Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

PEMANFAATAN KULIT DAN BONGGOL PISANG UNTUK BAHAN BAKU MAKANAN RINGAN DI MAJELIS TAKLIM AN NUR CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG Vina Amalia; Tina Dewi Rosahdi; Tety Sudiarti
Al-Khidmat Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Pusat Pengabdian kepada Masyarakat LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jak.v2i1.5534

Abstract

Banana is a favorite fruit of the Indonesian people. So far, only the fruit is consumed, while the peel, hump and others are useless and become waste. The banana peel and banana humps contain high nutritional value. So that it has the potential to be processed as a food product, such as “sale” of banana peels, abon and banana hump jerky. This product can be an added income for woman’s, the members of the Taklim (MT) assembly of An Nur. MT consists of woman’s from various professional backgrounds. Most of them are ordinary housewives who are also agent of Posyandu RW 03 Cileunyi Kulon Village, Kec. Cileunyi Kab. Bandung. Some of them are teachers and entrepreneurs. Training on making food made from banana humps and peel was carried out for two months. Consisting of counseling on nutritional content, the practice of making “Sale”, shredded meat and beef jerky, and marketing strategies. The obstacle faced is the limitation of banana humps, because banana only found when bananas are harvested. While the processing of banana peels produces products that have less attractive colors because of the browning process that is common in processing bananas so that dyes are needed. Marketing using online media is not suitable for members of MT An Nur, where only a few members have social media and smart phones. In the future, this skill is expected to be the provision of mothers to improve their nutritional status and family economy and can be disseminated through their own MT programs and posyandu programs at the RW, village and sub-district levels.
Besi dalam Qur'an dan Sains Kimia (Analisis Teoritis dan Praktis Mengenai Besi dan Upaya Mengatasi Korosi pada Besi) Tety Sudiarti; Gina Giftia A. Delilah; Rohmanur Aziz
al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan Vol 5, No 1 (2018): al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ak.v5i1.3720

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh istimewanya besi disebutkan dalam alQur’an dan dinyatakan bahwa besi memiliki kekuatan yang hebat. Dalam pemanfaatannya, ternyata besi memiliki kelemahan salah satunya adalah sifatnya yang mudah mengalami korosi. Maka tujuan dari penelitian ini adalah menggali tafsir ilmi dari ayat-ayat yang berkaitan dengan besi dan menganalisis bagaimana mengatasi korosi pada besi secara kimiawi. Metode yang digunakan adalah studi literatur dan kajian laboratorium. Hasil penelitian selain terungkap realitas ilmiah bahwa besi ‘diturunkan’, juga terungkap kekuatan dan kehebatan besi yang melindungi makhluk bumi bersama nikel dengan perisai elektromagnetik. Hasil analisis kimia ditemukan bahwa senyawa 2,3-difenil-imidazo[1,2-a]piridin merupakan inhibitor campuran. Aktivitas inhibitor korosi senyawa 2,3-difenil-imidazo[1,2-a]piridin meningkat dengan naiknya konsentrasi inhibitor kemudian menurun kembali dan mencapai maksimum pada konsentrasi 8 ppm. Naiknya suhu dari 25-55ºC menyebabkan aktivitas inhibisi menurun sehingga efisiensi inhibisi maksimum konsentrasi 8 ppm terdapat pada suhu 25 ºC dengan efisiensi inhibisi 88,6%. Aktivitas inhibitor menunjukkan kesesuaian dengan isoterm Langmuir yaitu dengan membentuk lapisan monolayer pada permukaan baja.
Studi Penurunan Kadar Ion-ion Logam (Cr3+, Cu2+, dan Pb2+) dengan Metode Elektrokoagulasi Menggunakan Elektroda Aluminium dan Karbon Ahmad Koharruddin; Vina Amalia; Tety Sudiarti
al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan Vol 6, No 1 (2019): al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ak.v6i1.4740

