This Author published in this journals
All Journal Matriks Teknik Sipil
Claim Missing Document
Check
Articles

Kajian Kelayakan Investasi Pada Ruko Mirai Trade Center Di Kabupaten Boyolali Gigih Widiyanto; Sugiyarto Sugiyarto; Sunarmasto Sunarmasto
Matriks Teknik Sipil Vol 8, No 3 (2020): September
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1989.167 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v8i3.47117

Abstract

Bisnis investasi sudah mulai menyebar di beberapa kota di Indonesia, yang paling marak adalah bisnis investasi properti. Bisnis propert semakin hari semakin dillirik kalangan masyarakat. Yang disebabkan karena bisnis tersebut selalu meningkat tiap tahunnya. Investasi pembangunan ruko yang terintegrasi merupakan salah satu pilihan yang bijak sebagai salah satu solusi akan kebutuhan masyarakat di era modern ini. Pembangunan ruko dalam prosesnya harus dapat memenuhi sebuah studi kelayakan investasi baik secara finansial maupun dapat sesuai peraturan yang berlaku. Tujuan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu mengkaji analisis kelayakan investasi  pada proyek pembangunan ruko Mirai Trade Center ditinjau dari aspek finansial yang terdriri dari Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (BCR) yang selanjutnya dilakukan pengujian pada tingkat sensitivitasnya yang diharapkan dapat diketahui bagaimana dampak parameter investasi yang sebelumnya sudah ditetapkan boleh berubah dikarenakan adanya factor situasi dan kondisi tertentu selama umur investasi.
KAJIAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK, KUAT LENTUR, DAN REDAMAN BUNYI PADA PANEL DINDING BETON DENGAN AGREGAT LIMBAH PLASTIK PET DAN LIMBAH KERTAS Aditya Nugraha Nugraha; Achmad Basuki; Sunarmasto Sunarmasto
Matriks Teknik Sipil Vol 2, No 4 (2014): Desember 2014
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v2i4.37353

Abstract

Perkembangan industri yang sangat pesat saat ini menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan diantaranya semakin banyak limbah yang dihasilkan oleh industri-industri tersebut. Limbah plastik dan limbah kertas dapat digunakan sebagai pengganti material agregat kasar untuk menghasilkan beton dengan berat ringan. Pemakaian limbah ini juga akan mendukung upaya untuk penyelamatan lingkungan. Limbah plastik yang akan digunakan adalah plastik PET (Polyethylene Terephthalate). Limbah kertas yang digunakan didapat dari limbah koran bekas. Agregat kasar dihasilkan dari pembakaran botol PET dicampur dengan limbah kertas yang kemudian didinginkan, sebagai hasilnya diperoleh agregat dengan bentuk tidak beraturan dan bersudut dengan tekstur permukaan yang tidak rata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kuat tekan, kuat tarik, kuat lentur, dan redaman bunyi untuk pengaplikasian panel dinding beton.Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Benda uji yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 4 bentuk dengan ukuran yang berbeda setiap pengujian sebanyak 3 sampel, yaitu silinder diameter 7,5 cm tinggi 15 cm untuk pengujian kuat tekan, silinder diameter 10 cm tebal 3 cm untuk pengujian redaman bunyi, balok I untuk pengujian kuat tarik, dan panel 50 x 30 x 3 cm untuk pengujian kuat lentur. Pengujian kuat tekan, kuat tarik, kuat lentur, dan redaman bunyi dilakukan setelah benda uji berumur 28 hari. Perawatan benda uji dilakukan dengan cara merendam benda uji dalam bak air. Pengujian kuat lentur dengan metode pembebanan dua titik dan pengujian redaman bunyi dengan prosedur sesuai ASTM E-1050-98. Hasil pengujian menunjukkan kuat tekan beton sebesar 5,66 MPa, kuat tarik sebesar 1,32 MPa, kuat lentur sebesar 1,76 MPa, dan redaman bunyi berada pada kelas E. Kuat lentur panel pada penelitian ini belum memenuhi standar kuat lentur yang disyaratkan sebesar 10 MPa. Redaman bunyi kelas E menunjukkan kemampuan beton dengan agregat kasar dari limbah plastik PET dan limbah kertas sangat rendah, dengan koefisien serapan berkisar antara 0,1 hingga 0,3 pada rentang frekuensi 250-2000 Hz. Dari data tersebut menunjukkan bahwa beton dengan agregat limbah plastik PET dan limbah kertas belum memenuhi syarat sebagai panel dinding, berdasarkan syarat kuat lentur.
ANALISIS PERCEPATAN PROYEK MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA LEMBUR DAN JUMLAH ALAT Rizky Widyo Kisworo; Fajar Sri Handayani; Sunarmasto Sunarmasto
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 3 (2017): September 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (757.998 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v5i3.36702

