Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Gender Equality: Internasional Journal of Child and Gender Studies

WOMEN EMPOWERMENT IN ACEH : COMMUNITY SELF RELIANCE GROUP ON WOMEN Eka Srimulyani; Inayatillah Inayatillah
INTERNATIONAL JOURNAL OF CHILD AND GENDER STUDIES Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/equality.v1i1.619

Abstract

This research is examining the model of Kelompok Swadaya Masyarakat (Community Self Reliance Groups) in empowering and increasing the socio-economic situation of women, based on some case study in Acehnese community. Microfinance program has been frequently associated with women as usually the program targets women as their beneficiaries, particularly the microfinance group model. There have been some optimistic and pessimistic perspectives on how microfinance could improve the economic situation of women. Some argued that microfinance would increase the income generating of women, while others doubted as it is very little and micro, this would not help much in improving the economic situation of women. This research is not focusing on examining the economic impact of the program, but instead the non-economic impact of the program in empowering women’s personal and social capital by looking at group based microfinance program. The research tried to answer the questions of how the microfinance program could affect the non-economic situation of women, and what kind of personal and social capabilities affected by the program. Through several interviews, questionnaires and FGDs (focused group discussion) in some selected regions through purposive sampling, the study showed that this model has relatively affected the women’s personal and social capabilities. Most of the group members mentioned the increase of their self confidence and strong social networking that they benefited after joining the program. In some cases, the program has affected the ‘political’ skill in conveying their voice through their leadership experiences in the group. Moreover, putting the context of post conflict and tsunami disaster of Aceh, the program has been a ‘place’ for them to get relief from the psychological/traumatic and social impacts of the disasters, and also contribute to conflict resolution in a sophisticated way. Keywords:
Potret Relasi Gender di UIN Ar-Raniry Inayatillah Inayatillah
INTERNATIONAL JOURNAL OF CHILD AND GENDER STUDIES Vol 3, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/equality.v3i2.3442

Abstract

Artikel ini mengkaji bagaimana relasi gender civitas akademika dan mahasiswa UIN Ar-Raniry. Tujuan artikel ini adalah untuk mengetahui kesenjangan relasi gender yang ada di UIN Ar-Raniry.Studi ini menunjukkan bahwa ada perkembangan peningkatan kuantitas dosen dan karyawan perempuan UIN Ar-Raniry ketika dibandingkan antara tahun 2013 dengan 2015.Bahkan penerimaan jumlah dosen pada tahun 2015 menunjukkan hampir berimbang antara persentase perempuan dan laki-laki.Sementara itu untuk persentase jumlah mahasiswa UIN Ar-Raniry masih lebih banyak perempuan ketimbang laki-laki.
DAMPAK PENERAPAN ABSEN SIDIK JARI (FINGER PRINT) TERHADAP PNS PEREMPUAN DI LINGKUP UIN AR-RANIRY BANDA ACEH Inayatillah Inayatillah
INTERNATIONAL JOURNAL OF CHILD AND GENDER STUDIES Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/equality.v1i2.787

Abstract

Tulisan ini menyoroti tentang dampak pemberlakuan finger print bagi PNS perempuan baik karyawati maupun dosen di lingkungan UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Tulisan ini terinspirasi dari banyaknya perdebatan dan sekaligus keluhan akibat dari pemberlakuan sistem absensi digital ini. Bukan hanya para karyawan dan dosen laki-laki yang merasa sedikit keberatan dengan kebijakan ini, apalagi para karyawati dan dosen perempuan yang memiliki peran atau beban ganda (double burden) di ranah publik dan domestik. Perbedaan penafsiran pada Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2013 Tentang Disiplin Kehadiran Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Agama pada pasal 3 ayat 1 dan 3, serta Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2 Tahun 2013 tentang Disiplin Kehadiran Dosen di Lingkungan Perguruan Tinggi Agama Islam pada pasal 3 ayat 1, 2 dan 3 merupakan awal dari permasalahan, karena pada dasarnya peraturan tersebut memberikan toleransi sampai pukul 09.00 dengan kewajiban memenuhi ketentuan jam kerja 7,5 jam perhari. Bahkan bagi dosen rincian jam kerja di sesuaikan dengan jabatan fungsional masing-masing dengan ketentuan yang berlaku. Hal ini memiliki makna bahwa dosen tidak harus berada di kampus sampai sore hari karena adanya kewajiban yang lain dalam bentuk penelitian dan pengabdian masyarakat. Adanya toleransi dalam kedua peraturan tersebut sangat membantu PNS perempuan yang bisa berangkat ke kantor lebih telat dibandingkan suami dan anak-anak yang pergi ke sekolah, tanpa harus mengabaikan peran sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga. Akan tetapi sangat disayangkan, peraturan ini tidak diterapkan oleh UIN Ar-Raniry Banda Aceh sebagai sebuah kebijakan yang mashlahah terutama bagi PNS perempuan.