Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan Tjokro Hadi; Arief Subakti Ariyanto; Parhadi Parhadi; Supriyadi Supriyadi; Triwardaya Triwardaya; Wasino Wasino; Yustinus Eka Wiyana
Bangun Rekaprima Vol 4, No 1 (2018): APRIL 2018
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.528 KB) | DOI: 10.32497/bangunrekaprima.v4i1.1120

Abstract

Pertumbuhan penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami perkembangan. Meningkatnya kebutuhan akan tempat tinggal tidak seimbang dengan jumlah pertumbuhan kayu yang mengakibatkan langkanya kayu dibidang konstruksi. Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan, struktur dibidang Teknik Sipil dituntut untuk menjadi lebih berkualitas dari segala aspek kekuatan yang harus dipenuhi seperti aspek ekonomi dan kemudahan dalam pembangunan. Salah satu struktur yang banyak menarik perhatian saat ini adalah struktur rangka atap dengan menggunakan profil baja ringan. Adapun keuntungan menggunakan rangka atap baja adalah: merupakan material baru yang makin diminati, bahan ini dapat dibuat dengan bermacam bentangan (panjang atau lebar atap), bahan yang bila dirancang dengan benar, akan lebih kuat dari atap kayu, serta lebih aman, material ini lebih awet, tidak dimakan rayap, tahan terhadap api, sifat materialnya ringan dan mudah dirakit, bila dibandingkan rangka kayu pada luasan yang sama pemasangan kerangka atap baja ringan, bobotnya yang ringan dibandingkan kayu, beban yang harus ditanggung oleh struktur dibawahnya lebih rendah, dan sisa material sedikit.Kata kunci: Konstruksi rangka atap baja, pelatihan, tenaga terampil.
KAJIAN PENGARUH WAKTU TERHADAP DAYA DUKUNG TIANG PANCANG PADA TANAH LEMPUNG AKIBAT AGING Diyah Setiawati; Nuansa Oktofani; Supriyadi Supriyadi; Junaidi Junaidi
Bangun Rekaprima Vol 7, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (650.868 KB) | DOI: 10.32497/bangunrekaprima.v7i1.2587

Abstract

Tiang pancang yang terletak di tanah lempung, pasir, atau kombinasi dari berbagai jenis tanah menunjukkan bahwa waktu memiliki pengaruh signifikan terhadap daya dukung, atau yang sering disebut sebagai set up. Set up disebabkan oleh dua efek yang berbeda yaitu pembuangan tekanan air pori berlebih karena pemancangan dan penuaan (aging). Aging menyebabkan kapasitas meningkat seiring waktu karena perubahan karakteristik kerangka tanah, perubahan interaksi antara tiang dan tanah, atau perubahan struktur pada tanah di sekitar tiang yang dipancang. Δ10 adalah faktor yang memberikan peningkatan daya dukung. Pada rumus Skov dan Denver (1988) dan Bullock et al. (2005a, b), Δ10 memiliki nilai yang konstan. Sedangkan Clausen dan Aas (2000) berpendapat bahwa set up bergantung pada sifat-sifat tanah khususnya indeks plastisitas (Ip) dan rasio overconsolidation (OCR). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis adanya hubungan antara waktu setelah pemancangan (t) terhadap daya dukung tiang (Q); membandingkan nilai faktor set up (Δ10) menggunakan rumus Skov dan Denver (1988), Bullock et al. (2005a,b), serta Clausen dan Aas (2000); dan menghitung kemungkinan alternatif nilai faktor set up (Δ10) baru yang lebih tepat. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode statistika dengan program Microsoft Excel dan SPSS berupa regresi linier, One-Way ANOVA, dan uji hipotesis. Pada akhirnya dapat dibuktikan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara waktu setelah pemancangan (t) terhadap daya dukung tiang (Q), di mana daya dukung tanah lempung terhadap tiang yang dipancang dapat meningkat seiring waktu. Fungsi waktu yang dikemukakan oleh Skov dan Denver (1988) serta Bullock et al. (2005a, b) memberikan kesesuaian yang lebih baik berdasarkan data yang tersedia, sedangkan model yang disarankan oleh Clausen dan Aas (2000) memberikan hasil yang paling tidak sesuai. Kemudian nilai Δ10 = 0,24 diprediksi menjadi alternatif nilai faktor set up baru yang lebih tepat berdasarkan kumpulan data pengujian di lapangan.
Pengaruh Penambahan Fly Ash Dan Bottom Ash Terhadap Mutu Paving Kusdiyono Kusdiyono; Tedjo Mulyono; Supriyadi Supriyadi
Bangun Rekaprima Vol 3, No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (589.847 KB) | DOI: 10.32497/bangunrekaprima.v3i2.861

