Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) pada Tanah Ultisol dengan Pemberian Bokashi Pelepah Kelapa Sawit Akhmad Rizali; Nurlaila; Maya Septiani
Poltanesa Vol 22 No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : P2M Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.951 KB) | DOI: 10.51967/tanesa.v22i2.877

Abstract

Selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman yang memiliki nilai ekonomis yang baik. Permintaan selada terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Data Base Gizi Nasional USDA (2018) menyebutkan bahwa selain sebagai bahan pelengkap nabati, dalam 100 gram selada mengandung 0,15 gram lemak, 1,36 gram protein, 2,87 gram karbohidrat, dan energi 15 kalori. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis bokashi terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada. Penelitian ini dilakukan di Rumah Kaca Agroekoteknologi selama 3 bulan, mulai bulan Juni hingga Agustus. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dari faktor tunggal dan diulang sebanyak 5 kali. Perlakuan penelitian adalah pemberian bokashi dengan dosis berbeda pada media tanah dengan 5 taraf perlakuan yang terdiri dari B0 (lapisan tanah atas tanpa bokashi), B1 (lapisan tanah dengan 10 ton / ha bokashi), B2 (lapisan tanah bawah dengan 20 ton bokashi. / ha), B3 (subsoil dengan 30 ton / ha bokashi), B4 (subsoil dengan 40 ton / ha bokashi). Sehingga terdapat 5 perlakuan dalam penelitian, masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Jadi, dalam penelitian ini terdapat 25 unit eksperimen.
KOMPOSISI PERBANDINGAN SUB SOIL DAN KOMPOS PENGGANTI TOP SOIL SEBAGAI MEDIA TANAM PADA PERTEMBUHAN BIBIT KARET SETELAH TRANSPLANTING Wahyu Purnomo; Nurlaila; Hairu Suparto
JURNAL AGRIMENT Vol 4 No 01 (2019): Juni 2019
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (89.614 KB) | DOI: 10.51967/jurnalagriment.v4i01.158

Abstract

Growing media is very important for optimal plant growth and production, especially for planting media that have just been transplanted, so that suitable growing media is needed. The planting medium that is commonly used is top soil, because it contains many nutrients derived from the decomposition process of leaves that have fallen and root. However, the availability of top soil is limited to only + 30 cm from the soil surface. Whereas Sub soil is horizon B layer which is available in greater quantities but needs to improve the physical properties of sub soil so that it approaches the top soil properties, among others by adding compost. This purpose to determine the growth of rubber plants with composotion different planting media on rubber seed after transplanting. This research was in the Production Laboratory of the Study Program of Cultivation of Agriculture Plant in The State Agricultural Polytechnic at Samarinda for 4 (four) months. The treatment in this study was the comparison of the transplanting media of rubber seed, each repeated 5 (five) times, with 4 (four) treatment levels, are p0 = no treatment (control), p1 = comparison of planting media of rubber seed from top soil with sub soil of 1: 1, p2 = comparison of planting media of rubber seed from compost soil with sub soil of 1: 1, and p3 = comparison of planting media of rubber seedlings from compost soil with sub soil of 1: 2. The results of the study showed that the growth of rubber plant seedlings in the parameters of the number of leaves, stem deameter and plant height after transplanting using planting media from a mixture of sub soil with compost with a ratio of 1: 1 and 1: 2 is the same as the growth of rubber seedlings in the planting media of sub soil mixed with top soil.
PENINGKATAN KANDUNGAN HARA PADA KOMPOS DARI ECENG GONDOK DAN DEDAK PADI DENGAN BIOAKTIVATOR BERBEDA Erma Damayanti; Nurlela; Nurlaila
JURNAL AGRIMENT Vol 3 No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.485 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kandungan unsur N, P dan K pada kompos dari campuran eceng gondok dan dedak padi dengan menggunakan bioaktivator yang berbeda. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi dan analisa dilakukan di Laboratorium Tanah dan Air Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Perlakuan penelitian adalah pemberian bioaktivator yang berbeda, yaitu Stardec dan Trichoderma pada pembuatan kompos campuran eceng gondok, kotoran sapi dan dedak padi dengan 3 (tiga) taraf perlakuan, yaitu pembuatan kompos tanpa bioaktivator (p0) dan pembuatan kompos dengan bioaktivator Stardec (p1) dan pembuatan kompos dengan bioaktivator Tricoderma (p2). Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa kandungan Nitrogen (N), Phospor (P) dan Kalium (K) paling baik pada perlakuan p2 yaitu 1,400% N, 0,454% P dan 0,768% K.
PENGARUH PENGELOLAAN AIR TERHADAP FLUKS METANA DAN SIFAT KIMIA TANAH SULFAT MASAM Nukhak Nufita Sari; Nurlaila; Muhammad Fauzan Azhari; Jumar
Jurnal Ecosolum Vol. 10 No. 2 (2021): DESEMBER
Publisher : Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/ecosolum.v10i2.18293

