p-Index From 2019 - 2024
2.217
P-Index
This Author published in this journals
All Journal REKA RACANA
Erma Desmaliana
Unknown Affiliation

Published : 17 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Studi Perbandingan Respon Struktur Rangka Baja Pemikul Momen terhadap Beban Gempa dan Beban Angin Amatulhay Pribadi; Erma Desmaliana; Mohammad Keneeth Rafni Prayoga
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 7, No 2: Juli 2021
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v7i2.76

Abstract

ABSTRAKPerancangan struktur gedung yang baik diperlukan agar struktur dapat kuat dalam menahan beban gempa. Beban angin juga sebaiknya diperhitungkan sebagai beban lateral pada struktur gedung yang tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui respon struktur gedung terhadap beban gempa dan beban angin yang terjadi pada tujuh wilayah di Indonesia berdasarkan SNI 1727:2020 dan SNI 1726:2019. Struktur gedung baja 10 lantai menggunakan sistem rangka pemikul momen khusus. Dari hasil penelitian, desain gedung telah aman terhadap simpangan antar tingkat yang disyaratkan. Pada penelitian ini, gaya geser dasar dari yang terbesar sampai yang terkecil menurut perhitungan gaya geser statik ekivalen dan respon spektra berturut-turut adalah Gorontalo, Jayapura, Banda Aceh, Kupang, Surabaya, Samarinda, dan Tanjung Pinang. Berdasarkan hasil analisis ini, beban gempa lebih berisiko mengakibatkan kegagalan struktur dibandingkan dengan beban angin.Kata kunci: struktur rangka baja, beban gempa, beban anginABSTRACTA good structure design is necessary to ensure that the structure can resist the earthquake load. Wind load is also important to be accounted as lateral loads especially on tall buildings. This study aims to determine the building structural responses due to eathquake and wind loads which occur in seven regions in Indonesia based on SNI 1727:2020 and SNI1726:2019. The steel building structure is a 10-floor special moment resisting frame. Based on this research result, the design of the building is safe for displacement as required by the code. In this study, the base shear forces from the largest to the smallest consecutively based on equivalent static and response spectrum analysis are Gorontalo, Jayapura, Banda Aceh, Kupang, Surabaya, Samarinda, and Tanjung Pinang. Based on this research result, earthquake load has higher risk of causing structural failure than wind load.Keywords: steel frame structure, earthquake load, wind load
Analisis Kebutuhan Pelat Injak pada Box Underpass Akibat Pengaruh Beban Wibisono Bangun Satrio; Bernardinus Herbudiman; Erma Desmaliana
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 4: Desember 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i4.98

Abstract

ABSTRAKUnderpass merupakan suatu bangunan terowongan termasuk sarana transportasi barang dan manusia. Underpass dibangun di bawah tanah untuk menghindari daerah/kawasan rawan kemacetan. Pada kasus tertentu, kebutuhan pelat injak dapat diabaikan keberadaanya pada struktur box underpass. Analisis dilakukan dengan membandingkan perilaku struktur dengan 2 kondisi yaitu kondisi 1 pelat tanpa timbunan dan kondisi 2 pelat injak yang tertimbun oleh tanah timbunan. Analisis dilakukan dengan perangkat lunak SAP2000. Intensitas beban mengacu pada pembebanan jembatan SNI 1725:2016. Variasi panjang untuk pelat injak yang digunakan 5 m, 6 m dan 7 m, variasi tebal pelat yaitu 30 cm, 35 cm dan 40 cm, serta pengaruh jarak spring yaitu 10 cm, 20 cm dan 30 cm. Dari penelitian, lendutan yang terjadi cenderung lebih besar pada kondisi 2 karena pengaruh beban SIDL yang besar, lendutan maksimum kondisi 1 dan 2 adalah 1,148 mm dan 1,486 mm. Perbedaan momen maksimum kondisi 1 dan 2 masing-masing 422,111 kN-m dan 309,883 kN-m. Gaya geser masing-masing sebesar adalah 259,634 kN dan 583,885 kN. Gaya-gaya yang terjadi pada kondisi 1 cenderung lebih besar dari pada kondisi 2.Kata kunci: pelat injak, tanah timbunan, distribusi beban ABSTRACTUnderpass is a tunnel building for transportation of goods and people. Underpasses are built underground to avoid areas / areas prone to congestion. In certain cases, requirement of approach slab may be ignored in structure of the underpass box. Analysis was done by comparing the behavior of the structure with 2 conditions, condition 1 with plate without soil embankment and the condition 2 approach slab is covered by soil embankment. Analysis was carried out with SAP2000. Load intensity refers to SNI 1725: 2016. Variation of length for approach slab used 5 m, 6 m and 7 m, variation of plate thickness are 30 cm, 35 cm and 40 cm, and influence of spring distance are 10 cm, 20 cm and 30 cm. From the research, deflection that occurred tends to be greater in condition 2 because influence of large SIDL loads, maximum deflection conditions 1 and 2 are 1.148 mm and 1.486 mm. Difference in maximum moment in conditions 1 and 2 is 422.111 kN-m and 309.888 kN-m. Respectively shear force is 259.634 kN and 583.885 kN. The forces that occur in condition 1 tend to be greater than conditions 2.Keywords:  approach slab,  soil  embankment, load distribution. 
Analisis Numerik Tekuk Kolom Variasi Penampang Profil Baja Tunggal Biqi Banusha; Erma Desmaliana
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 7, No 3: November 2021
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v7i3.157

