Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Evaluasi Atribut Kualitas Layanan Online Meeting Google Meet Menurut Persepsi Pengguna dengan Metode IPA-Kano dan Partial Least Square-Structural Equation Modelling (PLS-SEM) Raden Rahmat Munadhiaksa; Hari Supriyanto
Jurnal Teknik ITS Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v10i2.69945

Abstract

Pandemi COVID-19 menimbulkan peningkatan penggunaan layanan online meeting sebagai konsekuensi dari kebijakan Physical Distancing di seluruh dunia. Salah satu layanan yang populer digunakan untuk online meeting adalah google meet. Meskipun populer, layanan ini masih kalah saing dengan beberapa kompetitor terlihat dari posisi layanan ini dalam competitive matrix masih berada dalam posisi 7 dari 15 layanan dalam kuadran leader dengan nilai yang ketat dengan kompetitor. Hasil analisis karakteristik atribut menggunakan metode IPA-Kano menunjukan bahwa dari 23 atribut kualitas terdapat 5 atribut yang harus dimiliki layanan agar tetap bertahan dalam persaingan (survival) , 8 atribut yang menjadi senjata utama untuk memenangkan persaingan (main weapon), 1 atribut yang dapat menimbulkan ketidakpuasan pengguna apabila dibiarkan tidak memberi pelayanan terbaik (chronic disease), 3 atribut yang memiliki potensi terpendam untuk meningkatkan kepuasan pengguna (rough stone), serta 5 atribut indifferent, atribut yang keberadaannya tidak memengaruhi kepuasan pengguna. Hasil analisis PLS-SEM menunjukkan bahwa kualitas berpengaruh tidak langsung terhadap daya saing melalui nilai dirasakan dan kepuasan. Rekomendasi perbaikan kualitas yang diberikan dalam penelitian ini diantaranya meningkatkan promosi fitur virtual whiteboard, menambahkan fitur papan virtual whiteboard dan meeting layout sebagai menu utama, serta menambahkan fitur direct- document sharing dalam layanan.
Peningkatan Kualitas Produksi Pupuk Organik P-126 Dengan Menggunakan Metode Lean Manufacturing (Studi Kasus : PT. Molindo Raya Industrial) Muhammad Desryadi Ilyas; H. Hari Supriyanto
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (620.863 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v5i2.18408

Abstract

PT. Molindo Raya Industrial merupakan perusahaan penghasil pupuk organik P-126 yang berlokasi di Lawang, Kabupaten Malang dengan kapasitas produksi lebih dari 10.000 ton per tahun. Untuk memenangkan persaingan di bidang produksi pupuk organik, perusahaan dituntut untuk melakukan peningkatan kualitas proses produksi secara berkelanjutan dengan mereduksi waste yang ada. Meskipun produksi pupuk organik P-126 di PT. Molindo Raya Industrial mengalami peningkatan, namun masih terdapat beberapa waste, diantaranya waiting yang disebabkan oleh breakdown mesin produksi yang mengakibatkan kerugian perusahaan lebih dari Rp. 500.000.000 per tahun. Waste kedua ialah defect berupa granul yang tidak memenuhi spesfikasi diameter, material hasil cleaning dan karung finished good yang sobek dan waste ketiga ialah over production yang mengakibatkan kerugian perusahaan lebih dari Rp. 400.000.000 per tahun. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan perbaikan dengan menggunakan metode lean manufacturing yang fokus dalam mereduksi waste dan non value added activity. Pada penelitian ini menggunakan framework DMIC six sigma, tahapan pertama ialah tahap define untuk mengidentifikasi permasalahan dengan menggunakan tools Big Picture Mapping, Activity Classification dan identifikasi waste berdasarkan E-DOWNTIME. Tahapan kedua ialah measure yang digunakan untuk mengukur kerugian perusahaan yang diakibatkan adanya waste. Selanjutnya adalah tahap analyze menggunakan tools 5 Why’s dan FMEA untuk mengetahui root cause adanya waste, kemudian tahap terakhir ialah tahap improve, pada tahap improve dilakukan penyusunan dan pemilihan alternatif usulan perbaikan dengan mengunakan pendekatan value engineering. Usulan perbaikan terpilih dalam upaya meningkatkan proses produksi pupuk organik P-126 diantaranya mengevaluasi penjadwalan preventif maintenance mesin produksi, menyusun penjadwalan mesin produksi yang kritis, evaluasi SOP dan penerapan SOP, melaksanakan pelatihan untuk operator dan karyawan dan perbaikan sistem demand forecasting.
Peningkatan Kualitas Manufaktur Produk Circuit Breaker-Arc Chute HARI SUPRIYANTO; M. FERDIAN RAHMA SUPRIYANTO
ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika Vol 8, No 2 (2020): ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektro
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/elkomika.v8i2.324