Abstract

Elektrokoagulasi pada prinsipnya berdasarkan pada proses sel elektrolisis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mempelajari penurunan kadar ion-ion logam (Cr3+, Cu2+, dan Pb2+) sebelum dan sesudah elektrokoagulasi, serta untuk mengetahui dan mempelajari penurunan kadar ion-ion logam (Cr3+, Cu2+,dan Pb2+) terhadap variasi waktu pada setiap jenis elektroda aluminium dan karbon. Metode pada penelitian  ini, 100 mL limbah logam buatan ditambah 10 mL larutan NaCl 1% dielektrokoagulasi dengan menggunakan dua jenis elektroda aluminium dan karbon dengan jarak antar elektroda 3 cm dan dialiri arus listrik searah (DC) sebesar 2 ampere, setiap penggunaan jenis elektroda menggunakan variasi waktu 0, 15, 45, 60, 90 menit. Larutan dari setiap waktu disaring dan dianalisis kadar logamnya menggunakan instrumen Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Penurunan kadar dari ketiga ion logam yang sangat baik, yaitu pada penggunaan elektroda aluminium dengan penurunan ion logam Cr3+ 99,85%; Cu2+ 98,76%; dan Pb2+ 99,85% pada waktu 90 menit. Hal tersebut disebabkan tereduksinya sebagian besar ion-ion logam membentuk logamnya, serta terbentuknya Al(OH)3 yang bereaksi lebih lanjut membentuk ion Al(OH)4- yang akan mengikat sebagian kecil ion-ion logam (Cr3+, Cu2+, dan Pb2+). Penurunan kadar ion-ion logam (Cr3+, Cu2+, dan Pb2+) pada penggunaan elektroda karbon, selain tereduksinya sebagian besar ion-ion logam membentuk logamnya, terbentuk pula ion OH- di anoda yang akan bereaksi dengan ion-ion logam membentuk hidroksi logamnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada elektroda aluminium dan karbon semakin lama waktu saat elektrokoagulasi semakin banyak pula penurunan ion-ion logam. Hal tersebut terbukti pada interval waktu 30 menit (15-45 menit dan 60-90 menit), mengalami penurunan hampir dua kali lipat dari interval waktu 15 menit (0-15 menit dan 45-60 menit).
Perbandingan Sifat Koligatif Campuran Larutan Garam (NaCl, KCl, dan Na-Benzoat) dengan Air Zamzam Berdasarkan Berat Jenisnya Susi Rusdiani; Dede Suhendar; Tety Sudiarti
al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan Vol 4, No 1 (2017): al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ak.v4i1.5078

Abstract

Sifat koligatif merupakan sifat larutan yang ditentukan oleh jumlah molekul atau ion yang terdapat di dalam larutan. Hubungan antar sifat koligatif dapat dikaji berdasarkan berat jenis larutan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan hubungan antara berat jenis dengan sifat koligatif dari campuran larutan (NaCl, KCl, Na-Benzoat) dan air zamzam. Tahap-tahap penelitian ini terdiri atas preparasi sampel, variasi berat jenis, pengukuran berat jenis (ρ), dan pengukuran tekanan osmosis (π) dengan menggunakan osmometer. Data hasil pengukuran tekanan osmosis kemudian digunakan untuk menghitung penurunan titik beku dan kenaikan titik didih dari rumus yang sudah diturunkan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa jumlah molekul zat terlarut dalam campuran larutan garam (NaCl, KCl, dan Na-Benzoat) akan mempengaruhi sifat koligatif pada larutan tersebut, sehingga pada hubungan sifat koligatif (tekanan osmosis, penurunan titik beku, dan kenaikan titik didih) terhadap berat jenis menunjukkan hasil yang linier. Akan tetapi penentuan sifat koligatif berdasarkan berat jenis (ρ) tidak dapat diberlakukan terhadap air zamzam karena pada air zamzam terdapat ion-ion yang mudah terdekomposisi jika variasi berat jenis dilakukan dengan cara penguapan.
Studi Keadaan Oksidasi Besi pada Air Hujan Hidayah Hidayah; Dede Suhendar; Tety Sudiarti; Emay Maesaroh
al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan Vol 6, No 1 (2019): al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ak.v6i1.4685

