Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Work Safety and Health Principles (K3) in the Design of Workshop Center of Artificial Natural Stone in Gianyar, Bali A. A. Gde Dwika Digjaya Putra; I Nyoman Widya Paramadhyaksa; Ida Bagus Ngurah Bupala
Journal of A Sustainable Global South Vol 1 No 2 (2017): August 2017
Publisher : Institute for Research and Community Services Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.576 KB) | DOI: 10.24843/jsgs.2017.v01.i02.p03

Abstract

The embodiment of Balinese buildings is known to be synonymous with the use of natural stone materials which are exposed in such a way and not given additional dyes/coatings. The material used is usually in the form of bricks and sandstone. The center of the natural stone craftsman is a location of concentration of craftsmen who produce hand-crafted natural stone. The artificial natural stone craftsman center has a workshop used by artisans to produce crafts. In the production process, there is certainly a risk of workplace accidents that can be experienced by craftsmen. At the center must implement occupational safety and health to provide a sense of security and comfort in work. There are many work accidents caused by human factors, workplace accidents must be avoided so that the production of crafts can run smoothly. The risk of workplace accidents that can occur in craftsmen centers in the form of being injured by sharp objects, being hit by a hammer, or falling. The health of craftsmen is also an important factor in the production of artificial natural stones. Healthy craftsmen will be able to work productively and produce good quality craft items. The application of occupational safety and health is expected to be a solution in reducing the risk of workplace accidents that can occur in the production process. Index Terms— centers, craftsmen, accidents, health.
MAKNA FILOSOFIS KEBERADAAN ORNAMEN BEDAWANG NALA DI DASAR BANGUNAN MERU I Nyoman Widya Paramadhyaksa
Jurnal Filsafat "WISDOM" Vol 20, No 1 (2010)
Publisher : Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jf.3432

Abstract

AbstractThis study discusses philosophical meanings of bedawang nala ornaments found on foundation of meru buildings in Bali. The bedawang nala is an ornament in the form of giant turtle with fire tongue and one or two serpents coiling it. Qualitative-interpretativemethod is applied in the analysis. The results show that the bedawang nala ornament is related to the concept of Vadavamukha, the hell located at the bottom of Mount Meru, which supports the universe, and to the folklore of occurrence of earthquakes.Keywords: bedawang nala, meru.
DISAIN FASILITAS PENDUKUNG KAYEHAN DESA ALAS JERINGO DI DESA PEDAWA T. A. Prajnawrdhi; I. N. W. Paramadhyaksa; N. M. M. Mahastuti; M. W. Satria
Buletin Udayana Mengabdi Vol 20 No 1 (2021): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1053.979 KB) | DOI: 10.24843/BUM.2021.v20.i01.p06

Abstract

Kayehan Desa di Desa Pedawa merupakan sumber air dan fasilitas umum yang dipergunakan oleh seluruh lapisan masyarakt Pedawa. Kayehan desa yang berada pada daerah sumber air ditengah hutan ini memiliki kondisi yang masih belum layak dan susah ditempuh jika musim hujan. Dibawah kegiatan pengabdian masyarakat dalam skema PUU di tahun 2020, salah satu kayehan Desa yang bernama Kayehan Desa Alas Jeringo yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Tulisan ini akan menbahas tentan disain fasilitas pendukung yang dibutuhkan kayehan Desa Alas Jeringo sehingga dapat berfungsi dengan lebih optimal baik di musim kemarau maupun di musim hujan. Metode kualitatif yang melibatkan observasi lapangan, wawancara dan diskusi dipergunakan dalam menghasilkan konsep disain yang sesuai dan merupakan perpaduan dari ide perancang dan mampu mengakomodasi aspirasi masyarakat setempat. Analisis dilakukan dengan menggunakan SWOT analisis. Hasil memunjukkan bahwa disain yang sesuai untuk fasilitas pendukung Kayehan Desa Alas Jeringo ini menggunakan konsep arsitektur tropis dan disain arsitektur yang berkelanjutan sehingga fasilitas ini mampu memberikan keberlanjutan fungsi yang baik dan bisa dipergunakan oleh masyarakat setempat maupun pengunjung yang datang dalam jangka waktu panjang. Terlebih lagi, dengan konsep arsitektur tropis dan berkelanjutan, disain fasilitas penunjang tidak merusak lingkungan sekitarnya.
Variasi Pemanfaatan Tanah Pelaba Pura Dalem Di Desa Adat Kesiman, Denpasar Made Ratna Witari; I Nyoman Widya Paramadhyaksa; Ni Made Yudantini
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 35 No 1 (2020): Februari
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/mudra.v35i1.1030

