This Author published in this journals
All Journal Matriks Teknik Sipil
Claim Missing Document
Check
Articles

EVALUASI KEKUATAN DAN DETAILING TULANGAN KOLOM BETON BERTULANG SESUAI SNI 2847:2013 DAN SNI 1726:2012 (STUDI KASUS : HOTEL 7 LANTAI DI WILAYAH PEKALONGAN)chsan Toni Ulinnuha; Supardi Supardi; Sunarmasto Sunarmasto
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 4 (2016): Desember 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.89 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i4.37034

Abstract

Seiring terjadinya perkembangan ilmu dan teknologi dikarenakan kondisi di lapangan, maka peraturan-peraturan bangunan seperti SNI gempa dan SNI beton juga sering terjadi perubahan. Berdasarkan hal tersebut, evaluasi gedung-gedung yang direncanakan menurut SNI terdahulu perlu di evaluasi ulang untuk mengetahui bagaimana perbedaan dengan munculnya peraturan terbaru apakah masih aman atau tidak. Evaluasi bangunan diperoleh melalui metode analisis statik ekuivalen dengan program ETABS. Setelah pembebanan gempa sesuai peraturan SNI 1726:2012 didistribusikan ke struktur bangunan, kemudian tentukan defleksi maksimum masing-masing lantai untuk mendapatkan nilai simpangan antar lantai pada struktur bangunan tersebut. Berdasarkan analisis program ETABS untuk berbagai macam kombinasi pembebanan gempa dan gravitasi, didapatkan gaya dalam untuk masing-masing elemen struktur bangunan. Beberapa gaya dalam pada kolom tersebut yang nantinya akan dievaluasi kekuatan dan persyaratan detailling tulangannya berdasarkan SNI 2847:2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh simpangan antar tingkat untuk gedung hotel 7 lantai di Pekalongan (?) < ?a/?. Evaluasi elemen kolom eksisting memenuhi persyaratan geometri struktur kolom. Kekuatan lentur dan aksial kolom memenuhi persyaratan yaitu gaya luar berfaktor (Pu-Mu) masuk dalam diagram interaksi Pn-Mn, sehingga Pu < ?Pn dan Mu < ?Mn . Kekuatan geser nominal (Vn) pada kolom untuk semua kondisi memenuhi persyaratan Ve < ?Vn. Persyaratan detailing tulangan memanjang kolom memenuhi syarat 0,01Ag < Ast < 0,06Ag. Pada tulangan transversal untuk jarak spasi sengkang pada lo maupun di luar lo memenuhi persyaratan detailing dan panjang lo tulangan transversal juga memenuhi persyaratan detailing. Spasi pengikat silang atau kaki-kaki sengkang persegi pada lo memenuhi persyaratan detailing hx < 350 mm, sedangkan di luar lo lebih dari persayaratan detailing hx > 350 mm. Panjang sambungan lewatan untuk tulangan memanjang memenuhi persyaratan detailing sesuai SNI 2847:2013.
PENGARUH PANJANG SAMBUNGAN LEWATAN LEBIH DARI SYARAT SNI-2847-2013 TERHADAP KUAT LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANG TULANGAN BAJA ULIR Slamet Prayitno; Sunarmasto Sunarmasto; Hening Agustya
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 3 (2016): September 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.141 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i3.37098

Abstract

Struktur beton bertulang merupakan material komposit yang terdiri dari beton dan baja tulangan yang ditanam di dalam beton. Beton bertulang memiliki tulangan memanjang sebagai penulangan lentur yang berfungsi menahan gaya tarik yang bekerja. Elemen struktur yang panjang dan menerus membuat tulangan yang dipasang memerlukan penyambungan sesuai panjang yang direncanakan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh panjang sambungan lewatan terhadap kuat lentur pada balok beton bertulang tulangan baja ulir. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan variasi panjang sambungan lewatan yang digunakan adalah 300 mm, 325 mm dan 350 mm. Benda uji yang digunakan merupakan balok beton bertulang dengan lebar 80 mm, tinggi 120 mm dan panjang 1100 mm. Alat yang digunakan dalam pengujian kuat lentur adalah Bending Testing Machine yang ada di laboratorium bahan Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Hasil pengujian dalam penelitian ini adalah momen lentur yang terjadi lebih besar dari momen lentur yang disyaratkan, sehingga momen lentur hasil pengujian telah memenuhi syarat dengan menggunakan sambungan lewatan. Semakin panjang sambungan lewatan pada balok beton bertulang, maka semakin besar momen lentur yang dapat ditahan oleh balok beton bertulang tersebut. Pola retak yang terjadi merupakan retak lentur. Peningkatan beban aksial yang terjadi saat pembebanan menyebabkan peningkatan nilai lendutan dan pertambahan panjang retakan.
UJI PANEL SAMBUNGAN PURUS LURUS PADA PANEL BETON BERAGREGAT KASAR PET Afifah Afifah; Sunarmasto Sunarmasto; Edy Purwanto
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 4 (2017): Desember 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (624.048 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v5i4.36913