Abstract

One of the main factors that play an essential role in controlling CH4 flux in wetlands is water management through the formation of aerobic and anaerobic soil conditions. Rice plants act as an intermediary medium for the CH4 flux release from the soil to the atmosphere through aerenchyma and trigger CH4 production. Therefore, this study had designed to study the effect of inundation and rice planting on CH4 emissions and the chemical properties of acid sulfate soil. The study had arranged by a randomized block design with two factors, i.e., inundation (not flooded/ponding water layer of 0.5 cm and flooded/ ponding water layer of 5 cm) and rice planting (not planted and planted with rice). The CH4 flux in the flooded treatment was greater than that of the not flooded. Consumption of CH4 occurs in a not flooded condition which had indicated by a negative flux value. Rice cultivation triggered a large CH4 flux. Soil pH and soluble Fe were higher in flooded conditions, while soil Eh had lower.
PENDAMPINGAN INTRODUKSI BAYAM BRAZIL SEBAGAI SAYUR PEKARANGAN DI KOTA BANJARBARU Hikma Ellya; Nurlaila Nurlaila; Nukhak Nufita Sari; Rila Rahma Apriani; Ronny Mulyawan; Febriani Purba; Saida Fithria
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5 No 1 (2021)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/logista.5.1.253-258.2021

Abstract

Banjarbaru merupakan kota pemukiman yang sebagian besar penduduknya tinggal di lahan sempit. Diversifikasi tanaman pekarangan perlu dilakukan di Kota Banjarbaru. Salah satu tanaman pekarangan yang mulai dibudidayakan masyarakat perkotaan pada saat ini dikenal dengan sebutan bayam Brazil (Alternanthera sissoo). Tanaman ini mulai diimpor dan diperkenalkan ke beberapa negara Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Indonesia. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pendampingan introduksi tanaman Bayam Brazil sebagai tanaman pekarangan di Kota Banjarbaru. Metode kegiatan yang digunakan dalam pengabdian kepada masyarakat ini adalah metode penyuluhan dan pendampingan. Kegiatan penyuluhan dilaksanakan di Aula Gawi Sabarataan Balai Kota Pemerintah Kota Banjarbaru selama satu hari. Peserta kegiatan berjumlah 59 orang yang terdiri dari Ketua Kelompok Wanita Tani, Ketua Dasa Wisma, dan Tim Penggerak PKK Kota Banjarbaru. Pendampingan penanaman bayam Brazil dilakukan di beberapa kelompok wanita tani. Masyarakat Kota Banjarbaru sangat antusias untuk menanam tanaman bayam Brazil di pekarangan. Hal ini karena tanaman bayam Brazil dapat dikonsumsi, mudah diperbanyak, mudah dibudidayakan, dan memiliki bentuk yang estetik. Kata kunci: Bayam Brazil, Lahan Pekarangan,Urban Farming ABSTRACT Banjarbaru is a residential city that mostly lives in narrow land. Diversification of yard plants needs to be done in Banjarbaru. One of the yard plants that began to be cultivated by urban communities today is known as Brazilian spinach (Alternanthera sissoo). This plant began to be imported and introduced to several Southeast Asian countries, such as Malaysia and Indonesia. This community service activity aims to provide assistance in the introduction of Brazilian spinach plants as vegetable backyard in Banjarbaru Town. The method of activity used in community service is the method of counseling and assistance. Counseling activities were held at Gawi Sabarataan Hall of Banjarbaru for one day. The participants of the activity numbered 59 people consisting of the Chairmans of the Farmer Women Groups, the Chairmans of Dasa Wisma, and the PKK (Family Welfare Development) Mobilization Team of Banjarbaru City. Assistance in planting Brazilian spinach was carried out in Farmer Women Groups. Banjarbaru people are very enthusiastic to grow Brazilian spinach plants in the yard. This is because Brazil spinach plants can be consumed, easily reproduced, easy to cultivate, and have an aesthetic shape. Keywords: Brazilian Spinach, Backyard, Urban Farming
Invigorasi Benih Padi Gogo Lokal Varietas Buyung dengan Menggunakan Larutan Organic Priming Buah Tomat Nur Ridhawati Novita Sari; Nurlaila Nurlaila; Akhmad Gazali
AGRITROP Vol 19, No 1 (2021): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agritrop.v19i1.5025

