Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search
Journal : Jurnal Mitrasehat

PERBEDAAN KADAR KREATININ SERUM DENGAN KADAR GULA DARAH YANG TERKONTROL DAN TIDAK TERKONTROL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DI RUMAH SAKIT Tk II PELAMONIA MAKASSAR Renaldi M
Jurnal Mitrasehat Vol. 6 No. 1 (2016): Jurnal Mitrasehat
Publisher : LPPM STIK Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51171/jms.v6i1.174

Abstract

Diabetes melitus (DM) adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemi. Diabetes melitus yang tidak terkontrol akan menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi kronik. Pemeriksaan kadar kreatinin dalam darah merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk menilai fungsi ginjal. Data penderita DM di Rumah Sakit Tk II Pelamonia Makassar tahun 2012 tentang jumlah sebanyak 1.375 orang, tahun 2013 tentang jumlah sebanyak 1.568 orang, tahun 2014 tentang jumlah sebanyak 1.792 orang. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan kadar kreatinin serum dengan kadar gula darah yang terkontrol dan tidak terkontrol pada pasien Diabetes Melitus Tipe II di Rumah Sakit Tk II Pelamonia Makassar. Desain penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan desain penelitian komparatif untuk melihat perbedaan kadar kreatinin serum dengan kadar gula darah yang terkontrol dan tidak terkontrol pada pasien Diabetes Melitus Tipe II. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode accidental sampling dengan jumlah sampel sebanyak 16 orang.Data di ujidenganuji statistik Mann Whitney dengan tingkat signifikan α< 0,05. Hasil penelitian didapatkan Kadar kreatinin serum dengan kadar gula darah yang tidak terkontrol pada pasien Diabetes Melitus Tipe II rata-rata 5,00 (± 3,889), kadar kreatinin serum dengan kadar gula darah yang terkontrol pada pasien Diabetes Melitus Tipe II rata-rata 0,795 (± 0,226), ada perbedaan kadar kreatinin serum dengan kadar gula darah yang terkontrol dan tidak terkontrol pada pasien Diabetes Melitus Tipe II di Rumah Sakit Tk II Pelamonia Makassardengan nilai p=0,001<α(0,05) Kesimpulan ada perbedaan kadar kreatinin serum dengan kadar gula darah yang terkontrol dan tidak terkontrol pada pasien Diabetes Melitus Tipe II di Rumah Sakit Tk II Pelamonia Makassar. Untuk mencegah komplikasi yang dapat timbul akibat Diabetes Melitus Tipe II diharapkan kepada pihak rumah sakit untuk memberikan sosialisai tentang pentingnya mengontrol kadar gula darah.
EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN PANDAN WANGI (PANDANUS AMARYLLIFOLIUS) TERHADAP MORTALITAS LARVA AEDES SP Andi Yulia Kasma; Andi Tilka Muftiah Ridjal; Renaldi M
Jurnal Mitrasehat Vol. 8 No. 2 (2018): Jurnal Mitrasehat
Publisher : LPPM STIK Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51171/jms.v8i2.197

Abstract

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebarkan melalui vektornyamuk (Vector Borne Disease), yang dapat dicegah penyebarannya dengan menggunakanlarvasida. Salah satu tanaman yang dapat berfungsi sebagai larvasida alami adalah daunpandan wangi (Pandanus amaryllifolius). Kandungan kimia yang ada di daun pandan wangiadalah senyawa pahit berupa polifenol, flavonoid, saponin, dan alkaloid. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius)dalam mematikan larva Aedes sp. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment.Populasi penelitian adalah larva nyamuk Aedes sp yang diambil dari habitat asli, kemudiansampel ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Penelitian inimenyimpulkan bahwa ekstrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) efektif dalammematikan larva Aedes sp. Hasil uji probit Lethal Concentration 50% dan 90% ekstrak daunpandan wangi selama 24 jam terhadap larva Aedes sp menunjukkan angka 9,445% dan14,087%. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi masyarakat dalammengaplikasikan ekstrak daun pandan wangi sebagai larvasida alternatif di kehidupan seharihari untuk mengendalikan penyakit vektor khususnya demam berdarah dengue.
GAMBARAN EVALUASI PROGRAM PENGAWASAN MINUM OBAT (PMO) PADA PASIEN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSKESMAS KABUPATEN KOLAKA UTARA Muhammad Hatta; Renaldi M; Verawati
Jurnal Mitrasehat Vol. 7 No. 2 (2017): Jurnal Mitrasehat
Publisher : LPPM STIK Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51171/jms.v7i2.226

