Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Relationship Between Exclusive Breastfeeding and Basic Immunization Status Related with Stunting in Toddlers Aged 12-24 Months Ni Komang Ayu Resiyanthi; Ni Luh Gede Puspita Yanti
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 3 No 4 (2021): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.922 KB) | DOI: 10.37287/ijghr.v3i4.666

Abstract

The nutritional problems faced by Indonesian children in the long term will cause problems in the growth and development of children. The incidence of growth and development problems due to malnutrition is commonly called stunting. The World Health Organization (WHO) in 2018 stated that the incidence of stunting under five in the world reached 22.9% or 154.8 million children under five. The purpose of this study was to determine the relationship between exclusive breastfeeding and basic immunization status with the incidence of stunting in children aged 12-24 months. The method used in this study is a quantitative method with a descriptive correlational research approach, namely an approach by testing the relationship between variables. The type of research used in this study is a cross sectional study. This study uses Consecutive Sampling, namely the selection of samples by determining subjects who meet the research criteria to be included in the study until a certain time limit so that the number of respondents is met. the results of the analysis of the relationship between breastfeeding and the incidence of stunting obtained the highest data was exclusive breastfeeding with no stunting as many as 92 respondents (87.0%). The results of the Rank-Spearman statistical test obtained p-value = 0.000 < (0.05). The results of the analysis of the relationship between the immunization status of children and the incidence of stunting obtained the highest data was the complete immunization status of children without stunting as many as 92 respondents (70.7%).
GAMBARAN PENANGANAN DISMENOREA SECARA NON FARMAKOLOGI PADA REMAJA KELAS X DI SMA DWIJENDRA DENPASAR Ni Made Widyanthi; Ni Komang Ayu Resiyanthi; diah prihatiningsih
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 2 No 6: Nopember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jip.v2i6.940

Abstract

Dismenorea adalah rasa nyeri saat menstruasi yang mengganggu kehidupan sehari-hari wanita. Prevalensi dismenorea di seluruh dunia adalah 90% remaja mengalami dismenorea, prevalensi di Indonesia sebesar 64,25%, prevalensi di Bali di perkirakan sebesar 29.505 jiwa. Denpasar merupakan kota dengan jumlah penduduk perempuan paling tinggi, yaitu sebanyak 385.296 jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penanganan dismenorea secara non farmakologi pada remaja kelas X di SMA Dwijendra Denpasar. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswi di SMA Dwijendra Denpasar yang mempunyai riwayat dismenorea sebanyak 136 orang. Sampel pada penelitian ini sebanyak 102 responden dan teknik pengambilan sampel menggunakan Probability Sampling yaitu Stratified Random Sampling. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 5 Oktober – 5 November 2018. Data yang diambil yaitu dengan cara menyebar kuesioner. Hasil penelitian didapatkan bahwa penanganan dengan kompres hangat yaitu 52%, olahraga yaitu 31,4%, pengobatan herbal dengan jamu yaitu 24,5%, massage yaitu 47,1%, istirahat yang cukup yaitu 79,4%, posisi knee chest yaitu 29,4%, teknik imagery guided yaitu 78,4%, dan teknik relaksasi nafas dalam yaitu 63,7%. Bagi petugas UKS perlu untuk melakukan penyuluhan tentang penanganan dismenorea secara non farmakologi pada remaja.
Peningkatan Derajat Kesehatan Siswa SD 11 Kesiman Denpasar melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat I Gusti Ayu Putu Satya Laksmi; Niken Ayu Merna Eka Sari; Putu Ayu Parwati; Ni Komang Ayu Resiyanthi; Ni Luh Gede Intan Saraswati
Jurnal Empathy Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 2 (2020): JURNAL EMPATHY PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37341/jurnalempathy.v1i2.28

Abstract

Background: PHBS at school age that is not good enough will cause various diseases such as diarrhea, toothache, skin pain and worms. Thus, to reduce the prevalence of these bad impacts, it is important to apply PHBS. Methods: The method used is the lecture method. The team conducted health education related to Clean and Healthy Lifestyle, brushing teeth together, and examining faeces for worms. Results: there were 6 students' worms found, there were 10 students who had not brushed their teeth at night, all students listened well to the material that the team conveyed. Conclusion: Problem solving that can be done is by providing knowledge, understanding through counseling about PHBS.
GAMBARAN POLA MENYUSUI IBU PADA NEONATUS: STUDI DESKRIPTIF: OVERVIEW OF PATTERNS IN NEONATAL NURSING MOTHERS: DESCRIPTIVE STUDY Ni Komang Ayu Resiyanthi; Heni Ekawati; Anak Agung Ayu Sudiletari; Gusti Ayu Made Purnama Dewi
Bali Medika Jurnal Vol 6 No 1 (2019): Bali Medika Jurnal Vol 6 No 1 Juli 2019
Publisher : Stikes Wira Medika Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36376/bmj.v6i1.69

