Andi Taslim Saputra
Universitas Negeri Makassar

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Pelatihan Teater Monolog Berbasis Cerita Lokal di SMK Telkom Makassar Andi Taslim Saputra; Asia Ramli; Arifin Manggau; Muh Kurniawan Adi Kusuma; Selfiana Saenal; Satriadi Satriadi; Faizal Erlangga Makawi
Sureq: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berbasis Seni dan Desain Vol 1, No 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.683 KB) | DOI: 10.26858/srq.v1i2.36286

Abstract

Aktivitas kesenian sempat mati suri selama masa pandemi di tahun 2019 yang diakibatkan oleh covid-19, baik yang ada di masyarakat umum, maupun di lingkungan sekolah. Dalam konteks pendidikan seni yang dilaksanakan di sekolah tentunya mendapatkan dampak negatif yang besar. Dampak tersebut adalah pembelajaran seni akan kesulitan dalam pelaksanaan praktek. Pasca pandemi, lahir beragam metode-metode pengajaran dalam lingkup seni, khususnya teater. Pelaksanaan pembelajaran praktek teater yang menyesuaikan kondisi covid tentu harus dilaksanakan di sekolah. Hampir dua tahun pembelajaran teater dilaksanakan secara daring sejak covid masuk di Indonesia. Pada tahun 2022, aturan pemerintah tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dicabut kemudian pelaksanaan pembelajaran diarahkan untuk tatap muka. Sehingga, sekolah kemudian dibuka kembali dalam pengajaran tatap muka. Akibat lamanya proses pembelajaran secara daring, sebagian besar guru-guru mengalami kendala dalam pengajaran praktek karena pembelajaran secara tatap muka dibutuhkan waktu untuk menyesuaikan kembali dan pengetahuan teater secara praktek mulai tumpul serta perlu di asah kembali. Atas dasar hal itu, pelatihan teater monolog menjadi satu bentuk atau upaya untuk pembelajaran teater setelah pandemi. Pada masa pandemi terdapat keterputusan pengetahuan sekaligus siswa mulai mendapatkan budaya baru, sehingga pelatihan ini mencoba mengangkat cerita lokal agar siswa mengetahui dan mendapatkan pengetahuan sejarah pahlawan lokal yaitu cerita kepahlawanan Datu Museng ketika di masa penjajahan. Pelatihan teater monolog ini akan dilaksanakan di sekolah SMK Telkom Makassar. Metode pelatihan yang dilaksanakan yakni, (1) mengidentifikasi cerita lokal yaitu cerita Datu Museng; (2) Proses kreatif: a. pembuatan dan pembedahan naskah, b. dramatik reading, c. blocking, d. memadukan musik dan properti, e. pemantapan aksi, dialog, musik, setting dan properti; dan terakhir adalah (3) Penyajian Pertunjukan.  
Pelatihan Teater Rakyat Koa-Koayang pada Remaja Non-Produktif Komunitas Budaya Sossorang di Tinambung Sulawesi Barat Asia Ramli; Rahma M; Khaeruddin Khaeruddin; Andi Taslim Saputra
Sureq: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berbasis Seni dan Desain Vol 1, No 1 (2022): Jan-Jun
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.66 KB) | DOI: 10.26858/srq.v1i1.33473