Abstract

ABSTRAKSektor industri kecil dan menengah (IKM) berkontribusi cukup besar dalam perkembangan perekonomian Indonesia. Salah satu IKM yang bergerak di sektor ini adalah usaha circuit breaker. Mereka memiliki permasalahan defect produk. Lean sixsigma dipakai sebagai pendekatan improvement yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dengan cara mengurangi variasi produk. Tiga alternatif solusi, yaitu pelatihan staff, pengadaan fasilitas, dan modifikasi fasilitas. Alternatif perbaikan yang paling optimal untuk setiap proses adalah pelatihan untuk karyawan blanking dan pelatihan untuk karyawan electroplating. Alternatif perbaikan yang dipilih selanjutna diterapkan dengan tujuan meningkatkan sigma level dan mengurangi biaya kualitas. Penerapan alternatif menunjukkan kenaikan nilai sigma untuk proses blanking dari 3.96 sigma menjadi 4.05 sigma. Sedangkan untuk proses electroplating terjadi kenaikan nilai sigma dari 3.20 sigma menjadi 3.51 sigma.Kata kunci: lean, waste, Sixsigma, defect, RCA, FMEA ABSTRACTThe industrial sectors of small and medium enterprises (SMEs) have a considerable contribution to economic development in Indonesia. One SMEs engaged in the business sector is the circuit breaker. The main problem occurs the defected product is quite high and needs improvement, to increase product quality. Lean six sigma is used as improvement approach aimed at improving quality by reducing the variety of products. There are three alternative solutions, namely the training of staff, the purchase of the facility, and modification of the facility. The most optimal alternative for each process is blanking worker training and electroplating worker training. Training in both processes, then applied to increase sigma levels and reduce quality costs. Alternative implementations showed an increasing sigma value for blanking process from 3.96 sigma becomes 4.05 sigma. As for the electroplating process an increasing rate from 3.20 sigma becomes 3.51 sigma. Keywords: lean, waste, Sixsigma, defect, RCA, FMEA
PERBAIKAN PROSES PRODUKSI UKM TUSUK SATE SANANKERTO DENGAN PENDEKATAN LEAN Nani Kurniati; Dewanti Anggrahini; Rindi Kusumawardani; Yudha Prasetyawan; Putu Dana Karningsih; Udisubakti Ciptomulyono; Maria Anityasari; Novi Dwijayanti; Hari Supriyanto; Valiana Gamma Krestanti; Fauzillah Indriani; Inggrit Febriani Sulistiono Putri; Dewinta Cahya Mardiatilla
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2020: 3. Kapasitas Daya Saing UMKM dan BUMDES
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (683.332 KB) | DOI: 10.18196/ppm.33.230

