Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Immunomodulatory Effect of Virgin Coconut Oil in Wistar Rats Infected with Staphylococcus aureus Desy Cahya Widianingrum; Siti Isrina Oktavia Salasia
Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner Vol 26, No 1 (2021): March 2021
Publisher : Indonesian Center for Animal Research and Development (ICARD)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14334/jitv.v26i1.2670

Abstract

Virgin coconut oil (VCO) contains bioactive that induce immunity against infectious diseases. This study aim to determine the immunomodulatory effects of VCO based on the activity of superoxide dismutase (SOD), lymphocyte proliferation, and histopathological examination in liver and kidney of rats infected with Staphylococcus aureus. The VCO was given intragastrically to rats with a dose of 250 µL for one week. The rats were infected with S. aureus at 5x102 bacterial cells intraperitoneally. Twenty (20) female Wistar rats of one month old were divided into four groups. The negative control group (C-): without treatment, AV group: infected with S. aureus followed by VCO treatment; VA group: pretreated with VCO followed by S. aureus infection, and positive control group (C+): were infected with S. aureus without VCO. All rats were euthanized and necropsied based on the animal ethic standard. Plasma samples were taken to evaluate SOD activity, and lymphocytes were isolated from the spleen to determine their proliferative ability. Livers and kidneys were collected for a histopathology examination. Results showed that the VA group had the highest SOD activity on the 4th week (41.50 ± 3.56 %) and lymphocyte proliferation (0.3018) compared to all treatments, indicating immunomodulatory effects of VCO. Liver of treatments group showed leucocytes infiltration, no hemorrhages (VA); the hepatocytes with normal cells (VA). Kidney of treatments group showed leucocytes infiltration (AV); normal epithelial glomerulus and tubulus cells, still found hemorrhage (VA). These studies indicated that VCO has a potential role as an immunomodulator, hepatoprotectant, and nephroprotectant.
Potensi Tepung Magot Black Soldier Fly (Hermetia illucens) sebagai Agen Antibakteri dan Immunomodulator Pakan Ternak Unggas secara In vitro Desy Cahya Widianingrum; Melinda Erdya Krismaputri; Listya Purnamasari
Jurnal Sain Veteriner Vol 39, No 2 (2021): Agustus
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.53347

Abstract

Tepung Magot dalam pakan unggas tidak hanya dapat digunakan sebagai alternatif sumber protein namun juga diharapkan memiliki efek antibakterial dan immunomodulator. Penelitian ini menggunakan metode in vitro untuk mengetahui efek antimikrobial dan immunomodulator tepung magot. Uji sensitivitas dilakukan dengan metode disc difusi agar, uji aktivitas fagositosis diamati pada makrofag peritoneum mencit Balb-C jantan berumur 8 minggu terhadap Staphylococcus aureus (S. aureus), serta uji tantang S. aureus terhadap tepung magot dilihat di bawah scanning electron microscopy (SEM). Data hasil uji sensitivitas dan pengamatan dengan teknik SEM dilaporkan secara deskriptif. Perbedaan aktivitas fagositosis makrofag antar perlakuan diuji dengan analisis varian satu arah dengan uji lanjut honestly significant difference (HSD) Berdasar hasil penelitian diketahui bahwa tepung memiliki 38,22% kandungan protein dengan profil asam amino yang lengkap. Kandungan asam amino tertinggi pada tepung magot adalah (7685,84 mg/kg), aspartat (5864,19 mg/kg), leusin (5034,31 mg/kg). Asam lemak esensial yang terkandung pada tepung magot adalah asam laurat (13,39%) Hasil uji sensitivitas diketahui tepung magot tidak memberikan zona hambat pada bakteri S. aureus. Introduksi tepung magot pada fagositosis secara in vitro dapat meningkatkan kinerja makrofag dengan perannya seperti opsonin berdasar pengamatan SEM. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tepung magot potensial digunakan sebagai imunomodulator natural dan pengganti protein pakan unggas.
Pengetahuan, Kebijakan, dan Pengendalian Penyakit Antraks pada Ternak di Indonesia Robithul Islami; Siti Fatimatus Zahra; Pramiasih Yuniastuti; Putra Eka Awang Pranata; Mohammad Sefi; Desy Cahya Widianingrum
Jurnal Peternakan Sriwijaya Vol 10, No 2 (2021): JURNAL PETERNAKAN SRIWIJAYA
Publisher : Department of Animal Sciences, Faculty of Agriculture, Sriwijaya University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/JPS.10.2.2021.12191