Abstract

Fly ash dan bottom ash merupakan limbah padat dihasilkan sisa pembakaran batubara pada pembangkit listrik tenaga uap atau proses industri lainnya. Limbah padat ini terdapat dalam jumlah yang relatif besar, sehingga memerlukan pengelolaan yang serius agar tidak menimbulkan masalah pencemaran lingkungan, seperti pencemaran udara, perairan dan penurunan kualitas ekosistem lainnya. Fenomena yang terjadi, penanganan limbah ini tidak maksimal, terbukti masih adanya perusahaan membuang abu batu bara di Jalan lingkar selatan kota Salatiga (Suara Merdeka, 2012), limbah batu bara makan korban di Kayen, Pati (Sura Merdeka, 2012), kejadian seperti ini menunjukkan bahwa pengelolaan limbah padat dari industri tidak dikelola dengan baik. Sementara penelitian dibidang Rekayasa Bahan sudah banyak dilakukan oleh peneliti sebagai upaya untuk memecahkan permasalahan dan memanfaatkan limbah industri ini untuk dapat diproduksi menjadi industri lain seperti bahan bangunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu paving (Bata beton) dengan bentuk empat persegi panjang dengan ukuran 60 mm x 100 mm x 200 mm dan model/jenis B2,5, B5, B7,5, B10, B12,5, B15, B17,5 dan B20 terdapat peningkatan kuat tekan rata-rata dibanding dengan model/jenis BN (tanpa penambahan fly ash dan bottom ash). Tertinggi pada penambahan fly ash dan bottom ash 5% dengan kekuatan tekan rata-rata mencapai 225,37 kg/cm² umur 14 hari, sedang penurunan terjadi pada penambahan fly ash dan bottom ash mulai dari 7,5% sampai 20% dengan penurunan kuat tekan rata-rata terendah 144,36 kg/cm² pada umur uji 14 hari. Persamaan regresi yang didapat Y= - 4,130 X² - 38,91 X + 117,2 dengan nilai korelasi R² = 0,766, artinya dengan penambahan fly ash dan bottom ash mempunyai pengaruh kuat terhadap kuat tekan paving (Bata beton). Sehingga diperoleh suatu gambaran bahwa dengan menambahkan fly ash dan bottom ash pada pembuatan paving (Bata beton) mutunya dapat menjadi lebih baik.Kata Kunci: Fly Ash, Bottom Ash, Pencemaran, Mutu Paving
ANALISIS KUAT TEKAN MORTAR DENGAN PENAMBAHAN SIKAGROUT 215 Supriyadi Supriyadi; Triwardaya Triwardaya; Parhadi Parhadi; Suroso Suroso; Herry Ludiro Wahyono
Bangun Rekaprima Vol 8, No 2 (2022): Oktober 2022
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.182 KB) | DOI: 10.32497/bangunrekaprima.v8i2.3961