Abstract

Proyek pada umumnya memiliki batas waktu (deadline), artinya proyek harus diselesaikan sebelum atau tepat pada waktu yang telah ditentukan. Proyek pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo Ruas Bawen-Solo Seksi II dengan panjang 1,3 km, yang berlokasi di Desa Ngargosari, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali ini dipilih sebagai objek penelitian karena pihak owner menginginkan percepatan pada proses pelaksanaan pembangunan proyek dengan titik tinjauan pekerjaan Main Road. Hal ini disebabkan agar Jalan Tol Semarang-Solo tersebut dapat segera difungsikan. Metode yang dapat digunakan untuk mempercepat durasi proyek adalah metode time cost trade off. Alternatif yang digunakan adalah dengan penambahan jam kerja lembur dan kapasitas alat optimum. Tujuan penelitian adalah untuk mempercepat waktu pelaksanaan proyek dengan penambahan biaya minimum, menganalisis sejauh mana waktu dapat dipersingkat dengan penambahan biaya minimum dan membandingkan alternatif-alternatif percepatan yang lebih efisien untuk dilaksanakan. Rencana awal proyek yang dilakukan penelitian membutuhkan waktu penyelesaian 245 hari dengan biaya Rp 39.349.097.164,38. Penelitian ini menunjukkan bahwa pada proses crashing tahap ke-28 dengan penambahan jam kerja lembur mempunyai biaya optimal proyek sebesar Rp 39.236.409.113,12 efisiensi biaya sebesar 0,29% dengan waktu penyelesaian proyek 191 hari dan efisiensi waktu sebesar 22,0408%. Alternatif penambahan kapasitas alat menghasilkan waktu optimal 212 hari dengan efisiensi waktu sebesar 0,015% dan biaya optimal Rp 39.342.963.710,11 dengan efisiensi biaya sebesar 13,4694% pada proses crashing tahap ke-7.
KAJIAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK, KUAT LENTUR DAN REDAMAN BUNYI PADA PANEL DINDING BETON RINGAN DENGAN AGREGAT LIMBAH PLASTIK PET Pitra Ardhiantika; Achmad Basuki; Sunarmasto Sunarmasto
Matriks Teknik Sipil Vol 2, No 4 (2014): Desember 2014
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v2i4.37369

Abstract

Perkembangan dalam dunia konstruksi selalu mengalami peningkatan, baik dari segi mutu, efisiensi dan produktivitas. Beton ringan kini semakin dikembangkan karena akan mereduksi beban sendiri yang cukup besar. Untuk itu dalam penelitian ini agregat kasar kerikil akan digantikan dengan agregat buatan yang terbuat dari limbah botol plastik minuman jenis PET. Dipilih plastik jenis PET karena plastik jenis ini sangat banyak ditemukan sebagai sampah. Satu lagi yang dapat dilihat langsung dari limbah ini adalah berat yang ringan dan tidak mudah berubah bentuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kuat tekan, kuat tarik, kuat lentur, dan redaman bunyi dari beton dengan agregat kasar limbah plastik PET dalam aplikasinya sebagai beton nonstruktural yaitu panel dinding, sehingga dapat diketahui apakah beton modifikasi ini layak untuk digunakan atau tidak. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen di laboratorium. Dengan presentasi penggantian agregat kasar adalah 100%, sehingga agregat kasar alami seluruhnya akan digantikan oleh agregat buatan dari plastik PET. Pengujian akan dilaksanakan pada beton berumur 28 hari. Penggantian kerikil dengan agregat limbah plastik PET ini menghasilkan nilai kuat tekan sebesar 6,187 MPa, sedangkan untuk pengujian kuat tarik dan kuat lentur berturut turut menghasilkan kuat tarik maksimum sebesar 1,133 MPa dan kuat lentur maksimal sebesar 1,759 MPa. Untuk redaman bunyi, koefisen serapan bunyi beton agregat PET ini berada didalam kelas E, dimana koefisien serapan bunyi berkisar antara 0,1 - 0,3 dengan rentang frekuensi 250 - 2000 Hz. Berdasar penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari pengujian kuat lentur beton kurang memenuhi syarat, karena syarat lentur minimal adalah 10 MPa, sedangkan berdasar pengujian redaman suara beton ini dapat diklasifkasikan sebagai peredam suara dengan kelas sangat rendah, karena nilai minimum koefisien serap bunyi adalah 0,15.
PENGARUH VOLUME AGREGAT HALUS TERHADAP SIFAT SEGAR DAN KUAT TEKAN PADA HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE (HVFAC) Valentino Rio Andriawan; Stefanus Adi Kristiawan; Sunarmasto Sunarmasto
Matriks Teknik Sipil Vol 2, No 3 (2014): September 2014
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (671.964 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v2i3.37396

