Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN SEJARAH ASIA TIMUR MELALUI PENERAPAN METODE INKUIRI DI JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FKIP UM MATARAM Ahmad Afandi
Paedagoria : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Kependidikan Vol 6, No 1 (2015): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/paedagoria.v6i1.145

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran mata kuliah Sejarah Asia Timur di Program Studi Pendidikan Sejarah Fakuktas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram, melalui penerapan dan pengembangan model inkuiri. Pengembangan model ini dilatarbelakangi oleh perlunya dinamisasi dalam proses pembelajaran, sehingga dapat menghasilkan pembelajaran bermakna. Meningkatkan kualitas pembelajaran mahasiswa dalam pengertian mencari, menemukan, dan memecahkan permasalahan dalam perkuliahan dengan penerapan metode inkuiri, yang pada dasarnya juga merupakan penerapan metode sejarah kritis yakni: heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini  adalah penelitian kualitatif dengan strategi kaji tindak berbasis kelas atau penelitian tindakan kelas. Pemilihan metodeini berdasarkan asumsi bahwa perbaikan proses kegiatan pembelajarandi dalam kelas dapat dilaksanakan pengajar dengan melakukan refleksi tentang berbagai hal yang telah  dilakukan dalam proses kegiatan pembelajaran, seperti penentuan tujuan pembelajaran, penyusunan materi ajar, sumber buku acuan yang digunakan, strategi pembelajarannya, alokasi waktu yang digunakan dan evaluasi. Aktivitas pengimplementasian tujuan penelitian ini dilakukan dengan pendekatan partisipatif kolaboratif antara pimpinan program, dosen, dan peneliti, sehingga terjadi sharing dalam penyusunan perencanaan tindakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kualitas pembelajaran pada mahasiswa semester III Program Studi Pendidikan Sejarah Fakuktas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram melaluipengembangan dan penerapan model inkuiri. Strategi inkuiri yang diterapkan diawali dengan strategi ekspositori yang menempatkan peranan besar dosen dalam pembelajaran terutama dalam hal membina, mengarahkan, membimbing, memberi tindakan, dan mengevaluasi serta refleksi, dan diakhiri dengan strategi inkuiri yangmenuntut kemandirian mahasiswa dalam proses mencari, menemukan, dan memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang diajukan oleh dosen. Oleh karena itu, penelitian inikuiri ini tepat jikadesebut sebagai model inkuiri terpimpin.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN NILAI MORAL (LIVING VALUE) UNTUK MEMBINA KARAKTER PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM Rosada Rosada; Ahmad Afandi
Paedagoria : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Kependidikan Vol 4, No 2 (2013): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/paedagoria.v4i2.43

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya dosen dalam pembentukan karakter mahasiswa, bagaimana mengintagrasiskan pendidikan karakter dalam pembelajaran Sejarah, dan melihat factor pendukung dan penghambat dalam proses pembentukan karakter mahasiswa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif,  dengan beberapa prosedur. Adapun tempat penelitian pada program studi Pendidikan Sejarah fakultas keguruan dan ilmu pendidikan di Universitas Muhammadiyah Mataram. Waktu penelitian pada bulan April sampai Juni 2012. Fokus penelitian dalam hal ini berkaitan langsung dengan  upaya dosen sejarah untuk mengintegrasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran Sejarah. Sedangkan objek penelitiannya adalah dosen Sejarah. Dekan, dan mahsiswa. Pengumpulan data yang digunakan antara lain observasi, wawancara, dokumentasi. Keabsahan data dilakukan dengan triangulasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif terdiri dari tiga alur yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Temuan penelitian ini adalah dosen mengupayakan pembentukan karakter mahasiswa, dengan melakukan berbagai macam program antara laindiadakan oleh pimpinan kepada dosen dan karyawan lainnya. Program yang dilaksanakan untuk mahasiswa dilakukandalam kelas dan luar kelas. Dalam kelas dengan cara pengintegrasian pendidikan karakter dalam pembelajaran Sejarah, kedua mengkaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Ketiga dosen menggunakan metode-metode yang memberikan motivasi belajar mahasiswa. Di luar kelas dilakukan dengan berbagai macam program anatara lain kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Dalam menjalankan proses tersebut terdapat beberapa faktor penghambatantara lain adanya perbedaan latar belakang mahasiswa sehingga sulit membentuk karakter mahasiswa, seperti kurangnya pengetahuan moral mahasiswa, penanaman  moral kurang optimal, kurangnya keteladan dari dosen
KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KERAJAAN PEKAT PASCA LETUSAN GUNUNG TAMBORA TAHUN 1815 DI KECAMATAN PEKAT KABUPATEN DOMPU Ahmad Afandi; Ilmiawan Mubin; Dedy Julkarnain
Historis : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah Vol 3, No 1 (2018): JUNI
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (729.247 KB) | DOI: 10.31764/historis.v3i1.1376