Abstract

Sistem keamanan peternakan terhadap penyakit antraks perlu ditekankan dengan memberikan pengetahuan dan pola sikap masyarakat dalam menghadapi endemi penyakit antraks. Pengetahuan dan pola sikap masyarakat tersebut, dapat dimulai dengan pengenalan penyakit baik dari munculnya penyakit antraks, gejala awal dan akibat ternak yang terinfeksi penyakit antraks, perkembangbiakkan bakteri antraks, penyebaran atau penularan penyakit antrak, pencegahan dan pengobatan penyakit antraks. Bacillus anthracis merupakan penyebab penyakit ini. Penularan terjadi saat ternak terpapar oleh spora bakteri. Bakteri maupun spora dapat bertahan dalam cuaca ekstrim dalam jangka waktu puluhan tahun. Pengendalian penyakit antraks dapat dilakukam secara efektif dengan pemeriksaan kesehatan ternak secara rutin, pengawasan distribusi ternak antar wilayah, program vaksinasi, serta diagnosis penyakit yang akurat sehingga tindakan pengobatan dapat segera dilakukan.
Bioteknologi Fermentasi Jerami Padi Tinggi Nutrisi, Guna Meningkatkan Kemandirian dan Kesejahteraan Peternak di Desa Kalibendo Roni Yulianto; Nurwidodo Nurwidodo; Desy Cahya Widianingrum; Himmatul Khasanah
JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia) Vol 2, No 1: Februari (2021)
Publisher : ICSE (Institute of Computer Science and Engineering)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36596/jpkmi.v2i1.126

Abstract

Abstrak: Kabupaten Lumajang memiliki lahan pertanian dan perkebunan dengan komoditi utamanya adalah tanaman padi, jagung dan kopi. Banyak sekali limbah yang belum termanfaatkan, berawal dari program KKN, potensi daerah di Desa Kalibendo, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang sangat potensial untuk dikembangkan salah satunya “Bioteknologi fermentasi jerami padi tinggi nutrisi, guna meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan peternak di Desa Kalibendo, Kecamatan Pasiria, Kabupaten Lumajang”. Pendampingan dari instansi terkait edukasi dalam bioteknologi pengolahan pakan berkualitas secara mandiri dari bahan baku lokal yang ada dari limbah pertanian setempat dapat memenuhi ketersediaan pakan ternak baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Pemanfaatan Limbah jerami padi menggunakan bioteknologi fermentasi untuk pakan ternak ruminansia (sapi, kambing/domba) perlu terus dikembangkan, karena dengan fermentasi dapat meningkatkan kualitas nutrisi pakan ternak, dan memanfatkan limbah hasil pertanian menjadi berdaya guna sehingga tidak terbuang begitu saja, dan bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama untuk ketersediaan pakan ternak pada saat musim kemarau atau disaat hijauan sudah mulai berkurang. Target dari Program Pengabdian Desa Binaan yaitu bersama dengan pemerintah Desa Kalibendo melakukan pemberdayaan petani-peternak dalam pengolahan pakan ternak fermentasi, sehingga dapat mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan peternak.Abstract: Lumajang Regency has extensive agricultural and plantation land, especially rice, corn, and coffee crops, a lot of waste that has not been utilized. Starting from the KKN program, regional potential in Kalibendo Village, Pasirian District, Lumajang Regency is very potential to be developed, one of which is Biotechnology for fermented rice straw with high nutrition, to increase the independence and welfare of breeders in Kalibendo village, Pasiria district, Lumajang Regency. Assistance from educational institutions related to quality feed processing biotechnology independently from existing local raw materials from local agricultural waste can meet animal feed availability in terms of quality and quantity. Utilization of rice straw waste uses biotechnology for ruminant animal feed (cows, goats/sheep), it needs to be continuously developed because fermentation can improve the nutritional quality of animal feed, and utilize agricultural waste to be efficient so that it is not wasted, and can be used in a long period for the availability of fodder during the dry season when the forage has diminished. The Assisted Village Service Program's target is to collaborate with the Kalibendo Village government to empower farmers in the processing of fermented feed so that they can realize the independence and welfare of the breeders.
Budidaya Rumput Odot dan Teknologi Pengawetan Hijauan Pakan Ternak Sapi didesa Kalibendo, Kecamatan Pasirian, Lumajang Roni Yulianto; Nurwidodo Nurwidodo; Desy Cahya Widianingrum; Himmatul Khasanah
JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia) Vol 3, No 1: Februari (2022)
Publisher : ICSE (Institute of Computer Science and Engineering)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36596/jpkmi.v3i1.127

