Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

MAKNA SIMBOLIK TARI PABITTE PASSAPU PADA UPACARA PERNIKAHAN DI KECAMATAN KAJANG Rahma M
JURNAL PAKARENA Vol 3, No 2 (2018): Desember
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/p.v3i2.13061

Abstract

Makna dalam gerak tari tentu saja tidak bisa disamakan dengan memaknai sebuah kata atau bahasa dimana hampir semua kata dapat dijelaskan artinya seperti gerak yang terdapat didalam kamus, walaupun ada beberapa bentuk seni gerak yang dapat dimaknai setiap gerak yang dilakukan misalnya pantomim, namun gerak dalam tari tidaklah demikian sebab makna yang terkandung didalamnya biasanya berkaitan dengan filosofi atau falsafah hidup suatu masyarakat atau untuk kebutuhan tertentu. Seperti halnya masyarakat Sulawesi Selatan yang terdiri dari ratusan suku dan etnis tentu saja memiliki budaya dan bentuk seni yang berbeda-beda dan sarat akan makna yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakatnya. Salah satu diantaranya adalah Tari Pabitte passapu pada upacara pernikahan di masyarakat kecamatan Kajang di Kabupaten Bulukumba
REVITALISASI TARI PATU’DU’ KUMBA OLEH SANGGAR SENI UWAKE’ DI KECAMATAN TINAMBUNG KABUPATEN POLEWALI MANDAR Radawanti Radawanti; Rahma M; Andi Padalia
JURNAL PAKARENA Vol 5, No 1 (2020): Juli
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (706.568 KB) | DOI: 10.26858/p.v5i1.12502

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini menjawab masalah yang terjadi selama proses Revitalisasi Pattu'du 'Kumba yang dilakukan oleh Sanggar Seni Uwake' yaitu: (1) Bagaimana Proses Revitalisasi Pattu'du 'Kumba oleh Sanggar Seni Uwake' di Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar, (2) faktor apa yang mempengaruhi Revitalisasi Pattu'du 'Kumba oleh Sanggar Seni Uwake' di Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar. Teknik mengumpulkan data yang dibeli adalah: (1) Studi Pustaka yang diperoleh adalah dokumen-dokumen, dan buku-buku. (2) Pengamatan dilakukan dengan cara melihat langsung dan kondisi Sanggar Seni Uwake 'yang merevitalisasi Tari Pattu'du' Kumba.(3) Wawancara dilakukan dengan beberapa narasumber yaitu Bapak Ahmad Asdy, Bapak H Alimuddin, Bapak M Rahmat Muchtar, Bapak Muhammad Ridwan Alimuddin, Ibu Siti Adila, dan Bapak Muh Naim Sail. (4) Dokumentasi yang diperoleh terdiri dari foto-foto, video serta rekaman hasil wawancara dengan beberapa Narasumber. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Kualitatif sesuai dengan permasalah yang ada. Objek penelitian adalah Tari Pattu'du 'Kumba. Hasil dari penelitian ini yaitu: (1) Proses Revitalisasi Pattu'du 'Kumba oleh Sanggar Seni Uwake' di Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar dilakukan dengan cara mengajak anak-anak anggota sanggar untuk kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kesenian tradisional,Selain itu, proses revitalisasi juga dilakukan dengan menerapkan kembali Tari Pattu'du 'Kumba terhadap anggota Sanggar, kemudian setelah mereka membahas hal-hal tentang Tari Pattu'du' Kumba mereka membuatkan jadwal untuk latihan minimal sekali atau dua kali latihan agar pada saat dipentaskan penari tidak kaku dalam bergerak. Anggota Sanggar yang direkrut adalah siswa-siswi pelajar SMP dan SMA. Wujud gerak yang mengubah perubahan adalah pada Ragam Mioro 'Mi'undur (2) Revitalisasi Pattu'du'Kumba didukung oleh dua faktor yaitu faktor pendukung dan penghambat, hal tentang faktor pendukungnya adalah dukungan SDM, dukungan dari Tokoh Budayawan serta masyarakat donor, pendukung dari pemerintah terdiri dari sarana untuk menyajikan serta menyediakan alat musik untuk Sanggar Seni Uwake '.Faktor penghambat selama proses Revitalisasi adalah kurang memakan waktu oleh para anggota jadi pada saat latihan. Tidak ada beberapa penari atau pemusik yang berhalangan hadir, tidak ada baju dan perhiasan. luar. hal tentang faktor pendukungnya adalah persetujuan SDM, dukungan dari Tokoh Faktor penghambat selama proses Revitalisasi tidak memerlukan waktu oleh para anggota sehingga pada saat latihan Tidak ada penari atau pemusik yang hadir, tidak ada baju dan perhiasan Pattu'du 'Kumba yang ditanyakan oleh Sanggar harus pada saat akan dipentaskan jika perlu kostum dari luar.hal tentang faktor pendukungnya adalah dukungan SDM, dukungan dari Tokoh, Budayawan, dan masyarakat lokal, dukungan dari pemerintah, penyediaan fasilitas untuk memulai, serta penyediaan alat musik untuk Sanggar Seni Uwake '. Faktor penghambat selama proses Revitalisasi adalah kurang memakan waktu oleh para anggota jadi pada saat latihan Tidak ada beberapa penari atau pemusik yang berhalangan hadir, tidak ada baju dan perhiasan Pattu'du 'Kumba yang diminta oleh Sanggar sehingga pada saat akan dipentaskan sesuai kebutuhan pembeli luar.
PENINGKATKAN KETERAMPILAN OLAH GERAK YANG KONTRIBUTIF TERHADAP PRESTASI MAHASISWA PRODI SENI TARI DENGAN OPTIMALISASI PERANAN SANGGAR TARI Rahma M
JURNAL PAKARENA Vol 4, No 1 (2019): Vol 4, No 1 (2019): Juli
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.967 KB) | DOI: 10.26858/p.v4i1.12982

