Alvi Rahmah
Unknown Affiliation

Published : 20 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Studi Pemanfaatan Pangkalan Pendaratan Ikan di Kota Bawah Timur Kecamatan Sukakarya Kota Sabang Maksalmina Maksalmina; Rizwan Rizwan; Alvi Rahmah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 3, No 2 (2018): April 2018
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.836 KB)

Abstract

Fishery port is a crucial required-infrastructure for fisheries development. The Basis Landing of Fish (PPI) of Pasiran is the only port in Sabang located in the eastern part of Kota Bawah,Sukakarya district,Sabang. It was built in 2000-2003 which officially opened in 2004, and built by using the Indonesia Government Budget; unfortunately few of fishermen take advantage of the existence of PPI as a place to tether the boat after fishing. This study aims to examine the problems in PPI Pasiran and the PPI Pasiran’s rate of utilization. This study was conducted on June, 2017. This study is used case study method by using descriptive survey as the research method. The purposive sampling is used as sampling technique for this study. The sampling is collected by interviewing the representatives of the population. The selected respondents considered for the research are 5 respondents; the head of Marine and Fishery Department (1 person), the expert of fishery and marine (1 person), the head of fishery port management (1 person), the boat owners (3 persons), and Panglima Laot of sabang (1 person). The results of the utilization rate of PPI Pasiran are the mosque (100%), jetty (72%), the UPTD office (50,4%), quay pier (34,46%), fish auction(0%), and ice factory (0%). It indicates that the PPI Pasiran Sabang has not been utilized optimally; hence it is crucial to increase a better management of the PPI Pasiran utilization.Keywords: Rate of Port Utilization, the PPI of Sabang, Fishbone Diagram.       Pelabuhan perikanan merupakan infrastruktur yang harus dimiliki dalam pengembangan perikanan. Pangkalan pendaratan ikan (PPI) Pasiran merupakan satu-satunya pelabuhan yang ada di Sabang yang terletak di Kota bawah timur kecamatan sukakarya Kota Sabang. Pangkalan pendaratan ikan (PPI)Pasiran ini dibangun dalam rentang tahun 2000-2003 yang resmi difungsikan pada tahun 2004, dan dibangun menggunakandana yang bersumber dariAnggaran Pendapatan Belanja Negara, namun tidak semua nelayan memanfaatkan keberadaan PPI ini sebagai tempat menambatkan kapal setelah penangkapan. Penelitian ini bertujuan untuk merincikan masalah PPI Pasiran dan mengkaji tingkat pemanfaatan PPI Pasiran. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2017. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode studi kasus dengancara deskriptif survei. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan sampel dengan cara wawancara terhadap wakil-wakil populasi. Responden yang diambil dianggap dapat mewakili kepentingan penelitian berjumlah 5 orang terdiri dari: kepala DKP Sabang 1 orang, pakar di bidang Perikanan dan Kelautan 1 orang, kepala pengelola pelabuhanperikanan 1 orang,pemilik kapal3 orang/ GT kapal, Panglima Laot Kota Sabang 1 orang.Hasil penelitian terhadap tingkat pemanfaataan Pangkalan pendaratan ikan (PPI) Pasiran secara berturut-turut adalah mushalla sebesar 100%,  jetty sebesar 72%, kantor UPTD sebesar 50,4%, dermaga tambat sebesar 34,46%, TPI sebesar 0%, dan pabrik es sebesar 0%. Hal ini menunjukkanbahwa PPI Pasiran Kota Sabang dalam kondisi belum dimanfaatkan secara optimal, sehingga dibutuhkan peningkatan pengelolaan untuk meningkatkan pemanfaatan PPI Pasiran agar lebih baik.Kata Kunci:Tingkat pemanfaatan pelabuhan, PPI Kota Sabang, Diagram fishbone
PENENTUAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis) BERDASARKAN SEBARAN SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR Syamsunnisak Syamsunnisak; Alvi Rahmah; Musri Musman
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 1, No 3 (2016): November 2016
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.664 KB)

Abstract

