PT. Nestle Indonesia mengalami kendala dalam memenuhi permintaan konsumen, yaitu berupa produk cacat
yang tinggi yang disebabkan oleh FOXâS wrapping. FOXâS wrapping merupakan proses pembungkusan dari naked
menjadi produk semi finish good. Mesin yang digunakan untuk FOXâS wrapping pada PT.Nestle sebanyak 6 (enam)
mesin Single Flowrap dengan jumlah 3 sift. Salah satu hal pendukung kelancaran proses produksi adalah fungsi
mesin yang berjalan dengan baik dan tidak terdapat kendala. PT. Nestle Indonesia dalam melakukan pencegahan
defect belum menggunakan metode yang baik sehingga defect yang ditemukan belum mendapatkan penanganan
yang sesuai dengan masalah yang ada.
Penelitian ini menganalisa jenis defect yang ada pada setiap mesin dan metode penanganan secara mengakar
sehingga dapat di temukan penyebab awal yang menjadi sumber defect dengan menggunakan metode fault tree
analysis (FTA), kemudian menentukan nilai severity, occurance & detection pada metode Failure Mode And Effect
Analysis (FMEA) untuk menghasilkan perhitungan menggunakan RPN (Risk Probability Number). Dari hasil RPN
(Risk Probability Number) kemudian dilakukan pengurutan menggunakan diagram pareto sehingga dapat di lihat
nilai tertinggi yang harus di perbaiki terlebih dahulu.
Berdasakan penelitian diperoleh nilai RPN tertinggi pada jenis defect mode nomor 1,5,6 dan 9. hasil nilai
RPN 648 di hasilkan oleh jenis defect nomor 1 dengan penyebab naked doble dan metode penanganan pemasangan
tray displat. Sedangkan tertinggi kedua yaitu jenis defect mode 5 dengan penyebab suhu tidak setabil dan metode
penanganan pengaturan suhu pada mesin secara berkala.
Kata kunci: defect mode, diagram pareto, metode fault tree analysisi, metode failure mode and effect analysis, RPN
(Risk Priority Number).