Abstract

Pertumbuhan penduduk semakin cepat dan tinggi sampai hari ini, hal itu dapat dilihat dari angka kelahiran yang mencapai angka tinggi. Kondisi ini menyebabkan terjadinya beragam permasalahan di masyarakat. Hal itu terjadi dikarenakan subyek (orang) tidak diimbangi oleh berkembangnya jumlah lowongan pekerjaan. Kejadian itu tentunya mempengaruhi bertambahnya angka pengangguran atau dapat dikatakan tidak produktif, termasuk para remaja di Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat. Remaja ini kemudian digolongkan sebagai masyarakat yang non-produktif. Dalam kondisi ini membuat para remaja ini melakukan perilaku permasalahan sosial. Salah satu cara untuk meredam permasalahan sosial di Kecamatan ini adalah dengan memberikan pelatihan teater pada remaja non-produktif Komunitas Budaya Sossorang di Tinambung Sulawesi Barat sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pelatihan dasar-dasar teater meliputi olah tubuh, olah rasa dan olah vokal serta dasar-dasar pemeranan sehingga peserta dapat mementaskan Teater Rakyat Koa-koayang secara sederhana. Pelatihan ini dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran, alat untuk refleksi, mengubah dan mengajarkan sesuatu yang bernilai bagi para remaja non-produktif dengan menggunakan model pelatihan Teater Rakyat Koa-koayang. Pelaksanaan pelatihan dengan model pendampingan kepada peserta atau mitra agar pelatihan lebih aktif, kreatif dan menyenangkan. 
PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK MENJADI ECOBRIKS SENI RUPA TERAPAN DI DESA BOTTO KECAMATAN TAKKALALLA KABUPATEN WAJO Wahyu Wardana Rasyid; Andi Taslim Saputra
Sureq: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berbasis Seni dan Desain Vol 1, No 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (502.753 KB) | DOI: 10.26858/srq.v1i2.38740

Abstract

Desa Botto, Kecamatan Takkalalla, Kabupaten Wajo merupakan daerah pesisir yang terletak di timur Kabupaten Wajo, banyak terdapat beberapa limbah plastik dikarenakan desa Botto belum mempunyai Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memberikan edukasi bahaya limbah plastik serta menumbuhkan jiwa kreatifitas masyarakat di desa Botto melalui program kreatifitas masyaraka dengan memanfaatkan limbah plastik jadi ecobriks. Berdasarkan kegiatan yang sudah dilaksanan kegiatanyang telah dilakukan potensi hasil dari pelaksanaan kegiatan pengabdian ini yaitu; artikel ilmiah, aspek lingkungan,aspek sosial, aspek pendidikan dan aspek ekonomi.
PERFORMA PETUGAS PADUAN SUARA MENGGUNAKAN METODE DEEPEEDI PADA UPACARA BENDERA DI SMPN 277 JAKARTA Tyas Kartiko Sutawi; Andi Taslim Saputra
xxxx
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/bl.v1i4.40600

Abstract

In addition to teaching, it is possible for teachers to have the additional task of guiding students outside of learning hours in the form of extracurriculars. Activities outside of class hours are intended to explore the potential of students beyond the subjects they are required to master. Padus Resisi is one of the extracurriculars that has potential. However, there are problems in Padus Resisi's routine training activities to become ceremonial officers every week. Based on initial observations, Padus Resisi has power , vocal technique, clothing appearance and attitude that need to be improved. This needs to be done so that the role of Padus Resisi as ceremonial officers can take place optimally. This study used a descriptive qualitative method. Data was collected using observation and interview techniques. The validity of the data is obtained by conducting data triangulation. In general, the collaboration of Demonstration, Peer Teaching and Drill (DeePeeDi) methods can be used as an innovative learning alternative in choral extracurricular learning. This method can help students master material including sound power, vocal techniques (articulation, phrasing and intonation), clothing appearance and student attitudes when singing.
Nilai Budaya Pesisir Pertunjukan Malam Jahannam Karya Moutinggo Bousye Adaptasi Budaya Makassar Andi Hendra Bahar; Andi Taslim Saputra; Muhammad Muhaemin
xxxx
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/bl.v1i3.37723

Abstract

Abstrak  Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif, bertujuan untuk memperoleh data dan informasi yang akurat tentang Aspek pendidikan dalam naskah drama Malam Jahannam Karya Moutinggo Bousye. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Adapun pokok permasalahan yang dikaji adalah Aspek dan unsur pendidikan yang termuat pada karakter tokoh pada pertunjukan Malam Jahannam Karya Moutinggo Busye. Nilai Budaya Pesisir pada pertunjukan ini dapat dilihat dari ungkapan teks dialog, dan juga sikap atau perilaku yang ditunjukan oleh para aktor sehingga menghasilkan nilai kejujuran, nilai siri’ na pacce (Harga diri), nilai Filosofis (nilai etis dan nilai adat). Kata Kunci: Nilai Budaya Pesisir, Malam Jahannam, Adaptasi ke Budaya Makassar Abstract This study uses a descriptive-qualitative method, aiming to obtain accurate data and information about the educational aspect of the drama script Malam Jahannam by Moutinggo Bousye. Data were collected by interview, observation, and documentation methods. The main issues studied are aspects and elements of education included in the characters in the Malam Jahannam performance by Moutinggo Busye. Coastal cultural values in this show can be seen from the expressions of the dialogue text, as well as the attitudes or behaviors shown by the actors to produce honesty values, Siri' Na Pacce values (self-respect), and philosophical values (ethical values and traditional values). Keywords: Coastal Cultural Values, Malam Jahannam, Adaptation to Makassar Culture
PENYANDANG DISABILITAS DALAM BELENGGU SUPERCRIP DI MEDIA BARU: ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES Nurul Fadhillah S; Andi Taslim Saputra
Nuansa Journal of Arts and Design Vol 6, No 2 (2022): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/njad.v6i2.40260

