Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Kaligrafi Arab pada Jimat dalam Perspektif Seni, Magi, dan Religi Agung Zainal Muttakin Raden; Mohamad Sjafei Andrijanto; Wirawan Sukarwo
CaLLs: Journal of Culture, Arts, Literature, and Linguistics Vol 5, No 1 (2019): CaLLs, Juni 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1425.675 KB) | DOI: 10.30872/calls.v5i1.1717

Abstract

Cirebon yang merupakan pusat penyebaran Agama Islam di Pulau Jawa, memiliki masyarakat yang dinamis dan heterogen. Percampuran budaya pada masyarakat Cirebon menjadikan Cirebon sebagai wilayah yang memiliki budaya campuran. Di Cirebon, percampuran budaya ini menghasilkan pergeseran yang dikenal dengan istilah Srabad yang memiliki arti mingser saking abad artinya bergesernya abad, dari masa klasik menuju masa Islam. Penelitian ini akan mengurai kaligrafi Arab yang terdapat pada jimat melalui perspektif seni, magi dan religi. Ketiga komponen ini akan berelasi satu dengan lainnya. Penelitian ini menggunakan visual metodologi dengan tujuan untuk menganalisis elemen-elemen visual yang terdapat dalam jimat melalui pendekatan estetika serta pendekatan budaya. Hasil dari penelitian ini akan mengungkap bahwa makna seni, magi dan religi pada kaligrafi Arab yang terdapat dalam jimat merupakan cerminan ideologi dan budaya masyarakat Cirebon. Cirebon as the center of dissemination of Islam in Java Island, has a dynamic and heterogeneous society. Multicultural influence in the Cirebon community develops Cirebon as an area that has a mixed culture. In Cirebon, the mixture of culture resulted in a social change in the area which is known as Srabad or mingser saking abad means the shift of the century, from the classical age to the time of Islam. This research will break down Arabic calligraphy found in jimat through artistic, magic and religious perspectives. These three components will relate to one another. This study uses visual methodology with the aim of analyzing the visual elements contained in the talisman or jimat through aesthetic and cultural approaches. The result of this study shows that the meaning of art, magic, and religion found in Arabic calligraphy contained in the talisman or jimat is a reflection of the ideology and culture of Cirebon society.
Sampul Buku Cergam Cenderawasih sebagai Dongeng Rakyat Papua Dita Anggraeni Puspitasari; Winny Gunarti widya Wardani; Wirawan Sukarwo
Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya Vol 1, No 02 (2019): Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.042 KB) | DOI: 10.30998/vh.v1i02.26

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk merancang sampul buku cergam Cenderawasih sebagai dongeng rakyat Papua untuk menarik daya tarik anak-anak dalam memilih buku bacaan. Metode yang dilakukan adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan membuat deskripsi berdasarkan fakta-fakta yang berasal dari studi pustaka, observasi dan wawancara. Pada umumnya, hal yang pertama kali dilihat oleh pembaca adalah sampul dari buku tersebut. Sampul buku dapat menentukan apakah pembaca tertarik atau tidak untuk membaca isinya. Oleh karena itu, perancangan sampul buku cergam Cenderawasih ini merupakan upaya peneliti dalam menarik minat para remaja untuk membaca dongeng Cenderawasih dari Papua. Buku cergam Cenderawasih ini menceritakan kisah seorang anak Papua yang berubah menjadi burung khas Papua dengan bulunya yang indah dikarenakan sifat kesabaran hatinya.
Figurative Calligraphy: Artistic, Magic, and Religious Aspect of the Cirebon Glass Painting Agung Zainal Muttakin Raden; Mohamad Sjafei Andrijanto; Wirawan Sukarwo
Cultural Syndrome Vol 1, No 1 (2019): Cultural Syndrome
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (896.346 KB) | DOI: 10.30998/cs.v1i1.17

Abstract

Cirebon glass painting is a particularly famous artwork related to Islamic art in Indonesia. Aside from its aesthetic values, Cirebon glass painting also contained the symbol and message behind its ornaments. Figurative calligraphy with Arabic script is frequently used by glass painting artisans to make Cirebon glass painting. The resulted figurative calligraphy can take form resembling those of human figure, plants, animals, wayang, and the imaginary entity or particular symbols. As it is, Cirebon is one of the busiest port city in Java island. Therefore, many cultural exchanges happened by the interaction of many nationalities visiting Cirebon which later on assimilated to the local culture. This makes Cirebon glass painting unique since it was influenced by a mixture of cultures. This research focused on the elements that are contained on the Cirebon glass painting based on the artistic, magic, and religious aspect. The result in this research has an implication to expose the symbols, message and meaning behindCirebon glass painting and its synergy with the artistic, magic, and religious aspect that makes Cirebon glass painting survived and still doing well in Cirebon society nowadays.
DESAIN ORNAMEN MASJID SEBAGAI MEDIA KONSERVASI KEBUDAYAAN BETAWI: Studi Kasus Masjid Raya Baitul Ma`mur, Srengseng Sawah Wirawan Sukarwo
Deiksis Vol 4, No 02 (2012): Deiksis
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (595.172 KB) | DOI: 10.30998/deiksis.v4i02.455