Abstract

ABSTRAKPermasalahan yang umumnya sering terjadi pada kolom bangunan yaitu deformasi tekuk. Deformasi tekuk dapat terjadi jika suatu kolom dibebani oleh gaya aksial tekan yang nilainya besar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kekuatan desain kolom dan membandingkan nilai beban tekuk dan faktor panjang tekuk, baik dengan menggunakan perhitungan AISC maupun pemodelan software ANSYS. Kolom dengan variasi penampang profil baja IWF, C, T, L, Hollow Square dan Hollow Pipe dan variasi kondisi tumpuan jepit-bebas dan jepit-sendi; dimodelkan memiliki panjang 5 meter dan mutu baja BJ41. Berdasarkan hasil analisis tekuk elastis, nilai kekuatan desain terbesar yaitu 1.317,587 kN untuk penampang profil baja Hollow Square dengan kondisi tumpuan jepit-sendi. Persentase terbesar perbandingan perhitungan AISC terhadap pemodelan software ANSYS untuk nilai beban tekuk yaitu 5,780% (tekuk lentur) dan 24,179% (tekuk torsi lentur) pada profil L serta 38,354% (tekuk torsi) pada profil IWF; sedangkan untuk nilai faktor panjang tekuk yaitu 2,926% pada profil L.Kata kunci: deformasi tekuk, kekuatan desain, beban tekuk, faktor panjang tekuk ABSTRACTGenerally, buckling deformation occurs in building columns and loaded by a large compressive axial force. This study aims to analyze the design strength of column and compare the buckling load and the buckling length factor, using both AISC and ANSYS software modeling. Columns with cross-sectional variations of IWF, C, T, L, Hollow Square and Hollow Pipe steel profiles and support variations of free-fixed and pinned-fixed; have 5-meters-length and BJ41 steel quality. Based on the elastic buckling analysis, the largest design strength is 1,317.587 kN for a Hollow Square steel profile section with a pinned-fixed support. The largest percentage of comparison between AISC calculations and ANSYS software modeling for buckling load is 5.780% (flexural buckling) and 24.179% (flexural torsional buckling) on the L profile and 38.354% (torsional buckling) on the IWF profile, while the buckling length factor is 2.926% in the L profile.Keywords: buckling deformation, design strength, buckling load, buckling length factor
Analisis Perbandingan Kinerja Struktur Baja SRBKK Tipe Inverted-V pada Gedung Bertingkat 12, 16, dan 20 Lantai Diva Rahma Benita; Erma Desmaliana; Amatulhay Pribadi
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 5, No 4: Desember 2019
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v5i4.65

