Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

MEKANISME PERILAKU GERUSAN LOKAL PADA PILAR TUNGGAL DENGAN VARIASI DIAMETER Qudus, Nur
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 9, No 2 (2007)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang (UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

River has a dynamical characteristic which can change in time and place dimension. Inbalance condition, the bridge pillar would disturb the flow, and the flow reaches a balance conditionagain after bed scouring. The scouring around bridge pillar is caused by vortex system. Theseresearch would study the depth of scouring around the bridge single pilar. The depth of scouringaround the bridge pillar has been observed for 3.5 hours by using a set of recirculating sedimentflum with 6 m long; 0.21 m width and 0.30 m height in quasi-steady uniform low. The model of pillarused was circular type having dimention diameter 21.95 mm; 26.25 mm; 32.95 mm; 4175 mm and47.50 mm. The depth of scouring was measured for every running, consist of diameter variation.Flow velocity around pillar was measured for every variation that caused a minimum scour. Thepillar diameter that caused the minimum scouring was at the ground, with the diameter 21.95 mm,and the pillar diameter that caused the maximum scouring at diameter 47.50 mm.Keywords: local scouring, single pillar, diameter variation Sungai mempunyai sifat yang dinamis yang dapat berubah dalam dimensi ruang danwaktu. Pada saat kondisi seimbang, aliran akan terganggu dengan adanya pilar jembatan dan akanmembentuk kondisi seimbang lagi yang menyebabkan gerusan dasar. Gerusan di sekitar pilarjembatan yang disebabkan oleh adanya sistem vortex. Penelitian ini akan mempelajari kedalamangerusan lokal pada pilar tunggal jembatan. Kedalaman gerusan di sekitar pilar jembatan diamatiselama 3,5 jam dilakukan pada satu set recirculating sediment flume dengan panjang 6 meter, lebar0,21 meter dan tinggi 0,30 meter dengan kondisi aliran permanen seragam. Model pilar yangdigunakan adalah tipe circular dengan dimensi diameter 21,95 mm; 26,25 mm; 32,95 mm; 41,75mm dan 47,50 mm. Kedalaman gerusan diukur setiap running yang terdiri dari variasi diameter.Kecepatan aliran disekitar pilar diukur pada setiap variasi yang menyebabkan gerusan minimalterjadi. Diameter pilar yang menyebabkan gerusan minimal adalah pada dasar saluran dengandiameter 21,95 mm, dan diameter pilar yang menyebabkan gerusan maksimum pada diameter47,50 mm.Kata Kunci: gerusan lokal, pilar tunggal, variasi diameter
MEKANISME PERILAKU GERUSAN LOKAL PADA PILAR TUNGGAL DENGAN VARIASI DIAMETER Qudus, Nur; Agustina, Asih Suprapti
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 9, No 2 (2007): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

River has a dynamical characteristic which can change in time and place dimension. In balance condition, the bridge pillar would disturb the flow, and the flow reaches a balance condition again after bed scouring. The scouring around bridge pillar is caused by vortex system. These research would study the depth of scouring around the bridge single pilar. The depth of scouring around the bridge pillar has been observed for 3.5 hours by using a set of recirculating sediment flum with 6 m long; 0.21 m width and 0.30 m height in quasi-steady uniform low. The model of pillar used was circular type having dimention diameter 21.95 mm; 26.25 mm; 32.95 mm; 4175 mm and 47.50 mm. The depth of scouring was measured for every running, consist of diameter variation. Flow velocity around pillar was measured for every variation that caused a minimum scour. The pillar diameter that caused the minimum scouring was at the ground, with the diameter 21.95 mm, and the pillar diameter that caused the maximum scouring at diameter 47.50 mm.Sungai mempunyai sifat yang dinamis yang dapat berubah dalam dimensi ruang dan waktu. Pada saat kondisi seimbang, aliran akan terganggu dengan adanya pilar jembatan dan akan membentuk kondisi seimbang lagi yang menyebabkan gerusan dasar. Gerusan di sekitar pilar jembatan yang disebabkan oleh adanya sistem vortex. Penelitian ini akan mempelajari kedalaman gerusan lokal pada pilar tunggal jembatan. Kedalaman gerusan di sekitar pilar jembatan diamati selama 3,5 jam dilakukan pada satu set recirculating sediment flume dengan panjang 6 meter, lebar 0,21 meter dan tinggi 0,30 meter dengan kondisi aliran permanen seragam. Model pilar yang digunakan adalah tipe circular dengan dimensi diameter 21,95 mm; 26,25 mm; 32,95 mm;  41,75 mm dan 47,50 mm. Kedalaman gerusan diukur setiap running yang terdiri dari variasi diameter. Kecepatan aliran disekitar pilar diukur pada setiap variasi yang menyebabkan gerusan minimal terjadi. Diameter pilar yang menyebabkan gerusan minimal adalah pada dasar saluran dengan diameter 21,95 mm, dan diameter pilar yang menyebabkan gerusan maksimum pada diameter 47,50 mm.
MODEL SPASIAL KETERSEDIAAN AIRTANAH DAN INTRUSI AIR LAUT UNTUK PENENTUAN ZONE KONSERVASI AIRTANAH Sriyono, -; Qudus, Nur; Setyowati, Dewi Liesnoor
Sainteknol : Jurnal Sains dan Teknologi Vol 8, No 2 (2010): December 2010
Publisher : Unnes Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/sainteknol.v8i2.326

