Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Optimization of Pangasius Catfish Production in Pagersari Village, Tulungagung Regency Mochammad Fattah; Susadiana Susadiana; Dwi Sofiati
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 10 No. 1 (2021): JAFH Vol 10 No. 1 February 2021
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jafh.v10i1.20876

Abstract

Pangasius catfish is freshwater fish for consumption that can be cultivated through fish farming. In order to produce optimal profits, Pangasius catfish farming must pay attention to the use of inputs in the form of seeds, feed and electricity. The purpose of this study was to analyze the optimization of Pangasius catfish production in Tondo Lestari fish cultivator group, Pagersari Village, Tulungagung Regency. Data collection techniques were in the form of interviews, observation and documentation. The data analysis used was linear programming using the POM-QM  for Windows 5 software tool. The Pangasius catfish farming activities of the Tondo Lestari fish cultivator group have been optimal because they resulted in a low production difference between factual and optimal conditons of 3,05 kg or a profit of Rp. 10,502. . The optimal production of Pangasius catfish in a pond size of 200 m2 was 3,173.21 kg and the optimal production in a pond size of 300 m2 was 4,839.83 kg. Therefore,  it can be concluded that Pokdakan Tondo Lestari can take advantage of additional feed and electricity input by reducing the use of seed input by 1.487 heads to increase profits.
Tipologi Ekonomi Dan Daya Saing Sektor Perikanan Provinsi Jawa Timur Dwi Sofiati; Mochammad Fattah; Pudji Purwanti; Asyifa Anandya; Diana Aisyah
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 6, No 2 (2022): JFMR VOL 6 NO.2
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2022.006.02.1

Abstract

Industri pertanian, kehutanan dan perikanan Provinsi Jawa Timur memberikan kontribusi terbesar pada posisi urutan ketiga sebesar 12,36% sedangkan sektor perikanan memberikan kontribusi sebesar 2,43%. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis tipologi ekonomi dan daya saing sektor perikanan Provinsi Jawa Timur. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tipologi Klassen dan relative comparative advantage (RCA). Tipologi ekonomi sektor perikanan Provinsi Jawa Timur menghasilkan laju pertumbuhan sebesar 2,42% dan kontribusi sebesar 2,43% menunjukkan bahwa sektor perikanan tergolong industri berkembang. Namun, nilai tersebut mendekati persentase kontribusi Indonesia sebesar 2,63% sehingga mempunyai peluang tergolong industri prima. Ekspor ikan dan udang menghasilkan nilai rata-rata RCA mulai tahun 2014-2021 sebesar 2,1 maka Provinsi Jawa Timur mempunyai daya saing terhadap Provinsi yang lain
ANALISIS KONTRIBUSI DAN DAYA SAING EKSPOR SEKTOR PERIKANAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Wildan Alfarizi; Mariyana Sari; Mochammad Fattah
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 4 No. 1 (2020): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2020.004.01.7

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kontribusi dan daya saing sektor perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jenis penelitian yang digunakan adalah library research dengan teknik pengumpulan data melalui dokumentasi. Analisis data kuantitatif yang digunakan adalah kontribusi dan daya saing (RCA). Perikanan darat memberikan kontribusi 53,7% terhadap sektor perikanan lebih tinggi daripada perikanan laut sebesar 46,3%. Kontribusi nilai ekspor sektor perikanan terhadap nilai ekspor provinsi Nusa Tenggara Barat masih rendah sebesar 0,26%. Nilai daya saing ekspor perikanan provinsi Nusa Tenggara Barat terhadap provinsi lain sebesar 0,09 atau lebih kecil dari 1 sehingga kemampuan daya saing lemah. Pemerintah NTB bersama masyarakat perikanan memanfaatkan potensi perikanan darat untuk meningkatkan kontribusi dan daya saing.
Komoditas Unggulan Ikan Air Tawar Pulau Kalimantan Mochammad Fattah; Pudji Purwanti; Edi Susilo; Tiwi Nurjannati Utami; Dwi Sofiati
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 5 No. 2 (2021): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2021.005.02.8