Abstract

Tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting di tingkat global, regional, nasional, maupun lokal. Tuberkulosis menyebabkan 5000 kematian per hari, atau hampir 2 juta kematian per tahun di seluruh dunia. Masih ditemukan banyak kendala dalam pelaksanaan program penanggulangan TB dalam pengawasan minum obat di seluruh Puskesmas yang ada di Kabupaten Kolaka Utara.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi Program Pengawasan Minum Obat (PMO) Pada Pasien Tuberkulosis (TB) di Puskesmas Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2015.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dimana Informan ditentukan sebanyak 11 informan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik indepth interview (wawancara mendalam) selanjutnya dianalisis dengan metode content analysis.Input (masukan) pelaksanaan program penanggulangan TB dalam pengawasan minum obat (PMO) sudah berjalan dengan baik dan terjadi karena ketersedian tenaga PMO dan ketersediaan dana yang saling mendukung. Proses dalam hal ini pelaksanaan program Pengawas Minum Obat (PMO) dilaksanakan dengan baik karna petugas kesehatan terlibat langsung dalam melaksanakan PMO. Outputnya adalah berkurangnya pasien TB karena PMO berhasil dalam menjalankan tugasnya dimana semua pasien patuh dalam meminum obat.Saran diberikan kepada petugas TB diharapkan untuk lebih meningkatkan kunjungan, pemantauan, dan penyuluhan kepada PMO supaya PMO lebih memahami tugas dan fungsinya, diantaranya mengingatkan dan mengawasi penderita dalam meminum obat sehingga membantu proses penyembuhan penderita TB.
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal Kronik dalam Menjalani Terapi Hemodialisis di RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makassar Renaldi M; Muh. Sahlan Zamaa; Nur Arifin
Jurnal Mitrasehat Vol. 12 No. 2 (2022): Jurnal Mitrasehat
Publisher : LPPM STIK Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51171/jms.v12i2.338

Abstract

Salah satu penyakit ginjal yang paling mematikan adalah gagal ginjal. Meskipun penyakit ginjal tidak menular, itu berakibat fatal. Gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronis adalah dua jenis gagal ginjal. Gagal ginjal kronis berkembang menjadi gagal ginjal terminal karena telah terjadi kerusakan ginjal yang persisten dan fungsi ginjal belum kembali seperti semula. Terapi penggantian ginjal adalah salah satu pilihan terbaik untuk individu dengan CKD. Di RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makassar didapatkan jumlah jumlah kunjungan pasien hemodialisis Tahun 2018 sebanyak 469, Tahun 2019 sebanyak 813 kunjungan, Tahun 2020 sebanyak 6060 dan Tahun 2021 sebanyak 7120 kunjungan. Dengan jumlah pasien yang rutin melakukan terapi Hemodialisis sebanyak 73 orang. Pada penelitian ini dikaji dukungan dan kepatuhan keluarga pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Tajuddin Chalid Makassar. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik yang menggunakan metodologi cross-sectional, ukuran sampel total 73 individu, dan populasi 73 individu. Berdasarkan temuan analisis Univariat, 61 responden (92,4%) mendapat dukungan keluarga dengan baik. Sedangkan pada variabel kepatuhan pasien menjalani terapi HD diperoleh data responden yang patuh sebanyak 59 responden (89,4%). Uji statistik Fisher's Exact Test digunakan untuk mengetahui hasil analisis data, dan hasilnya adalah p = 0,00 (p 0,05). Menurut temuan uji statistik, ada hubungan antara kepatuhan pasien dalam menerima terapi hemodialisis dengan dukungan keluarga. Disarankan agar keluarga tetap membantu keluarga yang menjalani terapi hemodialisis dengan mendampingi pasien selama menjalani hemodialisis berdasarkan temuan analisis penelitian ini.
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 2 BUNTUMALANGKA KABUPATEN MAMASA TAHUN 2017 Muhammad Hatta; Renaldi. M; Stevea Alicia
Jurnal Mitrasehat Vol. 8 No. 1 (2018): Jurnal Mitrasehat
Publisher : LPPM STIK Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51171/jms.v8i1.362