Abstract

Atlet disabilitas menjadi gambaran baru terkait supercrip bekerja. Identitas supercrip ini tidak hanya terbatas dalam media konvensional dan media alternatif saja, tetapi juga sudah menyentuh pada media baru, termasuk Youtube. Supercrip lahir keinginan disabilitas untuk diterima di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat. Mereka tidak boleh sekadar menjadi disabilitas yang biasa-biasa saja. Mereka harus menjadi disabilitas yang berprestasi dan mengharumkan nama bangsa. Penelitian ini dibuat untuk mengetahui representasi supercrip yang dilakukan oleh atlet disabilitas. Pisau analisis yang digunakan adalah semiotika dari perspektif Roland Barthes yang tidak hanya membicarakan tentang makna denotatif potongan adegan di Youtube, namun juga mengambil makna konotatif beserta mitos yang terkandung di dalamnya. Hasilnya menunjukan bahwa disabilitas masih terbelenggu dalam identitas supercrip. Mereka harus membanggakan dirinya sendiri, keluarga, dan bangsa untuk bisa merasa hidup seperti orang “normal”. Mereka menjelma menjadi sosok inspiratif yang mampu menebar semangat kepada banyak orang dengan kekurangan yang mereka miliki.
ICE BREAKING BERBASIS TARI PADA PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN SEBAGAI DAYA SEMANGAT DAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK Romi Faisal; Siti Asmaulul Izmi; Andi Taslim Saputra
Nuansa Journal of Arts and Design Vol 6, No 2 (2022): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/njad.v6i2.40505

Abstract

Semangat belajar berhubungan erat dengan motivasi karena untuk melakukan sesuatu perbuatan atau tindakan seseorang memerlukan motivasi untuk mencapai tujuan tersebut. Meningkatkan semangat dan motivasi belajar peserta didik didik pada mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan diperlukan sebuah teknik yang cukup menarik agar dapat membantu sekaligus meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik dengan baik. Ice Breaking digunakan sebagai metode untuk mengantisipasi hal tersebut sekaligus untuk menghilangkan kejenuhan, kebosanan, serta rasa mengantuk  yang senantiasa hadir saat proses pembelajaran. Ice breaking digunakan untuk meningkatkan ataupun mengembalikan semangat peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga keinginan dan harapan yang ingin dicapai dari suatu materi yang disajikan dapat berjalan lancar dan tercipta suatu proses pembelajaran yang menyenangkan. Proses pemberian Ice breaking  dapat disesuaikan dengan kondisi kelas artinya Ice breaking ini bersifat kondisional. Ice breaking yang diberikan guru dapat berperan penting untuk mendukung dalam peningkatan semangat dan motivasi peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Ice breaking disisipkan langkah Jepin Pontianak sebagai bagian dari Ice breaking. Muatan dari jepin Pontianak tersebut menggunakan langkah Tahto atau langkah yang digunakan untuk menjembatani gerak tari ke bagian komplikasi atau transisi dari ragam pembuka ke ragam selanjutnya.
KREATIVITAS SISWA DALAM MENGEMBANGKAN GERAK TARI PADDUPA PADA KEGIATAN EKTRAKURIKULER DI SMA NEGERI 1 PINRANG Sadrina Ayu Mahardika; Andi Taslim Saputra
Nuansa Journal of Arts and Design Vol 6, No 2 (2022): September
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/njad.v6i2.40760