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh volume agregat halus terhadap karakteristik sifat segar dan kuat tekan pada beton yang memiliki kandungan fly ash dalam volume tinggi.Metodeyang dipakaidalampenelitianiniadalahmetodeeksperimen,yaitu membuatkomposisicampuranbetondengan variasi volume agregat halus yang ideal untuk menghasilkan campuranHigh Volume Fly Ash Concrete (HVFAC). Pengujianbetonsegar dilakukandengan5(lima)metode,yaitu :slump flowtest,j-ringflow test,l-box test,box type test danv-funneltest. Pengujianbetonkerasdilakukan terhadap kuat tekan silinder beton dengan menggunakan alat uji kuat tekan padaumur 7 hari, 28 hari, 56 hari serta90 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variasi agregat halus dengan kadar tertentu mempengaruhi sifat segar dari campuran beton. Pada penelitian ini dengan penambahan agregat halus, terdapat beberapa campuran beton yang memenuhi syarat sifat segar. Penambahan agregat halus pada kadar tertentu dapat menaikkan ataupun menurunkan kuat tekannya. Pada pengujian ini nilai kuat tekan yang paling tinggi yaitu pada variasi agregat halus 30%, untuk umur pengujian 7 hari, 28 hari, 56 hari serta 90 hari.
PENGARUH PENAMBAHAN VARIASI SERAT BENDRAT PADA BETON MUTU TINGGI TERHADAP KUAT GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN ABU SEKAM PADI DAN BESTMITTEL SEBAGAI BAHAN TAMBAH. Slamet Prayitno; Sunarmasto Sunarmasto; Edwin Bahtiar
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 4 (2016): Desember 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.168 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i4.37028

Abstract

Kuat geser adalah kekuatan suatu komponen struktur atas penampang yang berfungsi untuk meningkatkan kekakuan struktur dan menahan gaya-gaya lateral. Pengaruh-pengaruh geser yang timbul merupakan akibat dari torsi dan kombinasi torsi dengan lentur. Adanya ide penambahan abu sekam padi, serat bendrat, dan bestmittel ditujukan untuk meningkatkan mutu dan memperbaiki sifat-sifat beton itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan abu sekam padi, serat bendrat, dan bestmittel terhadap nilai P geser saat retak leleh awal dan P geser maksimum serta kapasitas geser pada beton. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen yang dilaksanakan di laboratorium Bahan UNS. Benda uji berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm untuk pengujian kuat tekan, 8 cm x 12 cm x 100 cm untuk pengujian kuat geser. Benda uji masing-masing berjumlah 4 buah pada uji tekan dan 3 buah untuk 1 variasi kadar serat bendrat pada uji geser. Persentase serat bendrat yang digunakan adalah 0%; 0,5%; 1%; 1,5%; dan 2%. Pengujian menggunakan alat CTM (Compression Testing Machine) untuk kuat tekan dan BMT (Bending Test Machine) untuk kuat geser. Perhitungan analisis menggunakan bantuan program Microsoft Excel. Dari analisis hasil penelitian didapatkan peningkatan nilai kuat tekan dengan kadar serat bendrat sebesar 0%; 0,5%; 1%; 1,5%; dan 2% adalah 37,64 MPa; 41,50 MPa; 45,47 MPa; 35,71 MPa; dan 30,02 MPa. Kadar optimum penambahan abu sekam padi, serat bendrat, dan bestmittel adalah pada kadar 0,77% berdasarkan grafik fungsi polinomial dengan nilai kuat tekan sebesar 43,22 MPa. Nilai kuat geser beton dengan kadar serat bendrat sebesar 0%; 0,5%; 1%; 1,5%; dan 2% adalah sebesar 16,25 kN; 17,92 kN; 22,50 kN; 15,00 kN; dan 14,58 kN. Kadar optimum penambahan abu sekam padi, serat bendrat, dan bestmittel adalah pada kadar 0,87% berdasarkan grafik fungsi polinomial dengan nilai kuat geser sebesar 19,66 kN.
PENGARUH AGREGAT LIMBAH GERABAH PADA SUSUT BETON NORMAL DAN BETON PERVIOUS DI LINGKUNGAN KERING DAN BASAH Ina Murwani Prasetyaningrum; Sholihin As'ad; Sunarmasto Sunarmasto
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2015): Maret 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (769.374 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v3i1.37340

