Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Aplikasi Bokashi Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dan Fungi Mikoriza Arbuskula untuk Perbaikan Sifat Fisika Tanah Pasca Galian C dan Hasil Tanaman Cabai (Capsicum frustescens L.) Hidayat, Cecep; Supriadin, Asep; Huwaida’a, Fantyana; Rachmawati, Yati Setiati
AGROSAINSTEK: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian Vol 4 No 2 (2020): AGROSAINSTEK: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian
Publisher : Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (788.397 KB) | DOI: 10.33019/agrosainstek.v4i2.124

Abstract

Post-mine sandpits with low physical, chemical, and biological properties glance to be used as an alternative to vegetable cultivation but require input technology in organic matter and application of FMA. The Research aimed to know the effect of AMF and water hyacinth bokashi (Eichhornia crassipes) on the improvement of physical soil properties growth and yield of Chili pepper (Capsicum frutescens L.) on post-mine sandpits soil. A field-polybag trial had been carried out using a randomized block design two factors with factorial pattern and three replications. The first factor was water hyacinth bokashi dosage (control, 15 t ha-1, 20 t ha-1, and 25 t ha-1). The second factor was AMF dosage (without inoculation, 5 g polybag-1, and 10 g polybag-1). The results showed that application AMF and water hyacinth bokashi improve the soil’s physical properties (bulk density, soil porosity, and soil permeability), harvest index, and the wet weight of fruit. The main effect of bokashi occurs on the amount of chlorophyll, as for the root infection degree affected by FMA inoculation. The experiment indicated that application AMF 5 g and water hyacinth bokashi 15 t ha-1 could be used in Chilli pepper cultivation on post-mine sandpits.
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol pada Ekstrak Virgin Minyak Zaitun Kemasan Mirna Ulfa Fauziah; Asep Supriadin; Nila T Berghuis
al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan Vol 4, No 2 (2017): al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ak.v4i2.5086

Abstract

Ekstrak virgin minyak zaitun merupakan perasan pertama minyak zaitun yang banyak mengandung polifenol dan tokoferol yang berperan penting dalam aktivitas antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan hasil ekstraksi ekstrak metanol pada ekstrak virgin minyak zaitun yang berasal dari buah zaitun Italy yang beredar dipasaran Indonesia serta untuk mengetahui aktivitas antioksidannya dengan menggunakan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) yang diukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 517 nm dengan vitamin C sebagai pembanding. Penggunaan sonikator dan sentrifugasi digunakan dalam proses pemisahan. Senyawa ekstrak metanol diidentifikasi dengan analisis FTIR dan 1H-NMR. Perhitungan IC50 dilakukan dengan menggunakan persamaan regresi linier. Hasil penelitian ini menunjukkan ekstrak metanol pada ekstrak virgin minyak zaitun mengandung senyawa flavonoid dan turunan fenol yang memiliki nilai IC50 474,901 ppm dengan vitamin C sebagai pembanding sebesar 5,9993 ppm.
Pemanfaatan Limbah Biji Alpukat (Persea americana) sebagai Bahan Baku Biodiesel Nila Tanyela Berghuis; Prillizya D'Ura Tamako; Asep Supriadin
al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan Vol 6, No 1 (2019): al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ak.v6i1.4597

