Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Pengaruh Populasi Gulma Rumput Belulang Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays Saccharatasrurt) Muaz Munauwar, Muhammad; Adnan, Adnan; Baidhawi, Baidhawi; Hasnita, Nur
Agrium Vol 18, No 2 (2021)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v18i2.5330

Abstract

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh tekanan yang diberikan oleh gulma rumput belulang terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis. Pelaksanaan penelitian ini pada bulai Mei hingga Juli 2019, dilakukan didesa Paloh Mee Kecamatan Gandapura Kabupaten Bireun. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini ialah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang diulang sebanyak tiga kali. Faktor pertama pada penelitian ini adalah varietas jagung Bonanza F1, Golden boy dan Royal 76, sedangkan faktor kedua ialah populasi gulma yang terdiri dari  tanpa gulma polybag-1, 3 gulma polybag-1 dan 5 gulma  polybag-1. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pada 3, 5 dan 7 MST jumlah terbanyak daun jagung varietas Bonanza F1, Golden boy, dan Royal 76 didapati pada populasi 0 gulma polybag-1, sedangkan jumlah daun terendah didapati pada populasi 3 dan 5 gulma polybag-1. Varietas jagung manis dan populasi gulma tidak berpengaruh nyata terhadap diameter tongkol. Jumlah anakan gulma tertinggi adalah Golden Boy dengan populasi awal 3 dan 5 gulma, Bonanza F1 populasi awal 5 gulma, serta Royal 76 dengan populasi awal 5 gulma, sedangkan jumlah anakan gulma terendah ialah populasi awal tanpa gulma pada varietas Bonanza F1, Golden Boy, dan Royal 76. Penelitian ini menyimpulkan bahwa produksi jagung manis tidak dipengaruhi oleh tiga varietas tersebut dan jumlah populasi gulma. Direkomendasikan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan jenis varietas lain dan jumlah populasi awal gulma yang lebih besar dari lima gulma polybag-1.
DIVERSIFIKASI LIMBAH PELEPAH KELAPA SAWIT DAN RUMPUT GAJAH MELALUI TEKNOLOGI MESIN CHOPPER DI KABUPATEN ACEH TAMIANG Adi Bejo Suwardi; Heri Irawan; Baihaqi Baihaqi; Adnan Adnan
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 5, No 6 (2021): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.533 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v5i6.4782

Abstract

Abstrak: Pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk menghasilkan pakan ternak melalui proses diversifikasi limbah pelepah kelapa sawit dan rumput gajah menggunakan teknologi mesin chopper. Metode yang digunakan adalah pendekatan edukatif dan transfer teknologiberupa introduksi teknologi mesin chopper pada kelompok tani mawar II kampung suka mulia kecamatan rantau kabupaten aceh tamiang melalui serangkaian tahapan kegiatan seperti koordinasi, sosialisasi, perakitan alat, uji coba penggunaan mesin chooper, penatausahaan administrasi, pendampingan serta monitoring dan evaluasi.Seluruh tahapan kegiatan yang tercatat melalui hasil lembar post test menunjukkan 8 anggota kelompok (32%) sangat memahami prosedur penggunaan mesin dan perhitungan hasil pakan, 12 anggota kelompok (48%) memahami dengan baik perbedaan kandungan nutrisi pelepah kelapa sawit dan rumput gajah dan teknik fermentasi dan 5 anggota kelompok (20%) cukup memahami sistim pemotong bahan melalui teknologi itu. Hasil pendampingan memperlihatkan 10 anggota kelompok (40%) mengetahui dengan baik penata usahaan organisasi dan 15 anggota kelompok (60%) cukup memahami manajemen keuangan dan pemasaran produk. Disimpulkan teknologi mesin chopper mampu menghasilkan limbah pelepah kelapa sawit dan rumput gajah menjadi pakan ternak fermentasi yang higienis dan dapat dipasarkan kepada kelompok tani lainnya serta menciptakan kemandirian pakan bagi kelompok itu.Abstract: This community service (PKM) aims to produce animal feed through the process of diversifying waste from oil palm and elephant grass using chopper machine technology. The method used is an educational approach and technology transfer through the introduction of chopper machine technologytoward farmer group Mawar II, Suka Mulia Village, Rantau District, Aceh Tamiang Regency through a series of stages of activities such as coordination, socialization, assembly of tools, trials of using chopper machines, administration management, mentoring, monitoring and evaluation. All of the activities noted through post test sheet showed that 8 group members (32%) quite well understood the procedures for using machines and calculating feed yields, 12 group members (48%) understood well the differences in the nutritional content of oil palm, elephant grass and fermentation techniques. and 5 group members (20%) quite understand the material cutting system through the technology. The results of the mentoring show that 10 group members (40%) know well the administration of the organization and 15 group members (60%) quite understand financial management and product marketing. It was concluded that the chopper machine technology was able to produce waste from palm and elephant grass into hygienic fermented animal feed that could be marketed to other farmer groups as well as to create food independence for that group. 
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA BERBAHAN DASAR AKAR BAMBU Adnan Adnan; Zulkarnen Mora; Syardiansah Syardiansah
JE (Journal of Empowerment) Vol 2, No 2 (2021): DESEMBER
Publisher : Universitas Suryakancana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35194/je.v2i2.1641