Abstract

Masyarakat Betawi yang tinggal di kota besar seperti Jakarta menghadapi langsung tantangan terkait eksistensi kebudayaan mereka. Salah satu artefak kebudayaan yang semakin terancam eksistensinya adalah ragam hias. Masjid sebagai produk akulturasi antara Islam dengan kebudayaan Betawi memiliki peran yang sangat strategis dalam konteks konservasi kebudayaan lokal. Aplikasi desain ornamen yang berorientasi kebudayaan lokal pada Masjid Raya Baitul Ma`mur merupakan media konservasi kebudayaan betawi di era globalisasi seperti hari ini.Kata kunci : ornamen, ragam hias, kebudayaan Betawi, Islam
SEMIOTIKA VISUAL: PENELUSURAN KONSEP DAN PROBLEMATIKA OPERASIONALNYA Wirawan Sukarwo
Jurnal Desain Vol 1, No 01 (2013): Jurnal Desain
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.519 KB) | DOI: 10.30998/jurnaldesain.v1i01.686

Abstract

Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem Ikonisitas merupakan gabungan dari ketiga naskah buku Kris Budiman sebelumnya. Buku ini berisi naskah dari dua buku kecil tentang semiotika milik Kris, yaitu Semiotika Visual (2004), dan Ikonisitas: Semiotika Sastra dan Seni Visual (2005). Pada bagian akhir buku ini, diberikan suplemen berupa Kosa Semiotika, semacam daftar istilah dan nama tokoh terkait hutan belantara semiotika. Kosa semiotika itu sendiri sudah pernah dibukukan pada 1999 oleh Kris Budiman. Dengan kata lain, membaca buku ini artinya membaca tiga buah buku sekaligus.
Krisis Identitas Budaya: Studi Poskolonial pada Produk Desain Kontemporer Wirawan Sukarwo
Jurnal Desain Vol 4, No 03 (2017): Jurnal Desain
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (870.139 KB) | DOI: 10.30998/jurnaldesain.v4i03.1869

Abstract

Pembentukan identitas nasional di tengah tingginya diversitas budaya merupakan polemik bangsa bekas terjajah, seperti Indonesia. Krisis identitas yang melanda tersebut disebabkan oleh tiga faktor, yaitu konsep identitas, politik kebudayaan, dan kapitalisme global. Sebagai bangsa bekas terjajah, Indonesia masuk ke fase penjajahan baru yang tidak lagi bersifat fisik melainkan mental. Teori poskolonial membantu para praktisis desain untuk mengurai dan membangun kesadaran kolektif akan situasi krisis ini. Melalui konsep hibridisasi budaya dan mimikri, produk-produk desain kontemporer memberikan ruang untuk mengaktualisasikan narasi kebudayaan daerah yang terpinggirkan. Pada titik inilah, produk desain komunikasi visual dapat menjadi juru bicara kelompok subaltern dalam konteks kebudayaan daerah.
PENDEKATAN KELAS MENENGAH MUSLIM PADA DESAIN: STUDI KASUS SAMPUL BUKU PENERBIT QULTUM MEDIA Wirawan Sukarwo
Jurnal Desain Vol 3, No 01 (2015): Jurnal Desain
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (533.785 KB) | DOI: 10.30998/jurnaldesain.v3i01.591

Abstract

Diskursus kelas menengah di Indonesia menghadirkan fenomena konservatisme pada nilai-nilai religi di tengah konsumerisme. Akses yang kuat pada ruang-ruang gaya hidup tumbuh selaras dengan ketaatan pada nilai-nilai agama. Kombinasi kedua hal ini melahirkan kelas menengah muslim di Indonesia. Kelas menengah muslim hadir sebagai ekses dari keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi dan pendidikan. Salah satu gaya hidup kelas ini adalah membeli dan membaca buku-buku Islami. Qultum Media adalah salah satu penerbit yang menggunakan pendekatan kelas menengah muslim dalam mendesain sampul buku mereka. Teori habitus dan modal budaya ala Pierre Bourdeu bisa digunakan dalam menganalisis strategi desain dari Qultum Media di tengah persaingan industri penerbitan buku-buku Islam.
Hambatan Integrasi Identitas Muslim di Barat: Penelusuran Konsep Humanisme, Perang Salib, dan Tantangan Masa Depan Wirawan Sukarwo
Human Narratives Vol 2, No 1 (2020): Human Narratives
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.121 KB) | DOI: 10.30998/hn.v2i1.584