Abstract

Abstrak: Ketersediaan pakan yang berkualitas dan berkesinambungan merupakan salah satu faktor penentu suksesnya usaha peternakan. Untuk meningkatkat produksi hijauan pakan ternak, maka  manajemen diperlukan manajemen budidaya hijauan pakan ternak, dan lahan pertanian yang digunakan. Tujuan dari kegiatan Program Pengabdian Desa Binaan (PPDB) adalah memberikan pelatihan dan pendampingan kepada petani/peternak, serta  edukasi mengenai manajemen pengolahan pakan yang berkualitas dari segi nutrisi maupun jumlahnya dapat memenuhi kebutuhan hodup pokok, dan produksi ternak serta bisa digunakan untuk jangka waktu yang lama. Kegiatan PPDB dilakukan di Desa Kalibendo adalah mitra dalam program pengabdian masyarakat yang berlokasi di desa binaan Universitas Jember. Permasalahan yang ditemukan di Desa Kalibendo  adalah kesulitan pakan untuk ternak selama masa kemarau serta tidak adanya tanaman hijauan pakan selain rumput yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Program pengabdian yang dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada petani peternak agar dapat melakukan membudidayakan hijauan pakan ternak. Eksplorasi sumber bahan pakan alternatif yang relatif murah, mudah didapat dan memiliki kandungan nutrisi yang baik seperti rumput odot. Teknologi pada pakan ternak juga dapat diterapkan sebagai contoh yaitu pembuatan silase hijauan pakan.Abstract: The availability of quality and sustainable feed is one of the determining factors for the success of a livestock business. The productivity of forage is influenced by the management of the forage cultivation and agricultural land used. The purpose of the Assisted Village Service Program (PPDB) is to provide training and assistance to farmers / breeders, as well as education on quality feed processing management in terms of nutrition and quantity that can meet basic living needs, and livestock production and can be used for a long time. PPDB activities were carried out in Kalibendo Village, Pasiria District, Lumajang Regency. Partners in this community service program are the community of livestock farmer groups in the villages of Jember University. The problems found in Kalibendo Village are the difficulty of feeding for livestock during the dry period and the absence of forage plants other than grass that can be used as animal feed. Efforts that can be done are to provide counseling to breeders to cultivate forage plants in addition to agricultural land. Exploration of alternative feed ingredients that are relatively cheap, easy to obtain and have good nutritional content, such as odot grass. Technology in animal feed can also be applied, for example, the manufacture of forage silage.
Pengembangan Budidaya Azolla Mycrophilla Sebagai Alternatif Pakan Ternak dan Pemanfaatannya Sebagai Pupuk Bio Organik di Wilayah Masyarakat Desa Baletbaru, Sukowono Desy Cahya Widianingrum; Nilasari Dewi; Wahyu Indra Duwi Fanata; Ummi Sholikhah
Jurnal Abdimas Madani dan Lestari (JAMALI) Volume 03, Issue 01, Maret 2021
Publisher : UII