Abstract

Abstrak: Kerajaan Pekat merupakan salah satu dari tiga kerajaan yang tertimbun oleh letusan Gunung Tambora pada tahun 1815. Wilayah bekas kerajaan Pekat sekarang sudah ditempati kembali setelah lama tidak terpakai. Maka dari itu, perlu diteliti apa yang menyebabkan runtuhnya kerajaan Pekat pada tahun 1815, bagaimana kehidupan sosial ekonomi masyarakat kerajaan Pekat pasca letusan gunung Tambora, serta apa saja yang menjadi peninggalan dari kerajaan Pekat. Penelitian ini bertujuan untuk mendetulisankan dan menjelaskan penyebab runtuhnya kerajaan Pekat pasca letusan gunung Tambora, dan bagaimanakah kehidupan sosial ekonomi dari masyarakat kerajaan Pekat pasca letusan gunung Tambora, serta untuk mengetahui peninggalan-peninggalan dari kerajaan Pekat. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif.Lokasi penelitian bertempat di Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu.Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.Teknik analisis data; 1) reduksi data, 2) penyajian dan 3) penarikan kesimpulan. Kesimpulannya yakni, kerajaan Pekat adalah salah kerajaan yang hilang saat kejadian meletusnya gunung Tambora pada tahun 1815, dengan jumlah penduduknya yang paling banyak tertimbun dibandingkan dengan kerajaan Sanggar dan kerjaan Tambora. Pekat sendiri berasal dari kata Papekat yang berarti “burung kakak tua”. Bekas wilayah dari kerajaan Pekat sekarang sudah ditempati setelah lama tidak terpakai pasca letusan Tambora 1815, dan diberi nama dengan nama yang sama dari kerajaan Pekat yaitu Kecamatan Pekat. Kecematan Pekat ditempati oleh berbagai macam suku, dan mata pencaharian mereka pun berbeda-beda. Kehidupan sosial ekonomi masyarakatnya begitu baik dan maju. Adapun peninggalan yang merupakan bukti nyata akan keberadaan kerajaan Pekat di Pulau Sumbawa yang sampai saat ini masih terjaga kelestariannya yakni; 1) tare/Nampan, 2) peti emas, 3) tempat rempah dan penumbuk sirih, dan 4) tempat rempah-rempah.Abstract: The concentrated kingdom was one of three kingdoms that were buried by the eruption of Mount Tambora in 1815. The territory of the former concentrated kingdom is now reoccupied after a long unused. Therefore, it should be examined what caused the collapse of the concentrated kingdom in 1815, how the social economic life of the people of the concentrated Kingdom post the eruption of Mount Tambora, as well as anything that became a relic of the concentrated kingdom. This research aims to Mendetulisankan and explain the cause of the collapse of the concentrated kingdom after the eruption of Mount Tambora, and how the socio-economic life of the people of the concentrated Kingdom post the eruption of Mount Tambora, and to know the relics of the dense kingdom. This method of research uses qualitative methods of descriptive. The research site is located in concentrated district of Dompu district. Data collection techniques using observation techniques, interviews, and documentation. Data analysis techniques; 1) data reduction, 2) presentation and 3) withdrawal of conclusion. In conclusion, the concentrated kingdom is one of the kingdoms lost in the event of the eruption of Mount Tambora in 1815, with the most populous population buried in comparison with the Kingdom of Sanggar and the work of Tambora. Concentrated itself is derived from the word Papekat which means "old bird". The former territory of the concentrated Kingdom is now occupied after a long unused post-eruption of Tambora 1815, and was given the name of the same name from the concentrated kingdom of the concentrated district. Concentrated jealousy is occupied by a wide variety of tribes, and their livelihoods also vary. The socio-economic life of the people is so good and advanced. The relic that is the apparent evidence of the existence of the concentrated kingdom on Sumbawa Island is still preserved in its sustainability, namely; 1) tare/tray, 2) Gold crates, 3) place spices and betel nut, and 4) place spices.
MASYARAKAT ARAB DAN AKULTURASI BUDAYA SASAK DI KOTA MATARAM (TINJAUAN HISTORIS) Ilmiawan Ilmiawan; Dian Eka Mayasari Sri Wahyuni; Ahmad Afandi; Iskandar Iskandar; Rosada Rosada
Historis : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah Vol 6, No 1 (2021): JUNE
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/historis.v6i1.7418