Abstract

Peningkatan keterampilan olah gerak dalam menarikan tari tradisional, kreasi baru (koreografi) bagi mahasiswa, terlebih tari tradisional dan koreografi menjadi salah satu mata kuliah yang terdapat pada kurikulum seni tari di dukung dengan kehadiran sanggar sebagai wadah untuk mengasah skill di luar kelas formal. Sanggar dengan fungsi utama sebagai pelestari tari tradisional sudah barang tentu lebih fokus pada pelatihan dan pengembangan tari tradisional, terlebih permintaan konsumen sanggar juga lebih ke tari tradisional baik tari tradisi yang telah ada maupun tari kreasi baru. Prestasi mahasiswa yang tergabung dalam sanggar ditandai dengan banyaknya mahasiswa yang sering menjuarai lomba tari yang dilaksanakan oleh instansi lain, dan ini juga nampak pada nilai ujian dalam hal praktek atau keterampilan olah gerak dalam menarikan suatu tarian, serta menata atau menciptakan tari kreasi baru. Hal ini tidak terlepas dari peran sanggar yang telah memberi ruang bagi mahasiswa tari yang tergabung sebagai anggota sanggar untuk berkreasi dan berinovasi.
Tari Pabitte Passapu Sebagai Bahan Ajar Tari Tradisi Daerah Setempat di Madrasah Aliyah DDI Baburridha Bulukumba Putri Pratiwi; Rahma M
xxxx
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.029 KB) | DOI: 10.26858/bl.v1i1.32325