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi kadar agregat limbah gerabah dengan variasi 0%, 25%, 50%, 75% dan 100% dari agregat kasar batu pecah terhadap susut beton normal dan pervious concrete di lingkungan kering dan basah, dan mengetahui pengaruh lingkungan air pada proses susut beton. Sebelum pengujian susut dilakukan, perlu dilakukan uji verifikasi kuat tekan beton normal, serta permeabilitas dan kuat tekan pervious concrete untuk memastikan apakah rancang campur telah sesuai dengan prakteknya. Pengujian susut dilakukan menggunakan demountable mechanical strain gauge selama 91 hari pada 60 benda uji. Pada beton normal dan pervious concrete di lingkungan kering, makin banyak kadar agregat gerabah, makin besar susut yang terjadi. Grafik perbandingan nilai susut pada setiap beton dengan penggunaan gerabah di lingkungan kering menunjukkan hubungan linier naik. Pada beton normal dan pervious concrete di lingkungan basah, makin banyak kadar agregat gerabah, makin kecil susut yang terjadi. Grafik perbandingan nilai susut pada setiap beton dengan penggunaan gerabah di lingkungan basah menunjukkan hubungan linier turun. Pada lingkungan basah, beton cenderung mengalami pengembangan dan susut yang terjadi jauh lebih sedikit dibandingkan pada beton di lingkungan kering. Pada kondisi kering, air pada pori-pori beton menguap sehingga beton menyusut. Pada kondisi basah, air cenderung mengisi pori-pori beton sehingga beton mengembang.
ANALISIS KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAMBU PETUNG TAKIKAN TIPE U JARAK 10 CM, PADA LEBAR TAKIKAN 2 CM TERHADAP TULANGAN BAJA Dhani Ulfa Dwi Nugrahani; Agus Setiya Budi; Sunarmasto Sunarmasto
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 3 (2015): September 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.957 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v3i3.37286

Abstract

Dewasa ini laju pertumbuhan penduduk di dunia menjadi semakin pesat, membuat angka pertumbuhan naik dari tahun ke tahun. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk terutama di Indonesia, membuat kebutuhan ekonomi menjadi naik, sehingga permintaan kebutuhan rumah dengan struktur yang aman dan ekonomis pun meningkat, sedangkan ketersediaan bahan baku biji besi untuk pembuatan tulangan baja yang merupakan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui semakin menipis dan langka, membuat harga tulangan menjadi naik. Para ahli struktur dunia telah meneliti kemungkinan penggunaan bahan lain dengan memanfaatkan bambu sebagai tulangan beton. Bambu merupakan tanaman yang mampu tumbuh dimana - mana dan kapasitas produksi bambu per tahunnya cukup melimpah. Bambu dipilih sebagai tulangan alternatif beton karena merupakan produk hasil alam yang renewable, murah, mudah ditanam, pertumbuhan cepat, dapat mereduksi efek global warming serta memiliki kuat tarik sangat tinggi yang dapat dipersaingkan dengan baja. Bambu mempunyai kekuatan tarik yang cukup tinggi, antara 100 - 400 MPa, setara dengan ½ sampai ¼ dari tegangan ultimate besi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis berapa kapasitas lentur balok beton bertulangan bambu petung takikan tipe "u" dengan jarak takikan 10 cm pada lebar takikan 2 cm. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan total benda uji 6 buah. Benda uji yang digunakan adalah balok beton berukuran 110 x 150 x 1700 mm. Tiga buah menggunakan tulangan baja, Tiga buah menggunakan tulangan bambu petung dengan dimensi 1650 x 20 x 5,2 mm menggunakan takikan tipe "U" dengan jarak takikan 10 cm pada lebar takikan 2 cm. Uji lentur dilakukan pada umur 28 hari dengan metode three point loading. Ditinjau dari kapasitas lenturnya, momen hasil pengujian balok bertulangan bambu petung takikan tipe U dengan jarak takikan 10 cm lebar 2 cm pun setara 38,11% terhadap balok dengan tulangan baja polos diameter 8 mm. Pola keruntuhan pada balok beton dengan tulangan baja maupun pada balok beton dengan tulangan bambu petung tipe "u" dengan jarak takikan 10 cm pada lebar takikan 2 cm terletak antara 1/3 bentang tengah. Keruntuhan yang demikian termasuk dalam keruntuhan lentur.
KAJIAN KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU ORI BERTAKIKAN TIPE "V" DENGAN JARAK TAKIKAN 6 CM DAN 7 CM PADA BETON NORMAL Hambali Hambali; Agus Setiya Budi; Sunarmasto Sunarmasto
Matriks Teknik Sipil Vol 2, No 3 (2014): September 2014
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.094 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v2i3.37422

