Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PENGARUH DIMENSI KUALITAS TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DUNIA FANTASI PT. PJA Lithrone Laricha Salomon; Mohammad Agung Saryatmo; Stephanie Meliana
Jurnal Ilmiah Teknik Industri Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Ilmiah Teknik Industri (Jurnal Keilmuan Teknik dan Manajemen Industri)
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jitiuntar.v3i1.507

Abstract

Dunia Fantasi PT. PJA merupakan pusat hiburan outdoor terbesar di Indonesia. Sebagai pusat hiburan terbesar, Dunia Fantasi harus memberikan pelayanan yang terbaik bagi pengunjung. Data yang dianalisa diambil dari tujuh dimensi pariwisata, yaitu : dimensi atraksi dan hiburan, fasilitas, pelayanan, transportasi dan infrastruktur, informasi dan promosi, harga dan jaminan keamanan. Berdasarkan perhitungan model SERVQUAL, ketujuh dimensi tersebut masih bernilai negatif sehingga pelayanan di Dunia Fantasi masih perlu ditingkatkan. Usulan perbaikan untuk ketujuh dimensi tersebut akan dibuat dengan menggunakan metode QFD. Kata kunci: Dunia Fantasi, SERVQUAL, dimensi pariwisata, QFD
PENGEMBANGAN PRODUK SPIDER FITTING BERDASARKAN ANALISA KEBUTUHAN KONSUMEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY Ahmad Ahmad; Mohammad Agung Saryatmo; Hansel Christian
Jurnal Ilmiah Teknik Industri Vol 4, No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Teknik Industri (Jurnal Keilmuan Teknik dan Manajemen Industri)
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jitiuntar.v4i2.489

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kebutuhan konsumen pada produk Spider Fitting, sehingga perusahaan dapat memperbaiki dan mengembangkan kualitas produk mereka. Dalam mengidentifikasi keinginan konsumen didapatkan 7 voice of customer yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quality Function Deployment (QFD). Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa atribut perbaikan kualitas yang menjadi prioritas adalah kemudahan pengaturan sudut kaca, finishing permukaan, kemudahan dalam pemasangan dan kekuatan konstruksi. Technical response yang menjadi prioritas berdasarkan HOQ dengan nilai absolute importance 112,41 (26,15%) yaitu spider fitting yang fleksibel dalam pengaturan sudut, prioritas ke 2 dengan nilai absolute importance 91,71 (21,34%) yaitu finishing mirror, prioritas ke 3 dengan nilai absolute importance 68,79 (16%) yaitu membuat kepala baut segi enam pada bagian baut penjepit kaca dan prioritas ke 4 dengan nilai absolute importance 65,48 (15,23%) yaitu menggunakan plat dengan ketebalan 3mm-6mm. Dari 3 konsep usulan yang di buat maka dipilih konsep ke 3 yang dianggap lebih baik berdasarkan empat kreteria prioritas. Kata kunci: Spider Fitting, QFD, API, HOQ
PENILAIAN KINERJA CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT DALAM INDUSTRI PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYSIS HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS PADA BANK. XXX) Mohammad Agung Saryatmo; Ahmad .; Inge Elsera Kristian
Jurnal Ilmiah Teknik Industri Vol 3, No 2 (2015): Jurnal Ilmiah Teknik Industri (Jurnal Keilmuan Teknik dan Manajemen Industri)
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jitiuntar.v3i2.496