Abstract

Mortar adalah bahan bangunan terdiri dari campuran antara semen, pasir dan air dengan persentase yang berbeda. Kuat tekan merupakan unsur penting dari sifat mekanis mortar. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan pengaruh penambahan SikaGrout 215 terhadap kuat tekan mortar dan menentukan perbedaan antara kuat tekan antara mortar  semenportlanddya ditambah jumlahnya dengan mortar ditambah dengan SikaGrout 215. Pasir yang digunakan adalah pasir eks Muntilan Magelang dan semen Gresik.Pengujian pasir dilakukan untuk menentukan dan menemukan pasir yang memenuhi syarat mutu. Jenis pengujian pasir meliputi uji kadar lumpur, kandungan organik, analisa ayak serat berat jenis dan serapan air.Benda uji penelitian berupa kubus ukuran mortar ukuran  5x5x5 cm dan jumlah nya masing-masing 6 buah. Mortar yang diuji adalah campuran 1PC : 8PS dengan ditambah SikaGrout 215 dengan jumlah bervariasi. Variasi penambahan SikaGrout 215 dihitung dalam persen kali berat semen portland dalam campuran, yaitu 0; 4; 8; 16; 32; 48; 64; 80; dan 100. Sedangkan untuk menentukan beda kuat tekan antara mortar ditambah semen dengan mortar ditambah SikaGrout 215, perbandingan campuran mortarnya adalah 1PC : 8PS + 100% x beratPC atau 1PC : 4PS  dan 1PC : 8PS : 1SK. Uji kuat tekan mortar dilakukan pada umur 14 hari kemudian dikonversi menjadi kuat tekan umur 28 hari. Hasil penelitian adalah bahwa penambahan SikaGrout 215 pada  mortar 1PC : 8PC berpengaruh positif terhadap peningkatan kuat tekan. Hubungan antara penambahan SikaGrout 215 dengan kuat tekan mortar dinyatakan persamaan regresi Y = 66.198 + 0.831 X.  Sedangkan kuat tekan rata-rata antara mortar 1PC : 8PS dengan mortar 1PC : 8PS : 1SK secara analisis statistic uji beda hasilnya berbeda secara nyata. Hal ini ditunjukkan dengan angka t hitung  (tStat) =4.6903>t kritis(tCritical two-tail)= 2.2281.Hal tersebut diperjelas dengan angka numerik kuat tekan mortar 1PC : 8PS adalah 187.31 kg/cm2 lebih tinggi dari pada kuat tekan mortar 1PC : 8PS : 1SK187.31 kg/cm2. Jika dihitung secara relatih kuat tekan rata-rata mortar 1PC : 4PS adalah = (187.31-166.01) : 187.31 x 100% = 11,37% lebih tinggi dari pada kuat tekan rata-rata mortar 1PC : 8PS : 1SK
KLASIFIKASI JENIS HASIL PROSES PRODUKSI PAVING BLOCK PADA CV WARINGIN PUTIH, BANYUMANIK SEMARANG SESUAI DENGAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI 03- 0691-1996) Roselina Rahmawati; Sukoyo Sukoyo; Danang Isnubroto; Supriyadi Supriyadi; Herry Ludiro Wahyono; Stefanus Santosa; Yusetyowati Yusetyowati; Sri Wahyuningsih Sulaiman; Hadi Wibowo
Jurnal Hilirisasi Technology kepada Masyarakat (SITECHMAS) Vol 4, No 1 (2023): Vol. 4 No. 1 April 2023
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32497/sitechmas.v4i1.3914

Abstract

Bata beton atau Paving block adalah suatu komposisi bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen Portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air, agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu bata beton itu. Hasil proses produksi sangat dipengaruhi oleh faktor produksi, antara lain : kualitas/komposisi bahan baku, peralatan yang dipergunakan untuk memproduksi, langkah- langkah dalam membuatnya sampai dengan perawatan. Proses produksi di CV Waringin Putih ini sangat dipengaruhi oleh permintaan pengguna (pemesan), sehingga sangat memungkinkan hasilnya kurang terkendali (kualitasnya bervariasi). Untuk itu diperlukan pendampingan, agar supaya hasilnya dapat memuaskan konsumen karena biasanya akan menjadikan permintaan (demand) produk tersebut akan bertambah yang berarti akan menambah pendapatan, mengingat kualitas Paving block dari CV Waringin Putih ini betul-betul memenuhi standar. Setelah selesai pendampingan CV Waringin Putih telah terekomendasi bahwa proses produksi Paving block hasilnya memenuhi Standar Nasional Indonesia 03- 0691-1996 dengan hasil Mutu C yaitu paving block tersebut dapat digunakan untuk Pejalan Kaki dan penggunaan lain.
KAJIAN KETERLAMBATAN PROYEK BERDASARKAN ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN LAYANG XYZ Junaidi Junaidi; Supriyadi Supriyadi; Afhandani Candradewi; Aldito Bayu Pradikdya
Bangun Rekaprima Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.259 KB) | DOI: 10.32497/bangunrekaprima.v9i1.4408