This study aimed to determine the potential fishing ground for tuna by remote sensing based on sea surface temperature in the waters of Idi Rayeuk, East Aceh regency. The Collection of field data in such as the number of catches and the coordinates of the fishing conducted from March to April 2016. Sea surface temperature downloadable on the site http://oceancolorgsfc.nasa.gov. Then processed using the device Seadas 7.3. The result showed that the distribution of sea surface temperatures in the waters of Idi Rayeuk from March to April 2016 ranges from 28°C to 30°C with the average of sea surface temperature was 29°C. There were two potential fishing ground identified during the study in East Aceh regency District of Idi Rayeuk, e.i 1) at the coordinates 5°04'88"N-98°23'51"E by the number of catches amounting to 13.293 kg and the sea surface temperature of 29°C 2) potential fishing ground at coordinates 5°29'46"N-98°28'09"E by the number of catches amounting to 13.310 kg with sea surface temperature of 30°C.  Penelitian ini bertujuan untuk menentukan daerah penangkapan yang potensial untuk ikan tongkol dengan penginderaan jarak jauh berdasarkan suhu permukaan laut di perairan Idi Rayeuk Kabupaten Aceh Timur. Pengambilan data seperti jumlah hasil tangkapan dan koordinat daerah penangkapan ikan dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2016. Suhu permukaan laut diunduh pada situs http://oceancolorgsfc.nasa.gov. Selanjutnya diolah menggunakan perangkat SeaDas 7.3. Hasil penelitian diperoleh bahwa sebaran suhu permukaan laut di perairan Idi Rayeuk pada bulan Maret sampai April 2016 berkisar antara 28°C sampai 30°C dengan suhu permukaan laut rata-rata adalah 29°C. Dua daerah penangkapan yang potensial diindetifikasi selama penelitian di perairan Kabupaten Aceh Timur Kecamatan Idi Rayeuk, yaitu 1)  pada daerah penangkapan dengan koordinat 5°04'88"LU-98°23'51"BT dengan jumlah hasil tangkapan sebesar 13.293 kg serta suhu permukaan laut 29°C dan  2) pada koordinat 5°29'462"LU-98°28'09"BT dengan jumlah hasil tangkapan sebesar 13.310 kg dengan suhu permukaan laut 30°C. 
Analisis Kebutuhan Kolam Pelabuhan Untuk Aktivitas Kapal Perikanan Di Pangkalan Perikanan (Pp) Sawang Ba’u Aceh Selatan Wahyu Armanda; Rizwan Rizwan; Alvi Rahmah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 4, No 2 (2019): April 2019
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Pool port is one of the basic facilities that must exist in each fishing port. The size of the pool port will have an effect on the number of ships that will be docked and it will have an effect to the activity of the ship in the pool port. Pool portin Sawang Ba'u fishing port, have been unable to accommodate all the ships docked in the pool, that could be seen from the number of ships that the difficulty in turning the vessel and landing of catches and their needed preparation. In addition to extensive the pool port activity, the depth of the pool port will also have an effect t toe activity of the ship in the pool. The purpose of this research is to know the needs of the size of the pool port and knowing the depth of the pool port in the port that is needed for Sawang Ba'u fishing port activities. Data were colleced as directly spaciousness, to see the maximum number of vessels which docked, extensive pool port (m2), the depth of the pond harbour (m), data width, length and depth of the largest ships (m), the maximum in the tidal ponds harbour (m), and squat or high transport ships sped (m). Results of the study concluded that the present harbor pond no longer able to accommodate all the ships were docked. Spacious Pool port current port of 7,500 m2 with the number of ships as many as 54 units, require an pool area of 40.926,665 m2. The average depth of the pond is currently reaching 2,21 m, and was safe for ships to dock at the port in the pool.Keywords;  Needs breadth and depth of the pool. ABSTRAKKolam pelabuhan merupakan salah satu fasilitas dasar yang harus ada di setiap pelabuhan perikanan. Besar kecilnya kolam pelabuhan akan berpengaruh terhadap jumlah kapal yang akan