Abstract

Desa Sanankerto di Malang memiliki hutan bambu yang luas. Potensi alam ini dipergunakan olehmasyarakat sekitar untuk memproduksi produk berbahan dasar bambu, salah satunya adalah produk tersebutadalah tusuk sate. Salah satu usaha kecil yang menghasilkan tusuk sate telah beroperasi selama kurang lebih7 tahun, namun selama ini mengalami kesulitan untuk memenuhi pesanan dari pelanggan. Hal inidisebabkan karena terdapat aktivitas-aktivitas yang tidak efisien sehingga menimbulkan pemborosan waktu.Untuk itu, dipergunakan pendekatan Lean untuk dapat mengindentifikasi aktivitas yang tidak bernilaitambah, mencari sumber penyebab dan kemudian merumuskan rekomendasi untuk dapat mengurangi ataumenghilangkannya. Berdasarkan hasil mapping proses dengan cara observasi, pembuatan Flow ProcessChart dan Value Stream Mapping diketahui masalah yang utama adalah proses pengeringan merupakanwaktu proses yang terpanjang sehingga berpotensi sebagai bottleneck. Selain itu, terdapat masalah seringnyaterjadi kecelakaan kerja dan keseluruhan proses yang dilakukan secara manual. Hasil dari studi inimerekomendasikan agar UKM melakukan perubahan layout, mengembangkan alat bantu untuk proseshandling bahan baku dan meningkatkan keamanan dalam melakukan proses produksi. Pengaplikasian
PENINGKATAN DAYA SAING USAHA KECIL TEMPE KEDIRI DENGAN KAIZEN Putu Dana Karningsih; Mokh Suef; Rindi Kusumawardani; Dewanti Anggrahini; Yudha Prasetyawan; Novi Dwi Jayanti; Hari Supriyanto; Benhard Panangian; Rizaldy Rizki Pratama; Atmam Abdha Arianandha; Fauziyah Fatma Ningrum; Yusita Mega Kuncoro; Sherina Amalia Permatasari
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2020: 3. Kapasitas Daya Saing UMKM dan BUMDES
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (712.377 KB) | DOI: 10.18196/ppm.33.232

Abstract

Tempe merupakan makanan tradisional masyarakat Indonesia yang sarat protein, vitamin dan jugamineral. Masyarakat Jawa Timur merupakan konsumen tempe terbesar di Indonesia. Dengan potensipasar yang sedemikian besar, maka Usaha Kecil Tempe di Jawa Timur harus dapat memperbaiki prosesterus menerus agar dapat memenuhi kebutuhan pasar baik secara kuantitas maupun kualitas. Studi inibertujuan untuk memberikan rekomendasi kepada sebuah Usaha Kecil Tempe di Kediri untuk dapatmeningkatkan kuantitas produksi dengan cara menghilangkan atau mereduksi kegiatan yang tidak bernilaitambah. Saat ini, proses produksi tempe masih dilakukan secara manual tanpa memperhatikan aliranproses. Untuk itu, diusulkan perbaikan dengan menggunakan prinsip Kaizen yang bertujuan untukmelakukan perbaikan secara bertahap dan berkelanjutan. Usulan perbaikan adalah berupa perubahan tataletak proses produksi dan aplikasi prinsip karakuri pada proses produksinya. Dengan implementasirekomendasi maka diprediksi dapat meningkatkan kapasitas produksi tempe, dimana waktu produksimenjadi lebih singkat kurang lebih 20%.
Improving The Quality Of Manufacturing Products With The Application Of Lean Six-Sigma H Harisupriyanto; Yudha Prasetiawan; M Ferdian Rahma Supri
SENATIK STT Adisutjipto Vol 5 (2019): Peran Teknologi untuk Revitalisasi Bandara dan Transportasi Udara [ISBN 978-602-52742-
Publisher : Institut Teknologi Dirgantara Adisutjipto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28989/senatik.v5i0.297