Abstract

Infrastruktur di Indonesia berkembang sangat pesat, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menunjang kemajuan perekonomian di Indonesia.Salah satu infrastruktur yang dibangun yaitu Jalan Layang XYZ. Proyek ini memiliki nilai kontrak sebesar Rp. 149.394.103.000,- dan durasi pekerjaan selama 330 hari (46 minggu), dengan adanya batasan waktu dan biaya tersebut diperlukan pengendalian yang baik dan matang. Progress yang berjalan hingga penelitian ini dibuat telah mencapai minggu ke-37 dengan progress realisasi sebesar 71,847%, sedangkan progress rencana pada minggu ke-37 sebesar 80,422% dengan deviasi antara progress rencana dan progress realisasi sebesar -8,574%. Deviasi tersebut disebabkan oleh ketergantungan antara pekerjaan satu dengan yang lain yang sangat kompleks sehingga tidak jarang menyebabkan keterlambatan proyek dan pengendalian menjadi rumit.  Berdasarkan hasil analisisdan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa volume realisasi berdasarkan progress realisasi dan volume realisasi berdasarkan AHSP memiliki nilai yang sama, Hal ini menunjukan bahwa faktor-faktor keterbatasan lahan yang mempengaruhi efisiensi alat, padatnya volume lalu lintas di sekitar daerah lokasi proyeksehingga dapat menghambat mobilisasi alat, waktu operasi (waktu siklus) alat berat yang dibutuhkan operator lebih lama dari yang direncanakan, serta penurunan jam efektif kerja karena pekerja membutuhkan waktu persiapan untuk melaksanakan pekerjaanmenjadi faktor penyebab terjadinya deviasi antara kurva S rencana dengan kurva S realisasi.  Faktor-faktor lain penyebabterjadinya keterlambatan berdasarkan hasil wawancara di lapangan antara lain; a) keterlambatan dalam penyediaan alat berat launcher untuk erection girder yang mengakibatkan mundurnya pelaksanaan pekerjaan erection girder serta pekerjaan pemancangan oprit jalan layang sebelah barat, b) perubahan design konstruksi dikarenakan jenis kontrak pada proyek ini merupakan design and built di mana kondisi lokasi yang telah ditetapkan pada kontrak tidak dijelaskan secara spesifik sehingga terdapat perbedaan kondisi dengan realita di lapangan, serta c) perubahan pada gambar kerja karena menyesuaikan kondisi di lapangan, sehingga dalam pelaksanaannya menyebabkan pekerjaan konstruksi menjadi terhambat
KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN TRAS ASAL DS. SENDANGWARU KEC. KRAGAN KAB. REMBANG DAN KAPUR SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PORTLAND Wahjoedi Wahjoedi; Supriyadi Supriyadi; Herry Ludiro Wahyono; Jamal Mahbub; Lalu Yahya Surya Buana
Bangun Rekaprima Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.661 KB) | DOI: 10.32497/bangunrekaprima.v9i1.4440