berlabuh, serta akan berpengaruh terhadap kelancaran aktivitas kapal didalam kolam. Kolam PP Sawang Ba’u saat ini, sudah tidak mampu menampung semua kapal yang berlabuh didalam kolam pelabuhan yang ada. Hal ini terlihat banyaknya kapal yang kesulitan dalam memutar kapal dan pendaratan hasil tangkapan beserta persiapan kebutuhan melaut. Selain luas kolam yang mempengaruhi kelancaran aktivitas, kedalaman kolam juga akan berpengaruh terhadap aktivitas kapal didalam kolam. Tujuan penelian ini adalah untuk mengetahui besar kebutuhan kolam PP pelabuhan dan mengetahui kedalaman kolam pelabuhan yang dibutuhkan untuk kelancaran aktivitas di PP Sawang Ba’u. Pengambilan data dilakukan secara langsung kelapangan, untuk melihat jumlah kapal yang maksimum berlabuh, luas kolam pelabuhan (m2), kedalaman kolam pelabuhan (m), data lebar, panjang dan kedalaman kapal terbesar (m), pasang surut maksimum didalam kolam pelabuhan (m), dan squat atau tinggi angkutan kapal yang melaju (m). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kolam pelabuhan yang ada sekarang tidak mampu lagi menampung semua kapal yang berlabuh. Luas  kolam pelabuhan saat ini sebesar 7.500 m2 dengan jumlah kapal sebanyak 54 unit, membutuhkan luasan kolam sebesar 40.926,665 m2. Kedalaman kolam rata-rata saat ini mencapai 2,21 m, dan sudah aman bagi kapal-kapal untuk berlabuh di dalam kolam pelabuhan.  Kata  kunci: Kebutuhan luas dan kedalaman kolam. 
PENGARUH DAYA DUKUNG FASILITAS TERHADAP AKTIVITAS PENDARATAN IKAN DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) SAWANG BA’U KECAMATAN SAWANG Riyaldi Riyaldi; Alvi Rahmah; Chaliluddin Chaliluddin
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 4, No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK     Daya dukung fasilitas sangat berpengaruh terhadap kelancaran aktivitas pendaratan ikan di pelabuhan perikanan.Aktivitas bongkar yang terjadi  di PPI Sawang Ba’u sangat padat yang mengakibatkan terjadi antrian proses pendaratan ikan. Hal ini disebabkan karena jumlah  dan ukuran kapal ikan di PPI Sawang Ba’u sudah melampaui kapasitas. Selain itu  kondisi fasilitas yang berkaitan dengan pendaratan ikan juga kurang baik, seperti terjadinya pendangkalan pada kolam labuh dan kondisi dermaga yang kurang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi aktual fasilitas dan aktivitas di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Sawang Ba’u dan melihat pengaruh daya dukung fasilitas terhadap aktivitas pendaratan ikan di PPI Sawang Ba’u. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan  pada bulan Juni 2018. Penelitian dilakukan dengan metode survey menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampelresponden sebanyak  21 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh daya dukung fasilitas terhadap aktivitas pendaratan ikan. Hal ini dilihat dengan adanya beberapa fasilitas yang memiliki fasilitas yang kurang memadai seperti panjang dermaga yang seharusnya 45 m dan kolam labuh seharusnya adalah 34.872,64  m². Hal ini dilakukan mengingat jumlah dan ukuran kapal di PPI Sawang Ba’u sudah melampaui kapasitas PPI. Hasil pernghitungan tersebut membuktikan bahwa fasilitas dan aktivitas pendaratan ikan dan proses pembongkoran hasil tangkapan dapat berjalan dengan baik dan lancar apabila didukung oleh ketersediaan fasilitas yang memadai, baik dari segi ketersediaan jumlahnya maupun jenis fasilitas yang digunakan. Bila kapasitas fasilitas yang tersedia tidak memadai dari yang dibutuhkan maka aktivitas pendaratan ikan dapat terhambat.Kata Kunci: Daya Dukung Fasilitas, Kapasitas Fasilitas, PPI Sawang Ba’u. ABSTRACT     The carrying capacity of facilities greatly influences the smoothness of fish landing activities in fishing ports. Unloading activities that took place at PPI Sawang Ba'u were very dense which resulted in a queue of fish landing processes. This is because the number and size of fishing vessels at the Sawang Ba'u PPI has exceeded capacity. In addition, the condition of facilities related to landing of fish is also not good, such as the occurrence of