Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

SEMIOTIKA KETAKSADARAN PADA KARYA LUKIS PENYANDANG SKIZOFRENIA RESIDUAL Caecilia Tridjata; Yasraf Amir Piliang
RITME Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam tulisan ini dieksplorasi segi konseptual dan empirik tentang aspek ketaksadaran dalam kepribadian penyandang skizofrenia yang diekspresikan melalui karya-karya lukisnya. Konsep-konsep ‘kesadaran’ dan ‘ketaksadaran’ dalam psikoanalisa merupakan kunci untuk memahami tingkah laku dan masalah-masalah kepribadian, salah satu diantaranya adalah skizofrenia. Pada kasus penyandang skizofrenia proses membawa pre-conscious menjadi sebuah kesadaran mengalami masalah karena telah terbenam lebih dalam ke unconsciousness. Menurut pandangan psikoanalisa Lacan secara konseptual pemahaman konsep ‘subyek’ dari penyandang skizofrenia dapat dianalisa melalui karya-karya lukis mereka. Penataan elemen-elemen visual pada karya lukis mereka layaknya sebuah struktur bahasa dalam relasi penandaan yang dapat diinterpretasi melalui berbagai pendekatan, salah satunya melalui metode Semiotika. Pada kasus penyandang skizofrenia prosesnya menjadi lebih kompleks karena terjadi kerancuan pola dan arus berpikir yang disebabkan oleh halusinasi, delusi dan gangguaan psikologis lainnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya kerancuan relasi tanda sehingga ide, tema/subject matter, unsur-unsur visual dan gaya pada karya-karya lukisnya terkesan tak lazim atau ganjil. Metode semiotika ketaksadaran membantu proses memahami subjektivitas penyandang skizofrenia melalui karya lukisnya yang terhubung dengan alam ketaksadarannya. Karya lukis skizofrenia merupakan sublimasi artistik dari keinginan bersosialisasi dengan masyarakat. Dalam perspektif semiotika manifestasi dari ‘self expression’ yang divisualisasikan dalam karya seni lukis dipahami sebagai ‘kode pribadi’ yang berpotensi mengalami perubahan tanda dan makna hingga menampilkan ‘pola’ atau ‘gaya individu’ yang orisinal yang disebut ‘idiolect’. Penafsiran makna simbolik yang orisinal yang terdapat pada karya lukis skizofrenia ini dimungkinkan dilakukan melalui penafsiran terbuka atau prospektif.  
DIFERENSIASI WANDA-WANDA ARJUNA GAGRAK SURAKARTA DALAM PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN SECARA MATEMATIS Ratna Cahaya Wirawan; Yasraf Amir Piliang; Ira Adriati; I Irfansyah
Jurnal Sosioteknologi Vol. 19 No. 1 (2020)
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/sostek.itbj.2020.19.1.1

Abstract

Arjuna dalam wayang kulit memiliki bentuk ekspresi (disebut dengan wanda) yang penciptaannya didasarkan pada bentuk dan posisi tubuh dan diidentifikasi dengan menggunakan rasa. Penelitian ini melangkah lebih jauh dari sekedar rasa untuk mencari diferensiasi secara terukur pada wanda-wanda Arjuna dan membaca pola dari diferensiasi tersebut. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan mengukur dan menghitung secara matematis elemen-elemen Arjuna wayang kulit. Arjuna wayang kulit dalam penelitian ini dilihat sebagai suatu struktur di mana setiap elemen-elemennya terkait satu sama lain sehingga dapat diketahui diferensiasinya. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pola diferensiasi yang bersifat kontinum dari tiga yang menjadi obyek penelitian, di mana wanda Kinanthi mengantarai diferensiasi wanda Kedhu yang menjadi patokan (titik awal) dan wanda Muntap yang menjadi titik akhir. Pola yang muncul ini dapat digunakan untuk memperkirakan arah penciptaan wanda berikutnya.
GOFFMAN DRAMATURGY OF MOVEMENT CONCEPT IN SETAN JAWA FILM BY GARIN NUGROHO Agustina Kusuma Dewi; Yasraf Amir Piliang; Irfansyah Irfansyah; Acep Iwan Saidi
International Journal of Humanity Studies (IJHS) Vol 3, No 2 (2020): March 2020
Publisher : Sanata Dharma University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24071/ijhs.v3i2.2339