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invigorasi benih padi gogo lokal varietas Buyung dengan menggunakan larutan organic priming buah tomat pada berbagai konsentrasi. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Produksi Jurusan Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru selama 1 bulan sejak 1-30 Desember 2020. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 5 taraf dengan 4 ulangan, terdiri atas 4 sub sampel pada masing-masing satuan percobaan. Parameter pengamatan terdiri dari potensi tumbuh, daya berkecambah, kecepatan tumbuh, keserempakan tumbuh, panjang akar, dan panjang plumula. Perlakuan invigorasi menggunakan larutan organic priming buah tomat memberikan pengaruh nyata terhadap panjang akar namun tidak berpengaruh nyata terhadap parameter potensi tumbuh, daya berkecambah, kecepatan tumbuh, keserempakan tumbuh, dan panjang plumula. Pengaruh terbaik pada panjang akar ditunjukkan oleh larutan organic priming buah tomat konsentrasi 15%.
Leaf Morphology of Brazilian Spinach (Alternanthera sissoo) as a Backyard Vegetable Hikma Ellya; Nurlaila Nurlaila; Nukhak Nufita sari; Rila Rahma Apriani; Ronny Mulyawan; Bakti nur Ismuhajaroh
International Journal of Agricultural Sciences Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/ijasc.5.2.56-59.2021

Abstract

The utilization of backyard gardens to fulfill family food by the Indonesian people needs to be developed, along with fulfilling nutrition during the Covid-19 pandemic. One of the plants that have the potential to grow is Brazilian spinach (Alternanthera sissoo). References on the morphology of Brazilian spinach are still limited, so it is necessary to observe the plant organs. This study aims to determine the leaf morphology of Brazilian spinach as vegetables in backyard gardens. Morphological observations of these spinach leaves were carried out visually at the Integrated Laboratory of the Agroecotechnology Department, Faculty of Agriculture, Lambung Mangkurat University, in August 2020. The results showed that Brazilian spinach has a herbaceous with a simple leaf in a deltoid shape (deltoideus). It has tapered leaf tips (acuminatus); acuminated leaf base (acuminatus); wavy leaf margin (repandus); and simple palmate leaf venation (palminervis). The arrangement of its leaves is folia decussate, where each nod has two leaves that emerge opposite each other
Degradasi Kandungan Nitrogen Pada Pupuk Organik Cair Selama Dalam Penyimpanan Nurlaila
Buletin Loupe Vol 14 No 02 (2017): Edisi Desember 2017
Publisher : Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.727 KB)

