Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

KEANEKARAGAMAN SPESIES KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA) PADA HABITAT EKO-WISATA TAMAN BUNGA MERANGIN GARDEN BANGKO JAMBI Kurniawan, Bayu; Apriani, Rila Rahma; Cahayu, Srianika
Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.66 KB) | DOI: 10.21580/ah.v3i1.6064

Abstract

Butterflies play an important role in the balance of ecosystems and function as a bioindicator for clean/healthy environment. Degradation and fragmentation of natural habitats threat the population of butterflies. Habitat conservation through eco-tourism is an way to keep the existance butterfly species. This study aims to identify the  butterflies species, analyze species diversity, and abundance of butterflies (Lepidoptera) in the eco-tourism habitat of Merangin Garden Bangkang Jambi flower garden. Sampling was carried out five times at December 2018 to March 2019 using insect net. A total of 3 families from 16 species found. The species that dominated was Junonia orithya with 88 individuals (16.4%). The biodiversity value of butterflies species was 2.68. Diversity index is the lowest level of diversity. The types of flowers that bloom affect the high or low diversity index values. The most of butterflies found at 7.30 - 9.30 AM.
Respon Pertumbuhan Tanaman Seledri terhadap Pemberian Ekstrak daun Kirinyu (Chromolaena odorata) Ellya, Hikma; Rosidah, Siti; Apriani, Rila Rahma; Mulyawan, Ronny
Berkala Penelitian Agronomi Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/bpa.v9i1.19182

Abstract

Seledri memang memiliki banyak manfaat selain sebagai penambah bumbu masakan dapat dimanfaatkan sebagai obat jika seledri dibudidayakan secara organik tanpa menggunakan pestisida atau bahan kimia dalam pelaksanaan budidaya. Gulma kirinyu dikenal sebagai pengganggu tetapi, terdapat unsur hara yang diperlukan bagi tanaman khususnya seledri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon pertumbuhan tanaman seledri terhadap pemberian ekstrak daun kirinyu.  Percobaan ini menggunakan rancangan lingkungan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor dan diulang sebanyak 4 kali. Faktor yang akan diteliti adalah konsentrasi pemberian ekstrak daun kirinyu yang terdiri dari d0 = Tanpa pemberian ekstrak kirinyu; d1 = Pemberian ekstrak kirinyu 0,5 ml l-1; d2 = Pemberian ekstrak kirinyu 1 ml l-1; d3 = Pemberian ekstrak kirinyu 1,5 ml l-1; d4 = Pemberian ekstrak kirinyu 2 ml l-1. Hasil menunjukan bahwa tanaman seledri memberikan respon nyata terhadap pemberian ekstrak daun kirinyu. Hasil menunjukkan bahwa belum terdapat konsentrasi ekstrak daun kirinyu optimal yang menunjukkan pertumbuhan dan hasil tanaman seledri yang terbaik, tetapi dapat diketahui bahwa pemberian ekstrak daun kirinyu menghasilkan pertumbuhan dan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan tanpa pemberian ekstrak daun kirinyu.
PENDAMPINGAN INTRODUKSI BAYAM BRAZIL SEBAGAI SAYUR PEKARANGAN DI KOTA BANJARBARU Hikma Ellya; Nurlaila Nurlaila; Nukhak Nufita Sari; Rila Rahma Apriani; Ronny Mulyawan; Febriani Purba; Saida Fithria
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5 No 1 (2021)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/logista.5.1.253-258.2021