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang Masyarakat Arab dan Akulturasi Budaya Sasak Di Kota Mataram (Suatu Tinjauan Historis). Metode Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan metode sejarah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang Arab masuk di tanah gumi sasak sekitar abad 1545 semenjak islam masuk dan dilanjutkan oleh para ulama yang datang dari Hadrami Yaman Selatan sekitar abad 18-20-an bahkan sampai sekarang telah membentuk sebuah kelompok sosial yang dapat dipastikan telah terjadi interaksi dan proses saling mempengaruhi antara Masyarakat Arab dengan keturunannya dan masyarakat gumi sasak. Keterikatan itu juga dapat kita lihat pada komunitas masyarak arab yang mendiami Perkampungan Arab Kota Tua Ampenan Mataram. Masyarakat arab masih menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan Islam dengan tetap mempertahankan musik gambus untuk memeriahkan acara perkawinan, sehingga masyarakat arab belum dapat sepenuhnya berbaur dengan masyarakat setempat, akan tetapi masyarakat Arab selalu menghadiri setiap ada undangan acara perkawinan masyarakat Sasak. Hubungan masyarakat Arab dan Sasak dalam interaksi sosial menghasilkan pola hubungan kebiasaan baru yang saling mempengaruhi sehingga terciptanya kebiasaan dan kebudayaan baru yang saling diadopsi antara masyarakat Arab dan masyarakat Sasak. Sehingga terjadilah proses asimilasi dan akulturasi dari interaksi sosial antara masyarakat Arab sebagai pendatang dan masyarakat Sasak sebagai pribumi.Abstract: This study aims to describe the Arab Community and Cultural Acculturation of Sasak In Mataram City (A Historical Review). The research method used in this study is a descriptive qualitative research method with a historical method approach. The results showed that Arabs entered the land of gumi sasak around the 1545 century since Islam entered and continued by scholars who came from Hadrami South Yemen around the 18th-20th century even today has formed a social group that can be ascertained there has been interaction and mutual influence between Arabs and their descendants and the gumi sasak community. The attachment can also be seen in the Arab community that inhabits the Old City Arab Village of Ampenan Mataram. Arab society still upholds Islamic cultural values while maintaining gambus music to enliven the wedding ceremony, so the Arab community has not been able to fully blend in with the local community, but the Arab community always attends every invitation to the Sasak wedding ceremony. Arab and Sasak public relations in social interactions resulted in a pattern of new habitual relationships that influenced each other to create new habits and cultures that were mutually adopted between Arabs and Sasak peoples. Thus there was a process of assimilation and acculturation of social interaction between Arabs as immigrants and Sasak people as natives.
KAJIAN HISTORY DESA PAKUAN KECAMATAN NARMADA KABUPATEN LOMBOK BARAT Ahmad Afandi; Safrudin Safrudin
Historis : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah Vol 2, No 1 (2017): Juni
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (728.171 KB) | DOI: 10.31764/historis.v2i1.201