Abstract

Pupuk merupakan salah satu yang sangat dibutuhkan tanaman, oleh karena itu ketersediaan nya didalam masyarakat khususnya dipedesaan sangat diharapkan. Harga pupuk buatan (pabrikan) yang terlalu tinggi saat ini sangat sulit untuk mendapatkan sehingga  untuk keperluan budidaya tanaman baik padi, palawija dan sayur-sayuran  sangat terbatas. Terkait dengan kondisi tersebut maka masalah kekurangan pupuk dan hara tanaman menarik untuk ditelaah dan dikaji, guna dapat dicari solusi nya. Salah satu alternative untuk mengatasi kekurangan pupuk dan ketersediaan hara bagi kebutuhan dalam budidaya pertanian maka dapat diatasi dengan pemanfaatan sumber daya lokal yang ada di desa yaitu dengan membuat pupuk Organik Cair Plant Growth Promoting Rizobacteria (PGPR) yang berfungsi merangsang pertumbuhan dan mempercepat proses dekomposisi, pengurangan  pestisida dan rotasi penanaman dapat mendorong pertumbuhan populasi dari bakteri yang menguntungkan.
PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA PADA DESA BLANG BATEE KABUPATEN ACEH TIMUR Nurlina Nurlina; Adnan Adnan; Safrizal Safrizal
Global Science Society Vol 1 No 1 (2019)
Publisher : LPPM dan PM Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketahanan pangan merupakan salah satu isu sensitif bagi keamanan suatu bangsa. Secara umum, ketahanan pangan yang rapuh akan memicu terjadinya konflik. Ketersediaan pangan yang cukup secara nasional ternyata tidak menjamin adanya ketahanan pangan tingkat wilayah (regional), pedesaan, serta rumah tangga individu. Salah satu alternatif mengatasi krisis pangan adalah dengan pemanfaatan lahan pekarangan secara lebih produktif sehingga masyarakat memiliki tingkat ketahanan pangan yang tinggi. Dengan adanya hal tersebut masyarakat juga akan memiliki sumber pendapatan keluarga jika hasil yang diperoleh melebihi jumlah yang dibutuhkan oleh keluarga. Gampong Blang Batee merupakan salah satu gampong yang berada di Kecamatan Peureulak Kabupaten Aceh Timur, dimana di daerah ini masih banyak terlihat lahan pekarangan yang belum termanfaatkan secara produktif. Hal ini dikarenakan adanya pola pikir di tengah masyarakat yang beranggapan bahwa lahan pekarangan bukanlah tempat untuk budi daya tanaman serta tidak dapat memberikan hasil yang signifikan dalam peningkatan pendapatan keluarga, serta pemahaman masyarakat yang masih kurang dalam budi daya tanaman.
PEMANFAATAN LAHAN KERING TADAH HUJAN PADA BUDI DAYA JAGUNG MANIS MELALUI TEKNOLOGI MPHP DI DESA BUKET DRIEN KABUPATEN ACEH TIMUR Adnan; Muhammad Jamil; Safrizal
Global Science Society Vol 2 No 1 (2020): Global Science Society (GSS) Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyaraka
Publisher : LPPM dan PM Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bukit Drien Village is a non-beach village located 50 m below sea level, has 5 (five) hamlets, namely Bahagia Hamlet, Blang Meria Hamlet, Suka Damai Hamlet, Model Hamlet and Tualang Hamlet, with the number of Family Cards 334, Household Number 297 , the total population of 1,375 inhabitants consists of 704 men, 671 women. The farming system in Bukit Drien village is mostly rain fed. After the harvest is over, many paddy fields are left without any other agricultural activities, this is because people are still not accustomed to farming in the fields they just harvested. This will result in non-optimization of existing land use in order to increase community income in the Bukit Drien village. Even though the area of ​​paddy fields that can be utilized after harvest is quite extensive, and the community also has the ability to grow crops that have been passed down from generation to generation, as well as commodities to be cultivated also have considerable market potential as well, such as sweet corn.
Pengaruh Populasi Gulma Rumput Belulang Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays Saccharatasrurt) Muhammad Muaz Munauwar; Adnan Adnan; Baidhawi Baidhawi; Nur Hasnita
Agrium Vol 18, No 2 (2021)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v18i2.5330