Abstract

Tanah pelaba pura merupakan salah satu bagian dari tanah adat. Eksistensi tanah pelaba pura memiliki arti penting dalam keberlangsungan desa adat yang merupakan kesatuan masyarakat hukum adat di Provinsi Bali. Tanah pelaba pura biasanya dimanfaatkan sebagai lahan pertanian atau perkebunan yang memiliki fungsi untuk menunjang upacara keagamaan di pura. Seiring perkembangan zaman, sebagian besar tanah pelaba pura di wilayah yang berkembang pesat mengalami perubahan pemanfaatan. Salah satu desa adat yang berada di Kota Denpasar dan memiliki tanah pelaba pura ialah Desa Adat Kesiman. Berdasarkan inventarisasi lahan yang dilakukan oleh Desa Adat Kesiman, maka dipilihlah tanah pelaba Pura Dalem untuk diteliti karena lahan tersebut lebih banyak mengalami perubahan pemanfaatan dibandingkan dengan tanah pelaba pura lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji variasi pemanfaatan tanah pelaba Pura Dalem yang ditinjau melalui aspek latar belakang dan pengelolaannya. Penelitian ini menerapkan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi untuk dapat memahami fenomena tentang pemanfaatan tanah pelaba Pura Dalem pada tiga kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi literatur, observasi, dan wawancara. Hasil akhir penelitian menunjukkan ditemukan empat variasi pemanfaatan tanah pelaba Pura Dalem di Desa Adat Kesiman yaitu : (1) pemanfaatan lahan yang bersifat mandiri; (2) pemanfaatan lahan yang terbangun oleh pihak ketiga; (3) pemanfaatan lahan oleh pihak ketiga sebagai area pertanian; dan (4) pemanfaatan lahan sesuai proyeksi kebutuhan.
Tipologi dan Dinamika Wilayah Pesisir Padangbai di Kabupaten Karangasem I Putu Wahyu Wedanta Pucangan; Tri Anggraini Prajnawrdhi; I Nyoman Widya Paramadhyaksa
RUANG: Jurnal Lingkungan Binaan (SPACE: Journal of the Built Environment) Vol 10 No 2 (2023): October 2023
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JRS.2023.v10.i02.p01

Abstract

This study examines typologies and dynamics, disaster potential and development schemes for the Padangbai coastal area. Analysis within is based on primary and secondary spatial typologies. The results of the literary synthesis show that there is a link between coastal typologies and coastal dynamics, which are inseparable from potential disasters and coastal development. This study uses a qualitative method of descriptive analysis of both secondary data and data collected from field observations. The development of typologies for the Padangbai coastal area is divided into three stages. The first is the establishment of a man-made coastal typology. The second is the formation of beaches on cliffs due to erosion by sea waves. The third is the formation by sedimentation processes on the coast, namely sea deposition beaches. Coastal dynamics that occur in the Padangbai Coastal Area consist of two processes, namely anthropodynamics and hydrodynamics. Based on the typology of the wave erosion coast, potential forms of development for the Padangbai Coastal Area are accommodation for tourism, snorkelling, diving and water sports with a low level of disaster potential. The potential for development in the Padangbai Coastal Area based on the coastal typology of the marine deposition coast is the development of marine infrastructure (harbour) and tourism accommodation with high to low levels of disaster potential.Keywords: coastal; typology; dynamics; disaster AbstrakPenelitian ini mengkaji tipologi pesisir, dinamika pesisir, potensi bencana dan pengembangan pesisir di Wilayah Pesisir Padangbai. Analisisnya didasarkan pada tipologi keruangan primer dan sekunder. Hasil sintesa literatur didapat bahwa ada kaitan antara tipologi dan dinamika pesisir yang tidak terpisahkan dari potensi bencana serta pengembangannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif terdiri dari deskriptif dari data yang diperoleh dari data sekunder dan observasi lapangan. Pembentukan tipologi di Wilayah Pesisir Padangbai dapat dibagi menjadi tiga tahapan. Pertama adalah pembentukan tipologi pesisir buatan manusia. Kedua pembentukan wave erotion coast pada cliff , dan ketiga pembentukan oleh proses sedimentasi di pesisir yaitu marine deposition coast. Dinamika kepesisiran yang terjadi di Wilayah Pesisir Padangbai terdiri dari dua proses yaitu antropodinamik dan hidrodinamik. Potensi pengembangan di Wilayah Pesisir Padangbai berdasarkan tipologi pesisir wave erotion coast adalah akomodasi pariwisata, snorkeling, menyelam dan olahraga air dengan potensi bencana rendah. Potensi pengembangan di Wilayah Pesisir Padangbai berdasarkan tipologi pesisir marine deposition coast adalah pembangunan infrastruktur laut (pelabuhan) dan akomodasi pariwisata dengan potensi bencana tinggi-rendah.Kata kunci: pesisir; tipologi; dinamika; bencana