Abstract

Biji alpukat merupakan limbah pangan yang mengandung minyak nabati. Salah satu pemanfaatan minyak nabati adalah biodiesel. Biodiesel dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dikarenakan dapat menurunkan emisi jika dibandingkan dengan minyak diesel. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan biji alpukat sebagai bahan baku sintesis biodiesel serta karakterisasinya. Sintesis biodiesel dilakukan melalui reaksi esterifikasi minyak biji alpukat menggunakan pelarut metanol dengan perbandingan massa 1:20 disertai dengan penambahan katalis asam dan melalui reaksi transesterifikasi menggunakan pelarut metanol dengan perbandingan massa 1:6 dan disertai katalis basa, dengan konsentrasi katalis yang digunakan sebesar 2,5% dari bobot minyak. Karakterisasi dilakukan dengan analisis spektrofotometer FTIR yang menunjukkan adanya gugus fungsi ester yang merupakan karakteristik dari biodiesel hasil sintesis dengan melihat adanya ikatan C-O pada pada bilangan gelombang 1244,09 cm-1 dan ikatan C=O pada bilangan gelombang 1737,86 cm-1. Selain itu dilakukan juga analisis gas chromatography (GC) yang menunjukkan kandungan minyak terbanyak yang berhasil terekstrak dari biji alpukat, yaitu senyawa metil ester oleat dengan waktu retensi 20,618 menit. Pada tahap akhir dilakukan pengujian spesifikasi terhadap biodiesel yang dihasilkan berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 04-7182-2006 yang telah ditetapkan, yang menunjukkan angka asam sebesar 0,4 mg NaOH/g, massa jenis sebesar 679,335 kg/m3 dan viskositas kinematik sebesar 4,980 mm2/s pada 40ºC, dan warna nyala api biru kemerahan dan tidak berasap yang lebih baik dibandingkan dengan solar.
Isolasi dan Karakterisasi Amilase dari Biji Durian (Durio sp.) Lela Sri Wahyuni; Tina Dewi Rosahdi; Asep Supriadin
al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan Vol 2, No 1 (2015): al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ak.v2i1.348

Abstract

ABSTRAKAmilase merupakan enzim yang mampu menghidrolisis ikatan glikosidik dalam molekul pati. Amilase berasal dari berbagai sumber yaitu, mikroorganisme, tumbuhan, dan manusia. Penggunaan biji durian sebagai sumber amilase merupakan bentuk pemanfaatan limbah. Biji durian dipilih sebagai sumber amilase karena mengandung amilum. Karbohidrat yang terdapat pada biji durian memungkinkan adanya amilase. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi amilase dari biji durian. Amilase diekstraksi dengan buffer fosfat 50 mM (pH 7,5). Amilase difraksinasi dengan metode salting out menggunakan (NH4)2SO4 dan dimurnikan dengan metode didialisis. Aktivitas amilase dari biji durian (Durio sp.) ditentukan dengan menggunakan metode Fuwa dan konsentrasi protein diukur dengan metode Bradford. Aktivitas spesifik yang paling tinggi diperoleh pada tingkat kejenuhan 60% sebesar 1959,75 U/mg. pH optimum amilase berada pada pH 6 sedangkan suhu optimumnya berada pada suhu 40 ºC.
Efek Larvasida Hasil Fraksinasi Ekstrak N-Heksana Daun Kirinyuh (Chromolaena odorata L.) Terhadap Larva Aedes aegypti Lina Yulianti; Asep Supriadin; Tina Dewi Rosahdi
al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan Vol 4, No 1 (2017): al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ak.v4i1.5082

Abstract

Tumbuhan kirinyuh (Chromolaena odorata L.) telah dikenal masyarakat sebagai gulma yang digunakan untuk obat tradisional. Tumbuhan dari famili Asteraceae ini mengandung terpenoid dan steroid yang bersifat larvasida. Senyawa bioaktif yang terkandung dalam tumbuhan kirinyuh (Chromolaena odorata L.)  diduga dapat memberikan efek larvasida terhadap Aedes aegypti, sehingga dilakukan ekstraksi dan fraksinasi terhadap daun kirinyuh (Chromolaena odorata L.) untuk pengujian larvasida. Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi menggunakan n-heksana, ekstrak yang didapat difraksinasi menggunakan metode KVC, KKG, KLT dan hasil fraksinasi (B2-G3) diidentifikasi dengan FTIR. Pengujian larvasida terhadap Aedes aegypti dilakukan pada hasil ekstraksi (Crude) dan fraksi B2-G3 sebagai sampel uji. Data mortalitas Aedes aegypti dianalisis probit dengan SPSS 16,00 untuk menentukan nilai LC50 selama 72 jam. Sampel uji dikategorikan toksik jika menunjukkan nilai LC50< 1000 ppm. Hasil analisis probit menunjukkan nilai LC50 fraksi B2-G3 adalah 738,938 ppm yang menunjukkan fraksi tersebut berpotensi sebagai larvasida terhadap Aedes aegypti. Sedangkan nilai LC50 dari ekstrak n-heksana (Crude) adalah 16358,825 ppm yang menunjukkan bahwa ekstrak n-heksana dari daun kirinyuh (Chromolaena odorata L.) tidak berpotensi sebagai larvasida terhadap Aedes aegypti.
Sintesis dan Karakterisasi Pigmen Merah Besi(III) Oksida dari Serbuk Besi Limbah Bubut Logam Futhri Azhari Khalamudillah; Dede Suhendar; Asep Supriadin
al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan Vol 4, No 1 (2017): al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ak.v4i1.5083