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membuat rancangan materi ajar berupa tari Pabitte Passapu yang dibutuhkan pada pembelajaran Seni Budaya materi tari tradisi daerah setempat di kelas X di Madrasah Aliyah DDI Baburridha Bulukumba. Desain perancangan bahan ajar dalam penelitian menggunakan metode R&D diadaptasi dari model pengembangan 4D, yaitu define (tahap pendefenisian), design (tahap perencanaan), development (tahap pengembangan) dan dissemination (tahap penyebaran). Namun dalam penelitian ini, peneliti membatasi sampai pada tahap design yang dilanjutkan validasi terhadap materi yang dibuat. Subjek penelitian ini dikhususkan pada siswa kelas X. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa tari Pabitte Passapu yang merupakan tarian lokal di Kabupaten Bulukumba valid dijadikan dijadikan sebagai bahan ajar yang menjadi panduan untuk siswa agar dapat belajar mandiri dan juga membantu guru untuk mengajar agar lebih terarah dan jelas sehingga pembelajaran dapat berjalan efektif.Kata Kunci: Pabitte Passapu, Bahan Ajar, Tari Daerah SetempatThis study aims to design teaching materials in the form of Pabitte Passapu dance which is needed in learning Cultural Arts for local traditional dance materials in class X at Madrasah Aliyah DDI Baburridha Bulukumba. The design of teaching materials in research using R&D method was adapted from the 4D development model, namely define, design, development and dissemination. However, in this study, the researcher limited it to the design stage which was followed by validation of the material made. The subject of this study was devoted to class X students. The data collection techniques used were observation, interviews, and documentation. Based on the results of the research conducted, it was found that the Pabitte Passapu dance which is a local dance in Bulukumba Regency is valid to be used as teaching material that becomes a guide for students to be able to study independently and also helps teachers to teach to be more focused and clear so that learning can run effectively. Keywords: Pabitte Passapu, Teaching Materials, Local Dance
Pelatihan Teater Rakyat Koa-Koayang pada Remaja Non-Produktif Komunitas Budaya Sossorang di Tinambung Sulawesi Barat Asia Ramli; Rahma M; Khaeruddin Khaeruddin; Andi Taslim Saputra
Sureq: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berbasis Seni dan Desain Vol 1, No 1 (2022): Jan-Jun
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.66 KB) | DOI: 10.26858/srq.v1i1.33473

Abstract

Pertumbuhan penduduk semakin cepat dan tinggi sampai hari ini, hal itu dapat dilihat dari angka kelahiran yang mencapai angka tinggi. Kondisi ini menyebabkan terjadinya beragam permasalahan di masyarakat. Hal itu terjadi dikarenakan subyek (orang) tidak diimbangi oleh berkembangnya jumlah lowongan pekerjaan. Kejadian itu tentunya mempengaruhi bertambahnya angka pengangguran atau dapat dikatakan tidak produktif, termasuk para remaja di Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat. Remaja ini kemudian digolongkan sebagai masyarakat yang non-produktif. Dalam kondisi ini membuat para remaja ini melakukan perilaku permasalahan sosial. Salah satu cara untuk meredam permasalahan sosial di Kecamatan ini adalah dengan memberikan pelatihan teater pada remaja non-produktif Komunitas Budaya Sossorang di Tinambung Sulawesi Barat sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pelatihan dasar-dasar teater meliputi olah tubuh, olah rasa dan olah vokal serta dasar-dasar pemeranan sehingga peserta dapat mementaskan Teater Rakyat Koa-koayang secara sederhana. Pelatihan ini dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran, alat untuk refleksi, mengubah dan mengajarkan sesuatu yang bernilai bagi para remaja non-produktif dengan menggunakan model pelatihan Teater Rakyat Koa-koayang. Pelaksanaan pelatihan dengan model pendampingan kepada peserta atau mitra agar pelatihan lebih aktif, kreatif dan menyenangkan. 
PENDOKUMENTASIAN TARI PABBITTE PASSAPU KAJANG KABUPATEN BULUKUMBA (Sebagai Upaya Pelestarian Tari Tradisional) Rahma M; Asia Ramli; Muh. Kurniawan
xxxx
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/bl.v1i3.38940