Abstract

DramaturgyGoffmanncloselyrelatedtothemodeloftheinteractionbetweenthepersonabyassumingthatamodeofsocialrelationsasastageshow.Thereareself-raised,therearepurposelyhiddenformanagementtocreateacertainimpression.SetanJawaFilmbyGarinNugroho,asanartfilm,theissueofmovementasthemediasaidthefilmthatmarkstheculturalcodeofJavatointeract.Thisstudyaimstoidentifytheperceptionofmotionapplicabletothe'movement'inSetanJawaFilmusingtestquestionnaireresponsesontheperceptionofrespondentsfromdiverseethnic,whichwaslaterconfirmedbythemethodofFocusedGroupDiscussionwithGoffmannDramaturgyanalysisasthebasisofinterpretation.
Peran Perempuan dalam Tradisi Makan Bajamba pada Rumah Gadang Minangkabau Rosalinda Wiemar; Yasraf Amir Piliang; Deddy Wahjudi; Ruly Darmawan
Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya Vol 8 No 3 (2022): Ideas: Pendidikan, Sosial, dan Budaya (Agustus)
Publisher : Ideas Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32884/ideas.v8i3.943

Abstract

Minangkabau is an ethnic group in West Sumatra with a matrilineal ideology. The tradition of eating bajamba is an activity that has many meanings and is closely related to the role of women. For this reason, this research was conducted to find out how the role of women and the meaning implied in the tradition of eating bajamba in the rumah gadang. The ethnographic research method was used to obtain literature and field data with a qualitative research approach and descriptive analysis. From the results of the study, it was found that the role of women greatly influenced the process and layout of the area when eating bajamba at the rumah gadang. Research findings can be used as a guide and preserve the implementation of Bajamba eating activities so that they are not eroded by time. Minangkabau adalah kelompok suku-suku di Sumatera Barat yang berpaham matrilineal. Tradisi makan bajamba merupakan kegiatan yang memiliki banyak makna dan sangat berkaitan dengan peran perempuan, karenanya penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana peran perempuan dan makna yang tersirat dalam tradisi makan bajamba di rumah gadang. Metode penelitian etnografi digunakan untuk memperoleh data literatur dan lapangan dengan pendekatan penelitian kualitatif serta analisis deskriptif. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa peran perempuan sangat mempengaruhi proses dan tata letak area pada saat makan bajamba di rumah gadang. Temuan penelitian dapat dijadikan panduan serta melestarikan pelaksanakan kegiatan makan bajamba agar tidak tergerus oleh zaman.
Taste Perception from Jamu Drinks Color for Younger Generation by using Photo Products Andreas Kurniawan; Yasraf Amir Piliang; Agung Eko Budiwaspada
International Journal of Management, Entrepreneurship, Social Science and Humanities Vol. 6 No. 1 (2023): Specific Issue
Publisher : Research Synergy Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31098/ijmesh.v6i1.1338

Abstract

Jamu is a traditional herbal drink from Indonesia that has been inherited from generation to generation. Jamu drinks have a variety of recipes since their ingredients are derived from a combination of typical Indonesian spices that can be obtained in local markets. Previously, jamu was frequently associated with a bitter taste, but due to improvements and innovations, it may now adapt to the preferences of the younger generation. Moreover, modification of a recipe's look involving different hues may cause consumers to speculate about its taste. This study examines taste perception from the Indonesian traditional herbal drinks "jamu" color for the younger generation by using photo products image. The research method was conducted through experimentation by using a questionnaire and forum discussion in 2 phases on 111 visual communication students with an average age of 21.7 years. Results: white, red, blue, and yellow colors were preferred by the majority of participants, followed by orange and brownish-red colors, which were still mostly acceptable. However, brown and green were perceived as the colors that participants disliked the most. Based on the result of this experiment, it can be concluded that human perception of color and taste can also be applied to traditional herbal medicine; this result supports the innovative exploration of jamu recipes that can adapt to the tastes of the younger generation. The result of this study shows that perception is influenced by previous experience; several times, the data showed significantly that colors such as milk or common fruit juice would be perceived the same as the taste of jamu. Furthermore, these findings strengthen various previous studies that the color will be able to make humans perceive its taste; although sometimes the perception is wrong, it can be used as an important reference for industries. In addition, the results of this study also show that the perception of color can be done without the need to see the product directly.