Abstract

Limbah bubut dengan kandungan logam berat dapat menyebabkan pencemaran lingkungan jika dibuang secara langsung ke lingkungan tanpa diolah kembali. Limbah tersebut merupakan bahan potensial yang dapat dimanfaatkan karena kandungan utamanya yang sebagian besar merupakan unsur besi. Sintesis pigmen merah digunakan metode presipitasi dengan menggunakan 4 suhu kalsinasi yang berbeda (500, 600, 700, dan  800°C). Karakterisasi hasil sintesis digunakan instrumen X-Ray Diffraction (XRD) dan Spektrofotometer Datacolor. Serbuk besi dari limbah bubut logam yang digunakan sebagai sampel mengandung unsur besi (Fe), hasil sintesis diperoleh empat pigmen merah besi(III) oksida dengan fasa hematit dengan rendemen 99,90% dan dengan intensitas warna merah yang berbeda pada setiap suhu kalsinasi yang digunakan. Serbuk besi limbah bubut logam dapat disintesis menjadi pigmen merah besi(III) oksida (hematit) dengan metode presipitasi dan pigmen merah dengan kalsinasi suhu 700°C memiliki intensitas warna merah yang dominan dari ke-3 suhu kalsinasi yang lain
Isolasi dan Karakterisasi Enzim Amilase dari Biji Nangka (Artocarpus heterophillus) Nita Puspita Tazkiah; Tina Dewi Rosahdi; Asep Supriadin
al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan Vol 4, No 1 (2017): al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ak.v4i1.5079

Abstract

Amilase merupakan enzim perombak pati yang dibutuhkan oleh tubuh. Amilase dapat diisolasi dari berbagai tumbuhan, misalnya biji-bijian. Pada penelitian ini amilase diisolasi dari biji nangka, karena biji nangka tidak banyak dikonsumsi sehingga menjadi limbah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi amilase dari biji nangka. Amilase diekstraksi dengan buffer fosfat 50 mM pada pH 7,5. Amilase difraksinasi dengan metode salting out dengan ammonium sulfat (NH4)2SO4, kemudian didialisis dengan buffer fosfat. Aktivitas amilase dari biji nangka  ditentukan dengan menggunakan metode Fuwa dan konsentrasi protein diukur dengan metode Bradford. Aktivitas spesifik yang paling tinggi diperoleh pada tingkat kejenuhan 50% dengan aktifitas spesifik 2,12 U/mg.  pH optimum amilase berada padapH 6, dengan aktivitas spesifik sebesar 2,52 Unit/mg, sedangkan suhu optimumnnya berada di suhu 50 ºC dengan aktivitas spesifik 2,52 Unit/mg.
Potensi Ekstrak Kulit Buah Manggis sebagai Inhibitor Korosi Baja Karbon dalam Larutan NaCl 1% Jenuh Karbon Dioksida Tety Sudiarti; Nia Anriyani; Asep Supriadin
al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan Vol 5, No 2 (2018): al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ak.v5i2.3837