Abstract

Airtanah merupakan sumberdaya air yang paling baik untuk air bersih danair minum. Kebutuhan airtanah selalu meningkat sesuai dengan pertambahanpenduduk. Peningkatan pengambilan airtanah pada kawasan pantai memacuterjadinya intrusi air laut, atau masuknya air laut ke air tawar. Tujuan umumpenelitian membuat model spasial ketersediaan airtanah dan intrusi air laut padakawasan pantai. Penelitian dilakukan di kawasan pantai Kota Semarang. Datameliputi: data fisik lahan, data hasil booring, karakteristik fisik airtanah, kedalamanmuka freatik, fluktuasi airtanah, sifat fisik airtanah, dan karakteristik akifer. Peralatanpenelitian berupa satu set alat geolistrik, GPS, EC-meter, dan Notebook. Pemilihandan pengukuran sampel sumur dan pendugaan geolistrik dengan teknik stratifiedpurposive sampling. Analisis meliputi uji kualitas air, analisis geolistrik dengansclumberger, sebaran intrusi, kedalaman dan arah aliran airtanah. Kondisi air sumurdi Pantai Semarang sebagian besar berasa payau sampai asin, dengan nilai DHLberkisar antara (6.448,1-5,7) ms/cm. Akifer bebas pada kawasan pantai Semarangtersusun material aluvium campuran dengan batupasir dengan lempung, pada bagianbawah terdapat lapisan akuitard dan lapisan kedap berupa akuiclud berupa materiallempung. Analisis hubungan antara ketersediaan dengan arah perkembangan wilayahmenghasilkan zone konservasi dalam enam zona, yaitu zone kritis, zone rawan, zoneaman 1, zone aman 2 zone aman 3, zone aman 4. Saran penelitian perlu dilakukanpemeliharaan dan pembatasan penggunaan airtanah, upaya mencari sumber airtanah,peningkatan cadangan airtanah dengan konservasi vegetatif, membuat embung,sumur resapan, biopori.Kata Kunci: akifer, intrusi, konservasi
APLIKASI GEOELEKTRICAL TOMOGRAPHY METHODE UNTUK PEMODELAN SISTEM KONSERVASI AIR TANAH Qudus, Nur
Sainteknol : Jurnal Sains dan Teknologi Vol 10, No 1 (2012): June 2012
Publisher : Unnes Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/sainteknol.v10i1.5544