siltation in the ponds and the poor condition of the dock. This study aims to determine the actual conditions of facilities and activities at the Sawang Ba'u Fish Landing Base (PPI) and see the effect of the carrying capacity of the facility on fish landing activities at PPI Sawang Ba'u. This research was conducted for 1 month in June 2018. The research was conducted by survey method using purposive sampling technique with a total number of respondents as many as 21 people. The results of the study showed that there was an effect of the carrying capacity of the facility on fish landing activities. This is seen by the existence of several facilities that have inadequate facilities such as the pier length which is supposed to be 45 m and the pond pool should be 34,872.64 m². This is done considering the number and size of ships at the Sawang Ba'u PPI has exceeded the PPI capacity. The results of the calculation prove that fish landing facilities and activities and the process of unloading catches can run well and smoothly if supported by the availability of adequate facilities, both in terms of availability and the type of facilities used. If the capacity of available facilities is inadequate than what is needed, the activity of landing the fish can be hampered.Key Words: Carrying Capacity of Fishing Port, Facility Capacity, PPI Sawang Ba'u.
Hubungan Panjang Alat Tangkap Purse Seine Dengan Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan Samudera (Pps) Lampulo, Aceh Khairul Anwar; Chaliluddin Chaliluddin; Alvi Rahmah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 2, No 3 (2017): Agustus 2017
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.194 KB)

Abstract

PPS Lampulo is the only ocean fishing port in the province of Aceh, with the number of purse seine vessels that landed catch of 259 unit purse seine vessels. This research took place at lampulo fishing port during is 1st of February, 2017 - 28th of February, 2017. The purpose of this study is to investigate the correlation between long fishing gear with the catch. The samples of this study were 18 with the size of fishing equipment 800 meters, 1000 meters and 1200 meters. The result of this study showed that the value of “r” is 0,62, which mean that the correlation between long fishing gear and catch is quite closely. Thus, it can be concluded that by extending the fishing gear will increase the catch. The most caught fish from the three sizes of fishing gear were skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) as much as 106.919 kilogram, followed by tuna fish (Euthynnus affinis) of 49.740 kilogram, scads (Decapterus sp) 20.460 kilogram and the least caught fish is rainbow runner (Elagatis bipinulata) of 4.177 kilogram.       Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo merupakan satu-satunya pelabuhan samudera yang ada di Provinsi Aceh, dengan jumlah kapal purse seine yang mendaratkan hasil tangkapan sebanyak 259 unit kapal purse seine. Penelitian ini dilakukan selama satu bulan mulai dari tanggal 1 Februari sampai dengan tanggal 28 Februari 2017 bertempat di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo dengan  tujuan untuk mengetahui hubungan panjang alat tangkap dengan hasil tangkapan. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 18 kapal dengan ukuran alat tangkap 800 meter, 1000 meter, dan 1200 meter. Hasil analisis hubungan panjang jaring dengan hasil tangkapan diperoleh nilai “r” sebesar 0,62 yang berarti hubungan antara panjang jaring dengan hasil tangkapan cukup erat, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa dengan adanya penambahan panjang alat tangkap maka hasil tangkapan juga akan semakin banyak. Jenis ikan yang paling banyak tertangkap dari ketiga ukuran alat tangkap adalah ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) sebanyak 10.6919 kg , kemudian disusul ikan tongkol (Euthynnus affinis) sebanyak 49.740 kg, layang (Decapterus sp) sebanyak 20.460 kg dan jenis ikan yang paling sedikit tertangkap adalah ikan sunglir (Elagastis bipinulatus) sebanyak 4.177 kg.