Abstract

Adapun sejarah yang dikaji dalam penelitian ini adalah sejarah dinamakannya desa serta makna nama tersebut yang berbeda dalam lintas sejarah. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini dan mengidentifikasi bagaimana sejarah sejarah dinamakannya desa Pakuan. Subjek dalam penelitian ini adalah tokoh masyarakat, tokoh adat, serta oarang-orang yang dianggap mengetahui tentang informasi yang dibutuhkan. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data tentang sejarah desa Pakuan, makna pakuan sehingga diangkat menjadi nama desa. Dalam penelitian ini alat yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah observasi, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di desa Pakuan ceritanya adalah nama sebuah jabatan atau orang yang sangat dipercayai dan disegani oleh masyarakat jawa pada waktu itu. Dinamakannya Pakuan sebagai nama desa karena pada zaman dahulu di hutan Narmada yang dinamakan Pengkoak didatangi oleh sekelompok transmigasi dari desa Belumbung. Abstract: As the history studied in this study is the historical name of the village and the meaning of this different name in the history of the cross. The goal to be achieved in this research and historical history is called Pakuan village. Subjects in this study are community leaders, customary leaders, and people who know about the information needed. The data collected in this study is data about the history of the village pakuan, meaning pakuan be appointed to the name of the village. In this study the tools used in the data set are observations, and interviews. The results show in Pakuan village the story is the name of a position or a person who is very trusted and respected by the people of Java at that time. Pakuan named Pakuan as the name of the village because in ancient times in the forest called Narmada Pengkoak visited by a group of transmigations from the village of Notbung.
PENDEKATAN MASTERY LEARNING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH PADA SISWA KELAS XII SMAN 8 MATARAM Nuurul Asiah; Ahmad Afandi; Suprapti Suprapti
Historis : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah Vol 4, No 2 (2019): DECEMBER
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (915.958 KB) | DOI: 10.31764/historis.v4i2.1400

Abstract

Abstrak: Umumnya metode pembelajaran yang sering diterapkan oleh guru SMAN 8 Mataram adalah metode ceramah, khususnya guru kelas XII. Penggunaan metode ceramah yang diikuti dengan contoh dan latihan ini mengakibatkan   sebagian   besar   siswa   sering   mengalami   kesulitan   dalam memahami materi yang diajarkan. Hal ini menyebabkan kurang antusiasnya siswa dalam memahami materi yang di pelajari dan menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah. Oleh karena itu, peneliti mencoba menggunakan Pendekatan Mastery Learning Dalam Peningkatan Hasil Belajar Siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus yang memuat tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan  refleksi.  Subjek  dari  Peneliti  ini  adalah  siswa  kelas  XII SMAN 8 Mataram  yang  berjumlah  22  orang  siswa.  Pendekatan  yang  digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) tes hasil belajar yang diberiakan setiap berakhinya siklus belajar mengajar, 2) Lembar observasi untuk memperoleh gambaran langsung tentang kegiatan belajar mengajar Sejarah melalui Pendekatan   Mastery Legarning. Data yang diperoleh berupa tes yaitu: berupa tes siklus I, Tes sikluS II. Dari hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan rata-rata hasil belajar siswa yaitu pada siklus I indeks prestasi kelompok mencapai angka 65,23 dengan persentase 59,10%. pada siklus II idndeks prestasi kelompok telah mencapai angka 76,14 dengan persentase ketuntasan 18,82%. Nilai ini telah memenuhi kriteria sesuai dengan indikator penilaian yaitu adanya peningkatan rata-rata skor hasil belajar siswa, sehingga dapat di simpulkan bahwa melalui pendekatan metode  Mastery Learning  dapat  meningkatkan hasil  belajar  siswa kelas SMAN 8 Mataram. Abstract: Generally, the learning method that is often applied by SMAN 8 Mataram Teachers is the lecture method, especially the teacher of class XII. The use of a lecture method followed by these examples and exercises resulted in the majority of students having difficulty in understanding the material being taught. This leads to less enthusiastic students in understanding the material being learned and causing student learning outcomes to be low. Therefore, researchers try to use the Mastery Learning approach in improving student learning outcomes. The research method used is class action research consisting of 2 cycles that contain the planning, implementation, observation and reflection phases.  The subject of this researcher is a grade XII student from the students of 8 Mataram, which amounted to 22 students.  The approach used in this research is a qualitative and quantitative approach. The method of collecting the data used in this study is 1) a test of learning results that is happy to each of the learners the cycle of teaching learning, 2) observation sheets to obtain a direct picture of the study teaching activities history through The approach of Mastery Legarning. The Data obtained in the form of test is: test cycle I, Cycle II test. From the results of the study showed that there was an increase in the average student learning results in the I cycle of the group Achievement Index reached 65.23 with a percentage of 59.10%. On cycle II Idndeks Achievement Group has reached the number 76.14 with a percentage of the proof of 18.82%. This value meets the criteria in accordance with the assessment indicators, namely the increase in the average score of student learning, so that it can be concluded that through the approach of Mastery Learning method can improve students ' learning outcomes of SMAN 8 Mataram.
KEPERCAYAAN ANIMISME-DINAMISME SERTA ADAPTASI KEBUDAYAAN HINDU-BUDHA DENGAN KEBUDAYAAN ASLI DI PULAU LOMBOK-NTB Ahmad Afandi
Historis : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah Vol 1, No 1 (2016): Desember
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (967.116 KB) | DOI: 10.31764/historis.v1i1.202