Abstract

Sumberdaya air tanah bersifat dapat diperbaharui atau re-newable secara alami, karena air tanah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam siklus hidrologi. Namun demikian pada kenyataannya terdapat berbagai faktor pembatas yang dapat mempengaruhi pemanfaatannya, baik ditinjau dari segi kualitas maupun kuantitasnya.Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yaitu dengan melakukan analisis perhitungan dari data yang diperoleh pada pengujian laboratorium, pengujian lapangan.Penentuan zona konservasi airtanah dilaksanakan untuk mengetahui tingkat perubahan kondisi dan lingkungan airtanah yang disebabkan oleh proses alami dan atau akibat kegiatan manusia. Pembagian zona konservasi airtanah pada suatu daerah dibedakan dalam kategori aman, rawan, kritis, dan rusak. Zona Kritis berkaitan dengan pengambilan airtanah pada akuifer, terdapat pada kedalaman antara 30 -150 m.
ANALISIS PENURUNAN MUKA AIR TANAH DI SEKARAN DAN SEKITARNYA BERDASARKAN DATA ANOMALI GAYA BERAT MIKRO ANTAR WAKTU PERIODE 2013 Supriyadi, Supriyadi; Khumaedi, Khumaedi; Qosim, Ahmad; Qudus, Nur
Sainteknol : Jurnal Sains dan Teknologi Vol 12, No 1 (2014): June 2014
Publisher : Unnes Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/sainteknol.v12i1.5426

Abstract

Telah dilakukan penelitian gaya berat di Sekaran dan sekitarmya dengan menerapkan metode gaya berat mikro antar waktu. Alat utama yang digunakan adalah gravimeter tipe Sintrex Autograv CG-5. Pengukuran dilakukan pada bulan Mei dan Oktober 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kedalaman muka air tanah yang diidentifikasi berdasarkan nilai gaya berat mikro antar waktu yang merupakan selisih antara gaya berat periode Oktober dengan Mei. Hasil penelitian secara umum menujukkan bahwa nilai anomali gaya berat mikro antar waktu terdapat tiga kemungkinan, yaitu (+) berhubungan dengan amblesan atau kenaikan muka air tanah, (-) berhubungan dengan penurunan muka air tanah, dan nol (0) tidak terjadi perubahan. Nilai (-) yang terjadi di beberapa tempat disebabkan oleh pengambilan air yang berlebihan untuk berbagai keperluan sehari-hari. Kondisi ini akan mengakibatkan penurunan muka air tanah. Curah hujan yang terjadi selama rentang waktu pengukuran gaya berat tidak menyebabkan kenaikan muka air tanah karena pengambilan air yang lebih besar.
Accuracy Comparison between GPS Real Time Kinematic (RTK) Method and Total Station to Determine The Coordinate of An Area Safrel, Ispen; Julianto, Eko Nugroho; Usman, Nur Qudus
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 20, No 2 (2018): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v20i2.16284