TINGKAT KERAMAHAN LINGKUNGAN ALAT TANGKAP PURSE SEINE DI PPI SAWANG BA’U KABUPATEN ACEH SELATAN Eri Fadli; Edy Miswar; Alvi Rahmah; Muhammad Irham; Adli W. Perdana
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 5, No 1 (2020): Februari 2020
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK     Awal terjadinya kerusakan sumberdaya lingkungan dan biota perairan karena tingginya kegiatan penangkapan ikan dan persaingan antara alat tangkap, sehingga nelayan mulai menggunakan berbagai macam cara termasuk mengunakan alat yang tidak ramah lingkungan. Evaluasi dampak pengoperasian alat penangkap ikan harus mampu menjawab beberapapermasalahan utama, seperti dampak terhadap lingkungan, terhadap kelimpahan sumberdaya, penggunaan alat penangkapan dan dampak terhadap target sumberdaya ikan. Penelitian ini akan pengkaji komposisi dan tingkat keramahan lingkungan alat tangkap purse seine yang ada di PPI Sawang Ba’u. Komposisi hasil tangkapan purse seine akan dianalisis secara deskriptif sedangkan tingkat keramahan lingkungan akan dianalisis dengan sistem skoring kriteria keramahan lingkungan alat tangkap. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan didapatkan bahwa komposisi hasil terdiri dari 19 jenis ikan dengan komposisi tertinggi sebesar 23,8 % atau 67.300 kg adalah ikan tongkol komo dan komposisi terendah adalah ikan kerapu sebanyak    0,002 % atau sebesar 5 kg dan tingkat keramahan lingkungan alat tangkap purse seine berada pada kategori kurang ramah lingkungan dengan nilai total skoring sebesar 29.Kata Kunci: komposisi hasil tangkapan, selektivitas, tingkat keramahan lingkungan,  ABSTRACT     The initial occurrence of damage to environmental resources and aquatic biota is the high fishing activities and fishing gear competition, so fishermen start using various methods including using not environmentally friendly fishing gears. Evaluation of the impact of fishing gear operations must be able to answer several major problems, such as the impact on the environment, the abundance of resources, the use of fishing gear and the impact on fish resource targets. This research will study the composition and level of environmentally friendly fishing technology of purse seine in PPI Sawang Ba’u. The composition of the purse seine catches will be analyzed descriptively while the level of environmentally friendly fishing technology will be analyzed by a scoring system of the environmentally friendly criteria of the fishing gear. The results showed that composition of the catch consists of 19 species of fish with the highest composition is tuna with 23.8% or 67,300 and the lowest composition is grouper as much as 0.002% or 5 kg and the level of friendly fishing technology of purse seine is in the less friendly category with total score 29.Keywords: composition of the catch, environmental friendliness level, selectivity
DAMPAK KEBERADAAN TANGKAHAN TERHADAP NILAI PRODUKSI HASIL TANGKAPAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SIBOLGA SELAMA 5 TAHUN (2013-2017) Robby S. Situmeang; Alvi Rahmah; Edy Miswar
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 4, No 4 (2019): November 2019
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT     The existence of tangkahan at the Nusantara Fisheries Port (PPN) Sibolga raises various problems that lead to the gap of function in a fishing port as it should be. Tangkahan is proven to be able to replace roles and functions port, this is due to the similar role between tangkahan and port fishery. The operation of tangkahan in Sibolga has a positive influence especially towards fishermen's economic development. This is because of the existence of tangkahan is able to increase activities in the fisheries sector. The purpose of this study was to determine the differences in the value of catch production at PPN Sibolga and tangkahan. This research was conducted on August, 2018 in Sibolga City. The method of data collection is done through the study of literature relating to research, both through books and journals. The results of this