Abstract

Sejak peradaban Barat menjadikan humanisme sebagai acuan tata nilai dalam membentuk kehidupan bermasyarakat mereka, terjadi banyak konfrontasi dengan komunitas Islam. Humanisme yang kemudian melahirkan perlindungan terhadap kebebasan berekspresi sering kali masuk ke wilayah penistaan nilai keagamaan (blasphemy). Artikel ini mencoba menelusuri titik tengkar yang melahirkan hambatan integrasi identitas muslim di Barat. Riset yang dilakukan berjenis kualitatif deskriptif dengan metode penelusuran literatur. Perbandingan humanisme Barat dan Islam dalam artikel ini dilakukan dengan menggunakan studi komparasi yang digagas Ali Syariati. Berdasarkan hasil penelusuran, terdapat perbedaan mendasar yang sulit dikompromikan antara humanisme Barat dan Islam, serta trauma Perang Salib yang masih terasa. Hal tersebut perlu dipahami dengan baik agar bisa memunculkan kesadaran untuk menekan intensitas konflik antara masyarakat Barat dengan komunitas muslim di wilayah mereka.
DISINTEGRASI DAN RADIKALISME: TANTANGAN AKTUALISASI PANCASILA DI TENGAH RIVALITAS NASIONALISME SEKULAR DAN RELIGIUS Wirawan Sukarwo
JAGADDHITA: Jurnal Kebhinnekaan dan Wawasan Kebangsaan Vol 1, No 1 (2021): Jagaddhita: Jurnal Kebhinnekaan dan Wawasan Kebangsaan
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.036 KB) | DOI: 10.30998/jagaddhita.v1i1.809

Abstract

Sebagai sebuah falsafah bernegara, Pancasila dianggap sudah final dan mengikat. Namun, terdapat dualisme dalam penafsiran Pancasila di tengah masyarakat yang terbelah menjadi kelompok nasionalis sekular dan religius. Situasi ini beririsan dengan krisis identitas yang terus melanda bangsa bekas terjajah seperti Indonesia. Corak nasionalisme sekular yang dominan sejak era Orde Baru telah memunculkan resistansi dari kelompok nasionalis religius tatkala gejala serupa juga muncul di banyak belahan dunia. Resistansi yang semakin kuat ini bisa berujung pada radikalisme kelompok yang mengancam integrasi nasional. Makalah ini didasarkan pada penelitian berjenis kualitatif dengan metode studi kepustakaan. Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan berupa tantangan faktual terkait aktualisasi Pancasila dalam bentuk rivalitas kelompok nasionalis religius dan sekular dalam konteks politik praktis di Indonesia. Rivalitas tersebut memiliki akar yang kuat pada dualisme penafsiran Pancasila itu sendiri serta bisa menjadi awal dari radikalisme yang mengancam integrasi bangsa.
Perancangan Logo dan Kemasan sebagai Identitas Visual UMKM Bandeng Presto Kresya Nunu Nugraha; Muhammad Iqbal Qeis; Wirawan Sukarwo
Cipta Vol 1, No 2 (2022): Cipta
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (817.766 KB) | DOI: 10.30998/cipta.v1i2.1657

Abstract

Bandeng presto merupakan makanan yang dibuat dari ikan bandeng yang dibumbui dengan bawang putih, kunyit, dan garam. Bandeng presto merupakan pengembangan proses pengolahan yang berasal dari pemindangan. Salah satu usaha yang menjual bandeng presto ini adalah UMKM Kresya yang terletak di Tangerang Selatan. Bandeng Presto Kresya ini memiliki keunggulan dari kualitas makanan yang tinggi dan rasa khas yang merupakan poin utama dari fokus penjualan di UMKM ini. Namun, UMKM bandeng presto ini mempunyai kekurangan dari segi visual di sisi logo dan kemasan. Kemasan produk hanya terbuat dari pembungkus biasa dan kertas HVS yang diberi label berupa nama produk dan gambar ikan sederhana. Penelitian ini bertujuan untuk merancang identitas visual UMKM bandeng presto Kresya di Tangerang Selatan melalui proses branding yang terkonsep. Hasil yang dicapai adalah logo UMKM bandeng presto serta penerapan logo tersebut dalam kemasan dan media lainnya sebagai bagian dari identitas visual khas UMKM.