Abstract

Pengetahuan merupakan dasar seorang ibu untuk melakukan perawatan dan menyusui eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola menyusui ibu pada neonatus. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Cara pengambilan sampel adalah purposive sampling pada130 ibu. Analisis data dengan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik tentang pola menyusui ibu pada neonates sebanyak 66 orang (50,77%). Sebaran pengetahuan pada responden sebagian besar menjawab benar pada pertanyaan tentang pengetahuan umum tentang proses menyusu sebanyak 49 orang (37,69%), frekuensi menyusui ibu sebanyak 73 orang (56,15%), frekuensi menyusui ibu sebanyak 73 orang (56,15%), posisi ibu dan bayi saat proses menyusui sebanyak 50 orang (38,46%), faktor yang mempengaruhi ASI ibu sebanyak 40 orang (30,77%), faktor yang mempengaruhi pola menyusui ibu sebanyak masing 38 orang (29,23%). Rekomendasi: Ibu lebih aktif untuk mencari informasi tentang pola menyusui yang baik dan juga asupan nutrisi yang baik sehingga prosuksi ASI lebih baik dan produksi asi lebih banyak. Sehingga dapat mencukupi kebutuhan bayi dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
GAMBARAN KEBIASAAN SARAPAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BADUNG: DESCRIPTION OF BREAKFAST HABITS IN ELEMENTARY SCHOOL CHILDREN IN BADUNG REGENCY Ni Komang Ayu Resiyanthi; Ni Wayan Suniyadewi
Bali Medika Jurnal Vol 6 No 2 (2019): Bali Medika Jurnal Vol 6 No 2 Desember 2019
Publisher : Stikes Wira Medika Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36376/bmj.v6i2.89

Abstract

Sarapan merupakan hal penting juga untuk memenuhi gizi bagi setiap orang untuk mengawali aktivitasnya. Sarapan adalah kegiatan makan dan minum yang dilakukan antara bangun pagi sampai jam 9 untuk memenuhi sebagian yaitu 15-30% kebutuhan gizi harian (Hardinsyah, 2012). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran kebiasaan sarapan pada siswa sekolah dasar di Kabupaten Badung. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yakni menggambarkan kebiasaan sarapan pada siswa sekolah dasar di Kabupaten Badung. Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan pada empat sekolah dasar di Kabupaten badung yaitu SD 1 Kuta, SD 3 Kuta, SD 2 Kuta dan SD 1 Jagapati menggunakan 154 Siswa SD yang diambil dengan purposive sampling. Dari 154 siswa yang diteliti didapatkan bahwa sebagian besar siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Badung terbiasa sarapan yaitu sebanyak 120 orang (77,9%), sebagian besar sarapan setiap pagi hari yaitu sebanyak 109 orang (70,8%), sebagian besar sarapan pada jam 6-7 pagi yaitu sebanyak 149 orang (96,8%), sebagian besar sarapan di rumah yaitu sebanyak 152 orang (98,7%) dan sebagian besar dengan menu yang berganti-ganti yaitu sebanyak 121 orang (78,6%). Disarankan petugas kesehatan memberikan penyuluhan kesehatan tentang pentingnya sarapan yang sehat baik pada siswa dan kepada orangtua karena selain untuk kesehatan juga sangat bermanfaat untuk meningkatkan konsentrasi dan prestasi siswa.
Gambaran Prevalensi Silent Hypoxia Pada Pasien Terkonfirmasi COVID-19: Prevalence of Silent Hypoxia in Confirmed COVID-19 Patients Ni Luh Suryaningsih; Ni Luh Putu Dewi Puspawati; Ni Komang Ayu Resiyanthi
Journal Nursing Research Publication Media (NURSEPEDIA) Vol. 1 No. 2 (2022): Journal Nursing Research Publication Media (NURSEPEDIA)
Publisher : Yayasan Lentera Mitra Lestari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1431.109 KB) | DOI: 10.55887/nrpm.v1i2.19