Abstract

Penelitian kuat lekat tulangan bambu Ori bertakikan tipe "V" dengan jarak takikan 6 cm dan 7 cm pada beton normal bertujuan untuk mendapatkan nilai kuat lekat tulangan bambu sebagai bahan alternatif pengganti tulangan baja pada beton normal. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimental laboratorium. Benda uji berupa silinder diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Di bagian tengah benda uji ditanam tulangan dengan panjang penanaman 15 cm. Tulangan berupa baja dan bambu Ori. Tulangan bambu yang digunakan ada 2 variasi, yaitu bambu Ori bertakikan sejajar tipe"V" dengan jarak takikan 6 cm dan 7 cm. Kemudian dibandingkan hasilnya dengan tulangan baja polos diameter 8 mm. Dari hasil pengujian, diperoleh nilai kuat lekat rata-rata tulangan baja polos adalah 0,259 MPa. Kuat lekat rata-rata tulangan bambu Ori bertakikan sejajar dengan jarak 6 cm dan 7 cm berturut-turut adalah 0,0213 MPa dan 0,0225 MPa. Perbandingan nilai kuat lekat rata-rata tulangan bambu Ori bertakikan sebesar 13 kali terhadap tulangan baja polos. Kata kunci : kuat lekat, baja polos, bambu Ori bertakikan, beton normal.
Pengaruh Penambahan Serat Bendrat dan Abu Sekam Padi Terhadap Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah, dan Modulus Elastisitas Slamet Prayitno; Sunarmasto Sunarmasto; Taufik Eko Susanto
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 4 (2016): Desember 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v4i4.37055

Abstract

Beton serat didefinisikan sebagai beton yang dibuat dari campuran semen, agregat, air, dan sejumlah serat yang disebar secara random. Prinsip penambahan serat yang disebar merata kedalam adukan beton dengan orientasi random untuk mencegah terjadinya retakan beton yang terlalu dini di daerah tarik akibat panas hidrasi maupun akibat pembebanan. Bahan tambah abu sekam padi diharapkan dapat menambah mutu beton, karena abu sekam padi bersifat seperti pozzolan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan beton normal dengan beton berserat bendrat dan abu sekam padi ditinjau dari kuat tekan, kuat tarik belah dan modulus elastisitas.Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan total benda uji 54 buah. Benda uji terdiri dari beton normal tanpa bahan tambah, beton bahan tambah abu sekam padi serta beton bahan tambah serat bendrat dan abu sekam padi dangan variasi serat bendrat 0,5%, 1%, 1,5% dan 2. Benda uji yang digunakan adalah silinder beton dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm untuk pengujian kuat tekan, kuat tarik belah dan modulus elastisitas.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penambahan kadar serat bendrat dari 0,89% - 0,98% memberikan nilai maksimal dari kuat tekan, kuat tarik belah dan modulus elastisitas, masing-masing sebesar: 25.29 MPa; 2.41 MPa; 27968.73 MPa. Penambahan kadar serat bendrat diatas 1% tidak menunjukan kenaikan nilai yang signifikan bahkan cenderung menurun.