Abstract

ABSTRAK Konstruksi baja merupakan suatu alternatif yang dapat digunakan dalam pembangunan gedung tinggi. Salah satu cara untuk memperbesar kekakuan suatu gedung dengan memasang bresing. Pada kasus ini sistem struktur baja yang digunakan yakni Sistem Rangka Bresing Konsentrik Khusus menggunakan bresing tipe Inverted-V. Dalam Penelitian ini dilakukan perencanaan struktur baja bertingkat 12, 16 dan 20 lantai yang dimana nantinya juga dilakukan evaluasi kinerja struktur bangunan menggunakan analisis pushover untuk menentukan struktur bangunan yang paling efektif dalam perencanaan struktur menggunakan bresing Inverted-V. Dalam Penelitian ini, didapat level kinerja struktur pada struktur baja bertingkat 12, 16 dan 20 lantai berada pada kinerja Immediate Occupancy (IO). Dari hasil-hasil analisis yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa struktur baja bertingkat 12 lantai menggunakan bresing konsentrik tipe Inverted-V memiliki perioda struktur yang paling kecil dan berat struktur yang lebih kecil dibandingkan sistem rangka bresing struktur lainnya.Kata kunci: struktur baja, pushover, kinerja strukturABSTRACTSteel construction is an alternative that can be used in the construction of tall buildings. One way to increase the rigidity of a building by installing the bracing. In this case the steel structure system that will be used is the Steel Special Concentrically using Inverted-V type bracing. In this thesis, steel structure planning of 12, 16 and 20-storey will be carried out, which will also evaluate the performance of the building structure using pushover analysis to determine the most effective structure in the structure planning using Inverted-V bracing. In this thesis, it obtained the level structural performance in steel structure 12, 16 and 20-storey floors are in the performance of Immediate Occupancy (IO). From the result of the analysis that was obtained, it can be concluded that the 12-storey steel structure steel structure using concentrically Inverted V-braced frames has the smallest structural period and smaller structural weights compared to other structural bracing systems.Keywords: steel structure, pushover, structure performance 
Kajian Teknis Waktu dan Biaya pada Perbandingan Struktur Atap Kayu dan Struktur Atap Baja Ringan Muhamad Aldiansyah; Katarina Rini Ratnayanti; Erma Desmaliana
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 5, No 1: Maret 2019
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v5i1.118

Abstract

ABSTRAKRangka atap pada umumnya menggunakan material kayu sebagai struktur utamanya, tetapi kayu merupakan bahan yang didapatkan dari alam, jika digunakan terus menerus maka kayu akan habis. Maka dari itu produsen mencari altenatif lain yang dapat menggantikan kayu sebagai material utama membentuk struktur atap. Dibuatlah baja ringan sebagai pengganti material kayu yang semakin lama semakin langka dan juga mahal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kekuatan, biaya, dan waktu antara struktur atap kayu dengan struktur atap baja ringan sehingga dapat dipilih struktur mana yang lebih baik dipilih. Hasil penelitian menunjukan kekuatan struktur kayu lebih baik dibandingkan dengan baja ringan, untuk berat struktur baja ringan lebih ringan sebesar 25,11%, untuk biaya baja ringan bisa menghemat 17,93% biaya, sedangkan untuk waktu pelaksanaan kayu dan baja ringan sama-sama 85 hari. penilaian total kayu mendapatkan 1,5 poin sedangkan baja ringan mendapatkan 2,5 poin, sehingga material yang baik dipilih adalah baja ringan.Kata Kunci: baja ringan, kayu, kekuatan, biaya, waktu ABSTRACTIn general, roof truss using wood as its main structure, but wood is obtained from nature, if used continuously then the wood will be runs out. Therefore manufacturers are looking for other alternatively cansubtitute wood as the main material to form the roof structure. Cold formed steel was made to substitute wood material which is getting increasingly scarce and expensive as well. This research aims to find out a comparison of strength, cost, and time between the wooden roof structure with cold formed steel roof structure so that structure can be choosen which is the better one. Research results showed the strength of the wooden structure is better compared cold formed steel, for the weight of the structure cold formed steel lighter than wood, for the cost of cold formed steel 17,93% could save costs, for the timing of the implementation of wooden and cold formed steel is same need 85 days. Assestment of total wood get 1,5 points while cold formed steel get 2,5 points, so a better material chosen is cold formed steel.Keywords: cold formed steel, wood, strength, cost, time
Optimasi Bentuk Penopang Pelat Beton Apung Hazairin Hazairin; Erma Desmaliana; Imas Anggi Meylani
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 7, No 1: Maret 2021
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v7i1.44