study indicate that the existence of Tangkahan is able to rival the production of caught fish at PPN Sibolga and increase the economic growth of fishermen and other fisheries sectors. The average value of total production and production value of  PPN Sibolga and caldera for 5 years (2013-2017) was 12,084 tons and the production value was Rp. 172,602,000,000, while the tangkahan of 16,412 tons and production value of Rp. 170,359,000,000. Besides that, existence this tangkahan can create competition for fisheries productivity with PPN Sibolga.Keywords: Fishing Port, tangkahan, value of catch production, Sibolga ABSTRAK     Keberadaan tangkahan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga menimbulkan berbagai persoalan yang menjurus pada kesenjangan fungsi suatu pelabuhan perikanan sebagaimana mestinya. Tangkahan terbukti mampu menggantikan peran dan fungsi pelabuhan, ini dikarenakan peran yang hampir sama antara tangkahan dengan pelabuhan perikanan. Beroperasinya tangkahan-tangkahan di Sibolga mempunyai pengaruh yang positif terutama terhadap perkembangan ekonomi nelayan. Ini disebabkan karena keberadaan tangkahan mampu meningkatkan aktivitas-aktivitas disektor perikanan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan nilai produksi hasil tangkapan di PPN Sibolga dan di tangkahan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2018 di Kota Sibolga. Metode pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur yang berkaitan dengan penelitian, baik melalui buku maupun jurnal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keberadaan tangkahan mampu menyaingi produksi  hasil tangkapan ikan di PPN Sibolga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nelayan serta di sektor perikanan lainnya. Nilai rata-rata jumlah produksi dan nilai produksi PPN Sibolga dan tangkahan selama 5 tahun (2013-2017) sebesar 12.084 ton dan nilai produksinya sebesar Rp. 172.602.000.000, sedangkan tangkahan sebesar 16.412 ton dan nilai produksinya sebesar Rp. 170.359.000.000. Selain itu keberadaan tangkahan ini dapat membuat persaingan produktivitas perikanan dengan PPN Sibolga.Kata Kunci: Pelabuhan Perikanan, tangkahan, nilai produksi tangkapan, Sibolga 
TINGKAT KEPUASAN PEMILIK KAPAL TERHADA PELAYANAN DOKUMEN PERIZINAN BERLAYAR DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) SAWANG BA’U ACEH SELATAN Nur I. Sari; Alvi Rahmah; Ratna M. Aprilia; Muhammad Irham; Edy Miswar
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 5, No 1 (2020): Februari 2020
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK     Dokumen-dokumen perizinan berlayar sangat penting diperhatikan untuk mencegah terjadinya aktivitas penangkapan ikan yang ilegal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi proses pelayanan dokumen perizinan berlayar di PPI Sawang Ba’u dan menilai tingkat kepuasan pemilik kapal terhadap kualitas pelayanan penerbitan dokumen perizinan berlayar di PPI Sawang Ba’u. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2019 bertempat di PPI Sawang Ba’u. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan purposive sampling dengan respondennya adalah pemilik kapal. Pengolahan data menggunakan analisis Chi-Square dengan program SPSS. Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan 5 variabel yang diuji (buktifisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan keamanan dan kepedulian), yang berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pemilik kapal adalah variable bukti fisik (p-0,0100,05), kehandalan (p-0,0240,05) dan daya tanggap (p-0,0210,05).Kata kunci: Aceh Selatan, kepuasan pemilik kapal, kualitas pelayanan, PPI Sawang ABSTRACT     Sailing licensing documents is of particular interest to prevent illegal fishing activities. This study aims to identify the service process licensing documents to sail in PPI Sawang Ba'u and assess the level of satisfaction of the shipowner to quality publishing services licensing documents Sawang Ba'u sailing in PPI. This study was conducted in June 2019 at Fish Landing Base Sawang Ba'u. The sampling technique is purposive sampling with the respondent is the owner of the vessel. Processing data using Chi-square analysis using SPSS. The result showed that based on 5 variables (physical evidence, reliability, responsiveness, security, and care) that had a significant effect on fisherman satisfaction were physical evidence variables (p-0.0100.05), reliability (p-0.0240.05) and responsiveness (p-0.0210.05).Keywords: quality of service, satisfaction ship owner,  Sawang Ba'u, South Aceh