Abstract

Abstract. Survey with GPS Real Time Kinematic (RTK) has the advantage of being faster and easier than the total station, but on the other hand the accuracy of GPS Real Time Kinematic (RTK) is considered lacking. This study was to determine the comparison of accuracy and efficiency of measuring land parcels using a total station and GPS Real Time Kinematic (RTK) method. The research location is at the Universitas Negeri Semarang campus by selecting areas that are open or unobstructed to satellites and congested areas or which have many obstacles to satellites. The results of this study indicate that for open areas, measurement with GPS Real Time Kinematic (RTK) method reaches a horizontal accuracy of 0.040 m with a time of 16 minutes 16 seconds. While the measurement using a horizontal accuracy of 0.00 Total Station with a length of time of 26 minutes 47 seconds. For areas that are densely measured, GPS Real Time Kinematic (RTK) achieves horizontal accuracy of 10.053 m with a length of time of 39 minutes 27 seconds. While the measurement using a precision horizontal Total Station 0.00 with the length of time 25 minutes 41 seconds.
PENERAPAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH MINYAK GORENG BEKAS MENJADI SABUN CUCI PIRING UNTUK PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Kusumaningtyas, Ratna Dewi; Qudus, Nur; Putri, Rr Dewi Artanti; Kusumawardani, Rini
Jurnal Abdimas Vol 22, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M), Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Sekaran memiliki Pertumbuhan penduduk, perkembangan industry, restoran dan usaha kuliner pesat karena terdapat universitas yang setiap tahunnya mengalami peningkatan mahasiswa. Hal ini memberikan banyak dampak positif bagi masyarakat, namun di sisi lain juga menimbulkan dampak yang kurang menguntungkan dari sisi lingkungan. Salah satu dampak negatif dari keberadaan usaha kuliner di wilayah Gunungpati adalah volume limbah minyak goreng tinggi. Ini terjadi karena kebanyakan masyarakat, dalam ha1 ini adalah para pedagang membuang limbah minyak goreng begitu saja. limbah minyak goreng tersebut apabila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan masalah bagi lingkungan, yaitu menjadikan lingkungan kotor dan dapat menemari air serta tanah.  Untuk mengatasi masalah itu, perlu adanya inovasi dalam pengelolaan limbah minyak goreng dengan melibatkan masyarakat luas sehingga limbah minyak goreng dapat dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai ekonomis.Salah satu potensi limbah minyak goreng adalah kandungan asam lemak dari minyak nabati yang tinggi sehingga dapat dimanfaatkan menjadi sabun cuci piring yang ramah lingkungan. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah volume limbah minyak goreng  yang tinggi, dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah bagi limbah minyak goreng dengan jalan mengolah limbah minyak goreng  menjadi sabun cuci piring. Pelatihan ketrampilan mengenai pengolahan limbah minyak goreng  menjadi sabun cuci piring ramah lingkungan telah dilaksanakan bagi masyarakat di desa Sekaran wilayah Gunungpati. Pengabdian masyarakat ini memberikan manfaat: 1) Masyarakat mengetahui dampak negative minyak goreng bekas terhadap kesehatan dan lingkungan, 2) Masyarakat mengetahui dan terampil mengaplikasikan teknologi tepat guna pengolahan minyak jelantah menjadi sabun cuci piring, 3) Masyarakat mengetahui potensi ekonomis limbah minyak goreng bekas, 4) Mendorong pemberdayaan masyarakat melalui penerapan teknologi tepat guna.
MEKANISME PERILAKU GERUSAN LOKAL PADA PILAR TUNGGAL DENGAN VARIASI DIAMETER Qudus, Nur; Agustina, Asih Suprapti
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 9, No 2 (2007): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v9i2.6927

Abstract

River has a dynamical characteristic which can change in time and place dimension. In balance condition, the bridge pillar would disturb the flow, and the flow reaches a balance condition again after bed scouring. The scouring around bridge pillar is caused by vortex system. These research would study the depth of scouring around the bridge single pilar. The depth of scouring around the bridge pillar has been observed for 3.5 hours by using a set of recirculating sediment flum with 6 m long; 0.21 m width and 0.30 m height in quasi-steady uniform low. The model of pillar used was circular type having dimention diameter 21.95 mm; 26.25 mm; 32.95 mm; 4175 mm and 47.50 mm. The depth of scouring was measured for every running, consist of diameter variation. Flow velocity around pillar was measured for every variation that caused a minimum scour. The pillar diameter that caused the minimum scouring was at the ground, with the diameter 21.95 mm, and the pillar diameter that caused the maximum scouring at diameter 47.50 mm.Sungai mempunyai sifat yang dinamis yang dapat berubah dalam dimensi ruang dan waktu. Pada saat kondisi seimbang, aliran akan terganggu dengan adanya pilar jembatan dan akan membentuk kondisi seimbang lagi yang menyebabkan gerusan dasar. Gerusan di sekitar pilar jembatan yang disebabkan oleh adanya sistem vortex. Penelitian ini akan mempelajari kedalaman gerusan lokal pada pilar tunggal jembatan. Kedalaman gerusan di sekitar pilar jembatan diamati selama 3,5 jam dilakukan pada satu set recirculating sediment flume dengan panjang 6 meter, lebar 0,21 meter dan tinggi 0,30 meter dengan kondisi aliran permanen seragam. Model pilar yang digunakan adalah tipe circular dengan dimensi diameter 21,95 mm; 26,25 mm; 32,95 mm;  41,75 mm dan 47,50 mm. Kedalaman gerusan diukur setiap running yang terdiri dari variasi diameter. Kecepatan aliran disekitar pilar diukur pada setiap variasi yang menyebabkan gerusan minimal terjadi. Diameter pilar yang menyebabkan gerusan minimal adalah pada dasar saluran dengan diameter 21,95 mm, dan diameter pilar yang menyebabkan gerusan maksimum pada diameter 47,50 mm.
ANALISIS PENURUNAN MUKA AIR TANAH DI SEKARAN DAN SEKITARNYA BERDASARKAN DATA ANOMALI GAYA BERAT MIKRO ANTAR WAKTU PERIODE 2013 Supriyadi, Supriyadi; Khumaedi, Khumaedi; Qosim, Ahmad; Qudus, Nur
Sainteknol : Jurnal Sains dan Teknologi Vol 12, No 1 (2014): June 2014
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/sainteknol.v12i1.5426