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jamali.vol3.iss1.art2

Abstract

Desa Balletbaru Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember  adalah desa yang memiliki potensi besar baik di bidang pertanian maupun peternakan. Pada umumnya masyarakat di desa tersebut masih tergantung pada pemanfaatan pakan ternak hijuan yaitu rumput dan limbah pertanian. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah mengenalkan Azolla sebagai alternatif pakan dan bahan pupuk bio-organik kepada masyarakat serta memberikan pelatihan budidaya sehingga terbentuknya  suatu kelompok usaha di Desa Balletbaru, Kecamatan Sukowono. Rangkaian kegiatan yang dilakukan meliputi sosialisasi kegiatan, penyuluhan pentingnya Azolla dan manfaatnya sebagai pakan ternak dan pupuk bio-organik, praktek pembuatan kolam dan cara budidaya, monitoring perkembangan Azolla, pemanenan, praktek pembuatan pupuk, serta inisiasi pemasaran Azolla melalui media sosial. Luaran dari program ini diantaranya transfer teknologi tentang Budidaya Azolla sebagai pakan alternatif bernutrisi tinggi dan sebagai pupuk bio-organik, petunjuk/manual  yang berisi tentang cara budidaya dan pemanfaatan Azolla sebagai pakan ternak dan pupuk bio-organik, petunjuk/ manual analisis usaha  budidaya Azolla, serta hasil produksi ternak yang semakin optimal sehingga menjadi salah satu sumber ekonomi yang dapat meningkatkan penghasilan dan kesejahterahan masyarakat  mitra pengabdian dan sekitarnya.
Penyakit Chronic Respiratory Disease (CRD) : Etiologi, Epidemiologi, Patogenesis, Gejala Klinis, Diagnosis, Pengobatan dan Pencegahan Desy Cahya Widianingrum; Satrio Adi Prakoso; Mila Riskiatul Rohma; Muhammad Faza Hunafah; Muhammad Iqbal; Dhimas Yusantoro
Jurnal Sain Veteriner Vol 40, No 2 (2022): Agustus
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.56683

Abstract

Agen penyebab penyakit Chronic Respiratory Disease (CRD) berasal dari bakteri Mycoplasma gallisepticum yang menginfeksi saluran pernapasan pada ternak unggas seperti ayam, itik, angsa, entok, kalkun, burung dara, dan lain-lain. Faktor yang dapat memperburuk terjadinya infeksi penyakit ini yakni umur ternak, jenis kelamin, stres, dan lingkungan. Infeksi bakteri ini lebih rentan pada ayam yang berumur muda dan ayam betina dibandingkan dengan ayam dewasa dan ayam jantan. Gejala klinis dari penyakit ini yaitu terdengarnya suara ngorok pada ayam di malam hari, keluarnya catarrhal dari rongga hidung, batuk, radang conjunctiva, dan bersin. Masa penyakit CRD berkisar antara 4 - 21 hari dan mudah menular. Metode uji laboratrium untuk mengidentifikasi pemeriksaan terhadap kontaminasi bakteri Mycoplasma gallispeticum di kandang diantarnya uji seroligi seperti HI (Hemaglutination Inhibition Test), RSA (Rapid Serum Aglutination Test), maupun ELISA (Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay). Kejadian penyakit CRD hingga saat ini yang masih ditemukan di seluruh wilayah Indonesia menyebabkan kerugian bagi peternak. Kerugian ekonomis akibat penyakit ini dapat diminimalisir dengan pengetahuan peternak akan pentingnya program biosekuriti yang harus diterapkan secara konsisten, serta peningkatan imunitas ternak seperti vaksinasi serta penggunaan antimikroba yang aman dan tidak menimbulkan residu. 
Review efek ekstrak tanaman berbeda sebagai anti-toxocara Gosha G. Parugrug; Desy Cahya Widianingrum; Listya Purnamasari; Himmatul Khasanah; Joseph Flores dela Cruz
Jurnal Ilmu Ternak Vol 22, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v22i1.40182

Abstract

Toxocara canis and Toxocara cati are important zoonotic parasites of dogs and cats. The increasing use of medicinal plants as anti-parasitic agents are attributed to its advantages like less side effects, with lower risk of anthelmintic resistance, and as cheaper alternatives. Although there are still no reports of anthelmintic resistance in Toxocara spp, the tendency of it happening should always be anticipated. This review summarized the in vitro and in vivo studies of the anti-Toxocara activity of plants, to enumerate the different plant extracts and the isolated active compounds in relation to their activity. In vitro studies investigated were primarily done in Toxocara larvae, mostly second-stage larvae, while in vivo studies were performed in animals mainly to assess the effect of the plant extracts on larval migratory behavior. Among the all plants described in this review, family Asteraceae was the most studied for their anthelmintic activity against toxocara species. The isolated active compounds with promising results were pyrethrin, kaurenes, palasonin, certain piperamides and curcuminoids, asarone, ascaridole, quercetin, thymohydroquinone (TQ), and secondary metabolites like flavonoids, alkaloids, tannins, saponins, and glycosides. However, The mechanism of action of each active ingredient of the plant as an anti-toxocara requires further research.
Evaluation of coffee bean husk fermented by a combination of Aspergillus niger, Trichoderma harzianum, and Saccharomyces cerevisiae as animal feed Himmatul Khasanah; Desy Cahya Widianingrum; Listya Purnamasari; Ali Wafa; Seong-Gu Hwang
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan (Indonesian Journal of Animal Science) Vol. 32 No. 3 (2022): December 2022
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jiip.2022.032.03.13