Abstract

Bank XXX adalah perusahaan yang bergerak di industri jasa, memiliki delapan divisi membutuhkan karyawan yang dapat bekerja dengan baik agar kepuasan pelanggan dapat dicapai. Untuk itu, perlu adanya penilaian kinerja yang dilakukan pada Bank XXX. Hal ini bertujuan untuk mengetahui divisi mana yang bekerja secara maksimal dengan memberikan kriteria pembobotan yang sesuai dengan Bank XXX tersebut. Metode Analysis Hierarchy Process digunakan untuk memberikan pembobotan tersebut. AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki. Level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Penilaian akan dilakukan oleh top mangement dan divisi yang bersangkutan pada Bank XXX. Dasar teori yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan di Bank XXX adalah Customer Relationship Management. Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa urutan prioritas Bank XXX yang mempunyai kriteria kinerja yang paling penting adalah Divisi Teknologi Informasi (0,198912), Divisi Logistik (0,172157), Divisi Perbankan Internasional (0,124572), Divisi Audit Internal (0,119687), Divisi Perbankan Konsumer (0,107502), Divisi Pengembangan Operasi (0,099893), Divisi Sumber Daya Manusia (0,093967) dan Divisi Keuangan dan Akuntansi (0,083311). Kemudian dilakukan penilaian kinerja dengan Key Performance Indicator dan hasilnya adalah terdapat 1 KPI yang berwarna kuning. Hal ini berarti perlu dilakukannya suatu perbaikan agar kinerja perusahaan dapat berlangsung dengan baik. Kata Kunci: Analysis Hierarchy Process, Customer Relationship Management, Kinerja Karyawan, Key Performance Indicator
Pengaruh iklim psikologis terhadap kinerja karyawan yang dimediasi oleh workforce agility Dharmawan Chandra; Mohammad Agung Saryatmo
Jurnal Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan Vol 7 No 3 (2023): Jurnal Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmbk.v7i3.23873

Abstract

PT V is a trading company in Indonesia engaged in the field of power infrastructure solutions, with its main product is Uninterruptible Power Supply (UPS). One of the big challenges faced by PT V in recent years is the achievement of companies that are still far from the highest management target. To improve employee performance, companies need not only pay attention to the psychological climate in the work environment, but also need employees who have the ability and agility. This study aims to prove that workforce agility can act as a mediator between psychological climate and employee performance. This research was conducted at the head office of PT V. which is located in Jakarta using a quantitative approach through questionnaires, internal company data and interviews with management. Data analysis technique using PLS-SEM. The results showed that psychological climate has a significant effect on employee performance and workforce agility, workforce agility has a significant effect on employee performance, and the relationship between psychological climate on employee performance is mediated partially by workforce agility. PT V adalah sebuah perusahaan dagang di Indonesia yang bergerak di bidang solusi infrastruktur tenaga listrik, dengan produk utamanya yaitu Uninterruptible Power Supply (UPS). Salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh PT V dalam beberapa tahun terakhir adalah pencapaian perusahaan yang masih jauh dari target manajemen tertinggi. Untuk meningkatkan kinerja karyawan, perusahaan tidak saja perlu memperhatikan iklim psikologis di lingkungan kerja, akan tetapi juga memerlukan karyawan yang memiliki kemampuan dan kelincahan (agility). Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa workforce agility dapat berperan sebagai mediator antara iklim psikologis dengan kinerja karyawan. Penelitian ini dilakukan di kantor pusat PT V. yang bertempat di Jakarta menggunakan pendekatan secara kuantitatif melalui penyebaran kuesioner, data internal perusahaan serta wawancara dengan manajemen. Teknik analisis data menggunakan PLS-SEM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim psikologis berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan dan workforce agility, workforce agility berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, dan hubungan antara iklim psikologis terhadap kinerja karyawan dimediasi parsial (partial mediation) oleh workforce agility.
Pengaruh budaya organisasi, kepemimpinan, dan grit pada karyawan di salah satu perusahaan property developer di Jakarta Sahlan Suganda; Mohammad Agung Saryatmo
Jurnal Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan Vol 7 No 3 (2023): Jurnal Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmbk.v7i3.23878