PENENTUAN DAERAH PENANGKAPAN POTENSIAL IKAN TUNA MATA BESAR DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT DI PERAIRAN LHOKSEUMAWE Imam Shadiqin; Musri Musman; Alvi Rahmah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 1, No 3 (2016): November 2016
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.535 KB)

Abstract

The study to determine a potential fishing ground of big-eye tuna using satellite images in the Lhokseumawe’s waters was conducted in February until April 2016 at Fish Landing Areas (TPI) located in the Pusong Village, Lhokseumawe City. Methods of data collection used in this study were obtained through the primary and secondary data. Determining the location of the catching by seeing the spread of chlorophyll-a in a processing map of satellite image and conducted the data collection of the catch in the field. Data were analyzed by analysis of chlorophyll-a and temperature, analysis of the relationship between chlorophyll-a, temperature, and the catching crop, the determination of potential areas of  big-eye tuna, and mapping by using Arc Map and Seadas applications.The spread of chlorophyll-a in the waters of Lhokseumawe in February until April ranged between 0.012 mg m-3 to 0.566 mg m-3.The highest temperature in the waters of Lhokseumawe in February by an average was 29°C and the lowest temperature in March with an average temperature was 28°C. The lowest catching of big-eye tuna in February was an amount of 223.4 tons, the highest catching in March was an amount of 513.8 tons, and the catching in April was an amount of  317.5 tons. The potential fishing ground in February was located at coordinates 96°17'30''E–5°14'30''N and the potentialfishing ground was located at coordinates 96°42'30''E–6°24'30''N. In March, the potentialfishing ground was located at coordinates 96°21'30''E–5°43'30''N and the potentialfishing ground was located at coordinates 95°23'30''E–6°33'30''N. The position of potentialfishing groundin April was located at coordinates 96°31'30'' E– 5°43'30'' N. Penelitian penentuan daerah penangkapan potensial ikan tuna mata besar dengan menggunakan citra satelit di perairan Lhokseumawe telah dilakukan pada bulan Februari sampai April 2016 di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) yang berada di Desa Pusong Kota Lhokseumawe. Metode pengumpulan data yang digunakan dengan memperoleh data primer (mengikuti langsung operasi penangkapan) dan data sekunder (data dari dinas terkait). Metode analisis data menggunakan analisis klorofil-a dan suhu, hubungan antara klorofil-a, suhu, dan hasil tangkapan, penentuan daerah potensial ikan tuna mata besar, dan pemetaan menggunakan aplikasi Arc map dan Seadas.Penyebaran kandungan klorofil-a di Perairan Lhokseumawe pada bulan Februari sampai April berkisar antara 0,012 mg m-3 sampai 0,566 mg m-3. Suhu di Perairan Lhokseumawe tertinggi pada bulan Februari dengan rata-rata 29°C dan suhu terendah pada bulan Maret dengan suhu rata-rata 28°C. Hasil tangkapan ikan tuna mata besar terendah pada bulan Februari sebesar 223,4 ton, hasil tangkapan tertinggi pada bulan Maret sebesar 513,8 ton, dan hasil tangkapan pada bulan April sebesar 317,5 ton. DPI potensial pada bulan Februari terletak di koordinat 96°17' BT  dan 5°14' LU dan DPI kurang potensial terletak di koordinat 96°42' BT dan 6,01°24' LU. Pada bulan Maret DPI potensial terletak di koordinat96°21' BT dan 5°43' LU dan DPI kurang potensial terletak di koordinat 95°23' BT dan 6°33' LU. Posisi DPI potensial pada bulan April terletak dikoordinat96°31' BT dan 5°43' LU.
