Miko Hananto
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DAN PERILAKU PENCEGAHAN GIGITAN NYAMUK TERHADAP PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DI INDONESIA: ANALISIS LANJUT DATA RISKESDAS 2018 Asep Hermawan; Miko Hananto
JURNAL EKOLOGI KESEHATAN Vol 19 No 2 (2020): JURNAL EKOLOGI KESEHATAN VOLUME 19 NOMOR 2 TAHUN 2020
Publisher : Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/jek.v19i2.3085

Abstract

ABSTRACT The High morbidity of dengue requires effective and efficient prevention efforts. Breaking chain of transmission through the eradication of mosquito nests (PSN) is a way that is believe an effective and efficient in controlling dengue. However, a nation-wide study shows that PSN has not been fully implemented in Indonesia. The aim of study was to described the relations between sociodemographic factors and mosquito bite prevention behaviour of PSN action in Indonesia, using Riskesdas 2018 data. The Population was used households is as samples in Indonesia as much as 262,917. The dependent variable is PSN actions and the independent variables are age group, occupation, education level, urban and rural areas as well as mosquito bite prevention practice by households and individuals. Data were analyzed using multiple logistic regression. The result was shown that the age group, education, occupation of the head of the household (KRT) and housewife (IRT) (P value <0.05) arean important variables that was influenced PSN action in Indonesia. In multiple logistic regression test, the influential variables are age group, education level, type of work, using mosquito repellent (spray / mosquito coil/ electric), the mosquito netting installed at ventilation house , sleep used insecticide-treated mosquito nets <3 years, repellent / bite-preventing materials, and the electric mosquito rackets. The variable that has the biggest influence is the larvasidation of the water reservoir. . To preserved of PSN implementation continuously, PSN campaigns can be carried out at various age levels, education levels and occupations. Keywords: Eradication of mosquito nests, sociodemography, dengue, and mosquito bites ABSTRAK Morbiditas dengue yang tinggi memerlukan upaya pencegahan yang efektif dan efisien. Memutus rantai penularan melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN) merupakan salah satu cara yang dipercaya efektif dan efisien dalam pengendalian dengue saat ini. Namun, sebuah penelitian berskala nasional menunjukkan bahwa PSN belum sepenuhnya dilaksanakan di Indonesia. Artikel ini bertujuan untuk menggambarkan hubungan faktor sosiodemografi dan praktek pencegahan gigitan nyamuk terhadap perilaku PSN di Indonesia, dengan menggunakan data Riskesdas 2018. Populasi adalah rumah tangga di Indonesia dengan sampel 262.917 rumah tangga. Variabel dependen adalah perilaku PSN dan variabel independen adalah kelompok usia, pekerjaan, tingkat pendidikan, wilayah perkotaan dan perdesaan serta praktek pencegahan gigitan nyamuk oleh rumah tangga dan individu. Data dianalisis menggunakan regresi logistik. Hasil analisis menunjukan bahwa kelompok umur, pendidikan, pekerjaan kepala rumah tangga (KRT) dan ibu rumah tangga (IRT) (nilai P<0,05) merupakan variabel penting yang mempengaruhi perilaku PSN di Indonesia. Pada uji regresi logistik, variabel berpengaruh adalah kelompok umur, tingkat pendididikan, jenis pekerjaan, menggunakan obat nyamuk (semprot /bakar/ elektrik, ventilasi rumah dipasang kasa nyamuk, tidur menggunakan kelambu berinsektisida<3 tahun, repelen/bahan pencegah gigitan, dan raket nyamuk elektrik. Pengaruh terbesar adalah larvasidasi penampungan air. Untuk menjaga kesinambungan pelaksanaan PSN, kampanye PSN dapat dilakukan pada berbagai tingkatan usia, pendidikan dan pekerjaan. Kata kunci: Pemberantasan sarang nyamuk, sosiodemografi, dengue, pencegahan gigitan nyamuk
KEPEMILIKAN KELAMBU DAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN KELAMBU ANTI NYAMUK DI WILAYAH ENDEMIS MALARIA PASCA PENDISTRIBUSIAN TAHUN 2017-2018 Rina Marina; Jusniar Ariati; Shinta Shinta; Ginoga Veridona; Doni Lasut; Asep Hermawan; Hendrik Siahaan; Roy Nusa RES; Harianto Harianto; Miko Hananto; Dasuki Dasuki; Andre Yunianto; Dian Perwitasari; Pandji W Dhewantara
JURNAL EKOLOGI KESEHATAN Vol 20 No 2 (2021): JURNAL EKOLOGI KESEHATAN VOLUME 20 NOMOR 2 TAHUN 2021
Publisher : Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/jek.v20i2.4963