Abstract

Anemia dapat didefenisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada di bawah normal, sebagian besar penyebab anemia di Indonesia adalah kekurangan besi yang berasal dari makanan yang dimakan setiap hari. Dampak anemia pada remaja putri yaitu pertumbuhan terhambat, tubuh pada masa pertumbuhan mudah terinfeksi, mengakibatkan kebugaran atau kesegaran tubuh berkurang, semangat belajar atau prestasi menurun Menurun. Menurut data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2014 menyatakan bahwa prevalensi anemia pada remaja putri usia 10 -18 tahun sebesar 57,1% dan usia 19 -45 tahun sebesar 39,5%. Wanita mempunyai risiko terkena anemia paling tinggi terutama pada remaja putri Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, status gizi, lama haid, pendapatan orangtua dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMAN 2 Buntumalangka. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan desain analitik pendekatan cross sectional. Sampelnya adalah remaja putri di wilayah SMAN 2 Buntumalangka, yang diamabil dengan total sampling sebesar 36 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian anemia pada remaja putri (0,02), Tidak ada hubungan antara Lama Menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja putri (1,000), dan ada hubungan antara pendapatan orangtua dengan kejadian anemia pada remaja putri (0,01). Simpulan, ada hubungan Pengetahuan, Pendapatan orangtua dengan kejadian anemia pada remaja putri, tidak ada hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja putri. Saran, perlu diadakan penyuluhan gizi dan kesehata reproduksi khusunya melalui sekolah.
HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN HANDPHONE PADA ANAK DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN MIOPIA DI JAKARTA EYE CENTER ORBITA MAKASSAR Muhammad Sahlan Zamaa; Basri; Renaldi M; Jufri; Lenni Agus
Jurnal Mitrasehat Vol. 13 No. 1 (2023): Jurnal Mitrasehat
Publisher : LPPM STIK Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51171/jms.v13i1.395

Abstract

Latar belakang: Rabun jauh atau miopia merupakan kesalahan refraksi paling terkenal pada anak-anak di seluruh dunia. Rabun jauh atau Miopia merupakan salah satu pemicu berkurangnya penglihatan pada anak-anak dan dewasa berumur 8-12 tahun, antara usia 13-19 tahun. Penyesuaian miopia sebagian besar adalah dengan menggunakan kacamata atau lensa kontak, namun bukan itu jawaban untuk kasus ini, karena kacamata atau lensa kontak tidak dapat memperbaiki kerusakan mata namun hanya membantu menjelaskan penglihatan dengan mengarahkan cahaya sehingga dibiaskan tepat di retina. Di Indonesia prevalensinya mencapai 10% dari 66 juta anak Indonesia pada tahun 2015 dan meningkat pada tahun 2019 sebanyak 22,1%. Tujuan: Untuk mengetahui ada hubungan lama penggunaan handphone pada anak dengan gangguan penglihatan myopia. Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan Analitik dengan desain penelitian cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Purposive Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 61 responden. Hasil: Penelitian menggunakan uji ststistik Pearson Chi Square menunjukkan nilai p = 0,051 (p >0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara lama penggunaan handphone dengan gangguan penglihatan Miopia. Kesimpulan: Dari penelitian ini yaitu tidak ada hubungan antara lama penggunaan handphone dengan gangguan penglihatan Miopia. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan masukan bagi peneliti selanjutnya agar terus mengembangkan ide terbaru untuk penelitian selanjutnya.
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PERAWAT DI RUANGAN INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD K.H. HAYYUNG KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR Muh. Sahlan Zamaa; Chitra Dewi; Endang Kurniati; Renaldi M; Muhammad Syahrir
Jurnal Mitrasehat Vol. 13 No. 2 (2023): Jurnal Mitrasehat
Publisher : LPPM STIK Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51171/jms.v13i2.410