Abstract

Banjarbaru merupakan kota pemukiman yang sebagian besar penduduknya tinggal di lahan sempit. Diversifikasi tanaman pekarangan perlu dilakukan di Kota Banjarbaru. Salah satu tanaman pekarangan yang mulai dibudidayakan masyarakat perkotaan pada saat ini dikenal dengan sebutan bayam Brazil (Alternanthera sissoo). Tanaman ini mulai diimpor dan diperkenalkan ke beberapa negara Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Indonesia. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pendampingan introduksi tanaman Bayam Brazil sebagai tanaman pekarangan di Kota Banjarbaru. Metode kegiatan yang digunakan dalam pengabdian kepada masyarakat ini adalah metode penyuluhan dan pendampingan. Kegiatan penyuluhan dilaksanakan di Aula Gawi Sabarataan Balai Kota Pemerintah Kota Banjarbaru selama satu hari. Peserta kegiatan berjumlah 59 orang yang terdiri dari Ketua Kelompok Wanita Tani, Ketua Dasa Wisma, dan Tim Penggerak PKK Kota Banjarbaru. Pendampingan penanaman bayam Brazil dilakukan di beberapa kelompok wanita tani. Masyarakat Kota Banjarbaru sangat antusias untuk menanam tanaman bayam Brazil di pekarangan. Hal ini karena tanaman bayam Brazil dapat dikonsumsi, mudah diperbanyak, mudah dibudidayakan, dan memiliki bentuk yang estetik. Kata kunci: Bayam Brazil, Lahan Pekarangan,Urban Farming ABSTRACT Banjarbaru is a residential city that mostly lives in narrow land. Diversification of yard plants needs to be done in Banjarbaru. One of the yard plants that began to be cultivated by urban communities today is known as Brazilian spinach (Alternanthera sissoo). This plant began to be imported and introduced to several Southeast Asian countries, such as Malaysia and Indonesia. This community service activity aims to provide assistance in the introduction of Brazilian spinach plants as vegetable backyard in Banjarbaru Town. The method of activity used in community service is the method of counseling and assistance. Counseling activities were held at Gawi Sabarataan Hall of Banjarbaru for one day. The participants of the activity numbered 59 people consisting of the Chairmans of the Farmer Women Groups, the Chairmans of Dasa Wisma, and the PKK (Family Welfare Development) Mobilization Team of Banjarbaru City. Assistance in planting Brazilian spinach was carried out in Farmer Women Groups. Banjarbaru people are very enthusiastic to grow Brazilian spinach plants in the yard. This is because Brazil spinach plants can be consumed, easily reproduced, easy to cultivate, and have an aesthetic shape. Keywords: Brazilian Spinach, Backyard, Urban Farming
Leaf Morphology of Brazilian Spinach (Alternanthera sissoo) as a Backyard Vegetable Hikma Ellya; Nurlaila Nurlaila; Nukhak Nufita sari; Rila Rahma Apriani; Ronny Mulyawan; Bakti nur Ismuhajaroh
International Journal of Agricultural Sciences Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/ijasc.5.2.56-59.2021

Abstract

The utilization of backyard gardens to fulfill family food by the Indonesian people needs to be developed, along with fulfilling nutrition during the Covid-19 pandemic. One of the plants that have the potential to grow is Brazilian spinach (Alternanthera sissoo). References on the morphology of Brazilian spinach are still limited, so it is necessary to observe the plant organs. This study aims to determine the leaf morphology of Brazilian spinach as vegetables in backyard gardens. Morphological observations of these spinach leaves were carried out visually at the Integrated Laboratory of the Agroecotechnology Department, Faculty of Agriculture, Lambung Mangkurat University, in August 2020. The results showed that Brazilian spinach has a herbaceous with a simple leaf in a deltoid shape (deltoideus). It has tapered leaf tips (acuminatus); acuminated leaf base (acuminatus); wavy leaf margin (repandus); and simple palmate leaf venation (palminervis). The arrangement of its leaves is folia decussate, where each nod has two leaves that emerge opposite each other
Keanekaragaman Spesies Kupu-Kupu (Lepidoptera) pada Habitat Eko-wisata Taman Bunga Merangin Garden Bangko Jambi Bayu Kurniawan; Rila Rahma Apriani; Srianika Cahayu
Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/ah.v3i1.6064

Abstract

Butterflies play an important role in the balance of ecosystems and function as a bioindicator for clean/healthy environment. Degradation and fragmentation of natural habitats threat the population of butterflies. Habitat conservation through eco-tourism is an way to keep the existance butterfly species. This study aims to identify the  butterflies species, analyze species diversity, and abundance of butterflies (Lepidoptera) in the eco-tourism habitat of Merangin Garden Bangkang Jambi flower garden. Sampling was carried out five times at December 2018 to March 2019 using insect net. A total of 3 families from 16 species found. The species that dominated was Junonia orithya with 88 individuals (16.4%). The biodiversity value of butterflies species was 2.68. Diversity index is the lowest level of diversity. The types of flowers that bloom affect the high or low diversity index values. The most of butterflies found at 7.30 - 9.30 AM.
Workshop Pembuatan Pelet Ikan Berbasis Black Soldier Fly Larva di PT Kharisma Inti Usaha Alan Dwi Wibowo; Novianti Adi Rohmanna; Zuliyan Agus Nur Muchlis Majid; Muhammad Arwani; Dessy Maulidya Maharani; Arief RM Akbar; Hikma Ellya; Rila Rahma Apriani; Nukhak Nufita Sari; Ronny Mulyawan; Linda Rahmawati; Danang Yugo Pratomo; Baimy Alexander; Hartoni Hartoni
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 7 No. 4 (2022): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v7i4.954