Abstract

In an era of a growing business, the property development company is currently one of the companies that are able to contribute to the country's economy. This, of course, must be supported by qualified and competent human resources. The purpose of this study is to analyze the influence of organizational culture, leadership, and grit on work engagement in one of the property developer companies in the Jakarta area. This study uses a quantitative type involving 245 respondents. This study applies the analytical method through SmartPLS 4.0 by testing the measurement model assessment and structural model assessment. This research resulted in a trend of significant positive influence on work engagement through leadership and grit. Thus, leadership and grit have factors that can influence employee engagement, so this needs to be considered and improved so that company goals can be achieved. Furthermore, there are findings that work engagement is not influenced by organizational culture. So that the company PT "X" needs to immediately carry out the process of internalizing the vision, mission, and core values ​​for each employee. The internalization process can be carried out in top-down stages, by lowering the vision, mission, and core values ​​into real and measurable behavioral indicators which are then disseminated to all employees and carried out consistently. In addition, leaders in business units who are in-house employees should be made agents of change for the internalization process that is carried out. Dalam era bisnis yang semakin berkembang, perusahaan property developer saat ini menjadi salah satu perusahaan yang mampu memberikan kontribusi terhadap perekonomian negara. Hal ini tentu harus didukung oleh kualitas sumber daya manusia yang mumpuni dan berkompeten. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisis pengaruh budaya organisasi, kepemimpinan serta grit terhadap keterikatan kerja di salah satu property developer company di wilayah Jakarta. Penelitian ini menggunakan jenis kuantitatif dengan melibatkan 245 responden. Penelitian ini menerapkan metode analisa melalui SmartPLS 4.0 dengan menguji measurement model assessment dan structural model assessment. Penelitian ini menghasilkan kecenderungan pengaruh positif yang signifikan pada keterikatan kerja melalui kepemimpinan dan grit. Dengan demikian, kepemimpinan dan grit memiliki faktor yang dapat memengaruhi keterikatan kerja pada karyawan, sehingga hal ini perlu diperhatikan dan ditingkatkan agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Selanjutnya, terdapat temuan bahwa keterikatan kerja tidak dipengaruhi oleh budaya organisasi. Sehingga perusahaan PT “X” perlu segera melakukan proses internalisasi visi, misi dan core value kepada setiap karyawan. Proses internalisasi dapat dilakukan secara bertahap top down, dengan cara menurunkan visi, misi dan core value kedalam indikator-indikator perilaku yang nyata dan dapat diukur yang kemudian di sosialisasikan kepada seluruh karyawan serta dilakukan secara konsisten. Selain itu para pimpinan di bisnis unit yang merupakan karyawan inhouse hendaknya dijadikan agent of change terhadap proses internalisasi yang dilakukan.
Pengaruh kualitas kehidupan kerja pada karyawan PT X yang bekerja secara hybrid di masa pandemi Covid-19 Natasha Krisheila Nauli; Mohammad Agung Saryatmo
Jurnal Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan Vol 7 No 4 (2023): Jurnal Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmbk.v7i4.25385

Abstract

Since the pandemic, the Indonesian government has made several policies to reduce the spread of Covid-19, one of which is changing the pattern of Work from Office (WFO) which is now implementing a combined Work from Home (WFH) or known as a hybrid work pattern system. In addition, it is known that during the pandemic there was a decrease in the quality of work life. This hybrid work pattern implemented by PT X certainly influences the quality of life of workers. Therefore, this research was conducted to get an overview of the quality of work life, employee perceptions, as well as the positive and negative impacts felt by PT X employees who work in a hybrid manner during the Covid-19 pandemic. This study uses qualitative research methods with the knowledge that PT X employees have the perception that the company's work patterns are quite effective but need to be improved again. The positive impact that is felt is getting computer facilities, meal allowance, ease of administrative processes, time flexibility, and cost savings. The negative impact felt by PT X employees is that the work environment at home is not conducive, the internet connection is not stable, they do not get food money, they do not get supporting facilities for working at home, communication is less effective with colleagues and distance. Semenjak terjadinya pandemi, pemerintah Indonesia membuat beberapa kebijakan untuk menekan angka persebaran Covid-19 dengan salah satunya membuat perubahan pola bekerja dari Work from Office (WFO) yang kini menerapkan gabungan Work from Home (WFH) atau disebut dengan sistem pola kerja hybrid. Selain itu, diketahui selama pandemi diketahui terjadi penurunan kualitas kehidupan kerja. Pola bekerja hybrid ini diterapkan oleh PT X tentu memiliki pengaruh terhadap kualitas hidup pekerja. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk bisa mendapatkan gambaran kualitas kehidupan kerja, persepsi karyawan, serta dampak positif dan negatif yang dirasakan oleh karyawan PT X yang bekerja secara hybrid di masa pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi mendalam dari partisipan. Pada penelitian ini diketahui karyawan PT X memiliki persepsi bahwa pola bekerja perusahaan sudah cukup efektif namun perlu ditingkatkan kembali. Dampak positif yang dirasakan adalah mendapatkan fasilitas komputer, uang makan, kemudahan dalam proses administrasi, fleksibilitas waktu dan menghemat biaya. Dampak negatif yang dirasakan oleh karyawan PT X adalah lingkungan bekerja di rumah tidak kondusif, koneksi internet tidak stabil, tidak mendapatkan uang makan, tidak mendapatkan fasilitas penunjang untuk bekerja di rumah, komunikasi kurang efektif dengan rekan kerja dan jarak.
PENGUKURAN KINERJA MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PT. XYZ DENGAN PENDEKATAN METODE SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE (SCOR) Calvin Santoso; Wilson Kosasih; Mohammad Agung Saryatmo
Jurnal Mitra Teknik Industri Vol. 1 No. 1 (2022): Jurnal Mitra Teknik Industri
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmti.v1i1.18270