Abstract

Pulau Kalimantan merupakan pulau terbesar kedua di Indonesia yang mempunyai lima provinsi dengan 56 kabupaten/ kota. Produksi perikanan khususnya ikan air tawar mencapai 249.393 ton. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis komoditas unggulan dan kontibusi ikan air tawar dari Pulau Kalimantan. Jenis penelitian yang digunakan adalah library research dengan menggunakan data sekunder dari BPS tahun 2021. Analisis data dalam penelitian ini adalah Location Quotient dan kontribusi. Jenis komoditas utama ikan air tawar yang diproduksi adalah gurame, patin, lele, nila dan ikan mas. Komoditas ikan lele merupakan ikan yang menghasilkan nilai LQ lebih besar pada 37 lokasi dan mendominasi dari komoditas sejenis. Wilayah yang berpotensi untuk dilakukan pengembangan ikan lele adalah Kalimantan Utara dan Kalimantan Barat. Namun, secara keseluruhan komoditas air tawar yang memberikan kontribusi nilai produksi tertinggi adalah Kalimantan Tengah senilai Rp.2.091 milyar atau 5,71% dari nilai produksi sector perikanan pulau Kalimantan.
Tipologi Ekonomi Dan Daya Saing Sektor Perikanan Provinsi Jawa Timur Dwi Sofiati; Mochammad Fattah; Pudji Purwanti; Asyifa Anandya; Diana Aisyah
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 6 No. 2 (2022): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2022.006.02.1

Abstract

Industri pertanian, kehutanan dan perikanan Provinsi Jawa Timur memberikan kontribusi terbesar pada posisi urutan ketiga sebesar 12,36% sedangkan sektor perikanan memberikan kontribusi sebesar 2,43%. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis tipologi ekonomi dan daya saing sektor perikanan Provinsi Jawa Timur. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tipologi Klassen dan relative comparative advantage (RCA). Tipologi ekonomi sektor perikanan Provinsi Jawa Timur menghasilkan laju pertumbuhan sebesar 2,42% dan kontribusi sebesar 2,43% menunjukkan bahwa sektor perikanan tergolong industri berkembang. Namun, nilai tersebut mendekati persentase kontribusi Indonesia sebesar 2,63% sehingga mempunyai peluang tergolong industri prima. Ekspor ikan dan udang menghasilkan nilai rata-rata RCA mulai tahun 2014-2021 sebesar 2,1 maka Provinsi Jawa Timur mempunyai daya saing terhadap Provinsi yang lain
Individual Travel Cost Method Sebagai Barometer Nilai Manfaat Ekowisata Bee Jay Bakau Resort Probolinggo Mochammad Fattah; Susadiana Susadiana; Dwi Sofiati; Diana Aisyah; Asyifa Anandya; Mentari Puspa Wardhani
Altasia Jurnal Pariwisata Indonesia Vol 5 No 1 (2023): Jurnal ALTASIA (Februari)
Publisher : Program Studi Pariwisata - Universitas Internasional Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37253/altasia.v5i1.6902

Abstract

Bee Jay Bakau Resot (BJBR) merupakan wisata yang memanfaatkan kelestarian dari ekosistem mangrove sebagai daya tarik. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis nilai ekonomi wisata dari pengelolaan BJBR. Teknik pengampilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling dengan jumlah responden sebanyak 70 individu. Penelitian ini menggunakan analisis individual travel cost method (ITCM) dengan data kunjungan 5 tahun mulai tahun 2017-2021 dan Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk menentukan surplus konsumen tahun sebelumnya. Ekowisata BJBR menawarkan atraksi wisata alam dan buatan dengan tetap mempertimbangkan keberlanjutan ekologi mangrove. Kesediaan membayar dari wisatawan melalui ITCM rata-rata sebesar Rp. 135.954,61 individu/kunjungan. Kunjungan wisatawan ke BJBR rata-rata sebanyak 80.875 individu. Nilai manfaat wisata yang dihasilkan dari keberadaan ekowisata BJBR rata-rata sebesar Rp.10.140.862.138/tahun. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan ekosistem mangrove sebagai ekowisata yang lestari memberikan nilai manfaat bagi manusia, khususnya manfaat langsung sebagai wisata sehingga wisatawan atau masyarakat mempunyai kesadaran untuk menjaga kelestarian ekosistem mangrove karena memberikan nilai ekonomi yang besar.
Segmentasi Pasar Ekowisata Bee Jay Bakau Resort Probolinggo Dwi Sofiati; Mochammad Fattah; Candra Adi Intyas; Asyifa Anandya; Diana Aisyah
Grouper: Fisheries Scientific Journal Vol 14, No 1 (2023): Grouper : Jurnal Ilmiah Perikanan
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/grouper.v14i1.131

