baehaqi
Surya Beton : Jurnal Ilmu Teknik Sipil Vol. 7 No. 1 (2023)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bendung Kaligending pertama kali dibuat pada tahun 1992 yang berlokasi di Desa Kaligending Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen dan dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kebumen untuk kewenangan Kabupaten. Bendung Kaligending memiliki mercu setinggi 2 meter dan lebar dimensi intake 3 x 1,9 meter untuk mengairi daerah irigasi teknis seluas 2948 ha. Tujuan penelitian ini menganalisis kesiapan modernisasi irigasi menggunakan IKMI (Indeks Kesiapan Modernisasi Irigasi). Data yang digunakan adalah data kuesioner untuk menentukan bobot kriteria kesiapan dan rangking prioritas modernisasi Irigasi menggunakan metode FAHP (Fuzzy Analytical Hierarchy Process). Analisis data menggunakan metode Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threath) untuk pengambilan keputusan dalam sistem pengelolaan irigasi pada Daerah Irigasi Kaligending. Hasil analisis menunjukkan Indeks Kesiapan Modernisasi Irigasi dan pengambilan keputusan pada masing masing pilar. Metode FAHP didapatkan presentase bobot untuk masing-masing kriteria. Bobot Peningkatan Keandalan Penyediaan Air Irigasi terendah yaitu 12,195%, Perbaikan Sarana dan Prasarana Irigasi tertinggi yaitu 17,751%, Sistem Pengelola Irigasi yaitu 17,087%, Institusi Pengelola Irigasi yaitu 16,550%, Sumber Daya Manusia yaitu 16,189%. Indeks Kesiapan Modernisasi Irigasi pada Daerah Irigasi Sempor didapatkan nilai kesiapan 79,772%. Indeks Kesiapan Modernisasi Irigasi Kaligending termasuk dalam kategori cukup sehingga modernisasi ditunda, dilakukan penyempurnaan 1-2 tahun. Data yang diolah dengan metode FAHP kemudian sebagai dasar pengambilan strategi kebijakan menggunakan Metode Analisis SWOT. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Daerah Irigasi Kaligending pada Pilar 1 Peningkatan Keandalan Penyediaan Air Irigasi, Pilar 2 Perbaikan Sarana dan Prasarana, Pilar 3 Sistem Pengelola Irigasi, Pilar 4 Institusi Pengelola Irigasi, dan Pilar 5 Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) Pengelola Irigasi masuk dalam tiga strategi kuadran SWOT yaitu strategi agresif, strategi diversifikasi, dan strategi Turn Around.
Pengaruh Ukuran Agregat Kasar Terhadap Karakteristik Infiltrasi dan Permeabilitas Beton Porous Eko Riyanto; Agung Setiawan; Muhamad Taufik
Surya Beton : Jurnal Ilmu Teknik Sipil Vol. 7 No. 1 (2023)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan beton konvensional sebagai lapis permukaan bersifat kedap, berdampak potensi genangan air dan banjir. Salah satu upaya mereduksi limpasan permukaan dan meningkatkan resapan air hujan dengan menggunakan beton porous. Penelitian bertujuan mengkaji dan evaluasi kinerja sifat mekanik dan hidraulik beton porous dengan bahan tambah abu batu sisa penggergajian kerajinan batu Gunung Merapi. Dalam penelitian percobaan laboratorium ini digunakan 4 (empat) variasi komposisi campuran semen, abu batu, agregat, dan faktor air semen sebagai berikut: 1:1:5, 1:1:6, 1:1:7 dan 1:1:8 serta faktor air semen 0,4. Pengujian benda uji mengikuti standar dan prosedur American Concrete Institute (ACI) 522R-10. Hasil penelitian menunjukkan beton porous dengan ukuran agregat 1-2 cm dan abu batu meningkatkan kuat tekan tetapi daya lolos air menurun. Kuat tekan beton porous tertinggi menggunakan ukuran agregat kecil (1-2 cm) dengan abu batu 7,47 MPa. dengan infiltrasi 0,28 cm/s dan permeabilitas 2,81 cm/s. Peningkatan kuat tekan menggunakan abu batu ukuran agregat 1-2 cm sebesar 40,83 % dan ukuran agregat 2-3 cm sebesar 62,30%.
Analisis Efisiensi Saluran Primer Kalisemo Daerah Irigasi Kalisemo Kabupaten Purworejo Agung Setiawan; Akhmad Muhaimin; Muhamad Taufik
Surya Beton : Jurnal Ilmu Teknik Sipil Vol. 7 No. 1 (2023)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saluran primer Kalisemo Daerah Irigasi Kalisemo mempunyai daerah layanan irigasi dengan luas 504,87 hektar dengan panjang saluran 10.380 meter. Kondisi sebagian besar dinding saluran primer Kalisemo sudah banyak mengalami kerusakan sehingga mengakibatkan air yang dialirkan di hulu tidak sampai pada petak sawah yang jauh dari saluran. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kehilangan air saluran primer Kalisemo Daerah Irigasi Kalisemo dan mendapatkan nilai efisiensi saluran primer Kalisemo Daerah Irigasi Kalisemo. Metode perhitungan luas penampang saluran pada penelitian ini menggunakan metode mid section. Data penampang saluran diambil langsung di saluran primer Kalisemo dari Hm.2+00 sampai dengan Hm.32+80. Data yang diambil meliputi kondisi dinding saluran, dimensi saluran, dan kecepatan aliran yang diukur dengan alat current meter. Data sekunder meliputi data skema jaringan serta skema bangunan irigasi Daerah Irigasi Kalisemo. Data kemudian dihitung dan diolah. Pengolahan data dihasilkan debit aliran kemudian membandingkan antara debit masuk dan debit keluar. Hasil analisis kehilangan air saluran primer Kalisemo Hm.2+00 sampai dengan Hm.32+80 kehilangan air total sebesar 0,3345 m3/detik, persentase kehilangan air total 18,4 %, efisiensi kumulatif saluran sebesar 81,6 %. Adapun efisiensi terkecil terjadi pada Hm.19+30 sampai Hm.32+80 dengan kehilangan debit sebesar 0,1143 m3/detik, persentase kehilangan 6,7 %, efisiensi saluran 93,3 %. Hal tersebut dikarenakan pada saluran Hm.19+30 sampai Hm.32+80 dinding saluran sebelah kanan pasangan batu sudah mengalami kerusakan dan sebelah kiri masih berupa tanah sehingga masih banyak mengalami kehilangan air.