Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Desa-Kota : Jurnal Perencanaan Wilayah, Kota, dan Pemukiman

POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD) PADA LINTASAN BRT TRANS JATENG KORIDOR UNGARAN-BAWEN Denny Apriliyani; Fadjar Hari Mardiansjah
Desa-Kota: Jurnal Perencanaan Wilayah, Kota, dan Permukiman Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Urban and Regional Planning Program Faculty of Engineering Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/desa-kota.v2i2.40015.217-231

Abstract

Meningkatnya jumlah penduduk di Kota Semarang mengakibatkan perkembangan kota meluas ke wilayah pinggiran yang salah satunya mengarah ke selatan yaitu Koridor Ungaran-Bawen, Kabupaten Semarang. Hal tersebut mengakibatkan ketergantungan yang tinggi terhadap pusat kota (Kota Semarang) yang dapat dilihat dari tingginya pergerakan penduduk pinggiran ke pusat kota. Pergerakan penduduk wilayah pinggiran Koridor Ungaran-Bawen menuju pusat Kota Semarang diwadahi melalui sistem transportasi publik berupa Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng Koridor I (Stasiun Tawang-Terminal Bawen) oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Pemberhentian BRT Trans Jateng Koridor I di Koridor Ungaran-Bawen terdiri dari 28 pemberhentian halte bus dan 1 terminal bus yang dapat diklasifikasikan menjadi 9 kawasan transit yang berada pada 4 kecamatan yaitu Kecamatan Ungaran Barat, Kecamatan Ungaran Timur, Kecamatan Bergas, dan Kecamatan Bawen yang masih didominasi dengan lahan non terbangun. Lahan non terbangun tersebut dapat dimanfaatkan dengan menerapkan konsep Transit Oriented Development dengan keragaman penggunaan lahan di sekitar titik pemberhentian yang terintegrasi dengan sistem transportasi kota. Maka, perlu dilakukan penilaian besaran potensi yang dimiliki kawasan transit BRT Trans Jateng Koridor Ungaran-Bawen sebagai kawasan TOD sebelum menerapkannya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis interpretasi citra dan analisis kebutuhan ruang. Beberapa kawasan transit yang memiliki potensi lebih sebagai kawasan TOD yaitu kawasan transit 1, 3, 4, 5, 6, dan 8, yang mana kawasan transit tersebut memiliki luas ketersediaan lahan kosong yang dapat dimanfaatkan di atas 100.000 m2 yang dapat menyerap/mewadahi penduduk lebih banyak. Strategi pengembangan yang digunakan pada kawasan transit yang memiliki potensi lebih sebagai kawasan TOD yaitu infill site serta kombinasi antara infill site dan new growth area, karena lahan yang akan dikembangkan yaitu lahan kosong. Ketersediaan lahan kosong tersebut dimanfaatkan untuk pembangunan hunian dan sarana publik tambahan sebagai pengembangan kawasan TOD dengan 3 konsep penyediaan yang berbeda, yaitu terintegrasi, kelompok, dan berdiri sendiri.