Abstract

Beton ringan merupakan salah satu bahan yang dipilih sebagai pengganti dinding non struktural. beton ringan adalah beton yang mengandung agregat ringan, seperti penggunaan limbah plastik PET (Polyethylene Terephthalate) sebagai pengganti agregat kasar. Penggunaan limbah plastik PET sebagai agregat kasar pada campuran beton mampu mengurangi jumlah sampah yang ada di sekitar sehingga bersifat ramah lingkungan. Untuk menjadi dinding utuh, beton ringan PET yang berbentuk panel harus disambung. Salah satu model sambungan yang cocok digunakan untuk material berbentuk papan atau lembaran adalah sambungan purus lurus. Pada skripsi ini disajikan uji panel sambungan purus lurus pada panel beton beragregat kasar pet. Tiga benda uji berbentuk panel sambungan dan tiga benda uji berbentuk panel utuh sebagai pembanding disiapkan. Masing masing benda uji telah ditambahkan kawat kasa (wiremesh) 25 mm ukuran 600 mm x 600 mm (panel utuh) dan ukuran 300 mm x 600 mm (panel sambungan). Panel utuh dicetak dengan ukuran 600 mm x 600 mm x 50 mm, sedangkan panel sambungan dicetak dalam dua model cetakan dengan ukuran 300 mm x 300 mm x 50 mm. Benda uji diuji beban pada umur 28 hari. Kurva hubungan beban-deformasi masing-masing benda uji dicatat dan dibandingkan. Berdasarkan pengujian, panel beton utuh mengalami retak pertama di kisaran 11,6667 kN dan mencapai beban maksimum di kisaran 22,8333 kN, sedangkan panel hasil penyambungan mengalami retak pertama pada kisaran 6,9333 kN dan runtuh pada kisaran 11,6333 kN. Penurunan yang terjadi sebesar 41% untuk kondisi retak pertama dan 49% pada beban ultimit. Terdapat penurunan energi absorpsi rata-rata sebesar 37% atau 34,8342 Joule. Panel beton utuh memiliki energi absorpsi rata-rata sebesar 94,0197 Joule, sedangkan panel hasil penyambungan memiliki energi absorpsi rata-rata sebesar 59,1855 Joule. Pada pelat beton utuh terdapat enam hingga delapan garis leleh. Untuk pelat hasil penyambungan terdapat minimal dua garis leleh yang menjalar ke arah samping. Hal ini dikarenakan daerah sambungan mengalami lendutan yang besar akibat beban, sehingga rusak dan runtuh terlebih dahulu lalu retak akan menjalar ke arah berlawanan dari posisi sambungan (sisi terpendek).
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BENDRAT TERHADAP KUAT TEKAN, PERMEABILITAS DAN PENETRASI PADA BETON RINGAN STYROFOAM Slamet Prayitno; Sunarmasto Sunarmasto; Ayu Setiyaningrum
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 1 (2017): Maret 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (722.386 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v5i1.36956

Abstract

Struktur beton ringan merupakan salah satu struktur yang memiliki berat jenis (density) lebih ringan daripada beton pada umumnya. Beton ringan banyak dimanfaatkan pada pembangunan saat ini. Selain harganya lebih terjangkau beton ringan dapat digunakan sebagai bahan bangunan aman terhadap gempa. Beton ringan biasanya memiliki berat jenis antara 1400-1800 kg/m³ dan kuat tekannya > 17,24 MPa. Dari penelitian sebelumnya diperoleh hasil bahwa dengan penambahan Styrofoam pada beton membuat campuran adukan beton memiliki kemudahan pengerjaan (workability) yang tinggi, lebih kedap air serta berat jenis beton lebih ringan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang dilaksanakan di laboratorium Bahan UNS. Benda uji berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm untuk pengujian kuat tekan, 7,5 cm x 15 cm untuk pengujian permeabilitas dan penetrasi.Persentase serat yang digunakan adalah 0%; 0,5%; 1%; 1,5%; dan 2%. Pengujian menggunakan alat CTM (Compression Testing Machine). Hitungan yang digunakan adalah analisis statistik dengan regresi linear pada batas elastis beton menggunakan program Microsoft Excel. Hasil penelitian nilai kuat tekan beton ringan mencapai nilai optimum pada penambahan serat bendrat 1,12% mengalami kenaikan sebesar 25,19%, permeabilitas pada penambahan serat bendrat 1,0% mengalami kenaikan sebesar 20,24%, penetrasi pada penambahan serat bendrat 4,22% mengalami kenaikan sebesar 15,35% dibandingkan dengan penambahan serat bendrat 0%.
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BENDRAT, ABU SEKAM PADI DAN BESTMITTEL TERHADAP KUAT TEKAN, MODULUS OF RUPTURE DAN KUAT KEJUT PADA BETON Slamet Prayitno; Sunarmasto Sunarmasto; RA Dinasty Purnomosari
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 4 (2016): Desember 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v4i4.37037