Abstract

ABSTRAKBencana banjir seringkali terjadi di Indonesia, bahkan Istana negara tidak luput terendam karena tidak terbendungnya volume air yang meningkat. Kerusakan yang terjadi pada sarana dan prasarana akibat banjir tidaklah kecil dan satu cara untuk menghindari kerusakan tersebut yaitu dengan menggunakan pelat beton apung. Pemodelan pelat beton apung di atas fondasi elastis menggunakan perangkat lunak Ansys, dengan nilai tumpuan elastis sebesar 10 kN/m3 dan beban sebesar 2.500 N pada bagian ujung pelat beton apung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bentuk penopang pelat beton apung terhadap keseimbangan apung, serta nilai deformasi maksimum akibat pembebanan. Pelat beton apung berukuran 3x4 meter dengan variasi bentuk penopang segitiga, trapesium dan lengkung baik satu arah maupun dua arah. Dari hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pelat beton apung dengan bentuk penopang segitiga 300 dua arah memiliki nilai deformasi terkecil sebesar 0,194 m; volume pelat sebesar 9,328 m3 serta deviasi draft sebesar 0,191 mKata Kunci : pelat beton apung, bentuk penopang pelat, deformasi ABSTRACTFlood disasters often occur in Indonesia, even the state palace is not spared from being submerged because the increasing volume of water cannot be stopped. The damage that occurs to facilities and infrastructure due to flooding is not small and one way to avoid this damage is to use floating concrete slabs. Modeling of floating concrete slab on an elastic foundation using Ansys software, with an elastic support value of 10 kN/m3 and a load of 2,500 N at the end of the floating concrete slab. This study aims to determine the effect of the shape of the floating concrete slab support on the buoyancy balance, as well as the maximum deformation value due to loading. Floating concrete slab measuring 3x4 meters with various forms of triangular, trapezoidal and curved supports in one direction or two directions. From the results of the analysis and discussion, it can be concluded that the floating concrete slab with a triangular shape of 300 two-way supports has the smallest deformation value of 0.194 m, the plate volume is 9.328 m3 and the draft deviation is 0.191 mKeywords : floating concrete plate, plate support geometry, deformation
Studi Eksperimental Kuat Tumpu Baut Sejajar Serat Metode Lubang Penuh dan Setengah Lubang Erma Desmaliana; Nessa Valiantine Diredja; Oki Bernadi
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 6, No 3: November 2020
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v6i3.155

Abstract

ABSTRAKKuat tumpu baut merupakan salah satu parameter penting dalam menentukan suatu sambungan baut. Berdasarkan persamaan SNI 7973:2013, kuat tumpu ditentukan berdasarkan berat jenis kayu, diameter pengencang, dan arah serat kayu. Pada penelitian kali ini terdapat dua metode pengujian eksperimental yaitu metode lubang penuh dan metode setengah lubang berdasarkan ASTM D5764-97a (2002). Pengujian dilakukan menggunakan kayu Mahoni dengan sejajar arah serat dan tiga variasi diameter baut yaitu 1/2 inchi, 5/8 inchi dan 3/4 inchi yang dibandingkan dengan analisis teoritis berdasarkan SNI 7973:2013. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengujian eksperimental kuat tumpu baut memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan persamaan berdasarkan SNI 7973:2013, dengan nilai persen beda untuk pengujian metode lubang penuh sebesar 22,914% untuk sampel a; 5,806% untuk sampel b; 3,759% untuk sampel c; sedangkan untuk pengujian menggunakan metode setengah lubang sebesar 20,927% untuk sampel AA; 16,954% untuk sampel BB; 15,326% untuk sampel CC.Kata kunci: kuat tumpu baut, sejajar serat, SNI 7973:2013 ABSTRACTBolt bearing strength is one of the important parameters in bolt connetion design. According to the SNI 7973:2013, bearing strength is determined based on specific gravity of timber, diameter of fasterner and direction of timber grain. In this research, there are two experimental testing methods, full hole and half hole testing based on ASTM D5764-97a (2002). Mahogany timber with parallel grain direction was carried out in this test using three variations of bolt diameter, which are 1/2 in, 5/8 in and 3/4 in. This study compares the value of bolt bearing strength with theoritical analysis based on SNI 7973:2013. The result showed that the experimental of bearing strength had a greater value than the equation of theoritical analysis based on SNI 7973:2013, with percentage of difference for full hole testing are 22.914% for sample a, 5.806% for sample b, 3.759% for sample c, while the percentage of difference for half hole testing are 20,297% for sample AA, 16.954% for sample BB, and 15.326% for sample CC.Keywords: bolt bearing strength, parallel grain, SNI 7973:2013