Abstract

Air hujan merupakan sumber air permukaan dan air tanah. Air hujan terbentuk melalui beberapa proses yakni kondensasi, presipitasi, evaporasi, dan transpirasi. Air hujan memiliki kandungan besi dalam bentuk partikulat dan terlarutnya seperti ferro (Fe2+) dan ferri (Fe3+). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menentukan kandungan Fe total, Fe(II) dan Fe(III) dalam air hujan serta perbandingannya dengan air hujan dari tiga tempat yang berbeda dan untuk mempelajari kandungan air hujan yang dapat mereduksi Fe(III). Fe total dianalisis dengan menggunakan instrumen Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Ion Fe(II) dan Fe(III) dianalisis dengan instrumen Spektrofotometer UV-Vis menggunakan ligan Fenantrolin dan KSCN sehingga membentuk senyawa kompleks [Fe(C12H8N2)3]2+ dan [Fe(SCN)6]3-. Derajat keasaman air hujan dianalisis menggunakan pH meter sedangkan keadaan oksidasi besi pada air hujan dianalisis menggunakan Spektrofotometer UV-Vis dengan pelarutan aqua dm dan air hujan yang turun di kawasan industri, pegunungan dan pemukiman. Hasil analisis menunjukkan kandungan Fe total, Fe(II) serta Fe(III) dalam air hujan yang turun sekitar industri, pegunungan dan pemukiman secara berturut-turut yaitu Fe total 0,5655; 1,6854; dan 2,4232 ppm, Fe(II) 0,0867; 0,2232 dan 0,0731 ppm, dan Fe(III) 0,5198; 0,4994 dan 0,5672 ppm. Dari perbandingan geseran panjang gelombang maksimum sinar tampak larutan FeSO4.7H2O teknis dan pro analisis dengan pengompleks fenantrolin diperoleh bahwa air hujan memiliki daya reduksi terhadap ion Fe3+.
Sintesis Cu(II)-Imprinted Polymers untuk Ekstraksi Fasa Padat dan Prakonsentrasi Ion Cu(II) dengan Ligan Pengkhelat 4-(2-Pyridylazo)resorcinol Lingga Rizal Harera; Tety Sudiarti; Meyliana Wulandari
al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan Vol 2, No 1 (2015): al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ak.v2i1.350

Abstract

ABSTRAKKontaminasi logam berat pada lingkungan perairan merupakan masalah besar dunia saat ini. Logam berat tidak dapat diurai atau dimusnahkan dan merupakan zat pencemar kimiawi. Cu(II) adalah logam berat yang bersifat racun jika masuk kedalam tubuh. Metode analisis Cu(II) sudah banyak dikembangkan salah satunya dengan teknik injeksi alir. Metode analisis ini memiliki waktu analisis yang singkat namun menggunakan pelarut yang mahal, faktor prakonsentrasi yang rendah, dan memiliki selektivitas yang rendah pula untuk ion Cu(II). Oleh karena itu, untuk meningkatkan selektivitas dilakukan pengembangan metode ekstraksi fasa padat menggunakan polimer pengkelat yaitu Ion Imprinted polymer (IIPs). Pada penelitian ini, Cu-IP berhasil disintesis melalui polimerisasi thermal menggunakan asam salisilat dan formaldehida dengan ligan pengkelat 4-(2-pyridylazo)recorcinol dengan pemanasan selama 10 jam pada temperatur 500C , menggunakan HCl sebagai katalis. Perbandingan stoikiometri kompleks biner Cu(II):PAR dibuat dengan perbandingan mol 1:1 yang dihitung dengan metode job. Kapasitas adsorpsi maksimum teramati pada konsentrasi 10 ppm dengan pH 6 dan waktu kontak 80 menit. IIP digunakan untuk prakonsentrasi adsorpsi dan desorpsi dengan persen perolehan kembali sebesar 97,09 % untuk IIP dan 53,11 % untuk NIP. Faktor prakonsentrasi yang diperoleh pada sampel lingkungan sebesar 1,85. Dengan hasil percobaan tersebut Cu-IP terbukti sebagai polymer fungsional dengan selektivitas dan regenerasi tinggi.
Potensi Ekstrak Kulit Buah Manggis sebagai Inhibitor Korosi Baja Karbon dalam Larutan NaCl 1% Jenuh Karbon Dioksida Tety Sudiarti; Nia Anriyani; Asep Supriadin
al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan Vol 5, No 2 (2018): al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ak.v5i2.3837