Abstract

Black soldier fly larva merupakan salah satu agen pendegradasi limbah organik. PT KIU merupakan salah satu industri perkebunan dan pengolahan kelapa sawit. Salah satu limbah yang dihasilkan adalah solid decanter. Solid decanter dapat menjadi subtract yang tepat untuk black soldier fly larva (BSFL). Selain dapat emngurangi limbah organik, BSFL juga mengahasilkan biomassa dengan kandungan protein yang tinggi. Salah stau produk yang dapat diproduksi dari biomassa BSFL adalah pelet ikan. Produksi pelet ikan dirasa mampu mendukung sirkular ekonomi di PT KIU. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karywanan di PT KIU dalam mengelola pelet ikan berbasis BSFL. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan karwayan PT KIU. Kegiatan dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu analisis permasalahan, perumusan masalah, pelaksanaan, pendampingan, dan evaluasi. Pada proses pelaksanaan di lakukan kegiatan workshop dan pelatihan pembuatan pelet berbasis BSFL. Hasil menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan karyawan PT KIU di bidang pemanfaatan BSFL sebagai pelet. Disamping itu juga dilakukan pembuatan scenario peningkatan pendapatan. Diestimasikan terdapat penambahan pendapatan sekitar 318.260 per bulan, atau sekitar Rp. 3.819.120/tahun untuk setiap pekerja dalam  kelompok yang terdiri dari 10 pekerja. Black Soldier Fly Larva Based Fish Pellet Making Workshop at PT Kharisma Inti Usaha Black soldier fly larva was one of the organic waste degrading agents. PT KIU was one of the palm oil plantation and processing industries. One of the wastes generated was a solid decanter. Solid decanters can be used as the substrate of black soldier fly larvae (BSFL). Besides BSFL reduced organic waste, BSFL also produces biomass with high protein content. One of the products that can be produced from BSFL biomass is fish pellets. The production of fish pellets could support the circular economy at PT KIU. The goal of this program was to increase the knowledge and skills of employees at PT KIU in managing BSFL-based fish pellets. In addition, this activity also aimed to improve the welfare of PT KIU employees. Activities are carried out through several stages: problem analysis, problem-solving, implementation, mentoring, and evaluation.  Workshops and training about how to make pellet was the main process. The results show that the knowledge and skills of PT KIU employees about the pellets production process are incresing. Besides that, a scenario for increasing revenue is also carried out. It is estimated that there will be an additional income of around 318,260 per month, or around Rp. 3,819,120/year for each worker in a group of 10 workers
Pengenalan Konsep Buffer Zone di Desa Teluk Sinar, Kabupaten Hulu Sungai Utara: Introducing Buffer Zone Concept in Teluk Sinar Village, North Hulu Sungai Regency Nurlaila Nurlaila; Nukhak Nufita Sari; Ronny Mulyawan; Hikma Ellya; Rila Rahma Apriani; Said Muhammad Saman
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 1 (2023): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v8i1.4219

Abstract

A buffer zone is an area designated to protect a conservation area from being disturbed by the surrounding environment. The concept of a buffer zone can be adopted to protect an area or land from contamination by factories, household, and agricultural waste. Teluk Sinar Village is a village located in a freshwater swamp area where there are mines around this area. Further, agricultural practices in the area still use chemicals that leave residues and can pollute the environment, including water pollution. The problem partner is the low level of knowledge about the impact of water pollution on organisms, including human health. Through this community service, it will be a solution to understanding the effects of water pollution for members of the Bunga Seroja Farmer Group through the concept of buffer zone technology. The community service was conducted by the lecture method and gave a pocket book. It significantly increases the knowledge and understanding of farmers about the buffer zone concept.
Pengaruh Bubuk Serai dan Daun Jeruk Purut terhadap Mortalitas Kutu Beras (Sitophilus oryzae L.) di Penyimpanan Ayu Lestari; Akhmad Gazali; Rila Rahma Apriani
AGRITROP Vol 20, No 2 (2022): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agritrop.v20i2.5938

