Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Padaringan : Jurnal Pendidikan Sosiologi Antropologi

PENGETAHUAN LOKAL IBU TENTANG PENTINGNYA GIZI DAN SARAPAN PAGI BAGI ANAK (Studi :Anak Sekolah Dasar di Masyarakat Pesisir Pulau Kerayaan Kab. Kotabaru) Syahlan Mattiro
PADARINGAN (Jurnal Pendidikan Sosiologi Antropologi) Vol 1, No 1 (2019): (Januari)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.52 KB) | DOI: 10.20527/padaringan.v1i1.3017

Abstract

Tingkat pengetahuan gizi yang tinggi dapat membentuk sikap yang positif terhadap masalah gizi. Pada akhirnya pengetahuan akan mendorong seseorang untuk menyediakan makanan sehari-hari dalam jumlah dan kualitas gizi yang sesuai dengan kebutuhan. Kadar gizi anak dipengaruhi olehpengasuhnya dalam hal ini adalah ibu. Kurangnya pengetahuan dan salah konsepsi tentang kebutuhan pangan dan nilai pangan adalah umum dijumpai setiap negara di dunia. Kemiskinan dan kekurangan persediaan pangan yang bergizi merupakan faktor penting dalam masalah kurang gizi. Lain sebab yang penting dari gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan tentang gizi atau kemampuan untuk menerapkan informasi tersebut dalam kehidupan sehari-hariJumlah anak usia sekolah cukup besar, karena anak sebagai  aset sumber daya manusia dan generasi penerus perlu diperhatikan kehidupannya. Anak sekolah dalam kehidupan sehari-harinya sangat aktif, disamping itu juga mereka dalam masa pertumbuhan yang cepat. Pada kondisi ini anak harus mendapatkan makanan yang bergizi baik kuantitas maupun kualitas. Dengan meningkatnya status gizi anak akan memberikan sumbangan dalam mencerdaskan bangsa.Pada usia sekolah banyak faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan mental dan jasmani. Salah satunya adalah masalah gizi, Jalan untuk menempuh perbaikan gizi anak agar prestasi belajar tidak terganggu salah satunya yaitu dengan perbaikan pola makan di keluarga dengan menekankan pentingnya makan pagi sebelum berangkat sekolah. Golongan anak SD sudah lebih aktif memilih makanan yang disukai. Kebutuhan energi lebih besar karena lebih banyak melakukan aktifitas fisik yang meningkat seperti olahraga, bermain, membantu orang tua dan sebagainya. Energi yang masuk melalui makanan harus sesuai dengan kebutuhan anak.
Sosialisasi Pembuatan Jamu Kunyit Sebagai Obat Tradisional Masyarakat Di Desa Belimbing Baru, Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Banjar Syahlan Mattiro Ismawati, Vira Pratiwi, Martinus Partono, M. Jayadi Abdi
PADARINGAN (Jurnal Pendidikan Sosiologi Antropologi) Vol 2, No 2 (2020): (MEI)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.976 KB) | DOI: 10.20527/padaringan.v2i2.2153

Abstract

. Desa Belimbing Baru merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sungai Pinang Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Desa Belimbing Baru merupakan desa yang jauh dari pusat kota dan penuh dengan nuansa alam dengan perbukitan. Dengan Lingkungan alam yang masih terbilang sangat asri, beberapa potensi daerah terlihat. Salah satunya sebagai penghasil kunyit tetapi masyarakat setempat tidak mengetahui bagaimana Teknik pengelolaan dari kunyit tersebut sehingga bisa dimanfaatkan sebagai obat tradisional sebab persepsi masyarakat setempat jika mereka panen kunyit hanya menjual ke pengepul. Kunyit dapat tumbuh pada daerah hutan hujan tropis dengan suhu 18-30 derajat Celcius dengan ketinggian 1500 meter. Tanaman yang berasal dari akar-akaran ini memiliki khasiat yang besar. Dalam kesehatan peran kunyit memang sangat besar, dimana berbagai jenis penyakit dapat disembuhkan dengan kunyit. Tim pengabdian melakukan demonstrasi pembuatan jamu kunyit dengan beberapa warga, warga menyimak dengan baik, serta beberapa dari mereka memberi pertanyaan kepada kami, bebrapa dari mereka tidak tau sama sekali manfaat dari jamu yang kami buat serta bagaimana cara pengolahannya. Berdasarkan pengabdian ini maka penulis dapat menarik kesimpulan yaitu bahwa sangat penting bagi masyarakat untuk mengetahui, memahami serta dapat mengaplikasikannya tentang pembuatan jamu kunyit menjadi obat tradisional yang disosialisasikan kepada masyarakat desa Belimbing Baru. Mengingat akses lokasi desa Belimbing Baru yang sangat jauh dari lokasi perkotaan yang penuh dengan perbukitan serta masih banyak pohon-pohon, sehingga jika ada masyarakat yang sakit maka masyarakat tentu akan mengalami kesulitan yang sangat besar karena jarak rumah sakit dari desa Belimbing Baru sangat jauh . 
ORANG MANDAR DAN KESEHATAN Cara Mereka Merefresentasikan Nilai Hidup Sehat (Studi : Suku Mandar di Pulau Kerayaan Kabupaten Kotabaru) Syahlan Mattiro Syahlan Mattiro
PADARINGAN (Jurnal Pendidikan Sosiologi Antropologi) Vol 1, No 3 (2019): (Juli)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (102.458 KB) | DOI: 10.20527/padaringan.v1i3.1411