Abstract

Dalam perusahaan, rantai pasokan memegang peranan penting dalam aliran produk. Mulai dari bahan baku hingga produk sampai ke tangan konsumen. Sehingga perusahaan memerlukan pengukuran kinerja rantai pasok untuk mengetahui sejauh mana tingkatan rantai pasok dalam perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada sebuah perusahaan yang bergerak dibidang autowire untuk kendaraan bermotor. Perusahaan ini juga telah menerapkan konsep manajemen rantai pasokan mulai dari pengadaan bahan baku hingga pengiriman kepada konsumen. Dalam jalannya rantai pasok tersebut, terdapat permasalahan pada jumlah produksi dan keterlambatan bahan baku. Pada penelitian ini akan dilakukan pengukuran kinerja rantai pasok dengan pendekatan metode Supply Chain Operation Reference (SCOR) 12.0 sehingga dapat mengukur kinerja rantai pasok yang sudah berjalan dan mengetahui kinerja yang masih membutuhkan peningkatan. Dari hasil penlitian didapatkan pengukuran kinerja dari 23 indikator performa (KPI) dalam 3 kategori dengan nilai reliability 19,6%, responsiveness 37,6%, dan asset management 8% dengan total keseluruhan 65%. Total performansi yang didapat ini termasuk dalam kategori average. Sehingga dari penilaian performa tersebut akan diberikan saran kepada perusahaan agar dapat meningkatkan kinerja rantai pasoknya. Kata kunci: Rantai pasokan, SCOR, Autowire, KPI
ANALISIS PEMILIHAN PEMASOK BAHAN BAKU DENGAN INTEGRASI METODE ANALYTICAL NETWORK PROCESS DAN TOPSIS PADA UMKM PERCETAKAN Suvalen .; Ahmad .; Mohammad Agung Saryatmo
Jurnal Mitra Teknik Industri Vol. 1 No. 1 (2022): Jurnal Mitra Teknik Industri
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmti.v1i1.18271

Abstract

UMKM Percetakan SC merupakan suatu usaha yang berfokus pada bidang percetakan, sehingga produk yang dihasilkan adalah kemasan, hangtag, shopping bag, brosur, dan lain sebagainya. Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktornya adalah pemasok yang menjaga ketersediaan bahan baku untuk dilakukan proses produksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pemilihan pemasok pada bahan baku kertas dan tinta terbaik dengan menggunakan metode ANP dan TOPSIS, dimana alternatif pemasok yang terpilih dapat didasarkan dari kriteria dan sub kriteria yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini, terdapat 5 kriteria dan 15 sub kriteria yang akan menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan alternatif terbaik dari 3 pemasok kertas dan 3 pemasok tinta. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan metode ANP, dapat diketahui bobot sub kriteria terbesar adalah merespons permintaan untuk pemilihan pemasok kertas dan tinta. Selain itu, perhitungan ANP juga dapat menghasilkan bobot untuk setiap alternatif, sehingga dapat dilihat alternatif yang terpilih dengan bobot tertinggi adalah pemasok A (CK) dan pemasok F (WMA) dengan bobot 0,057723 dan 0,066232. Setelah dilakukan perhitungan ANP, perhitungan TOPSIS dapat dilakukan dengan hasil akhir alternatif yang terpilih adalah pemasok A (CK) dan pemasok F (WMA) dengan nilai preferensi sebesar 0,7401 dan 0,8441. Kedua metode ini memberikan hasil yang sama, yaitu pemasok A (CK) dan pemasok F (WMA) dan diperoleh juga penghematan pada analisis biaya adalah sebesar 7,035%. Selain itu, usulan perbaikan yang dapat diberikan adalah melakukan analisis pemilihan pemasok secara berkala menggunakan software Microsoft Excel dan Super Decisions, serta menggunakan nota kesepakatan bahan baku. Kata kunci: Supplier, Multi Criteria Decision Making, ANP, TOPSIS
PENERAPAN LEAN MAINTENANCE PADA AKTIVITAS PERAWATAN MESIN UNTUK MINIMASI WASTE Mitha Sufriyani Tanuwijaya; Ahmad .; Mohammad Agung Saryatmo
Jurnal Mitra Teknik Industri Vol. 1 No. 1 (2022): Jurnal Mitra Teknik Industri
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmti.v1i1.18277