Abstract

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh tekanan yang diberikan oleh gulma rumput belulang terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis. Pelaksanaan penelitian ini pada bulai Mei hingga Juli 2019, dilakukan didesa Paloh Mee Kecamatan Gandapura Kabupaten Bireun. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini ialah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang diulang sebanyak tiga kali. Faktor pertama pada penelitian ini adalah varietas jagung Bonanza F1, Golden boy dan Royal 76, sedangkan faktor kedua ialah populasi gulma yang terdiri dari  tanpa gulma polybag-1, 3 gulma polybag-1 dan 5 gulma  polybag-1. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pada 3, 5 dan 7 MST jumlah terbanyak daun jagung varietas Bonanza F1, Golden boy, dan Royal 76 didapati pada populasi 0 gulma polybag-1, sedangkan jumlah daun terendah didapati pada populasi 3 dan 5 gulma polybag-1. Varietas jagung manis dan populasi gulma tidak berpengaruh nyata terhadap diameter tongkol. Jumlah anakan gulma tertinggi adalah Golden Boy dengan populasi awal 3 dan 5 gulma, Bonanza F1 populasi awal 5 gulma, serta Royal 76 dengan populasi awal 5 gulma, sedangkan jumlah anakan gulma terendah ialah populasi awal tanpa gulma pada varietas Bonanza F1, Golden Boy, dan Royal 76. Penelitian ini menyimpulkan bahwa produksi jagung manis tidak dipengaruhi oleh tiga varietas tersebut dan jumlah populasi gulma. Direkomendasikan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan jenis varietas lain dan jumlah populasi awal gulma yang lebih besar dari lima gulma polybag-1.
PENGARUH JENIS PUPUK KANDANG DAN UKURAN PEMOTONGAN UJUNG UMBI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) Adnan; Boy Riza Juanda; Muhammad Rian Nugraha
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 6 No 2 (2019): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.565 KB) | DOI: 10.33059/jupas.v6i2.1767

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis pupuk kandang dan ukuran pemotongan ujung umbi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L). Penelitian ini menggunakan RAK pola faktorial yang terdiri dari dua faktor: jenis pupuk kandang dengan notasi (k) yang terdiri dari 4 taraf adalah k0 : kontrol, k1 : pupuk kandang ayam 2,5 kg/plot, k2 : pupuk kandang kambing 2,5 kg/plot dan k3 : pupuk kandang bebek 2,5 kg/plot. Sedangkan ukuran pemotongan ujung umbi dengan notasi (p) yang terdiri dari 3 taraf yaitu : p0 : tanpa pemotongan, p1 : pemotongan ¼ bagian, p2 : pemotongan 1/3 bagian. Pengamatan dilakukan terhadap tiggi tanaman umur 15, 30 dan 45 HST, jumlah daun umur 15, 30 dan 45 HST, jumlah umbi pertanaman sampel, berat segar umbi tanaman per sampel, berat segar umbi per plot, berat kering umbi tanaman per sampel dan berat kering umbi tanaman per plot. Hasil Pemberian jenis pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap berat segar umbi per sampel, berat segar umbi per plot dan berat kering umbi per plot. Berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman (45 HST), jumlah daun (15, 30 dan 45 HST), jumlah umbi pertanaman sampel dan berat kering umbi per sampel. Hasil pemberian ukuran pemotongan ujung umbi terbaik diperoleh pada perlakuan P1 (pemotongan ¼ bagian). Interaksi antara jenis pupuk kandang dan ukuran pemotongan ujung umbi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman (45 HST). Sedangkan berpengaruh nyata pada tinggi tanaman (30 HST), jumlah daun (15,30 dan 45 HST) dan jumlah umbi pertanaman sampel. Hasil terbaik diperoleh pada kombinasi perlakuan K3P1 (pengaruh jenis pupuk kandang bebek dan pemotongan ¼ bagian).
GRAFTING TRAINING OF ACEH SUPERIOR LOCAL DURIAN AS INITIATION FOR NURSERY IN BUKIT DRIEN VILLAGE SUNGAI RAYA DISCTRICS, EAST ACEH REGENCY Muhammad Syahril; Rosmaiti Rosmaiti; Adnan Adnan
Global Science Society Vol 4 No 2 (2022): Global Science Society (GSS) Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM dan PM Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33059/gss.v4i2.1455