Abstract

Penelitian ini bertujuan Mengetahui Kreativitas siswa dalam mengembangkan gerak tari dan Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat Kreativitas siswa dalam mengembangkan gerak tari. Pendekatan dalam penelitian ini adalah deskriptip kulitatif dengan fokus penelitian yaitu kreativitas siswa dalam mengembangkan gerak tari dengan subjek penelitian yaitu siswa ekstrakurikuler seni yang dianggap mampu dan bisa dalam mengembangkan gerak tari yang berjumlah 10 orang siswa dan satu orang pelatih, Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka tentang kreativitas siswa, observasi langsung dengan mengamati bagaimana kreativitas siswa dalam mengembangkan gerak tari, wawancara dengan pelatih ekstrakurikuler seni serta dokumentasi dengan melihat hasil penelitian dalam bentuk portofolio. Selanjutnya dilakukan teknik analisis data dengan menggunakan teknik analisis kompensional yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Data yang ditemukan di lapangan menunjukan pengembangan kreativitas muncul pada siswa pada sisi kelancaran, kelenturan, keaslian,  keterhubungan, keuletan, dan kesabaran.
PELATIHAN TARI DALAM PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA DI SEKOLAH DASAR Syakhruni Syakhruni; Heriyati Yatim; Jalil Jalil; Andi Taslim Saputra; Siti Asmaulul Izmi
Sureq: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berbasis Seni dan Desain Vol 1, No 2 (2022): Juli-Desember
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/srq.v1i2.39435

Abstract

Mitra Program Kemitraan Komunitas (PKM) ini adalah siswa SD Negeri 60 Lembang. Masalahnya adalah: (1) kercedasan kreatif siswa belum dioptimalkan, (2) pembelajaran tari yang dilaksanakan berfokus kepada guru, (3) tidak adanya pelatihan tari kepada anak yang berfokus kepada kecerdasan kreatif. Metode yang digunakan adalah: (1) diskusi awal, (2) diskusi karya tari tradisi, (3) demonstrasi, (4) orientasi musik, (5) orientasi kostum dan make -up, (6) praktek, (7) evaluasi, dan (8) pementasan. Hasil yang dicapai adalah (1) kegiatan ini menghasilkan beberapa perubahan kepada peserta, yakni; peningkatan kreatifitas, khusunya dalam menciptkan gerak tari yang dikembangakan berdasarkan pengalaman siswa sendiri., (2) Pembelajaran tari ini meningkatkan kecerdasan kreatif terhadap siswa di SD Negeri 60 Lembang
Tari Pepe-Pepeka ri Makka: Analisis Perubahan Bentuk dan Fungsi Syakhruni Syakhruni; Andi Taslim Saputra; Jalil Saleh
PANGGUNG Vol 32, No 4 (2022): Keragaman Budaya, Kajian Seni, dan Media
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.457 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v32i4.2011

Abstract

Tari Pepe-Pepeka ri Makka merupakan salah satu warisan budaya leluhur yang masih hidup sampai sekarang. Tari ini semula berfungsi sebagai penyebaran agama Islam dan sebagai sarana ritual bagi umat islam. Seiring dengan perkembangan zaman fungsinya berubah menjadi pertunjukan hiburan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap perubahan bentuk dan fungsi pada pertunjukan tari Pepe-Pepeka ri Makka di Paropo Makassar. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan pendekatan etnokoreologi dan -pepeka ri Makka dan faktor penyebabnya sehingga tetap eksis. Penelitian ini bersifat penelitian kualitatif dengan pendekatan etnokoreologi yang dikemukakan oleh Soedarsono, yaitu penelitian yang mengkombinasikan antara tekstual dan kontekstual serta menggunakan teori bantu yakni teori perubahan Alvin Boskoff yaitu perubahan dilihat dari segi internal dan eksternal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan bentuk dan fungsi tari Pepe-Pepeka ri Makka tampak pada penambahan dan penggarapan gerak, desain lantai, alat musik, waktu, dan tempat pertunjukan. Perubahan bentuk dan fungsi tari Pepe-Pepeka ri Makka didukung oleh masyarakat, seniman, dan lembaga yang terkait sehingga menjadikan tari Pepe-Pepeka ri Makka tetap eksis hingga saat ini.