Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PERBEDAAN DINAMIKA ORGANISASI PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR (P3A) BERBADAN HUKUM DAN BELUM BERBADAN HUKUM (Studi Kasus: Desa Bandar Jawa Dan Desa Bandar,Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun) Ristiwi Retno Palupy; Meneth Ginting; Emalisa Emalisa
JOURNAL ON SOCIAL ECONOMIC OF AGRICULTURE AND AGRIBUSINESS Vol 5, No 6 (2016): volume 5 no. 6 juni 2016
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan jumlah organisasi P3A, luas tanam, luas panen dan produksi tanaman padi sawah di daerah penelitian selama 5 tahun terakhir; Perbedaan karakteristik umur, luas lahan, pendidikan, pengalaman bertani dan frekuensi pembayaran iuran P3A antara organisasi P3A Berbadan Hukum dan Belum Berbadan Hukum; Perbedaan dinamika organisasi antara P3A Berbadan Hukum dengan Belum Berbadan Hukum; Hubungan antara umur, luas lahan, pendidikan, pengalaman bertani dan frekuensi pembayaran iuran P3A dengan dinamika organisasi P3A Berbadan Hukum dan Belum Berbadan Hukum; Serta pengaruh dari umur, luas lahan, pendidikan, pengalaman bertani dan frekuensi pembayaran iuran P3A terhadap dinamika organisasi P3A Berbadan Hukum dan Belum Berbadan Hukum di daerah penelitian. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, skoring, uji beda rata-rata (T-test), Korelasi Rank Spearman dan Regresi Linear Berganda. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa tidak ada peningkatan jumlah organisasi P3A namun terjadi peningkatan luas tanam, luas panen, dan hasil produksi tanaman padi sawah selama 5 tahun terakhir di Kabupaten Simalungun; Tidak ada perbedaan karakteristik umur, luas lahan, pendidikan dan pengalaman bertani anggota, namun frekuensi pembayaran iuran P3A Berbadan Hukum dan Belum Berbadan Hukum berbeda, ada perbedaan yang nyata dinamika organisasi P3A Berbadan Hukum dengan Belum Berbadan Hukum; Tidak ada hubungan yang nyata antara umur, luas lahan, pendidikan, pengalaman bertani dan frekuensi pembayaran P3A dengan dinamika organisasi P3A Berbadan Hukum namun ada hubungan yang nyata antara umur, luas lahan, pendidikan, pengalaman bertani dan frekuensi pembayaran P3A organisasi P3A Belum Berbadan Hukum; Tidak ada pengaruh yang nyata dari umur, luas lahan, pendidikan, pengalaman bertani dan frekuensi pembayaran P3A terhadap dinamika organisasi P3A Berbadan Hukum namun ada pengaruh yang nyata dari umur, luas lahan, pendidikan, pengalaman bertani dan frekuensi pembayaran P3A terhadap dinamika organisasi P3A Belum Berbadan Hukum. Kata Kunci: Dinamika Organisasi, P3A, Berbadan Hukum, Belum Berbadan Hukum
FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI UBI KAYU (STUDI KASUS : DESA MARINDAL II, KECAMATAN PATUMBAK, KABUPATEN DELI SERDANG) Suci Handayani; Meneth Ginting; Lily Fauzia
JOURNAL ON SOCIAL ECONOMIC OF AGRICULTURE AND AGRIBUSINESS Vol 5, No 8 (2016): volume 5 no. 8 agustus 2016
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan produksi ubi kayu didaerah penelitian, untuk mengetahui cara bercocok tanam dan pendapatan petani ubi kayu didaerah penelitian, untuk mengetahui faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi pendapatan petani ubi kayu didaerah penelitian, serta mengetahui masalah apa saja yang dihadapi oleh petani ubi kayu didaerah penelitian. Metode analisis yang digunakan adalah menggunakan model penduga regresi linier berganda (Multiple Regresi) dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Perkembangan luas lahan dan produksi ubikayu selama lima tahun terus bertambah dan meningkat, pada tahun 2010 produksi ubikayu sebesar 1.815 Ton, dan pada tahun 2014 sebesar 3.891 Ton. Cara bercocok tanam ubi kayu di daerah penelitian masih dilakukan secara sederhana. Pendapatan usahatani ubi kayu permusim tanam sebesar Rp.12.289.555/MT, atau Rp. 21.407.542/Ha. Dari hasil secara serempak variabel umur, lama pendidikan, pengalaman bertani, luas lahan, harga, produktivitas dan jenis bibit berpengaruh nyata terhadap Pendapatan. Dan dengan secara parsial yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan adalah variabel lama pendidikan, luas lahan, harga, dan produktivitas. Sedangkan variabel umur, pengalaman bertani, dan jenis bibit tidak berpengaruh terhadap pendapatan. Masalah-masalah yang dihadapi petani dalam berusahatani Ubi Kayu adalah masalah kepemilikan lahan, Harga jual yang rendah, Serangan hama penyakit, dan juga keamanan yang kurang baik. Kata kunci : faktor sosial ekonomi, ubi kayu dan pendapatan.
ANALISIS KOMODITI UNGGULAN SUBSEKTOR TANAMAN PANGAN DI SUMATERA UTARA TAHUN 2010 – 2014 Terry Praganda Sinaga; Meneth Ginting; Lily Fauzia
JOURNAL ON SOCIAL ECONOMIC OF AGRICULTURE AND AGRIBUSINESS Vol 5, No 8 (2016): volume 5 no. 8 agustus 2016
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.87 KB)

Abstract

ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan produksi komoditi tanaman pangan selama periode tahun 2010 - 2014 sehingga dapat menganalisis komoditi subsektor tanaman pangan yang menjadi unggulan di Sumatera Utara. Metode penentuan daerah yang digunakan yaitu secara Convenience Sampling, dan metode analisis data dengan menggunakan analisis Location Quotient. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kondisi produksi untuk komoditi subsektor tanaman pangan berfluktuatif untuk setiap tahunnya namun cenderung mengalami penurunan dalam periode tahun 2010 – 2014. Berdasarkan nilai LQ di Sumatera Utara  tidak ada komoditi yang dapat diunggulkan dalam periode. Untuk komoditi setiap kabupaten/kota di Sumatera Utara didominasi oleh komoditi padi. Kabupaten/kota yang paling banyak memiliki komoditi unggulan pada periode tersebut adalah Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Dairi dan Humbang Hasundutam. Tapanuli Tengah mengunggulkan padi sawah, padi ladang, kacang tanah, dan ubi kayu, Tapanuli Utara mengunggulkan padi ladang, kacang tanah, ubi kayu, dan ubi jalar, Dairi mengunggulkan padi ladang, jagung, kacang tanah dan ubi jalar, sedangkan Humbang Hasundutan mengunggulkan padi sawah, padi ladang, kacang tanah, dan ubi jalar. Kata Kunci: Komoditi Unggulan, Location Quotient, Tanaman Pangan