Abstract

Latar Belakang: COVID-19 adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Fenomena yang sering dijumpai pada pasien terkonfirmasi COVID-19 yaitu sangat susah mendeteksi hipoksia karena pasien tidak menggambarkan kesulitan bernafas sehingga disebut dengan “Silent hypoxia”. Cara yang paling mudah untuk mendeteksi silent hypoxia adalah dengan menggunakan pulse oximetry. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gambaran prevalensi silent hypoxia pada pasien terkonfirmasi COVID-19 di IRNA D RSUP Sanglah Denpasar. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan retrospektif studi dokumentasi terhadap rekam medis pasien yang terkonfimasi positif COVID-19 antara 1 November 2020 - 31 Januari 2021. Teknik sampling menggunakan total sampling. Hasil: Karakteristik responden terbanyak berdasarkan usia meliputi usia 41-60 tahun sebanyak 213 orang (47,4%). Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki sebesar 261 orang (58,1%). Karakteristik responden berdasarkan komorbid terbanyak adalah tanpa adanya komorbid sebanyak 247 orang (55%), Dari 449 orang responden 237 orang (52,8%) yang mengalami silent hypoxia. Kesimpulan: Sebagian besar pasien COVID 19 yang dirawat  mengalami silent hypoxia. Silent hypoxia ini disebabkan oleh invasi virus COVID-19 yang merusak persarafan pada sistem pernapasan.
Relationship Between Exclusive Breastfeeding and Basic Immunization Status Related with Stunting in Toddlers Aged 12-24 Months Ni Komang Ayu Resiyanthi; Ni Luh Gede Puspita Yanti
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 3 No 4 (2021): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.922 KB) | DOI: 10.37287/ijghr.v3i4.666

Abstract

The nutritional problems faced by Indonesian children in the long term will cause problems in the growth and development of children. The incidence of growth and development problems due to malnutrition is commonly called stunting. The World Health Organization (WHO) in 2018 stated that the incidence of stunting under five in the world reached 22.9% or 154.8 million children under five. The purpose of this study was to determine the relationship between exclusive breastfeeding and basic immunization status with the incidence of stunting in children aged 12-24 months. The method used in this study is a quantitative method with a descriptive correlational research approach, namely an approach by testing the relationship between variables. The type of research used in this study is a cross sectional study. This study uses Consecutive Sampling, namely the selection of samples by determining subjects who meet the research criteria to be included in the study until a certain time limit so that the number of respondents is met. the results of the analysis of the relationship between breastfeeding and the incidence of stunting obtained the highest data was exclusive breastfeeding with no stunting as many as 92 respondents (87.0%). The results of the Rank-Spearman statistical test obtained p-value = 0.000 < (0.05). The results of the analysis of the relationship between the immunization status of children and the incidence of stunting obtained the highest data was the complete immunization status of children without stunting as many as 92 respondents (70.7%).
Optimalisasi Peran Siswa SMK Kesehatan dalam Pencegahan Kaki Diabetes melalui Pendidikan Latihan Kaki Ni Luh Gede Intan Saraswati; I Gusti Ayu Putu Satya Laksmi; Putu Ayu Parwati; Ni Komang Ayu Resiyanthi; Niken Ayu Merna Eka Sari
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 4 No 3 (2022): Jurnal Peduli Masyarakat: September 2022
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v4i3.1222

Abstract

Diabetes Melitus (DM) menjadi salah satu penyakit tidak menular yang jumlahnya akan terus meningkat dimasa depan bahkan pada tahun 2025 WHO memperkirakan angka kejadian DM meningkat menjadi 300 juta orang. Penderita diabetes sering mengalami komplikasi salah satunya kaki diabetes akibat adanya neuropati, maka penderita diabetes mellitus maka sangat memerlukan upaya pencegahan primer melalui perawatan kaki dan senam kaki diabetes. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan siswa terkait pencegahan luka pada pasien Diabetes dan melatih siswa agar mampu mendemostrasikan senam kaki ini kepada para pendertia Diabetes Mellitus. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat adalah dengan melakukan pengukuran tingkat pengetahuan siswa tentang pencegahan kaki Diabetes sebelum diberikan pendidikan kesehatan setelah itu melakukan penyuluhan dan praktik perawatan tentang senam kaki pada siswa. Evaluasi yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan posttest dan meminta untuk mempraktekkan secara langsung langkah-langkah dalam senam kaki. Terjadi peningkatan pengetahuan sebelum dan setelah dilakukan pendidikan tentang senam kaki dan siswa dapat mengikuti langkah-langkah senam kaki sesuai dengan yang sudah diajarkan.Terdapat perbedaan hasil pre-test dan post-test siswa siswi yang mengikuti ekstrakulikuler PMR di SMK Bali Dewata.
Peningkatan pengetahuan petugas ahli teknologi laboratorium medis (atlm) terkait manajemen pengelolaan spesimen urine melalui webinar: Increasing knowledge of medical laboratory technology officers related to management of urine specimens through webinars Putu Ayu Parwati; Ni Luh Gede Intan Saraswati; Niken Ayu Merna Eka Sari; I Gusti Ayu Putu Satya Laksmi; Ni Komang Ayu Resiyanthi
Bhakti Community Journal Vol. 1 No. 1 (2022): Bhakti Community Journal
Publisher : Stikes Wira Medika Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.189 KB) | DOI: 10.36376/bcj.v1i1.5

