Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi bertahan hidup petani salak terhadap dampak Covid-19 (Coronavirus Disease-19) di Desa Sibangkua, Kecamatan Angkola Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka, observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga strategi bertahan hidup yang dilakukan petani salak yang memiliki luas lahan kurang dari 1 Ha di tengah pandemi Covid-19, yaitu: Strategi aktif dengan melakukan diversifikasi pekerjaan menjadi petani kopi, kuli bangunan, serta peternak ayam kampung dan mengikutsertakan semua anggota keluarga untuk menambah penghasilan di tengah pandemi Covid-19. Strategi pasif dengan mengurangi pengeluaran untuk biaya pangan, tidak membeli baju baru dan mengurangi uang jajan anak di tengah pandemi Covid-19. Strategi jaringan dengan memanfaatkan jaringan sosial seperti meminjam uang kepada toke salak, tetangga, memanfaatkan Bantuan Sosial Tunai (BST) serta memanfaatkan bantuan pinjaman dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Mekar. Namun strategi jaringan yang paling dominan di Desa Sibangkua adalah memanfaatkan jaringan toke, atau hal ini disebut hubungan patron klien yang disebabkan adanya hubungan personalia, hubungan resiprositas dan hubungan loyalitas.