Abstract

Pemanfaatan material alternatif sebagai pengganti semen merupakan salah satu upaya meningkatakan nilai jual material alternatif tersebut, selain itu juga dapat mengurangi penggunaan material yang tidak ramah lingkungan dalam dunia konstruksi. Laporan dari BBC mengutip dari Chatham House menyebutkan semen adalah sumber sekitar 8% dari emisi karbon dioksida (CO2) dunia. Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya tentang mortar. Wahjoedi et.al, 2021 telah melakukan penelitian penggunaan tras sebagai bahan substitusi terhadap semen portland dalam pembuatan mortar. Campuran dibuat tanpa dan mengganti komposisi semen dengan tras dan kapur pada proporsi tertentu, akan diperoleh adukan konsistensi normal dari kadar masing-masing bahan (air, semen, agregat halus, tras dan kapur) dan selanjutnya diuji kuat tekannya melalui benda uji kubus ukuran 5 cm x 5 cm x 5 cm pada 28 hari. Dari hasil penelitian diperoleh nilai kuat tekan mortar hasil substitusi semen portland menggunakan tras dan kapur sebagai berikut: 1) substitusi 0% menghasilkan kuat tekan mortar 30,20 MPa; 2) substitusi 10% (5% tras dan 5% kapur) menghasilkan kuat tekan mortar 21,62 MPa; 3) substitusi 15% (7,5% tras dan 7,5% kapur) menghasilkan kuat tekan mortar 21,02 MPa; 4) substitusi 20% (10% tras dan 10% kapur) menghasilkan kuat tekan mortar 16,28 MPa; 5) substitusi 25% (12,5% tras dan 12,5% kapur) menghasilkan kuat tekan mortar 12,98 MPa. Sehingga dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan tras sebagai bahan substitusi semen portland dapat memenuhi kriteria Mortar tipe M (kuat tekan 17,2 MPa) secara optimal pada persentase tras hingga sebesar 15%.
KAJIAN PENANGANAN KERUSAKAN STRUKTUR RIGID PAVEMENT MELAUI DESAIN ULANG TULANGAN BETON DAN WIREMESH (STUDI KASUS JALAN XYZ) Junaidi Junaidi; Supriyadi Supriyadi; Anis Wahyuni; M. Rifqi Mubarok
Bangun Rekaprima Vol 9, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32497/bangunrekaprima.v9i2.5206

Abstract

Jalan tol merupakan infrastruktur penting untuk melancarkan konektivitas dari satu tempat ke tempat lain serta mengurangi waktu perjalanan kendaraan. Salah satu jalan tol yang dalam tahap pembagunan di Indonesia adalah Jalan Tol XYZ. Proyek jalan tol ini terdiri dari pekerjaan slab on pile, pekerjaan timbunan, pekerjaan jembatan, pekerjaan perkerasan kaku (rigid pavement) dan perkerasan lentur (flexible pavement). Dalam pekerjaan perkerasan kaku, proyek ini terjadi permasalahannya itu terjadi keretakan perkerasan kaku yang berada diatas box culvert yang pada struktur bawahnya dilakukan perbaikan tanah menggunakan tiang pancang. Oleh karena itu, tulisan ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya keretakan tersebut serta mengusulkan solusi teknisnya sehingga hasilnya dapat digunakan untuk menjadi referensi dalam pekerjaan selanjutnya. Hasil analisis menunjukkan bahwa setelah proses pengecoran perkerasan kaku, tanah dasar di bawahnya masih mengalami penurunan sebesar 10 mm dan 6 mm. Akibatnya timbul keretakan pada struktur perkerasan kaku karena perbedaan penurunan dari box culvert yang diasumsikan tidak mengalami penurunan kembali dengan timbunan di sekitarnya yang masih mengalami penurunan. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa desain perkerasan kaku menggunakan tulangan tunggal sehingga kapasitas beton (Mu) lebih kecil dari berat beton itu sendiri yang berakibat beton mengalami keretakan. Penanganan perbaikan yang diusulkan adalah plat beton bertulang yang awalnya menggunakan tulangan tunggal diubah menjadi tulangan ganda yang diletakkan pada daerah tarik dan tekan penampang beton agar mampu menahan gaya tekan yang timbul dari tanah dan dari beban lalulintas yang lewat. Selain itu juga ditambahkan tulangan wiremesh pada daerah tarik beton agar jika terjadi penurunan tanah masih mampu menahan beban tersebut.