Abstract

Pemanfaatan limbah bahan alam sebagai inhibitor korosi belum banyak dilaporkan. Diantaranya adalah kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang dalam bentuk ekstraknya mengandung senyawa golongan flavonoid, alkaloid, dan tanin. Senyawa-senyawa tersebut berpotensi memiliki aktivitas inhibisi korosi dikarenakan memiliki gugus-gugus yang dapat teradsorpsi kuat pada permukaan logam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas inhibisi ekstrak kulit buah manggis pada baja karbon dalam medium NaCl 1% yang dijenuhi gas karbondioksida. Pelarut etil asetat digunakan untuk mengekstraksi kulit buah manggis menggunakan metode maserasi. Karakterisasi yang dilakukan adalah uji fitokimia dan analisis gugus fungsi dengan FTIR. Metode Tafel digunakan untuk menentukan aktivitas inhibisinya. Aktivitas inhibisi ekstrak kulit buah manggis meningkat dengan naiknya konsentrasi inhibitor. Efisiensi inhibisi optimum pada konsentrasi 40 ppm sebesar 60,37%. Kenaikan suhu dari 25-550C menyebabkan aktivitas inhibisi menurun dan mencapai efisiensi inhibisi optimum pada suhu 250C.
Sintesis dan Karakterisasi Selulosa Termetilasi sebagai Biokomposit Hidrogel Neng Rita Nurjannah; Tety Sudiarti; Lena Rahmidar
al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan Vol 7, No 1 (2020): al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ak.v7i1.6490