Abstract

Abstrak: Tulisan ini bertujuan untuk menjawab permasalah (1) bagaimana kepercayaan primitif masyarakat (kepercayaan asli), dan (2) akulturasi kebudayaan Hindu-Budha dengan kebudayaan asli di Pulau Lombok-NTB. Penelitian ini menggunakan metode historis dengan tujuan untuk mendeskripsikan dan mnganalisis peristiwa-peristiwa dimasa lampau. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik heuristik dan analisis data bersifat analisis data kualitatif. Hasil kajian ini dapat disimpulkan bahwa kepercayaan awal masyarakat Sasak di Pulau Lombok dipengaruhi oleh kepercayaan religius magis. Pada masyarakat Sasak dikenal juga kepercayaan animism, dinamisme dan totemisme. Kebudayaan masyarakat sebelumnya, setelah kedatangan pengaruh Hindu-Budha terutama setelah pengaruh kerajaan Hindu Bali menganeksasi secara defakto kerajaan Lombok di Mataram Cakra Negara, beberapa kebudayaan yang di bawa oleh orang-orang Bali mampu beradaptasi dengan budaya local, bahkan sampai saat ini budaya yang dikembangkannya tersebut menjadi salah satu budaya dari masyarakat Sasak, seperti dalam hal kesenian, bangunan, aksara dan lain sebagainya. This paper aims to answer the problems (1) how the primitive belief of the community (original belief), and (2) acculturation of Hindu-Buddhist culture with indigenous culture in Lombok Island-NTB. This study uses historical method with the aim to describe and analyze the events of the past. Data collection techniques using heuristic techniques and data analysis are qualitative data analysis. The results of this study can be concluded that the initial belief of the Sasak community on Lombok Island is influenced by magical religious beliefs. In Sasak society also known animist beliefs, dynamism and totemism. Previously, after the arrival of Hindu-Buddhist influences, especially after the influence of the Hindu Balinese empire defacto the Lombok kingdom in Mataram Cakra Negara, several cultures brought by the Balinese are able to adapt to the local culture, even today the culture it develops become one of the cultures of the Sasak community, as in terms of art, buildings, script and so forth.
REVOLUSI RUSIA (BOLSHERVIK) DAN PENGARUH TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL, EKONOMI DAN POLITIK RUSIA PADA TAHUN 1917-1922 Ahmad Afandi; Dewita Harthanti; Nurhayati Nurhayati
Historis : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah Vol 3, No 2 (2018): DESEMBER
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (666.94 KB) | DOI: 10.31764/historis.v3i2.1382