Abstract

PT. XYZ merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang trading dan memproduksi baja melalui dua proses utama yaitu cutting dan milling. Mesin produksi utama pada PT. XYZ sering mengalami breakdown yang menyebabkan terhentinya proses produksi dan tidak tercapainya target produksi sesuai permintaan konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis sistem maintenance yang diterapakan pada perusahaan dan meminimasi waste aktivitas perawatan dengan pendekatan lean maintenance, terutama pada mesin cutting yang paling banyak mengalami breakdown selama 1 tahun. Total efektivitas mesin cutting yang didapat berdasarkan perhitungan OEE (Overall Equipment Effectiveness) senilai 77,3%, maka masih diperlukan peningkatan efektivitas mesin. Diagram pareto menunjukkan bahwa terdapat 3 komponen dan aktivitas kritis pada mesin cutting, yaitu bearing, pulley dan dioda dengan 4 jenis waste yang terdapat pada aliran perawatan melalui pemetaan VSM (Value Stream Mapping) antara lain, waste process, waiting, motion dan defects. Setelah dilakukan analisis akar penyebab terjadinya waste dengan metode 5H, maka didapat beberapa usulan perbaikan seperti pembuatan manual book, pelatihan yang diberikan untuk pekerja guna meningkatkan kemampuan pekerja terutama dalam perawatan mesin, membuat sistem informasi maintenance yang terintegrasi untuk mengatasi waste motion serta membuat pemetaan future state map untuk mengatasi waste waiting. Implementasi usulan perbaikan dilakukan untuk meningkatkan efektivitas mesin dan meminimasi waste terutama pada aktivitas perawatan di PT. XYZ Kata kunci: perawatan, lean maintenance, value stream mapping, pemborosan, OEE, RCA
PENERAPAN LEAN SIX SIGMA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS VOLUTE CASING DALAM MENGURANGI PRODUK CACAT Dewi Yuliana; Mohammad Agung Saryatmo; Lithrone Laricha Salomon
Jurnal Mitra Teknik Industri Vol. 2 No. 1 (2023): Jurnal Mitra Teknik Industri
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmti.v2i1.25528

Abstract

Kualitas produk yang baik atau tidak bergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti kualitas bahan baku yang digunakan, proses produksi, alat produksi, sumber daya manusia yang terampil serta dapat bekerja efektif memproduksi suatu produk pada perusahaan. Perusahaan yang diteliti berdiri pada tahun 1992 di Kawasan Pulo Gadung, Jakarta Timur. Perusahaan ini menghasilkan produk berupa casting pompa. Casting pompa ini mempunyai beberapa jenis produk seperti, volute casing, impeller, bearing housing, dan casing cover. Berdasarkan hasil observasi didapatkan tiga waste terbesar berupa defect, overproduction dan waiting. Penelitian yang dilakukan memanfaatkan metode lean six sigma dengan tahap DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) untuk meminimalisasi waste dan menciptakan perbaikan yang berkesinambungan. Setelah dilakukan analisa dan pengolahan data, tercatat bahwa tiga waste terbesar yang dimiliki selama proses produksi berupa defect sebesar 26,35%, overproduction sebesar 22,90%, dan waiting sebesar 12,60%. Mengenai nilai sigma dan DPMO, didapatkan hasil perhitungan DPMO sebesar 14.972 dengan nilai. sigma berada pada angka 3,671. Setelah memberi rekomendasi perbaikan terhadap permasalahan, durasi non- value added activity pada value stream mapping berhasil disusutkan dari 671.700 detik menjadi 361.080 detik yang memberi peningkatan pada nilai PCE dari 25,32% menjadi 38,67%, dengan perbaikan nilai DPMO sebesar 4289 unit serta nilai sigma setelah diperbaiki sebesar 4,128.