Abstract

Liquid organic fertilizer cannot be stored for a long time or the POC will be damaged, indicated by the change in colour and odor. The aim of this research was to analyze the change in nitrogen content in liquid organic fertilizer during storing. The laboratory result was compared to PerMenTan No.70 / Permentan/ Sr.140/10/2011. The research was conducted in Laboratorium Tanah dan Air at Politani Samarinda from January to March 2017. The research started by mixing water hyacinth, mucuna bracteata, goa feces and shrim shell for 28 days. This was followed by observation on physical chenges during storing and analyisng nitrogen content after storing. Nitrogen content in new POC was 0.1918%. After one to six days of storing the nitrogen content was down to 0.0349%. The nigrogen content of POC made by mixing water hyacinth, mucuna bracteata, goat feces and shrimp shell has not met the standard of PerMenTan No. 70/Permentan/Sr.140/10/2011.
Pengenalan Konsep Buffer Zone di Desa Teluk Sinar, Kabupaten Hulu Sungai Utara: Introducing Buffer Zone Concept in Teluk Sinar Village, North Hulu Sungai Regency Nurlaila Nurlaila; Nukhak Nufita Sari; Ronny Mulyawan; Hikma Ellya; Rila Rahma Apriani; Said Muhammad Saman
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 1 (2023): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v8i1.4219

Abstract

A buffer zone is an area designated to protect a conservation area from being disturbed by the surrounding environment. The concept of a buffer zone can be adopted to protect an area or land from contamination by factories, household, and agricultural waste. Teluk Sinar Village is a village located in a freshwater swamp area where there are mines around this area. Further, agricultural practices in the area still use chemicals that leave residues and can pollute the environment, including water pollution. The problem partner is the low level of knowledge about the impact of water pollution on organisms, including human health. Through this community service, it will be a solution to understanding the effects of water pollution for members of the Bunga Seroja Farmer Group through the concept of buffer zone technology. The community service was conducted by the lecture method and gave a pocket book. It significantly increases the knowledge and understanding of farmers about the buffer zone concept.
PENDAMPINGAN KONSERVASI TANAH PEKARANGAN DI PONDOK PESANTREN IBNU MAS’UD PUTRI DENGAN PENERAPAN BIOPORI Ahmad Kurnain; Hikma Ellya; Nurlaila Nurlaila; Nukhak Nufita Sari; Rila Rahma Apriani; Ronny Mulyawan; Eka Susanti
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 1 (2023): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i1.162-168

Abstract

Pondok Pesantren Ibnu Mas’ud Putri merupakan salah satu pondok pesantren modern yang berada di Provinsi Kalimantan Selatan. Pembakaran sampah organik masih sering dilakukan mitra saat ini dengan alasan efisiensi waktu, tenaga, dan biaya. Kebiasaan tersebut akan memberikan dampak negative bagi lingkungan. selain meningkatkan gas rumah kaca, pembakaran dapat merugikan tanaman di sekitar lingkungan mitra karena tidak mendapatkan pengembalian bahan organik pada media tumbuh yang memang memiliki status kesuburan tanah rendah. Permasalahan mitra terdiri dari pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan sampah organik yang ramah lingkungan masih belum optimal, terbatasnya tenaga dan waktu mitra dalam pengelolaan sampah karena kegiatan harian yang sangat padat, serta konservasi tanah di sekitar lingkungan mitra yang belum optimal. Solusi permasalahan yang dilakukan pada kegiatan pengabdian adalah sosialisasi dan pelatihan pengelolaan sampah organik yang ramah lingkungan serta penerapan sistem biopori di sekitar area ponpes mitra. Kegiatan dilakukan selama kurang lebih delapan bulan. Kegiatan pengabdian terdiri dari tahapan persiapan, sosialisasi mengenai pengelolaan sampah dan sistem biopori, pelatihan pengolahan sampah organik dengan menggunakan biodekomposer, pelatihan dalam penerapan sistem biopori, pendampingan pengembangan sistem biopori, serta monitoring dan evaluasi kegiatan. Sosialisasi yang dilakukan tentang pengelolaan sampah organik dan system biopori di Pondok Pesantren Ibnu Mas’ud Puteri dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan masyarakat pondok. Pendampingan penerapan system biopori mendapat respon positif dari mitra sehingga santriwati dan pengelola pondok terlibat aktif dalam pembuatan sistem biopori.