Abstract

Abstrak: Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui proses terjadinya revolusi Bolshervik di Rusia pada tahun 1917-1922 dan untuk mengetahui dampak revolusi Bolshervik di Rusia pada tahun 1917-1922 terhadap kehidupan sosial, ekonomi dan politik. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatifdengan pendekatan penelitian historis deskriptif. Tehnik pengumpulan data adalah: metode historis, heuristik, kritik sumber interpretasi dan historiografi. Adapun analisis data yang digunakan adalah: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan, verifikasi. Hasil penelitian ini adalah latar belakang terjadinya Revolusi tahun 1917  adalah kekuasaan Tsar yang mutlak dan keterlibatan Rusia dalam perang. Akibatnya, rakyat Rusia semakin menderita karena adanya bias kelas yang sangat mencolok antara Tsar dan para bangsawan, dengan para petani kecil dan buruh. Selain itu, juga karena perekonomian semakin terpuruk. Terjadinya Revolusi Rusia tahun 1917 diawali pada bulan Februari, di mana kekuasaan Tsar Rusia berhasil ditumbangkan. Revolusi diteruskan pada bulan Oktober, di mana kekuasaan Bolshevi berhasil menumbangkan Pemerintahan. Dampak Revolusi Rusia tahun 1917 adalah jatuhnya otokrasi Tsar dan Pemerintahan Sementara di Rusia. Kekuasaan kemudian digantikan oleh pemerintahan Bolshevik, dimana terjadi adanya perubahan sistem politik, sosial, ekonomi dan budaya di Rusia. Sedangkan dampak Revolusi Rusia tahun 1917 terhadap Eropa adalah lahirnya solidaritas internasional kaum buruh dan lahirnya ideology komunis di Eropa.Abstract: The purpose of this research is to know the process of the Bolshervic revolution in Russia in 1917-1922 and to know the impact of the Bolshervic revolution in Russia in 1917-1922 on social, economic and political life. The research method used is qualitative with descriptive historical research approach. Data collection techniques are: historical method, heuristic, criticism of source of interpretation and historiography. The data analysis used are: data reduction, data presentation and conclusion, verification. The result of this research is the background of the 1917 Revolution is the absolute Tsarist power and the involvement of Russia in war. As a result, the Russian people suffered increasingly because of the striking class bias between the Tsar and the nobles, with small farmers and laborers. In addition, also because the economy is getting worse. The occurrence of the Russian Revolution of 1917 began in February, in which the power of the Russian Tsar was successfully overthrown. The revolution continued in October, in which the power of Bolshevi succeeded in overthrowing the Government. The impact of the Russian Revolution of 1917 was the fall of the Tsarist autocracy and the Provisional Government in Russia. Power was later replaced by the Bolshevik government, where there was a change of political, social, economic and cultural system in Russia. While the impact of the Russian Revolution of 1917 on Europe was the birth of international solidarity of the workers and the birth of communist ideology in Europe.
KEBERADAAN TAMAN BUDAYA NARMADA SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN SEJARAH PADA SISWA KELAS XI MA AL-INTISHOR MATARAM Rosada Rosada; Ahmad Afandi
Historis : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah Vol 5, No 1 (2020): JUNE
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.783 KB) | DOI: 10.31764/historis.v5i1.2482

Abstract

Abstrak: Media pembelajaran itu memiliki berbagai macam bentuk dan wujudnya dimana saat ini media pembelajaran tersebut telah berkembang pesat dalam bentuk multimedia, akan tetapi masih banyak guru yang belum dapat memanfaatkannya secara maksimal. Agar multimedia pembelajaran tersebut dapat dipergunakan dan dimanfaatkan, maka guru terlebih dahulu perlu menguasai media sederhana, yang merupakan dasar-dasar media pembelajaran. Guru perlu memahami karekteristik dan mengenal media pembelajaran yang baik supaya dapat memilihnya dengan tepat serta mengenal berbagai variasi media pembelajaran. Kriteria tepat tidaknya diakui dengan tujuan pengajaran. Tujuan utama dari proses pengajaran adalah sebagai upaya untuk memberikan petunjuk penggunanaan media pembelajaran mana yang sesuai, sehingga dengan demikian maka proses pembelajaran bisa tercapai dengan baik, seperti bagaimana keberadaan Taman Budaya Narmada dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran Sejarah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni kualitatif dengan pola  pendekatan deskriptif-analitis. Sebagai subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI MA Al-Intishor Mataram. Kemudian proses pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi (pengamatan), metode wawancara, metode dokumentasi dan triangulasi. Tehnik analisis data kualitatif dengan langkah-langkah seperti Reduksi Data (data reduction), Penyajian Data (data display), dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian yang  didapatkan oleh peneliti menggambarkan tentang  bagaimana keberadaan Taman Budaya Narmada sebagai sarana pembelajaran sejarah pada siswa kelas XI MA Al-Intishor Mataram tahun pelajaran 2019/2020 memiliki banyak  fungsi, manfaat dan kegunaan.Abstract: Media Learning has a wide range of forms and the current form of learning media has grown rapidly in the form of multimedia, but there are still many teachers who have not been able to utilize it to the fullest. For multimedia learning can be used and used, the teacher first needs to master the simple media, which is the fundamentals of learning media. Teachers need to understand the characteristics and know the medium of good learning to choose the right and recognize various learning media. The exact criteria are recognized with teaching objectives. The main purpose of the teaching process is to provide instructions for the use of learning media that is appropriate, so that the learning process can be achieved well, such as the existence of Narmada Cultural Park can be used as a learning media in the subjects of history. The method used in this study is qualitative with a pattern of descriptive-analytical approaches. As the subject of this study was the student of XI MA Al-Intishor Mataram class. Then the process of collecting data using observation methods (observations), interview methods, documentation methods and triangulation. Qualitative data analysis techniques with measures such as data reduction, data presentation, and withdrawal of conclusions.... The results of research obtained by researchers describe how the existence of Narmada Cultural Park as a means of historical learning in the class XI MA Al-Intishor Mataram students year 2019/2020 lesson has many functions, benefits and usability.
SOSIALISASI DAN ADAPTASI MASYARAKAT BUGIS (STUDI KASUS MASYARAKAT BUGIS DI DESA TELUK SANTONG KECAMATAN PLAMPANG KABUPATEN SUMBAWA BESAR) Ahmad Afandi; Yeni Afrilianti
Historis : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah Vol 4, No 1 (2019): JUNE
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (651.528 KB) | DOI: 10.31764/historis.v4i1.1389