Abstract

East Aceh has a high potential for durian diversity. Especially the superior durian plants, most of them are old/expired so there is a fear of death. Propagation of durian plants through seeds will take a long time to bear fruit. To overcome this problem, durian propagation is carried out vegetatively, namely through the grafting method, which requires a shorter fruiting time of around 5 years. Durian propagation by the grafting method is still very rarely done because farmers' knowledge is still limited. For this reason, the Faculty of Agriculture, Universitas Samudra has a moral responsibility to address this problem as well as an effort to preserve germplasm. Farmers' knowledge of grafting, which can also be applied to other crops, can initiate a nursery business. Community service activities have been carried out in Bukit Drien Village, Sungai Raya District, East Aceh Regency. The output achieved was durian seedlings grafted by farmer groups as an indicator of farmers' understanding of the procedures for the grafting process, and the recording of local East Aceh durians.
Rekayasa Kehadiran Gulma Dan Dosis Pupuk Fosfor Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai Muhammad Muaz Munauwar; Baidhawi Baidhawi; Hendrival Hendrival; Adnan Adnan
Agrium Vol 19, No 4 (2022)
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/agrium.v19i4.9737

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyiangan gulma diberbagai waktu dan pengaruh pemberian beberapa taraf pupuk fosfor terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua perlakuan yang diulang sebanyak tiga kali. Faktor pertama adalah penyiangan gulma 28 hari setelah tanam (HST), 42 HST, (28 dan 42) HST, dan terus menerus. Faktor kedua adalah pemberian pupuk fosfor 0 kg P2O5/ha, 25 kg P2O5/ha, 50 kg P2O5/ha dan 75 kg P2O5/ha. Enam belas kombinasi perlakuan yang didapat diulang sebanyak tiga kali, sehingga didapat empat puluh delapan unit percobaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada pengamatan 30 HST tanaman kedelai tertinggi terdapat pada penyiangan gulma (28 dan 42) HST dan penyiangan terus menerus, sedangkan ukuran tanaman kedelai terendah terdapat pada perlakuan penyiangan gulma 28 HST dan 42 HST. Umur berbunga tercepat terdapat pada 28 HST dan 42 HST, penyiangan gulma terus menerus menyebabkan kedelai menjadi paling akhir berbunga. Umur panen kedelai tercepat terjadi pada penyiangan gulma 28 HST dan 42 HST, sedangkan umur panen terlama terdapat pada perlakuan penyiangan gulma (28 dan 42) HST dan penyiangan gulma terus menerus. Berat biji per tanaman terendah terdapat pada penyiangan gulma 28 HST dan 42 HST, sedangkan berat biji tertinggi terdapat pada penyiangan gulma (28 dan 42) HST dan penyiangan gulma terus menerus.
RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP DOSIS PUPUK FOSFATDAN VARIETAS YANG BERBEDA Layli Pitri Yani; Adnan; Iswahyudi
Jurnal Penelitian Agrosamudra Vol 9 No 2 (2022): Jurnal Penelitian Agrosamudra
Publisher : Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33059/jupas.v9i2.6512

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk fosfat dan varietas terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah. Serta mengetahui interaksi antara keduanya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Samudra, yang berlangsung selama empat bulan yang di mulai dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni tahun 2022. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu Faktor dosis pupuk fosfat yang terdiri dari 3 taraf, yaitu: P1: 120 kg/ha P205 (1,7 gr/polybag), P2: 180 kg/ha P205 (2,5 gr/polybag), P3: 240 kg/ha P205 (3,3 gr/polybag) Faktor varietas bawang merah yang terdiri dari 3 taraf, yaitu: V1: Varietas Tajuk, V2: Varietas Bima Brebes, V3: Varietas Bauji. Parameter yang diamati dalam penelitian ini yaitu tinggi tanaman, jumlah daun tanaman bawang merah (umur 15, 30, dan 45 HST), jumlah umbi per (siung), berat umbi basah per tanaman sampel (gr) dan per plot (kg), berat umbi kering per tanaman sampel (gr), dan per plot (kg).