Abstract

This study aims to document dance as a form of preservation of traditional dance with a theoretical approach. Dance documentation includes data collection carried out directly in Tanatoa Village by meeting the original actors, then conducting interviews and demonstrations and recording dances, then processing data by recording in the form of writing. dance moves in detail, descriptions of the moves accompanied by photos and floor patterns, as well as dissemination by documenting the results of this research in the form of reports and conducting scientific publications at national seminars, in the form of proceedings and journals and publishing on social media YouTube so that it can be easily accessed by students and the general public and included in the library, both regional and faculty libraries, so that students and the general public can easily obtain data related to the Pabitte Passapu Dance, which consists of 12 varieties, namely i, Akkokoroa, Angngibeng, Appakeha, Appalotteng, Sekko Taji, Paganti, A, pabitte, Tannang ulumanu, A,laga, Angngera Seha' complete with photos and floor patterns.Keyword: Dance documentation, Pabitte Passapu danceThis study aims to document dance as a form of preservation of traditional dance with a theoretical approach. Dance documentation includes data collection carried out directly in Tanatoa Village by meeting the original actors, then conducting interviews and demonstrations and recording dances, then processing data by recording in the form of writing. dance moves in detail, descriptions of the moves accompanied by photos and floor patterns, as well as dissemination by documenting the results of this research in the form of reports and conducting scientific publications at national seminars, in the form of proceedings and journals and publishing on social media YouTube so that it can be easily accessed by students and the general public and included in the library, both regional and faculty libraries, so that students and the general public can easily obtain data related to the Pabitte Passapu Dance, which consists of 12 varieties, namely i, Akkokoroa, Angngibeng, Appakeha, Appalotteng, Sekko Taji, Paganti, A, pabitte, Tannang ulumanu, A,laga, Angngera Seha' complete with photos and floor patterns.Keyword: Dance documentation, Pabitte Passapu dance
Analisis Deskriptif Tari Pabbitte Passapu Kajang Kabupaten Bulukumba (Salah Satu Bentuk Pendokumentasi Tari) Rahma M; Asia Ramli; Muh Kurniawan
Seminar Nasional LP2M UNM SEMINAR NASIONAL 2022 : PROSIDING EDISI 4
Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1003.67 KB)

Abstract

Abstract. This study aims to record the Pabitte Passapu dance descriptively, namely by providing a description of the dance in accordance with the actual conditions or in other words according to the original movement with the aim of documenting dance as a form of preservation of traditional dance with a theoretical approach. Documentation of dance which includes data collection carried out directly in Tanatoa Village by meeting the original perpetrators then conducting interviews and demonstrations as well as recording dances, then processing data by recording in the form of writing detailed descriptions of movements accompanied by photos and floor patterns, as well as dissemination which was carried out by documenting the results of this research in the form of reports and carry out scientific publications at national seminars in the form of proceedings and journals as well as include them in the faculty library so that they are easy to find for students and the general public who want to know data related to the Pabitte Passapu Dance, yes which consists of 12 varieties namely, Akkokoroa, Angngibeng, Appakeha, Appalotteng, Sekko Taji, Paganti, A,pabitte, Tannang ulumanu, A,laga, Angngera Seha' which is equipped with photos and floor patterns.  Keyword: Descriptive Analysis, Pabitte Passapu Dance
CULTIVATION OF SELF-MANAGEMENT AS A FILTER OF KOREAN WAFE INFLUENCE AMONG STUDENTS Rahma M
JURNAL PAKARENA Vol 8, No 1 (2023): Juli
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/p.v8i1.45898

Abstract

This article discusses the cultivation of self-management for Dance students as a filter to counteract outside lifestyle influences including the influence of Korean Wafe, with an innovative concept of self-awareness (mindfulness), while still having full awareness of thoughts, feelings, and focusing on goals. The research method used in this article is a theoretical study. Self-awareness is needed in carrying out social interactions, especially for students because this also affects the learning process which can fail if you are not able to manage or control yourself properly, especially from the influence of the social environment. Mindfulness as a form of inculcating self-management in students is a theory that can be instilled because it can help students change their perspective on something so that they can filter out the influences that can arise from the surrounding environment. Something that becomes a trend in society doesn't need to be avoided but it should be used to enrich our insights, especially for dance students, they should be able to take advantage of the good things caused by the boom in the Korean style, especially in dance creation.
PELATIHAN PENGEMBANGAN TARI DAERAH BAGI KOMUNITAS-KOMUNITAS TARI DI KABUPATEN BARRU Rahma M; Andi Padalia; Johar Linda; Jalil Jalil
Sureq: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berbasis Seni dan Desain Vol 2, No 1 (2023): Januari-Juni
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/srq.v2i1.47570