Abstract

Abstrak: Kebudayaan yang diciptakan manusia dalam kelompok dan wilayah yang berbeda-beda menghasilkan keragaman budaya. Tiap persekutuan hidup manusia (masyarakat,  suku  atau  bangsa)  memiliki  kebudayaan  sendiri  yang  berbeda dengan dengan kebudayaan kelompok. Kebudayaan yang dimiliki sekelompok manusia membentuk ciri dan menjadi pembeda dengan kelompok lain. Dengan demikian, kebudayaan   merupakan identitas dari persekutuan hidup manusia, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (a) bagaimana sejarah masuk dan berkembangnya masyarakat Bugis di Desa Teluk Santong Kecamatan Plampang Kabupaten Sumbawa Besar, (b) bagaiaman budaya  asli masyarakat Bugis di Desa Teluk Santong Kecamatan Plampang Kabupaten Sumbawa Besar, (c) bagaimana proses serta bentuk sosialisasi dan adaptasi masyarakat Bugis di Desa Teluk Santong Kecamatan Plampang Kabupaten Sumbawa Besar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah etnografi dengan pendekatan kualitatif deskriptif menguraikan tentang sosialisasi dan adaptasi masyarakat Bugis, yang menjadi informan kuncinya adalah tokoh agama dan tokoh masyarakat sedangkan informan biasa adalah masyarakat bugis. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif, dengan tahapan pengumpulan datanya meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Jenis data yang dipergunakan dalam peneltian ini adalah jenis data deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa masuknya suku Bugis di Desa Teluk Santong adalah tahun 1953 dengan cara perekonomian dan pedangan, pemberontakan, dan merantau (Massompe’). Adaptasi  dilakukan  masyarakat  Bugis  melalui proses dalam bentuk makanan khas, perubahan  sikap dan sifat, kesenian dan pernikahan. Saran Kepada Kepala Desa hendaknya dalam sekali setahun melakukan atau melaksanakan perayaan besar disetiap masyarakat khususnya untuk  memamerkan  budaya-budaya  yang  ada  dalam  kehidupan  masyarakat, dengan cara itu kita mampu mempertahankan budaya kita masing-masing dan tidak mudah melupakan budaya yang sudah turun-temurun dari nenek moyang kita.Abstract: The culture created by humans in different groups and territories produces cultural diversity. Every Fellowship of human life (society, tribe or nation) has its own culture that differs from the culture of the group. The culture that belongs to a human group forms traits and becomes a differentiator with other groups. Thus, culture is the identity of human beings, but the problem in this research is (a) how the history of entrance and development of Bugis community in Santong Bay Village Plampang District Sumbawa District Large, (b) The original culture of Bugis community in Santong Bay Village, Plampang, Sumbawa Besar District, (c) How to process and adapt the public socialization and adaptation of Bugis community in Teluk Santong District Plampang, Sumbawa Besar District. The method used in this study was ethnography with a qualitative descriptive approach describing the socialization and adaptation of the Bugis community, which became the key informant of religious figures and community leaders while the informant Ordinary Bugis Society. The research method used is a qualitative descriptive, with the stages of data collection including observation, interviews, and documentation. The type of data used in this study is a type of descriptive data. The results showed that the inclusion of Bugis in Teluk Santong village is year 1953 by way of Economy and Pedangan, Rebellion, and Merantau (Massompe '). The adaptation conducted by the Bugis community through a process in the form of special foods, changes in attitudes and nature, arts and marriage. Advice to the head of the village should in once a year perform or perform a major celebration in every society in particular to showcase the cultures that exist in the life of society, that way we are able to maintain our culture Each and not easily forget the hereditary culture of our ancestors