Abstract

ABSTRACT The distribution of LLINs (Long Lasting Insecticidal Nets) is one of the strategies implemented by health programs to control malaria in Indonesia. This study aims to determine the sociodemographic factors associated with the use of LLINs. The research is an observational with a cross-sectional study design. Interviews using a structured questionnaire were carried out on household members from 4602 sample houses in selected villages with systematic random sampling that had been distributed malaria nets in 2017 - 2018 in 12 malaria endemic districts. The data collected were ownership of bed nets, sociodemographic data including gender, marital status, education, age, occupation, household status, and behavior of using bed nets. Data analysis used multivariate logistic regression. The results showed that 83.9% of respondents had mosquito nets and as much as 82.4% of them were obtained from the LLINs program, and the use of LLINs netting was obtained by 60.5%. Sociodemographic factors associated with the use of bed nets were gender (OR=1,12, 95%CI=1,08 – 1,20), marital status (OR=1,31, 95%CI=1,22-1,44), , educational status (OR=1,26, 95% 1,08-1,45), age (OR=1,58, 95% CI=1,40 – 1,77), occupation (OR=1,23, 95%CI=1,11 – 1,21) and status in the household (OR=1,09, 95%=1,00 – 1,19). The use of LLINs in the community is still low, so there is a need for more intensive socialization and education, so that the use of mosquito nets in the community increases. Keywords: Endemic, bed nets, LLINs, malaria, sociodemographic ABSTRAK Distribusi kelambu anti nyamuk merupakan salah satu strategi yang dilakukan program kesehatan untuk mengendalikan kasus malaria di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor sosiodemografi yang berhubungan dengan penggunaan kelambu anti nyamuk. Studi ini merupakan observasional dengan desain studi cross-sectional. Wawancara menggunakan kuisioner terstruktur dilakukan pada anggota rumah tangga, dari 4602 sampel rumah di desa terpilih secara systematic random sampling yang telah didistribusikan kelambu malaria tahun 2017 – 2018 pada 12 kab/kota endemis malaria. Data yang dikumpulkan adalah kepemilikan kelambu, karakteristik sosiodemografi meliputi jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan, umur, pekerjaan, status di rumah tangga serta perilaku penggunaan kelambu. Analisis data digunakan regresi logistik multi variat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 83,9% responden memiliki kelambu dan sebanyak 82,4% kelambu tersebut diperoleh dari program (LLINs), dan penggunaan kelambu LLINs diperoleh sebesar 60,5%. Faktor sosiodemografi yang berhubungan dengan penggunaan kelambu adalah jenis kelamin (OR=1,12, 95%CI=1,08 – 1,20), status perkawinan (OR=1,31, 95%CI=1,22-1,44), pendidikan (OR=1,26, 95% 1,08-1,45), usia (OR=1,58, 95% CI=1,40 – 1,77), status pekerjaan (OR=1,23, 95%CI=1,11 – 1,21), serta kedudukan responden (OR=1,09, 95%=1,00 – 1,19). Penggunaan kelambu LLINs di masyarakat masih rendah, sehingga perlu dilakukan sosialisasi dan edukasi yang lebih intensif lagi, agar penggunaan kelambu di masyarakat meningkat. Kata kunci: Endemis, kelambu anti nyamuk, malaria, sosiodemografi
HUBUNGAN JARAK DENGAN CAKUPAN DETEKSI DINI HEPATITIS B PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS MATRAMAN, TAHUN 2018 Doni Lasut; Elsa Elsi; Miko Hananto; Rani Sulastri
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 12 No 2 (2021): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOLUME 12 NOMOR 2 TAHUN 2021
Publisher : IAKMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58185/jkr.v12i2.26

Abstract

Abstract Background : Hepatitis as an infectious disease and silent infection needs to be taken seriously, therefore the Directorate General of Hepatitis-PISP Sub Directorate of P2P conducts early detection of pregnant women as a risk group so that it does not transmit to the mother’s baby. Objective : This study is a review of studies based on surveillance data conducted at the time of early detection of hepatitis B in pregnant women in the Matraman District Health Center during January 2018 to October 2018.Method : This study uses DDHB surveillance data at the Matraman District Health Center. The analysis was carried out with correlation coverage with the average distance and abstracted with the closest distance analysisResults : The results of early detection of HBsAg reactive pregnant women obtained 32 pregnant women (2.71%) reactive from 1180 pregnant women who followed DDHB. Based on the distribution of pregnant women coverage in the region varies if the spatial analysis approach is done by calculating the flat distance as confounding which is assessed and found to be more distant urban areas from the location of the Matraman District Health Center, the fewer pregnant women who check their pregnancy.Conclusion : Distance related to the coverage of DDHB in the Matraman District Health Center. This situation needs a more adequate surveillance system Keywords : Jarak, Hepattitis B, DDHB, HBsAg Abstrak Latar Belakang : Hepatitis sebagai penyakit menular dan bersifat silent infection karenanya perlu ditangai secara serius, oleh karena itu Subdit Hepatitis-PISP Dirjen P2P melakukan deteksi dini hepatitis B (DDHB) pada ibu hamil sebagai kelompok beresiko sehingga tidak menularkan ke bayi yang dikandungnya. Tujuan : Penelitian mendapatkan hubungan jarak terhadap cakupan DDHB bumil di Puskesmas Kecamatan Matraman selama Bulan Januari 2018 hingga Oktober 2018. Metode : Penelitian ini menggunakan data survailans DDHB Puskesmas Kecamatan Matraman. Analisis dilakukan dengan mendapatkan nilai korelasi di antara keduanya.. Hasil : Hasil deteksi dini ibu hamil reaktif HbsAg didapatkan sebanyak 32 ibu hamil (2,71 %) reaktif dari 1180 ibu hamil yang mengikuti DDHB. Berdasarkan distribusi cakupan ibu hamil di wilayah tersebut bervariasi apabila dilakukan pendekatan analisis spasial dengan penghitungan jarak datar didapatkan semakin jauh wilayah kelurahan dari lokasi Puskesmas Kecamatan Matraman maka akan semakin sedikit ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya. Kesimpulan : Jarak berhubungan terhadap cakupan DDHB di Puskesmas Kecamatan Matraman. Keadaan ini perlunya sistem survilans yang lebih memadai Kata Kunci : Jarak, Hepattitis B, DDHB, HBsAg