Abstract

Product quality is an important factor that underlies the consumer's decision to choose the desired product and service. Quality can initially be determined by the company, but in subsequent developments, quality planning must pay attention to the wants and needs of consumers. In providing excellent service to customers, the company needs to apply the concept of lean thinking, intending to reduce waste. A methodology is needed that can reduce product variations and production process errors with the Six Sigma methodology. The second application is often called Lean Six Sigma. This paper aims to improve the quality of fluid carrier tank products. The number of defective products, mainly on welding, cutting and bending process, so rework is needed that causes companies to suffer losses. The company expects to reduce product defects by less than 5%. The welding, cutting and bending process are the highest contributor to defective products, so that process improvement is limited to these processes. The process of welding, cutting and bending process is considered a major problem, so the main concern for quality improvement is for the main problem. Sigma, the initial welding, cutting and bending process in a sequence is quite good. The target to be achieved is to increase the sigma value of both processes. The alternative is chosen, namely creating and supervising SOPs, and training to improve the skills, knowledge, and abilities of each employee. These alternatives can increase the sigma value from the initial conditions from 2.93 to 3.20. The increase in sigma value indicates a decrease in the level of defects per million opportunities (DPMO). 
Slaughterhouse Waste Treatment Equipment to Produce Plant Fertilizer and Fish Feed Rindi Kusumawardani; Putu Dana Karningsih; Nani Kurniati; Moses Laksono Singgih; Hari Supriyanto; Sutikno Sutikno; Dwa Desa Warnana; Irene Malilung Sitanggang
IPTEK Journal of Proceedings Series No 1 (2023): The 1st International Conference on Community Services and Public Policy (ICCSP) 2022
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23546026.y2023i1.16362

Abstract

Chicken slaughter process waste is divided into two types, solid waste and liquid waste. Almost all of the waste generated by the chicken slaughter process can be reused. Lately, Vocational High School in Pasuruan, East Java, has Livestock Agribusiness unit that made a waste treatment program to deal with the problem of waste from the surrounding chicken slaughter process. However, some chicken slaughter process waste cannot be reprocessed and is directly dumped into the sewer due to limited technology. The type of waste that cannot reprocess is blood and chicken feather waste. This research aims to process the waste into high-quality fish food by applying the principle of automation and integrating machines with existing chicken cutting machines. The application of this appropriate technology begins with observing the existing conditions and the process of designing, manufacturing, and testing equipment carried out at Vocational High School in Pasuruan. The research resulted in designing and manufacturing machines that support waste treatment of blood and chicken feathers from Livestock Agribusiness. The machine design consists of three main components: a blood and chicken feather grinder, a vertical mixer, and a fish feed press machine. The expectations of this machine design will support productivity and concern for waste management, which can also build environmentally friendly standards in the Livestock Agribusiness unit of Vocational School in Pasuruan.
Perancangan Mesin Kukus dan Oven Konveyor Sebagai Inovasi Pengolahan Limbah Rumah Potong Ayam Menjadi Tepung Darah dan Tepung Bulu Rindi Kusumawardani; Nani Kurniati; Irene Malilung Sitanggang; Moses Laksono Singgih; Hari Supriyanto; Sutikno; Dwa Desa Warnana
Sewagati Vol 7 No 5 (2023)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26139960.v7i5.555

Abstract

Limbah proses pemotongan ayam secara umum terdiri dari limbah padat dan cair. Hampir semua limbah dari proses pemotongan ayam dapat dimanfaatkan kembali. SMKN 1 Grati adalah sekolah vokasi di Pasuruan, yang memiliki unit Agribisnis Peternakan. Namun, masih belum adanya penanganan khusus terhadap beberapa limbah dari proses pemotongan ayam, dimana saat ini limbah hanya dibuang begitu saja ke saluran pembuangan. Penelitian ini bertujuan untuk membantu menyediakan mesin pengolah darah dan bulu ayam menjadi tepung darah atau bulu, yang dapat diolah menjadi bahan pakan atau pupuk, dengan menerapkan prinsip semi otomatisasi. Dimana terdapat mesin kukus inovatif dan oven konveyor. Penerapan teknologi tepat guna ini diawali dengan mengamati kondisi eksisting, perancangan solusi, lalu pembuatan dan pengujian alat. Desain mesin terdiri dari mesin kukus inovatif yang dapat menjalankan fungsi kukus sekaligus pencacah darah atau bulu ayam, serta terdapat oven konveyor listrik untuk membantu proses pengeringan hasil pengukusan darah atau bulu ayam. Harapan dari implementasi rancangan mesin ini, dapat mendukung produktivitas dan mengurangi dampak buruk pada lingkungan, dengan meningkatkan kepedulian terhadap pengelolaan limbah melalui kegiatan recycle. Kedepannya, sistem pengelolaan limbah di Rumah Potong Ayam diharapkan terus dilakukan perbaikan hingga dapat ditetapkan standar ramah lingkungan.