Kajian Tingkat Kebutuhan dan Penyediaan Es Untuk Operasi Penangkapan Ikan di Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo Muhammad Yunanda; Rizwan Rizwan; Alvi Rahmah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 3, No 2 (2018): April 2018
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.745 KB)

Abstract

The increase in number of fishing fleet units at Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo (PPS Lampulo) has an impact on fishing material supplies such as the ice fishing supplies. So far, the fishermen in PPS Lampulo have been preserving conventionally the fish with block ices. This study aims to provide information on the number of ice demand, ice supply and the mechanism of ice distribution for fishing activities, in order to definitely find out the the ice demand and ice supply in PPS Lampulo. This research was conducted on July to August 2017 at Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo (PPS Lampulo). The research method used in this study is observation/ direct observation of the object to be studied by spreading the questionnaires to the respondents selected on purposive sampling. The respondents are consisted of port parties (2 persons), ice factory parties (2 persons), boat owners/ boatmen/ fishermen (75 persons). The result shows that the ice demand for fishing operation in PPS Lampulo is 7.781,1 tons equals to 129.685 block ices/ month. There are 1.899 tons equals to 30.600 block ices/ month produced by Karya Nusa Jaya Ice Factory and PT. Aceh Lampulo Jaya Bahari in PPS Lampulo. Both of the ice factories productions are lack of supply in number because the higher demand for fishing, therefore, the others factories from the outside of the port area take a part. The number of insufficient block ices demand distributed by the ice factories from the outside of the port area is 5.882,1 tons/ month. The block ices needs for the 5 GT boat are not measured because most of the fishermen do not carry the block ice supplies, therefore, the lack supply in number of block ices are 5.838,6/ month. The mechanism of block ices distribution at PPS Lampulo is distributed on time and right in number. The role of ice distributors is very helpful in distributing so that the fishermen do not have to come directly to the ice factory to make an order. The problem in ordering block ices is only on certain days such as after Idul Fitri holidays or when all of the boats are tethered in the port that makes the fishermen have to queue.Keywords: Ice demand, ice supply, PPS Lampulo.       Peningkatan jumlah unit armada penangkapan yang ada di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo berdampak pada bahan perbekalan untuk melaut, salah satunya perbekalan es. Selama ini nelayan yang ada di PPS Lampulo mengawetkan hasil tangkapannya masih dengan cara yang konvensional yaitu menggunakan es balok. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai jumlah kebutuhan dan penyediaan es serta mekanisme pendistribusian es untuk keperluan penangkapan ikan, agar kebutuhan dan penyediaan es di PPS Lampulo diketahui secara pasti.Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus 2017 yang berlokasi di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo.Metode penelitian yang digunakan adalah observasi/pengamatan langsung terhadap objek yang ingin diteliti dengan penyebaran kuesioner kepada para responden secara purposive sampling. Responden terdiri dari pihak pelabuhan perikanan (2 orang), pihak pabrik es (2 orang), pemilik kapal/ pengurus kapal/ nelayan (75 orang). Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa perbekalan es yang dibutuhkan untuk operasi penangkapan ikan di PPS Lampulo sebanyak 7.781,1 ton atau sekitar 129.685 batang es/bulan. Produksi es yang ada di PPS Lampulo sebanyak 1.899 ton atau sekitar 30.600 batang/bulan, produksi es disediakan oleh pabrik es Karya Nusa Jaya dan PT. Aceh Lampulo Jaya Bahari. Penyediaan oleh kedua pabrik es yang berada di PPS Lampulo masih terbilang kurang karena kebutuhan untuk perbekalan melaut yang begitu besar sehingga pendistribusian dilakukan oleh pabrik es yang berada di luar area pelabuhan.Jumlah kebutuhan es ditutupi kekurangannya melalui pendistribusian yang dilakukan oleh pabrik es yang berada di luar pelabuhan sebanyak 5.882,1 ton/bulan.Apabila kebutuhan es dengan kapal ukuran 5 GT tidak dihitung dikarenakan banyak nelayan yang tidak membawa perbekalan es maka kekurangannya sebanyak 5.838,6 ton/bulan.Mekanisme pendistribusian es ke kapal yang ada di PPS Lampulo tepat waktu dan tepat jumlah.Peran agen es sangat membantu dalam pendistribusian sehingga para nelayan tidak perlu datang langsung ke pabrik es untuk memesan.Permasalahan untuk pemesanan es hanya pada hari tertentu seperti setelah hari raya idul fitri atau pada saat semua kapal bertambat di pelabuhan yang membuat para nelayan harus antri.Kata Kunci: Kebutuhan es, penyediaan es, PPS Lampulo.