Abstract

Abundant coffee bean husk acquires an alternative source of fiber for livestock feed, but a high level of the crude fiber of it became an obstacle. Solid-state fermentation technology using lignocellulolytic fungi is known to be able to improve the nutritional quality of feedstuff that have high fiber content. Its mechanism is through the degradation of the lignocellulose fraction and enhance protein content. This study aimed to determine the nutritional quality of fermented coffee bean husk with a combination of fungi and yeast. The fermentation method used a solid-state fermentation consisting of 7 different inoculums, namely: P0: Unfermented coffee bean husk, P1: Aspergillus niger, P2: Saccharomyces cerevisiae, P3: Trichoderma harzianum, P4: Aspergillus niger + S. Cereviciase, P5: Aspergillus niger + Trichoderma harzianum, P6: Saccharomyces cerevisiae + Trichoderma harzianum and P7: Aspergillus niger + Saccharomyces. Cereviciase + Trichoderma harzianum. The nutritional quality of the fermented coffee bean husk was determined by proximate analysis, lignocellulolytic fraction, and digestibility. The data obtained were analyzed by ANOVA and followed by Tukey's post hoc test. The crude fiber content of fermented coffee bean husk (P1-P7) was lower than unfermented (P0). There was no significant difference among treatments in crude fat and protein. Treatment P3 has the highest total digestibility nutrient (70) and the lower crude fiber (15.03). A combination of Aspergillus niger and Saccharomyces cerevisiae reduce lignin content by about (4,16%). In conclusion, the fermented coffee bean husk can be utilized as animal feedstuff with higher nutritional quality than unfermented.
Deteksi dan Analisis Filogenetik Staphylococcal Enterotoxin Y Isolat Bakteri Staphylococcus aureus Asal Kambing Peranakan Etawah Fatkhanuddin Aziz; Desy Cahya Widianingrum; Sarasati Windria; Siti Isrina Oktavia Salasia; Nurulia Hidayah; Achmad Fauzi; Fauziah Fitriana; Riza Resita
Jurnal Veteriner Vol 23 No 4 (2022)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/jveteriner.2022.23.4.458

Abstract

Staphylococcus aureus diketahui sering menyebabkan radang ambing pada ternak perah dan memproduksi berbagai jenis enterotoksin yang berpotensi sebagai agen penyebab keracunan makanan melalui susu maupun produk olahan susu yang dikonsumsi. Staphylococcal enterotoxin Y (SEY) asal penyakit kulit pada manusia dilaporkan tahan terhadap uji pemanasan dan menyebabkan muntah pada hewan coba primata yang menunjukkan potensinya sebagai salah satu penyebab keracunan makanan. Pada penelitian ini, deteksi gen sey pada 18 isolat S. aureus asal kambing Peranakan Etawah (PE) dengan teknik PCR, kemudian dilakukan sekuensing gen sey dari isolat S. aureus MR6. Sekuens basa nukleotida ditranslasi menjadi protein menggunakan EMBOSS Transeq (https://www.ebi.ac.uk/Tools/st/emboss_transeq/). Sekuens SEY MR6 selanjutnya dibandingkan dengan database genebank SEY dan enterotoksin lain yang berasal dari isolat S. aureus asal manusia dan sapi menggunakan MultAlin (http://multalin.toulouse.inra.fr/multalin/cgi-bin/multalin.pl). Pohon filogenetik dari protein SEY yang dibandingkan, dibuat menggunakan MEGA Software 5.0. Hasil PCR diketahui 28% isolat, positif gen sey. Analisis SEYcap dari isolat S. aureus kambing PE diketahui mempunyai persentase protein sekuens homologi sebesar 97,3% terhadap SEY asal isolat sapi perah dan manusia. Diketahui terdapat 6 posisi residu asam amino yang berbeda antar SEY yang diperbandingkan. Analisis filogenetik menunjukkan kedekatan kekerabatan dengan SEY asal manusia, namun masih 1 kluster dengan SEY asal sapi.