Abstract

Telah dilakukan penelitian gaya berat di Sekaran dan sekitarmya dengan menerapkan metode gaya berat mikro antar waktu. Alat utama yang digunakan adalah gravimeter tipe Sintrex Autograv CG-5. Pengukuran dilakukan pada bulan Mei dan Oktober 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kedalaman muka air tanah yang diidentifikasi berdasarkan nilai gaya berat mikro antar waktu yang merupakan selisih antara gaya berat periode Oktober dengan Mei. Hasil penelitian secara umum menujukkan bahwa nilai anomali gaya berat mikro antar waktu terdapat tiga kemungkinan, yaitu (+) berhubungan dengan amblesan atau kenaikan muka air tanah, (-) berhubungan dengan penurunan muka air tanah, dan nol (0) tidak terjadi perubahan. Nilai (-) yang terjadi di beberapa tempat disebabkan oleh pengambilan air yang berlebihan untuk berbagai keperluan sehari-hari. Kondisi ini akan mengakibatkan penurunan muka air tanah. Curah hujan yang terjadi selama rentang waktu pengukuran gaya berat tidak menyebabkan kenaikan muka air tanah karena pengambilan air yang lebih besar.
MODEL SPASIAL KETERSEDIAAN AIRTANAH DAN INTRUSI AIR LAUT UNTUK PENENTUAN ZONE KONSERVASI AIRTANAH Sriyono, -; Qudus, Nur; Setyowati, Dewi Liesnoor
Sainteknol : Jurnal Sains dan Teknologi Vol 8, No 2 (2010): December 2010
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/sainteknol.v8i2.326

Abstract

Airtanah merupakan sumberdaya air yang paling baik untuk air bersih danair minum. Kebutuhan airtanah selalu meningkat sesuai dengan pertambahanpenduduk. Peningkatan pengambilan airtanah pada kawasan pantai memacuterjadinya intrusi air laut, atau masuknya air laut ke air tawar. Tujuan umumpenelitian membuat model spasial ketersediaan airtanah dan intrusi air laut padakawasan pantai. Penelitian dilakukan di kawasan pantai Kota Semarang. Datameliputi: data fisik lahan, data hasil booring, karakteristik fisik airtanah, kedalamanmuka freatik, fluktuasi airtanah, sifat fisik airtanah, dan karakteristik akifer. Peralatanpenelitian berupa satu set alat geolistrik, GPS, EC-meter, dan Notebook. Pemilihandan pengukuran sampel sumur dan pendugaan geolistrik dengan teknik stratifiedpurposive sampling. Analisis meliputi uji kualitas air, analisis geolistrik dengansclumberger, sebaran intrusi, kedalaman dan arah aliran airtanah. Kondisi air sumurdi Pantai Semarang sebagian besar berasa payau sampai asin, dengan nilai DHLberkisar antara (6.448,1-5,7) ms/cm. Akifer bebas pada kawasan pantai Semarangtersusun material aluvium campuran dengan batupasir dengan lempung, pada bagianbawah terdapat lapisan akuitard dan lapisan kedap berupa akuiclud berupa materiallempung. Analisis hubungan antara ketersediaan dengan arah perkembangan wilayahmenghasilkan zone konservasi dalam enam zona, yaitu zone kritis, zone rawan, zoneaman 1, zone aman 2 zone aman 3, zone aman 4. Saran penelitian perlu dilakukanpemeliharaan dan pembatasan penggunaan airtanah, upaya mencari sumber airtanah,peningkatan cadangan airtanah dengan konservasi vegetatif, membuat embung,sumur resapan, biopori.Kata Kunci: akifer, intrusi, konservasi