Abstract

Ekowisata mangrove BJBR merupakan ekowisata yang terletak di Probolinggo Jawa Timur menyediakan atraksi wisata alam berupa mangrove dan beberapa atraksi wisata buatan.  Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis persepsi wisatawan terhadap sapta pesona dan menganalisis segmentasi pasar ekowisata Bee Jay Bakau Resort. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dengan analisis data yang digunakan adalah persepsi wisatawan menggunakan skoring, sedangkan segmentasi pasar menggunakan K-means cluster. Persepsi wisatawan terhadap BJBR nilai yang paling utama pada setiap kriteria sangat baik adalah ekowisata yang luas, kriteria baik adalah ketersediaan penginapan, dan kriteria cukup baik adalah kesejukan tempat wisata. Segmentasi pasar yang paling dominan adalah kelompok 3 dan kelompok 4 sebesar 45,7% dan 41,4% hal ini didukung dengan kondisi ekowisata mangrove BJBR menyediakan atraksi pada usia remaja atau dewasa berupa globe BJBR, piramida botol bekas, taman bunga matahari, gembok cinta, flying fox, cycling track, kuda cipta wilaha, lorong seribu payung, catamaran dan spot yang lain sehingga pengelola diharapkan melakukan strategi pemasaran atau promosi yang dapat meningkatkan daya tarik bagi usia tersebut.
PERILAKU EKONOMI RUMAH TANGGA NELAYAN PURSE SEINE DAN TINGKAT KESEJAHTERAANNYA DI KECAMATAN PANARUKAN KABUPATEN SITUBONDO: ECONOMIC BEHAVIOR OF PURSE SEINE FISHERMEN'S HOUSEHOLDS AND THEIR WELFARE LEVEL IN PANARUKAN DISTRICT, SITUBONDO REGENCY Pudji Purwanti; Mochammad Fattah; Yulia Sekar Suminar; Dwi Sofiati
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 7 No. 1 (2023): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2023.007.01.8

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk perilaku ekonomi rumah tangga nelayan purse seine, baik juragan dan anak buah kapalnya dalam kegiatan melaut dan aktifitas ekonomi lainnya saat tidak musim ikan. Dari perilaku ekonomi rumah tangga yang terdiri dari kegiatan produktif baik kegiatan perikanan maupun kegiatan non perikanan, pendapatan rumah tangga dan pengeluaran pokok tersebut, dilanjutkan dengan pengukuran tingkat kesejahteraan rumah tangga nelayan purse seine. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2022. Pengambilan sample secara purposive sampling, dengan jumlah respoden terpilih sebanyak 13 nelayan juragan dan 41 nelayan ABK. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan menghitung keuntungan alat tangkap purse seine. Analisis tikngkat kesejahteraan menggunakan ukuran tingkar kesejahteraan BPS 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku produksi melaut, dalam satu trip melaut nelayan purse seine menghabiskan waktu selama 4-5 hari, atau 4 hingga 5 trip dalam sebulan saat musim puncak. rata – rata nelayan melaut pada musim puncak adalah sebanyak 164 Hari Orang Kerja (HOK). Sedangkan pada musim sedang nelayan purse seine melakukan penangkapan ikan dengan rata – rata waktu yang dibutuhkan pada musim sedang adalah 40 – 50 jam per minggu nya selama 3 bulan. Kegiatan produktif penangkapan ikan dilakukan selama 15 – 22 hari dengan 3 -4 trip. Jenis ikan yang ditangkap antara lain layur, tongkol, tengiri dan ikan teri. Saat musim sedang rata-rata melaut 4 hingga 5 kali dalam seminggu. Hasil tangkapan saat musim sedang adalah cumi cumi dan gurita. Saat tidak musim ikan, beberapa nelayan melakukan kegiatan non perikanan, Dari hasil produksi melaut dan non perikanan rumah tangga mampu memenuhi kebutuhan pokok pangan dan kebutuhan pokok non pangan. Bahkan beberapa responden masih bisa menyisakan pendapatan untuk menabung. Tingkat kesejahteraan nelayan juragan berdasarkan kriteria indikator kesejahteraan Biro Pusat Statistik(BPS) tahun 2014 menunjukkan bahwa rumah tangga nelayan juragan termasuk kategori keluarga sejahtera. Terdapat 6 rumah tangga nelayan buruh yang belum sejahtera.   This study aims to determine the economic behavior of purse seine fisherman’s households, both skipper and crew in fishing activities and other economic activities during non-fishing season. The economic behavior of the household consists of productive activities (fishery and non-fishing activities), household income and basic expenditures, also followed by measuring the welfare level of purse seine fishermen’s households. The results showed that the behavior of fishing production, in one fishing trip, purse seine fishermen spend 4-5 days, or 4 to 5 trips a month during peak season. The average number of fishermen in the peak season fishing is 164 HOK, while the average in the middle season of purse seine fishermen is 40-50 hours per week for 3 months. Productive fishing activities was carried out for 15 – 22 days with 3-4 trips. Types of fish caught include layur, tuna, mackerel and anchovies. During the season, the average is 4 to 5 times a week. The catch during the middle season is squid and octopus and when non-fishing season, fishermen did farming activities. There are only 4 respondents still do fishing activities even though it is not fish season. From the results of fishing and farming, households are able to meet basic food and non-food needs. Even some respondents can still leave income to save. The welfare level of small-scale fishermen based on the 2014 BPS welfare indicator criteria shows that small-scale fishing households in Karanggandu Village are categorized as prosperous families.
Food Security of Small-Scale Fishermen's Households in Prigi Bay, Trenggalek Regency Pudji Purwanti; Mochammad Fattah; Agus Dwi Sulistyono
ECSOFiM (Economic and Social of Fisheries and Marine Journal) Vol 10, No 2 (2023): ECSOFiM April 2023
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.ecsofim.2023.010.02.07