Abstract

Perkembangan dalam bidang kontruksi semakin berkembang, sehingga banyak tuntutan kebutuhan fasilitas infrastruktur yang maju. Struktur demikian membutuhkan beton yang memiliki kuat tekan lebih besar dari 6000 psi atau 41,4 MPa yang digunakan menopang komponen struktur dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan serat bendrat, abu sekam padi dan bestmittel terhadap sifat-sifat mekanik beton berupa kuat tekan, modulus of rupture dan kuat kejut (impact). Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang dilaksanakan di laboratorium Bahan UNS. Benda uji berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm untuk pengujian kuat tekan, Benda uji berbentuk balok dengan dimensi 10 cm x 10 cm x 50 cm untuk pengujian modulus of rupture dan benda uji berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 5 cm untuk pengujian kuat kejut (impact). Benda uji masing-masing berjumlah 4 buah untuk 1 variasi kadar penambahan serat kawat bendrat. Persentase serat yang digunakan adalah 0%; 0,5%; 1%; 1,5%; dan 2%. Pengujian menggunakan alat CTM (Compression Testing Machine) untuk pengujian kuat tekan, Bending Testing Machine untuk modulus of rupture dan Impact Drop Weight untuk pengujian ketahanan kejut (impact). Perhitungan yang digunakan adalah analisis statistik dengan regresi linear pada batas elastis beton menggunakan program Microsoft Excel. Hasil penelitian ini didapat kesimpulan bahwa penambahan serat kawat bendrat sebesar 1% dari berat beton, abu sekam padi dan bestmittel memberikan nilai optimum pada kuat tekan sebesar 42,14 MPa, modulus of rupture sebesar 2,65 MPa dan kuat kejut (impact) sebesar 3749,382 J (retak pertama); 4167,288 J (runtuh total).
KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 3 CM TIAP JARAK 15 CM Hevina Muhanifah; Agus Setiya Budi; Sunarmasto Sunarmasto
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 4 (2016): Desember 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.719 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i4.37064

Abstract

Semakin meningkatnya jumlah penduduk maka semakin meningkat pula kebutuhan bangunan/rumah. Salah satu komponen yang sering digunakan dalam pembuatan bangunan/rumah adalah balok beton bertulangan baja. Di daerah terpencil penggunaan baja sebagai tulangan menemui kendala yaitu akses yang sulit sehingga diperlukan material alternatif pengganti baja dengan material yang mudah didapat di daerah tersebut. Salah satu material alternatif pengganti baja sebagai tulangan adalah bambu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai kuat lentur balok beton tulangan bambu petung vertikal takikan tidak sejajar tipe U dengan lebar 3 cm tiap jarak 15 cm. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan benda uji berupa balok beton dengan panjang 1700 mm, lebar 110 mm, dan tinggi 150 mm. Di dalam balok tersebut ditanam tulangan bambu petung vertikal takikan tidak sejajar tipe U lebar 3 cm tiap jarak 15 cm dengan dimensi panjang 1650 mm, lebar 20 mm dan tebal 5 mm serta sebagai pembanding nilai kuat lentur balok beton bertulangan bambu dibuat pula balok beton dengan dimensi sama yang ditanam tulangan baja berdiameter 8 mm. Berdasarkan analisis hasil pengujian didapat nilai kuat lentur balok beton bertulangan bambu sebesar 4.1455 N/mm2 atau 33.5144 % dari nilai kuat lentur balok beton bertulangan baja yang besarnya 12.3693 N/mm2
PENGARUH SERBUK KACA TERHADAP KUAT TEKAN, PERMEABILITAS AIR, DAN PENETRASI AIR BETON MUTU TINGGI BERSERAT GALVANIS Slamet Prayitno; Sunarmasto Sunarmasto; Doddy Setyadi
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 3 (2016): September 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.02 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i3.37080