Abstract

Latar belakang: Beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh seorang perawat selama bertugas di suatu unit pelayanan keperawatan. Banyaknya tugas yang tidak sebanding dengan kemampuan baik fisik, keahlian, dan waktu yang tersedia berdampak pada kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seseorang sehingga menimbulkan stres kerja. Beban kerja di IGD perlu diketahui agar dapat menentukan kebutuhan kuantitas dan kualitas tenaga perawat yang di perlukan pada ruangan IGD sehingga tidak terjadi beban kerja yang tidak sesuai yang akhirnya menyebabkan stres kerja. Tujuan: penelitian untuk mengetahui apakah ada hubungan antara beban kerja dengan stres kerja perawat di ruangan Instalasi Gawat Darurat RSUD K.H. Hayyung Kabupaten Kepulauan Selayar. Metode: Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat yang bertugas di ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD K.H. Hayyung Kabupaten Kepulauan Selayar sebanyak 22 perawat. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 22 perawat. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan jawaban dari lembar kuesioner. Hasil: Hasil penelitian ini menggunakan uji fishers exact test menunjukkan nilai p-value 0,009 terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan stres kerja perawat di ruangan Instalasi Gawat Darurat RSUD K.H. Hayyung Kabupaten Kepulauan Selayar. Kesimpulan: Simpulan dari penelitian ini adanya hubungan antara beban kerja dengan stres kerja perawat di ruangan Intalasi Gawat Darurat RSUD K.H. Hayyung Kabupaten Kepulauan Selayar. Hendaknya rumah sakit melakukan evaluasi bagi perawat maupun petugas rumah sakit lainnya untuk lebih dipertimbangkan mengenai beban kerja agar dapat meminimalisir stres kerja.
GAMBARAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS SAJOANGING KABUPATEN WAJO Nurfitri; Renaldi M; Andi Wahyuni
Jurnal Mitrasehat Vol. 13 No. 2 (2023): Jurnal Mitrasehat
Publisher : LPPM STIK Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51171/jms.v13i2.428

Abstract

Latar belakang: Hipertensi merupakan kondisi medis yang serius dan meningkatkan risiko penyakit jantung, otak, ginjal, dan penyakit lainnya. Hipertensi menjadi penyebab utama kematian dini di seluruh dunia, lebih dari satu miliar orang menderita hipertensi. Sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya faktor risiko hipertensi dalam beberapa dekade terakhir Tujuan: Untuk mengetahui gambaran kejadian hipertensi di wilayah kerja puskesmas sajoanging kabupaten wajo Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi deskriptif cross-sectional yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Sajoanging, pada bulan Oktober tahun 2022. Jumlah sampel berkisar 502 sampel dengan menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Data dianalisis secara univariat untuk melihat gambaran distribusi secara desktiptif Hasil: Dalam penelitian ini didapatkan 502 responden, yang menderita hipertensi sebanyak 148 responden dan yang tidak menderita hipertensi 148 responden di wilayah kerja Puskesmas Sajoanging. Berdasarkan jenis kelamin didapatkan 51.2% berjenis kelamin perempuan dan 448.8% responden berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan kelompok umur, didapatkan sebanyak 25.1% responden pada kelompok usia 19-30 tahun tidak mengalami hipertensi, dan 1,0% pada kelompok usia 91-96 tahun mengalami hipertensi. Berdasarkan riwayat berobat hipertensi didapatkan responden yang berobat teratur sebanyak 3.2% dan yang berobat tidak teratur sebanyak 96.8%. Kesimpulan: Prevalensi kasus hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Sajoanging lebih sedikit.
HUBUNGAN RIWAYAT BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN TUMBUH ANAK USIA 3-5 TAHUN Muhammad Syahrir; Renaldi M; Rahmi Fajriani; Chitra Dewi
Jurnal Mitrasehat Vol. 14 No. 1 (2024): Jurnal Mitrasehat
Publisher : LPPM STIK Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51171/jms.v14i1.438

Abstract

Latar belakang: BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500-gram tanpa memandang masa kehamilan. Menurut Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2015, Prevalensi BBLR diperkirakan 15% dari seluruh keluruhan di dunia dengan batasan 3,3% - 38% dan sering terjadi di seluruh negara-negara berkembang atau sosio ekonomi rendah. Di Puskesmas Tino sendiri dari tahun 2019 sampai 2021 terdapat 11 kasus anak yang lahir BBLR. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara Riwayat BBLR dengan pertumbuhan anak usia 3-5 tahun Metode: Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Hasil: Dari hasil penelitian ini didapatkan anak yang memiliki Riwayat BBLR dan pertumbuhannya tidak sesuai sebanyak 7 orang (12.7%) dan yang memiliki pertumbuhan yang sesuai sebanyak 8 orang (14.5%). Sedangkan anak yang tidak yang tidak memiliki Riwayat BBLR dan mempunyai pertumbuhan yang sesuai sebanyak 39 orang (70.9%) dan yang tidak memiliki pertumbuhan yang sesuai sebanyak 1 orang (1.8%). Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapatkan (p = 0.00> α = 0.05) yang berarti ada hubungan yang bermakna antara riwayat BBLR dengan pertumbuhan anak usia 3-5 tahun. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat BBLR dan pertumbuhan anak usia 3-5 tahun. Anak-anak dengan riwayat BBLR memerlukan perhatian khusus untuk memastikan mereka mendapatkan nutrisi dan perawatan kesehatan yang memadai, guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.