Abstract

Masalah kesehatan masyarakat, terutama di negara-negara berkembang, pada dasarnya menyangkut dua aspek utama. Yang pertama ialah aspek fisik, seperti misalnya tersedianya sarana kesehatan dan pengobatan penyakit, sedangkan yang kedua adalah aspek non-fisik yang menyangkut perilaku kesehatan. Faktor perilaku ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap status kesehatan individu maupun masyarakat. Tentunya kajian yang akan dilakukan ini berusaha untuk mendalami Pemahaman Masyarakat Pesisir di Pulau Kerayaan khususnya Pengetahuan Lokal mereka mengenai Pola Hidup sehat dengan maksud untuk : Pertama mendapatkan pemahaman etic pola Hidup Sehat oleh masyarakat Pesisir. Kedua, secara emik diharapkan mendapatkan kekhasan (kearifan local) sebagai kegiatan utama terhadap Perilaku masyarakat Pesisir tentang Pola Hidup Sehat.  Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan-pendekatan Etnorafi. Etnografi adalah merupakan pekerjaan untuk mendiskripsikan suatu kebudayaan. Hasil nya adalah Pandangan masyarakat nelayan tentang sanitasi lingkungan berbeda-beda. Ada yang menganggap kebersihan itu tidak penting karena telah terbiasa dengan kehidupan yang kurang kebersihannya. Ada juga yang menganggap kalau sanitasi lingkungan itu penting. Pengetahuan seorang ibu dibutuhkan dalam perawatan anaknya, dalam hal pemberian dan penyediaan makanannya, sehingga seorang anak tidak menderita kekurangan gizi.
Peran Guru Dalam Mengatasi Perilaku Bullying Siswa di SMA Negeri 1 Kapuas Timur, Desa Anjir Serapat, Kecamatan Kapuas Timur, Kabupaten Kapuas Riza Rivaldi; Syahlan Mattiro; Reski P
PADARINGAN (Jurnal Pendidikan Sosiologi Antropologi) Vol 6, No 01 (2024): PADARINGAN : Jurnal Pendidikan Sosiologi Antropologi
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/pn.v6i01.11535

Abstract

The teacher's role is to create a series of interrelated behaviors carried out in a particular situation that are related to the progress of behavior change and student development which is the goal. In overcoming bullying behavior carried out by students at school, teachers play a very important role so that students do not carry out bullying at school. This research aims to determine (1) teachers' efforts to overcome student bullying behavior at SMA Negeri 1 Kapuas Timur. (2) the obstacles faced by teachers in overcoming student bullying behavior at SMA Negeri 1 Kapuas Timur. The method used in this research is qualitative method. Data sources were selected using purposive sampling. The data collection techniques used were observation, interviews and documentation. The data analysis techniques used in this research are data reduction, data presentation, and drawing conclusions. Testing the validity of the data carried out included: triangulation of sources, techniques and time. This research resulted in: (1) Teachers' efforts to overcome bullying behavior using three methods of socialization, namely through socialization in the classroom, secondly, socialization to stop bullying through poster media, and finally, socialization through advice from the ceremony supervisor every Monday. (2) The obstacles faced by teachers in overcoming student bullying behavior include three factors, namely the family environment, friendship or peer environment, and introverted attitudes. Second, the friendship environment. Third, introverted nature or personality. Based on the research results, it is recommended that teachers provide complaint forms regarding bullying and controlling every activity carried out by students. Students are advised to make a complaint report about bullying to the counseling counseling room