Abstract

Pengelolaan specimen urine merupakan salah satu hal yang harus dilakukan di laboratorium klinik. Tahap pengelolaan specimen urine dilakukan dari tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik. Untuk mencapai mutu hasil laboratorium yang memiliki ketepatan dan ketelitian tinggi maka seluruh metode dan prosedur operasional laboratorium harus terpadu. Akan tetapi, masih sering dijumpai ketidaksesuaian antara hasil pemeriksaan laboratorium dengan keadaan klinis pasien. Hal ini dapat diakibatkan pemeriksaan laboratorium yang dilakukan tidak sesuai prosedur. Kesalahan tahap pra-analitik memberikan kontribusi paling besar pada kesalahan laboratorium. Salah satu kesalahan pada tahap pra-analitik yang sering terjadi adalah penundaan pemeriksaan sampel yang dapat menyebabkan kualitas sampel atau bahan pemeriksaan berubah. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dengan memberikan informasi kepada petugas ATLM terkait manajemen pengelolaan spesimen urine. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah metode ceramah dan diskusi online melalui zoom meeting serta pengumpulan data pengetahuan dilakukan menggunakan google form. Sasaran kegiatan yaitu petugas ATLM sebanyak 100 orang. Uji analisis menunjukkan hasil p-value sebesar 0.000 yang berarti terdapat perbedaan hasil pre-test dan post-test petugas ATLM yang menandakan terdapat peningkatan pengetahuan peserta terkait manajemen pengelolaan specimen urine setelah mengikuti webinar. Melalui kegiatan ini diharapkan peserta mampu mengaplikasikan manajemen pengelolaan spesimen urine dalam proses pelayanan di laboratorium klinik.
Upaya pengendalian angka kejadian stunting melalui peningkatan pengetahuan ibu tentang pemberian gizi seimbang: Efforts to control the event of stunting through increasing maternal knowledge about balanced nutrition Niken Ayu Merna Eka Sari; I Gusti Ayu Putu Satya Laksmi; Ni Komang Ayu Resiyanthi; Putu Ayu Parwati; Ni Luh Gede Intan Saraswati
Bhakti Community Journal Vol. 1 No. 1 (2022): Bhakti Community Journal
Publisher : Stikes Wira Medika Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.076 KB) | DOI: 10.36376/bcj.v1i1.6

Abstract

Target Sustainable Development Goals (SDGs) yang termasuk pada tujuan pembangunan berkelanjutan ke2 yaitu menghilangkan kelaparan dan segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030 serta mencapai ketahanan pangan. Target yang ditetapkan adalah menurunkan angka stunting hingga 40% pada tahun 2025. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada ibu balita tentang pemberian gizi seimbang untuk menekan angka kejadian stunting. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah dengan metode cerama secara individual menggunakan media leaflet. Hasil dari pengabdian masyarakat ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan ibu yang ditunjukkan dengan nilai (pre test) sebagian besar responden adalah termasuk kategori kurang yaitu 18 responden (72%), untuk hasil tingkat pengetahuan setelah intervensi (posttest) didapatkan hasil sebagian besar tingkat pengetahuan kategori baik sebesar 19 responden (76%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan nilai pengetahuan pada ibu balita setelah diberikan edukasi tentang pemberian gizi seimbang. Disarankan untuk melakukan pengabdian masyarakat lanjutan yang dapat mengukur tingkat keterampilan ibu dengan memberikan demostrasi langsung tentang pengolahan makanan yang baik sehingga tercapai gizi yang seimbang pada anak.