Abstract

Pemanfaatan limbah bahan alam sebagai inhibitor korosi belum banyak dilaporkan. Diantaranya adalah kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang dalam bentuk ekstraknya mengandung senyawa golongan flavonoid, alkaloid, dan tanin. Senyawa-senyawa tersebut berpotensi memiliki aktivitas inhibisi korosi dikarenakan memiliki gugus-gugus yang dapat teradsorpsi kuat pada permukaan logam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas inhibisi ekstrak kulit buah manggis pada baja karbon dalam medium NaCl 1% yang dijenuhi gas karbondioksida. Pelarut etil asetat digunakan untuk mengekstraksi kulit buah manggis menggunakan metode maserasi. Karakterisasi yang dilakukan adalah uji fitokimia dan analisis gugus fungsi dengan FTIR. Metode Tafel digunakan untuk menentukan aktivitas inhibisinya. Aktivitas inhibisi ekstrak kulit buah manggis meningkat dengan naiknya konsentrasi inhibitor. Efisiensi inhibisi optimum pada konsentrasi 40 ppm sebesar 60,37%. Kenaikan suhu dari 25-550C menyebabkan aktivitas inhibisi menurun dan mencapai efisiensi inhibisi optimum pada suhu 250C.
EFEK LARVASIDA HASIL FRAKSINASI METANOL DAUN Aglaia glabrata TERHADAP LARVA Aedes aegypti Asep Supriadin; Rohana Kudus; Vina Amalia
JURNAL ISTEK Vol 10, No 1 (2017): ISTEK
Publisher : JURNAL ISTEK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aglaia glabrata merupakan salah satu spesies tumbuhan dari famili Meliaceae. Salah satu kandungan Aglaia sp. adalah senyawa siklopentatetrabenzohidrofuran yang bermanfaat sebagai insektisida. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan golongan senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam hasil fraksinasi metanol daun A. glabrata, dengan analisis uji fitokimia dan sfektrum FTIR. Selain itu dalam penelitian ini dilakukan juga uji larvasida ekstrak metanol dan hasil fraksinasi dari daun A. glabrata terhadap larva Aedes aegypti. Ekstraksi dilakukan melalui metode maserasi menggunakan pelarut metanol. Ekstrak metanol yang dihasilkan difraksinasi menggunakan metode Kromatografi Cair Vakum (KCV), Kromatografi Kolom Gravitasi (KKG). Uji fitokimia dilakukan pada sampel fraksi awal dan fraksi B4D. Fraksi awal ekstrak metanol daun A. glabrata positif alkaloid, terpenoid, tanin, flavonoid, dan saponin, sedangkan pada fraksi B4D positif tanin dan steroid. Analisis spektrum FTIR fraksi B4D didapatkan gugus fungsi –OH, - CH, C=O, -CH2-, C=C aromatik dan C-O. Larva Aedes aegypti yang digunakan yaitu larva instar III untuk menentukan uji larvasida. Data mortalitas Aedes aegypti dianalisis probit dengan SPSS 16,00 untuk mengetahui LC50 selama 24 jam. Ekstrak dapat dikategorikan toksik bila nilai LC50
UJI TOKSISITAS EKSTRAK DARI KULIT BATANG Aglaia glabrata DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BSLT) Karina Agust; Asep Supriadin; Mimin Kusmiyati
JURNAL ISTEK Vol 8, No 2 (2014): ISTEK
Publisher : JURNAL ISTEK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tumbuhan Aglaia glabrata adalah spesies dari keluarga Meliaceae. Pada penelitian pertama ini akan dilakukan uji pendahuluan toksisitas terhadap ekstrak n-heksana, etil asetat, dan metanol kulit batang A. glabrata menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Kulit batang segar dikeringkan dan digerus kemudian ditimbang sebanyak 2,5 kg diekstraksi menggunakan metode maserasi, dengan pelarut metanol. Ekstrak metanol (344 g) dipartisi dengan n-heksana, etil asetat, dan n-butanol selanjutnya dilakukan uji toksisitas awal. Ekstrak n-heksana (21,7066 g) difraksinasi dengan kromatografi cair vakum (KCV) dengan sistem eluen gradien 10% selanjutnya fraksi-fraksi tersebut dikelompokan berdasarkan hasil KLT. Selanjutnya fraksi C (5,2214 g) difraksinasi kembali menggunakan Kromatografi kolom gravitasi (KKG). Hasil dari fraksinasi n-heksana yaitu fraksi C3 (1,0515 g) diuji fitokimia untuk mengetahui kandungan kimia yang selanjutnya diuji toksisitas. Data mortalitas Artemia salina dianalisis dengan analisis probit untuk mengetahui nilai Lethal Concentration (LC50). Ekstrak dikatakan toksik apabila nilai LC50 < 1000 ppm. Hasil dari penelitian menunjukan pada ekstrak n-heksana dan hasil fraksinasi dari kulit batang A. glabrata memiliki tingkat toksisitas terhadap A. salina. Nilai toksisitas ekstrak n-heksana yaitu dengan nilai LC50 221,341 ppm, dan hasil fraksinasi C3 (5) dengan nilai LC50 217,948 ppm dengan kendungan kimia yang terdapat pada kulit batang A. glabrata adalah golongan steroid, triterpenoid, dan flavonoid.