Abstract

Penggunaan biomaterial di bidang klinis semakin banyak dilakukan, karena biomaterial lebih aman digunakan (tidak toksik) serta ketersediaannya di alam sangat banyak. Salah satu pemanfaatan  biomaterial ini adalah yang berasal serat batang pisang. Serat batang pisang ini merupakan prekursor untuk disintesis menjadi Metil Selulosa (MS) yang bisa digunakan sebagai bahan hidrogel untuk proses penyembuhan luka dan iritasi kulit. Penelitian ini dimulai dari sintesis selulosa mikrobial dari batang pisang dengan menggunakan starter Acetobacter xylinum yang diinkubasi selama 9 hari. Nata yang diperoleh dimurnikan dan dihasilkan selulosa mikrobial. Selulosa mikrobial yang dihasilkan kemudian disintesis menjadi metil selulosa. Metil selulosa disintesis secara swelling, kemudian ditambahkan pelarut dan metilen klorida untuk proses metilasi. Selulosa dan metil selulosa dianalisis FTIR dan dilakukan pengujian pada metil selulosa meliputi warna, titik leleh serta kelarutan, sehingga dapat diperkirakan nilai DS-nya. Hasil karakterisasi FTIR pada selulosa mikrobial terdapat gugus –OH pada bilangan gelombang 3388,93 cm-1 dan gugus -CH pada bilangan gelombang 2931,80 cm-1. Karakterisasi metil selulosa dengan FTIR dapat diketahui dengan munculnya puncak daerah serapan gugus  –CH yang semakin tajam, yaitu pada MS-air dan MS-aseton terdapat gugus –CH masing-masing pada panjang gelombang 2918,30 cm-1 dan 2900,94 cm-1. Metil selulosa hasil sintesis dari batang pisang tidak dapat larut dalam pelarut air dingin (0-15°C), NaOH 4% dan asam asetat glasial. Nilai Derajat Substitusi (DS) MS-aseton 0,912 dan MS-air 0,834, sehingga pelarut aseton lebih baik untuk mengoptimalkan nilai DS pada metil selulosa.
MEKANISME INHIBISI KOROSI BAJA KARBON DALAM LINGKUNGAN AIR SADAH Tety Sudiarti
JURNAL ISTEK Vol 8, No 2 (2014): ISTEK
Publisher : JURNAL ISTEK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air untuk keperluan heating dan/atau cooling system di berbagai industri banyak yang bersifat sebagai air sadah (hard water), dan dialirkan melalui pipa yang terbuat dari baja karbon. Sifat korosif air sadah, dipengaruhi oleh suhu, dan perbandingan ion-ion yang bersifat agresif yaitu ion Cl-, dan ion SO42- terhadap ion-ion yang bersifat inhibitif, yaitu ion CO32-, HCO3- dan Ca2+. Air sadah merupakan medium korosif bagi baja karbon dan memerlukan inhibtor yang tepat untuk menanggulanginya, sehingga pengetahuan tentang mekanisme inhibisinya sangatlah penting. Pada penelitian ini dianalisis mekanisme inhibisi serta efektivitas inhibitor tiourea dan simetidin dalam lingkungan air sadah, berdasarkan parameter kinetika dan termodinamika. Sebagai contoh air sadah diambil dari salah satu industri tekstil di Bandung dengan penambahan 90 ppm ion klorida hasil optimasi penelitian sebelumnya. Tiourea digunakan sebagai inhibitor korosi karena memiliki kinerja yang baik dalam menghambat korosi baja karbon pada suasana basa dan simetidin karena memiliki struktur imidazol yang juga diharapkan memiliki daya inhibisi yang baik dalam lingkungan tersebut. Pengukuran laju korosi dan efisiensi inhibisi dilakukan dengan metode ekstrapolasi Tafel. Nilai Ea menunjukkan laju korosi pada rentang suhu 25 ºC sampai 55 ºC dikendalikan oleh proses difusi ionik dalam air. Nilai ΔHa dan ΔSa yang lebih positif pada air sadah yang mengandung inhibitor, mengindikasikan adanya proses penggantian posisi molekul air oleh inhibitor pada permukaan baja karbon selama adsorpsi berlangsung. Harga ΔGads yang negatif dan harga k yang tinggi, menandakan proses adsorpsi inhibitor merupakan proses yang spontan dan memiliki karakteristik interaksi dan kestabilan yang kuat antara lapisan yang diserap dengan permukaan baja. Meningkatnya harga Ea dengan adanya inhibitor, dan nilai ΔGads < -40 kJ/mol untuk simetidin, menandakan terjadinya adsorpsi secara fisik. Tetapi untuk tiourea nilai ΔGads > -40 kJ/mol yang menandakan terjadinya kemisorpsi. Nilai mutlak ΙΔGadsΙ menunjukkan tiourea lebih efektif daripada simetidin.
ADSORPSI SENYAWA 2,3-DIFENIL-IMIDAZO[1,2-A]PIRIDIN SEBAGAI INHIBITOR KOROSI BAJA KARBON DALAM LARUTAN ELEKTROLIT JENUH KARBON DIOKSIDA Tety Sudiarti
JURNAL ISTEK Vol 10, No 2 (2017): ISTEK
Publisher : JURNAL ISTEK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada industri pertambangan , minyak mentah yang dihasilkan bercampur dengan garam-garam klorida, gas yang bersifat asam seperti CO2 dan H2S, dan asam-asam organik yang memiliki berat molekul rendah seperti asam format dan asetat yang jika bercampur dengan air akan menjadi media yang sangat korosif terhadap bagian dalam pipa baja karbon yang digunakan dalam sumur produksi. Oleh karena itu, masalah korosi memerlukan penanganan yang sungguh-sungguh. Penanganan masalah ini masih sangat sulit karena faktor biaya yang sangat besar, oleh karena itu dibutuhkan upaya penanggulangan yang relatif lebih murah dan mudah. Salah satunya adalah dengan penambahan inhibitor korosi. Senyawa inhibitor yang digunakan adalah 2,3-difenilimidazo[1,2-a]piridin. Senyawa tersebut memiliki struktur molekul yang planar dan mengandung atom N yang memiliki pasangan elektron bebas yang dapat mengadsorpsi pada permukaan logam sehingga diharapkan dapat memiliki aktivitas inhibisi yang baik. Senyawa tersebut dianalisis daya inhibisi korosinya menggunakan metode Tafel dengan variasi konsentrasi dalam medium korosif larutan NaCl 1% jenuh CO2 serta ditentukan jenis isoterm adsorpsinya.. Hasil penelitian menunjukkan senyawa 2,3-difenil-imidazo[1,2-a]piridin menunjukkan aktivitas inhibitor yang baik dan adsorpsinya pada permukaan baja karbon sesuai dengan isoterm Langmuir yaitu dengan membentuk lapisan monolayer pada permukaan baja