Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Jurnal Arsitektur ZONASI

MENDEKONSTRUKSI BANGUNAN BERSEJARAH "STASIUN HALL BANDUNG" Rahaditya, Bagas Rizky; Wirasmoyo, Wiliarto
Jurnal Arsitektur ZONASI Vol 3, No 1 (2020): Vol. 3 No. 1 (2020): Jurnal Arsitektur Zonasi Februari 2020
Publisher : KBK Peracangan Arsitektur dan Kota Program Studi Arsitektur Fakultas Pendidikan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jaz.v3i1.17824

Abstract

Abstract: Bandung Hall Station is one of the main gates to get to Bandung in the railway sector. On the other hand, Bandung Hall Station is one of the cultural heritage buildings and it belongs to the category A cultural heritage building. This station serves departures and train stops from various types of trips. For stations with large capacity, this station has many problems especially in access and circulation. For this reason, it is necessary to improve the quality of services carried out to accommodate the satisfaction of train service users. The approach used is Bernard Tschumi's deconstruction architecture. The method used is the rational approach method and is solved by synthesis with the architectural deconstruction approach of Bernard Tschumi's method. The method used as a site approach is a consolidation method. For the method of approach to building design used typology methods. Bernard Tschumi's Deconstruction concept supports the design goal of being fit to space to activities in order to linking facilities with the surrounding station buildings so that it becomes a unity. The aim is to help in improving services from PT. KAI and also to improve the safety and comfort factors for service users.  Keywords: Deconstruction, Fit to space to activities, Rational approach, Hall Station. Abstrak: Stasiun Hall Bandung merupakan salah satu gerbang untuk menuju ke kota Bandung di sektor perkeretaapian. Di sisi lain, Stasiun Hall Bandung merupakan bangunan cagar budaya. Untuk mendesain di sebuah bangunan cagar budaya perlu diperhatikan regulasi yang berlaku terkait bangunan cagar budaya. Tujuannya untuk melestarikan peninggalan sejarah bagi kota Bandung. Stasiun Hall Bandung tergolong kategori bangunan cagar budaya golongan A. Stasiun ini melayani pemberangkatan dan pemberhentian kereta dari berbagai jenis perjalanan. Untuk stasiun dengan kapasitas besar, stasiun ini memiliki banyak permasalahan terutama pada akses dan sirkulasi. Untuk itu perlu adanya peningkatan mutu pelayanan yang dilakukan untuk mewadahi kepuasan pengguna jasa kereta api. Pendekatan yang digunakan adalah arsitektur dekonstruksi Bernard Tschumi. Metode yang digunakan adalah metode rational approach dan diselesaikan dengan sintesis dengan pendekatan arsitektur dekonstruksi metode Bernard Tschumi. Metode yang digunakan sebagai pendekatan pada site adalah metode konsolidasi yang akan membuat pengunjung nyaman dan mudah untuk melakukan kegiatan disini. Untuk metode pendekatan perancangan bangunannya menggunakan metode typologi. Konsep Dekonstruksi Bernard Tschumi menunjang untuk tujuan desain menjadi fit to space to activities yang mengaitkan fasilitas dengan bangunan stasiun sekitarnya sehingga menjadi kesatuan. Tujuannya untuk membantu peningkatan pelayanan dari PT.KAI dan juga untuk meningkatkan faktor keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jasa.Kata Kunci: Dekonstruksi, Fit to space to activities, Rational approach, Stasiun Hall