Abstract

Beton merupakan unsur yang sangat penting dan paling dominan sebagai material pada struktur bangunan. Banyak usaha dilakukan untuk mendapatkan beton dengan kualitas yang lebih tinggi dari beton konvensional biasa. Beberapa upaya yang dapat dilakukan seperti membuat beton berserat dan memberi bahan tambah pada campuran beton. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh serbuk kaca terhadap kuat tekan, permeabilitas air, dan penetrasi air beton mutu tinggi berserat galvanis. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Komposisi campuran menggunakan perbandingan berat 1:1,77:2,37, dengan fas sebesar 0,3 dan ukuran agregat maksimum 1,25 cm. Variasi persentase penggantian semen dengan serbuk kaca sebanyak 0%, 2%, 4%, 6%, dan 8% serta 1% serat galvanis terhadap berat campuran. Benda uji berbentuk silinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm untuk pengujian kuat tekan, silinder berdiameter 7,5 cm dan tinggi 15 cm untuk pengujian permeabilitas dan penetrasi. Pengujian dilakukan pada umur benda uji 28 hari. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kuat tekan beton mencapai nilai maksimum pada penambahan serbuk kaca 4,39% dengan kenaikan sebesar 14,36%, permeabilitas beton mencapai nilai minimum pada penambahan serbuk kaca 4,29% dengan penurunan sebesar 18,31%, penetrasi beton mencapai nilai minimum pada penambahan serbuk kaca 4,22% dengan penurunan sebesar 10,64% dibandingakan dengan penambahan serbuk kaca 0%.
PENGARUH DOSIS, ASPEK RASIO, DAN DISTRIBUSI SERAT TERHADAP KUAT LENTUR DAN KUAT TARIK BELAH BETON BERSERAT BAJA Ahmad Saifudin; Sholihin As&#039;ad; Sunarmasto Sunarmasto
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 2 (2015): Juni 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v3i2.37189

Abstract

Beton memiliki kuat tekan yang besar namun memiliki kuat tarik yang kecil dan bersifat getas. Kelemahan ini dapat dikurangi, salah satunya dengan menggunakan serat sebagai micro reinforcement. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh dosis, aspek rasio, dan distribusi serat terhadap kuat lentur dan kuat tarik belah beton berserat baja. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang dilakukan di laboratorium. Benda uji beton serat yang digunakan berjumlah 54 buah. Benda uji kuat lentur menggunakan balok dengan ukuran 10 cm x 10 cm x 40 cm, sedangkan benda uji kuat tarik belah menggunakan silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Jenis serat yang digunakan dalam penelitian ini adalah serat baja Dramix tipe RC 80/60 BN dan RC 65/35 BN. Dosis serat yang digunakan sebesar 20 kg/m3, 40 kg/m3, 60 kg/m3, dan 80 kg/m3. Beton diuji setelah berumur 28 hari. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan serat baja dengan berbagai dosis dapat meningkatkan kuat lentur dan kuat tarik belah. Peningkatan terbesar terjadi pada penggunaan dosis 80 kg/m3 yang mengalami peningkatan kuat lentur hingga 77,02% dan kuat tarik belah hingga 44,62%. Serat dengan aspek rasio besar memberikan kinerja yang lebih baik dalam hal kuat lentur dan kuat tarik belah dibandingkan serat dengan aspek rasio kecil. Kinerja beton serat juga dipengaruhi oleh distribusi serat dan jumlah serat di daerah retakan. Kinerja beton serat cenderung mengalami kenaikan seiring dengan bertambahnya jumlah serat.
ANALISIS KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAMBU PETUNG TAKIKAN TIPE U JARAK 5 CM Agus Setya Budi; Wisnu Anandta Sofyan; Sunarmasto Sunarmasto
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 4 (2015): Desember 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.621 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v3i4.37246