Abstract

Pelatihan Pengembangan tari daerah bagi komunitas-komunitas tari di Kabupaten Barru merupakan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan komunitas-komunitas tari di Kabupaten Barru terkait tari-tari daerah Sulawesi Selatan dan bagaimana cara mengembangkan tari yang bersumber dari tari daerah dengan menggunakan metode Jacquelin Smith. Faktanya, anggota komunitas-komunitas tari di Kabupaten Barru masih sangat minim pengetahuan budaya terkhusus tari daerah Sulawesi Selatan terlebih yang terkait dengan simbol-simbol dalam tari demikian juga halnya dengan kaidah-kaidah pengembangan tari. Hal ini terjadi karena sistem pelatihan pada sanggar lebih fokus pada skill dibandingkan dengan penguasaan wawasan tentang budaya terlebih pada pengetahuan tentang tari yang bersumber dari etnis-etnis tertentu di Sulawesi Selatan.
PENGUATAN NILAI TRADISIONAL MELALUI BOARD GAMES TEATER RAKYAT KONDOBULENG BAGI SISWA UPT SPF SMPN 27 MAKASSAR Asia Ramli; Andi Taslim Saputra; Khaeruddin Khaeruddin; Rahma M
Sureq: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berbasis Seni dan Desain Vol 2, No 2 (2023): Juli-Desember
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/srq.v2i2.52861

Abstract

UPT SPF SMPN 27 Makassar merupakan sekolah menengah atas yang terletak di Kota Makassar Sulawesi Selatan. Sekolah tersebut terletak di zona perang dan daerah dengan tingkat kejahatan tertinggi. Kondisi lingkungan tersebut mempengaruhi tumbuh kembang anak nakal dan pemarah. Berdasarkan pengamatan, sebagian besar anggota UPT SPF SMPN 27 Makassar berasal dari sekitar Sekolah. Sistem perumahan yang akan diterapkan berarti para siswa ini harus datang ke sekolah dari daerah setempat. Siswa ini tergolong sulit dan menimbulkan masalah perilaku bullying. Pernyataan yang direproduksi di atas menjadi perhatian Wakil Kepala Sekolah Seksi dan Humas, UPT SPF SMPN 27 Makassar. Fenomena bullying merupakan masalah yang paling kompleks dan terus terjadi di kalangan siswa sekolah ini. Keadaan ini tidak kunjung sirna karena sifat manusia yang ingin menguasai dan dikuasai. Jumlah pelaku bullying dibandingkan dengan jumlah korban bullying merupakan indikasi bahwa bullying dilakukan oleh banyak individu yang korbannya tidak dapat dibandingkan dengan kelompok pelaku bullying Metode pelaksanaan pengabdian masyarakat dalam pelatihan Teater Rakyat Kondobuleng pada remaja non-produktif UPT SPF SMPN 27 Makassar di Kota Sulawesi Selatan melalui beberapa tahap sebagai berikut: a) Tahap Sosialisasi.b) Tahap Pengenalan dan Pengarahan. c) Tahap Simulasi Games. d) Tahap Evaluasi.. e) Tahap Penyusunan Laporan. Pada pelatihan, teaterikal ini menyiratkan edukasi pada teks-teks nilai tradisi melalui teater rakyat Kondobuleng dengan kemasan Board Games. Nilai-nilai pemahaman positif ketika melakukan pelatihan Board Games dengan muatan teater rakyat Kondobuleng untuk siswa UPT SPF SMPN 27 Makassar telah meningkat, dari hasil observasi awal sekitar 30 % yang memperlihatkan ketidaktahuan terhadap teater rakyat Kondobuleng. Setelah pelatihan dan hasil evaluasi yang dilakukan, para peserta atau siswa menunjukkan ekspresi yang yang berkaitan dengan Kondobuleng dalam hal tersebut memperlihatkan pengetahuan tentang teater rakyat Kondobuleng meningkat dengan persentase 90 %. Kegiatan ini untuk mengatasi permasalahan yang kompleks bagi remaja non-produktif, maka kami tim pengabdian masyarakat menawarkan sebuah solusi yaitu melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat dengan memberi penguatan nilai tradisional dengan bentuk kemasan board games teater Kondobuleng.