Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Communicology: Jurnal Ilmu Komunikasi

Hiperealitas Media Pada Pemilihan Umum Indonesia Tahun 2019 Genny Gustina Sari
Communicology: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 8 No 1 (2020): Communicology: Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8 No 1 Juli 2020
Publisher : DIII Prodi Humas Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/Communicology.013.06

Abstract

Pemilihan Umum (Pemilu) Indonesia tahun 2019 bisa jadi merupakan pemilu yang paling banyak menyita perhatian publik. Pada tahun 2014 silam, Prabowo Subianto dan Joko Widodo juga telah berhadapan dalam pemilihan presiden yang dimenangkan oleh pihak Joko Widodo sebesar 53.15 % suara. Pemilu tahun 2019 kali ini diwarnai carut marut pemberitaan, mulai dari debat masing-masing pasangan calon, debat para pendukung, hasil hitung yang berbeda pada masing-masing lembaga survey. Masing-masing calon mengklaim kemenangan pihaknya, media menunjukkan keberpihakan secara terang-terangan. Hal ini menimbulkan kegaduhan dimana-mana, masyarakat dibuat binggung, disini terjadi hiperealitas dimana yang di dalamnya merupakan sebuah kepalsuan yang berbaur dengan kenyataan; masa lalu berbaur dengan masa kini; fakta bersimpang siur dengan rekayasa; tanda melebur dengan realitas; dusta bersenyawa dengan kebenaran. Kategori kebenaran, kepalsuan, keaslian, isu-isu, dan realitas seakan-akan tidak berlaku lagi didalam dunia seperti itu. Dengan menggunakan metode studi kepustakaan, penulis mencoba menganalisis gambaran hiperealitas media dalam kasus pemilu 2019. Objek penelitian ini adalah dokumen cetak dan online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemilu 2019 merupakan pemilu terparah dengan hiperelitas media yang sangat tinggi. Kecurangan disiarkan secara nyata dimana masing-masing pihak merasa benar dengan data yang direkayasa. Masyarakat mau tidak mau dipaksa menerima, mengkonsumsi dan mengkonstruksi sendiri informasi yang diterima. Hiperealitas media pada pemilu 2019 sangat berpotensi merusak kesatuan bangsa.