Abstract

Pada era globalisasi ini pertumbuhan penduduk meningkat sangat pesat seperti di Indonesia. Dengan meningkatnya jumlah penduduk maka meningkat pula kebutuhan perumahan. Pada krisis ekonomi saat ini maka dibutuhkan perumahan yang ekonomis terapi tetap aman dan nyaman. Kebutuhan penggunaan beton bertulang pun akan semakin meningkat seiring dengan semakin banyaknya permintaan pembangunan perumahan. Hal ini akan meningkatkan kebutuhan tulangan baja sebagai komponen utama struktur bangunan, sedangkan ketersediaan bahan dasar pembuatan baja (bijih besi) akan semakin terbatas karena merupakan salah satu sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, otomatis harga tulangan baja pun akan ikut meningkat karena menjadi langka untuk ditemui. Para ahli struktur dunia telah meneliti kemungkinan penggunaan bahan lain dengan memanfaatkan bambu sebagai tulangan beton. Bambu merupakan tanaman yang mampu tumbuh dimana - mana dan kapasitas produksi bambu per tahunnya cukup melimpah. Bambu dipilih sebagai tulangan alternatif beton karena merupakan produk hasil alam yang renewable, murah, mudah ditanam, pertumbuhan cepat, dapat mereduksi efek global warming serta memiliki kuat tarik sangat tinggi yang dapat dipersaingkan dengan baja. Bambu mempunyai kekuatan tarik yang cukup tinggi, antara 100 - 400 MPa, setara dengan ½ sampai ¼ dari tegangan ultimate besi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis berapa kapasitas lentur balok beton bertulangan bambu petung takikan tipe "u" dengan jarak takikan 5 cm pada lebar takikan 1 cm dan 2 cm. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan total benda uji 15 buah. Benda uji yang digunakan adalah balok beton berukuran 110 x 150 x 1700 mm. Lima buah menggunakan tulangan baja, 10 buah menggunakan tulangan bambu petung dengan dimensi 1650 x 20 x 5,2 mm menggunakan takikan tipe "U" dengan jarak takikan 5 cm pada lebar takikan 1 cm dan 2 cm. Uji lentur dilakukan pada umur 28 hari dengan metode three point loading. Ditinjau dari kapasitas lenturnya, momen hasil pengujian balok bertulangan bambu petung takikan tipe U dengan jarak takikan 5 cm lebar 10 mm setara 49.76% sedangkan balok bertulangan bambu petung takikan tipe U dengan jarak takikan 5 cm lebar 20 mm pun setara 44.42% terhadap balok dengan tulangan baja polos diameter 8 mm. Pola keruntuhan pada balok beton dengan tulangan baja maupun pada balok beton dengan tulangan bambu petung tipe "u" dengan jarak takikan 5 cm pada lebar takikan 1 cm dan 2 cm terletak antara 1/3 bentang tengah. Keruntuhan yang demikian termasuk dalam keruntuhan lentur.
Pengaruh Panjang Sambungan Lewatan Kurang dari Syarat SNI-03-2847-2013 pada Balok Beton Bertulang dengan Tulangan Baja Ulir Terhadap Kut Lentur Slamet Prayitno; Sunarmasto Sunarmasto; Henri Riyanti
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 4 (2016): Desember 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.714 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i4.37032

Abstract

Perkembangan zaman semakin maju, struktur bangunan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Struktur beton bertulang merupakan salah satu struktur yang sangat diandalkan kekuatannya saat ini dan banyak dimanfaatkan pada pembangunan. Panjang lewatan yang dibutuhkan harus diperhitungkan untuk menghindari keruntuhan atau kegagalan sambungan. Kebutuhan panjang lewatan berhubungan dengan panjang penyaluran tegangan (ld) yang bertambah sesuai dengan peningkatan tegangan. Panjang penyaluran adalah panjang penambatan yang diperlukan untuk mengembangkan tegangan luluh pada tulangan yang merupakan fungsi tegangan luluh baja (fy), diameter tulangan (db), dan tegangan lekat. Pada penelitian ini panjang sambungan yang akan diteliti adalah dibawah dari nilai standar yang tercantum pada SNI 03-2847-2013. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen yang dilaksanakan di laboratorium Bahan UNS. Benda uji berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm untuk pengujian kuat tekan, dan balok beton bertulang dengan dimensi 80 x 120 x 1100, dengan variasi panjang sambungan lewatan 250 mm, 275 mm, 300 mm, dan tanpa sambungan lewatan (utuh). Pada adukan beton normal pada penelitian ini digunakan bahan tambah superplasticzier dan bestmittel. Nilai momen nominal untuk variasi panjang sambungan 250 mm, 275 mm, 300 mm, adalah sebesar 3,97 kNm, 4,40 kNm, 4,40 kNm. Balok beton bertulang dengan panjang sambungan lewatan 300 mm merupakan panjang sambungan standar yang disyaratkan. Balok beton bertulang tanpa sambungan (utuh) digunakan sebagai balok referensi. Nilai momen nominal terbesar terdapat pada balok beton bertulang tanpa sambungan dengan nilai momen nominal sebesar 6,30 kNm. Nilai momen berdasarkan hasil analisis yang sesuai pada persyaratan SNI-2847-2013 lebih kecil dari momen nominal hasil pengujian yaitu sebesar 4,049 kNm.