Abstract

Beras berperan penting dalam mewujudkan ketahanan pangan, namun dalam mewujudkan hal tersebut terjadi kendala. Salah satu kendalanya yaitu terjadinya serangan hama di penyimpanan. Hama yang menyerang yaitu kutu beras dan harus dikendalikan agar peranan beras dapat terwujud yaitu dengan menggunakan pestisida nabati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bubuk serai dan daun jeruk purut terhadap mortalitas kutu beras di penyimpanan dan untuk mengetahui bubuk yang paling efektif. Penelitian ini dimulai dari bulan Januari sampai bulan April 2021 dan di laksanakan di Laboratorium Produksi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor. Faktor pertama yaitu bubuk daun jeruk purut dengan 3 taraf perlakuan dan faktor kedua yaitu bubuk serai dengan 3 taraf perlakuan, sehingga terdapat 9 perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaplikasian bubuk serai dan daun jeruk purut berpengaruh terhadap mortalitas dan waktu kematian kutu beras di penyimpanan. Serai maupun daun jeruk purut memiliki bahan aktif berupa minyak atsiri yang senyawa utamanya seperti sitronellal, sitronellol dan geraniol. Perlakuan yang paling efektif yaitu perlakuan P2S2 (30 g bubuk daun jeruk purut dan 30 g bubuk serai) dengan mortalitas 42,67 % dan waktu kematian 0.57 ekor/harinya.
PENDAMPINGAN KONSERVASI TANAH PEKARANGAN DI PONDOK PESANTREN IBNU MAS’UD PUTRI DENGAN PENERAPAN BIOPORI Ahmad Kurnain; Hikma Ellya; Nurlaila Nurlaila; Nukhak Nufita Sari; Rila Rahma Apriani; Ronny Mulyawan; Eka Susanti
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 1 (2023): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i1.162-168

Abstract

Pondok Pesantren Ibnu Mas’ud Putri merupakan salah satu pondok pesantren modern yang berada di Provinsi Kalimantan Selatan. Pembakaran sampah organik masih sering dilakukan mitra saat ini dengan alasan efisiensi waktu, tenaga, dan biaya. Kebiasaan tersebut akan memberikan dampak negative bagi lingkungan. selain meningkatkan gas rumah kaca, pembakaran dapat merugikan tanaman di sekitar lingkungan mitra karena tidak mendapatkan pengembalian bahan organik pada media tumbuh yang memang memiliki status kesuburan tanah rendah. Permasalahan mitra terdiri dari pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan sampah organik yang ramah lingkungan masih belum optimal, terbatasnya tenaga dan waktu mitra dalam pengelolaan sampah karena kegiatan harian yang sangat padat, serta konservasi tanah di sekitar lingkungan mitra yang belum optimal. Solusi permasalahan yang dilakukan pada kegiatan pengabdian adalah sosialisasi dan pelatihan pengelolaan sampah organik yang ramah lingkungan serta penerapan sistem biopori di sekitar area ponpes mitra. Kegiatan dilakukan selama kurang lebih delapan bulan. Kegiatan pengabdian terdiri dari tahapan persiapan, sosialisasi mengenai pengelolaan sampah dan sistem biopori, pelatihan pengolahan sampah organik dengan menggunakan biodekomposer, pelatihan dalam penerapan sistem biopori, pendampingan pengembangan sistem biopori, serta monitoring dan evaluasi kegiatan. Sosialisasi yang dilakukan tentang pengelolaan sampah organik dan system biopori di Pondok Pesantren Ibnu Mas’ud Puteri dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan masyarakat pondok. Pendampingan penerapan system biopori mendapat respon positif dari mitra sehingga santriwati dan pengelola pondok terlibat aktif dalam pembuatan sistem biopori.
Keanekaragaman Serangga Hama dan Musuh Alami pada Pertanaman Selada (Lactuca sativa L.) Organik Laura Ramitum; Akhmad Gazali; Rila Rahma Apriani
Agroekotek View Vol 5, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/agtview.v5i3.2950

Abstract

The diversity of insect pests and natural enemies can be influenced by external factors, where they can live with a certain temperature range, either at the maximum, optimum or minimum levels. There are differences in abiotic data with diversity in organic and inorganic soils, ranging from data on rainfall, humidity and soil pH. This is thus influenced by conditions around the research area. Environmental factors, both internal and external, can influence the development of insect pests and natural enemies on the land, such as by the factor of too high rainfall, unstable humidity and soil pH which can also affect the development of insects, especially insects on the soil surface (Noviar, 2007). This research was conducted at the Agroecotechnology Experimental Garden, Faculty of Agriculture, Lambung Mangkurat University, Banjarbaru, South Kalimantan from June - August 2020. This study used direct observation methods on plants. With the treatment of giving chicken manure and giving inorganic fertilizers (Urea, SP-36 and KCL). Observations of the diversity of pests and natural enemies in organic lettuce were carried out at 2 weeks after planting (MST) until the age of harvest. Time of applying fertilizer at the beginning of soil cultivation. The experimental unit was in the form of two lettuce beds with a size of 2 mx 5 m for each. The results of observations of insect pests and natural enemies in lettuce (Lactuca sativa L.) with the application of insecticides showed the number of 7 orders contained. For the number of families there are 20 and the number of individuals there are 428