Abstract

The dependence of fishermen on obtaining income during the fishing season can cause problems in fulfilling food needs. Therefore, this study aims to analyze the food security of small-scale fishermen's households. The sampling technique was a purposive sampling of 75 small-scale fishing households. The data analysis used was Jonsson and Toole's analysis of food expenditure, energy adequacy and food security. The results showed when it is not fish season or moderate season, some fishing households do productive activities outside of fishing, such as cultivating forest land belonging to the Indonesian Forestry Minister, becoming marine tour guides, and having livestock and a working wife. As a result, household income can meet basic food and non-food expenditures. The average level of energy consumption is 2,772.8 kcal/capita/day, and the average protein consumption is 177.8 grams/capita/day. The calories from grains or rice reach 780 kcal/capita/day, and the highest protein source comes from fish getting 140.7 grams/capita/day. All fisherman household respondents have a proportion of expenditure for food consumption less than sixty per cent and a gonad maturity level of more than eighty per cent. This value indicates that all small-scale fishing households are food insecure. The existence of activities outside of catching fish diversifies business in the household, enabling fishing households to meet the basic needs of food and non-food and food security.
Evaluasi Kelayakan Finansial Usaha Budidaya Ikan Lele Sistem Boster Di Farm Fish Boster Centre, Kabupaten Sidoarjo Asyifa Anandya; Dwi Sofiati; Mochammad Fattah; Muhamad Andi Saifudin
AKUNTANSI 45 Vol. 4 No. 1 (2023): Mei : Jurnal Ilmiah Akuntansi
Publisher : Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas 45 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30640/akuntansi45.v4i1.1056

Abstract

Aquaculture contributes to the fisheries sector which is marked by an increase in its production each year. Cultivation of catfish is developing because the type of catfish is easy to cultivate and the high level of public consumption of catfish. One of the innovations in catfish cultivating techniques is through a booster system. This research was conducted at the Fish Farm Booster Center with the aim of analyzing the financial feasibility of the business through short-term financial aspects, long-term financial aspects, and sensitivity analysis. Data analysis uses short-term financial analysis including R/C ratio and BEP, long-term financial analysis includes NPV, Net B/C, IRR and Payback Period, as well as sensitivity analysis by making 3 change scenarios. Based on the research results, this business is said to be profitable and feasible in terms of short-term and long-term financial aspects. While the sensitivity analysis shows that this business is not too sensitive to changes in price increases and decreases in benefits.