Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : JURNAL INTEGRASI PROSES

PROSES HIDROLISI MENGGUNAKAN KATALIS ZEOLIT ALAM PADA KULIT PISANG KEPOK SEBAGAI SUMBER GLUKOSA Erna Wati Ibnu Hajar; Tirta Agung Ungsiono; Sugeng Utomo; Bayu Setiawan
JURNAL INTEGRASI PROSES VOLUME 6 NOMOR 1 JUNI 2016
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (690.68 KB) | DOI: 10.36055/jip.v6i2.657

Abstract

Kulit pisang merupakan bahan buangan (limbah buah pisang) yang dapat menimbulkan dampak baru, yaitu jumlahnya yang cukup banyak. Kulit pisang mengandung komponen yang bernilai tinggi, seperti karbohidrat, vitamin C, kalsium dan nutrien lainnya. Oleh karena itu, limbah kulit pisang sangat berpotensi untuk digunakan sebagai sumber Glukosa. Glukosa merupakan bahan utama dalam proses pembuatan bioethanol. Bioetanol merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang sekarang perannya sangan penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu hidrolisis dan massa katalis terhadap kadar glukosa yang dihasilkan dari proses hidrolisis pada kulit pisang kepok sebagai sumber glukosa. Ada empat tahapan yang dilakukan, diantaranya pembuatan tepung kulit pisang kapok, pembuatan katalis zeolit alam teraktivasi, proses hidrolisis dan uji kandungan glukosa. Proses hidrolisis pada kulit pisang kapok menggunakan katalis zeolit alam teraktivasi yang dipanaskan di atas pemanas dengan menvariasiakan massa katalis yaitu 0, 2, 4, 6 dan 8 gram dan waktu hidrolisis yaitu 2, 4 dan 6 jam. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa waktu hidrolisis dan massa katalis berpengaruh terhadap kadar glukosa yang dihasilkan. Semakin lama waktu hidrolisis maka menghasilkan kadar glukosa yang semakin besar. Begitu juga dengan pengaruh massa katalis, semakin besar massa katalis maka menghasilkan kadar glukosa yang semakin besar. Hasil menunjukan bahwa proses hidrolisis pada kulit pisang kepok dengan massa katalis 8 gram dan waktu hidrolisis selama 6 jam menghasilkan kadar glukosa tertinggi, yaitu 51,3 mg/ml dengan presentase yield 10.26%.