Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Behavior of Hospital Health Workers and the Use of Personal Protective Equipment to Prevent Nosocomial Infections Muhamma Ikbal Arif; Haderiah Haderiah; Sulasmi Sulasmi; La Taha; Ain Khaer
Health Notions Vol 6, No 4 (2022): April
Publisher : Humanistic Network for Science and Technology (HNST)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/hn60405

Abstract

One of the unexpected occurrences of activities in the hospital is nosocomial infection. Therefore, it takes attention from all hospital health workers regarding the behavior of the use of qualified Personal Protective Equipment (PPE) to protect themselves from the infection. The purpose of the study was to find out the relationship between the behavior of hospital health workers and the use of PPE to prevent nosocomial infections in Thalia Irham Hospital Kab. Gowa. This research was an analytic observational study with a cross sectional research design. A sample of 70 hospital health workers was determined based on the Lemesow formula, where sampling was carried out using a simple random sampling method. Data analysis was processed by Chi-square statistical test. The results of the analysis of the three variables studied had a significant relationship between knowledge (p-value = 0.000), attitude (p-value = 0.033), action (p-value = 0.027) and the use of PPE in preventing nosocomial infections. As conclusion, there is a relationship between the behavior of hospital health workers and the use of PPE in preventing nosocomial infections. Keywords: behavior; hospital health workers; nosocomial infection; personal protective equipment
tudi Kualitas Bakteriologis Peralatan Makan Pada Rumah Makan di Kota Makassar Haderiah Haderiah; Sulasmi Sulasmi; Novi Novi
HIGIENE: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 1 No 2 (2015): Kesehatan Lingkungan
Publisher : Public Health Department, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (553.879 KB)

Abstract

 Rumah makan adalah suatu tempat umum dimana masyarakat dapat membeli makanan dan minuman yang dapat dimakan dan diminum untuk umum di tempat usahanya tersebut. Peralatan makan merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam peningkatan kualitas peralatan makan, peralatan makan yang memenuhi syarat sanitasi tidak akan menjadi media penyebaran pen-yakit.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui studi kualitas bakteriologis peralatan makan melalui penentuan Angka Lempeng Total (ALT) dan Nilai Most Probale Number (MPN) Coliform. Penelitian ini bersifat observasional dengan pendekatan secara deskriptif. Dari hasil pemeriksaan kualitas bakteriologis peralatan makan dapat dilihat pada pagi hari dan sore hari pada piring didapatkan rata-rata pada rumah makan MR yaitu 1887 dan MJ 1207, pada sendok MR 185 dan MJ yaitu 2470, pada gelas MR yaitu 837 dan MJ 1624,Pada garpu MR yaitu 535 dan MJ 2032, pada mangkok MR yaitu 1035 dan MJ yaitu 557. Pada pemeriksaan MPN Coliform sebanyak 4/100 ml contoh air, sedangkan pada rumah makan MJ didapatkan sebanyak 14/100 ml contoh air.Kesimpulan bahwa kualitas bakteriologis peralatan makan dan air bersih pencucian pada rumah makan MR dan MJ kurang memenuhi syarat. Oleh karena itu disarankan pemilik rumah makan lebih memperhatikan atau melakukan pengawasan tentang cara pencucian peralatan makan.Kata Kunci : Kualitas Bakteriologis, Peralatan Makan
FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PENYAPU JALAN DI SEPANJANG JALAN VETERAN KOTA MAKASSAR Sulasmi lasmi; Ibrahim Ibrahim
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 18, No 1 (2018): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v18i1.728

Abstract

Masalah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang  terjadi pada petugas penyapu jalan sangat tinggi risiko terjadi pada penyapu jalan yang tidak lengkap memakai alat pelindung diri APD, ini disebabkan disebabkan oleh beberapa faktor. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang faktor-faktor  yang mempengaruhi penggunaan APD pada penyapu jalan di sepanjang Jl.Veteran kota Makassar. Jenis  penelitan yang digunakan pada penelitian ini adalah survai yang bersifat deduktif, dengan total sampel sebanyak 28 orang. Hasil penelitian diperoleh bahwa dari 28 pengetahuan yang dikategorikan baik (92,85%), cukup (7,15%), sikap yang dikategorikan baik (96,42%), cukup (3,85%), tindakan yang dikategorikan baik(14,28%), cukup (85,72%), keluhan yang dikategorikan baik (25%), cukup (50%),kurang (50%),petugas kebersihan yang menggunakan masker (42,85%), sarung tangan (17,85%), helm/topi (96,42%), sepatu (28,57%). Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap petugas penyapu jalan dikategorikan baik, tetapi tindakanya kurang dalam menggunakan APD disaat bekerja, oleh karena itu disarankan untuk diadakan penyuluhan secara berkala.               Keyword: Alat Pelindung Diri (APD), Penyapu Jalan, Jalan Raya
PENAMBAHAN AIR KELAPA (COCOS NUCIFERA L) DAN AIR LINDI (LEACHATE) SEBAGAI AKTIVATOR PEMBUATAN KOMPOS Sulasmi lasmi; Nur Syamsi
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 21, No 2 (2021): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v21i2.2317

Abstract

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan  berasal dari aktivitas manusia. Dampak ditimbulkan  sampah  yaitu pencemaran lingkungan. Sehingga perlu pengelolaan sampah dengan cara membuat kompos dimana kompos merupakan material organik yang sudah didekomposisi dan digunakan sebagai media tanam, pupuk, dan penyubur tanah. Penelitian ini untuk mengetahui penambahan air kelapa (cocos nucifera l) dan air lindi (leachate) sebagai aktivator pembuatan kompos. Merupakan penelitian eksperimen semu,  data dianalisa secara deskriptif. Hasil  menunjukka  dari 4 variabel yang diteliti pada penambahan aktivator air kelapa (cocos nucifera l)  dengan konsentrasi 150 ml selama 25 hari dan 250 ml terjadi selama 20 hari dan air lindi (leachate)  dengan konsentrasi 150 terjadi selama 23 hari dan 250 ml  terjadi selama 16 hari dan tanpa penambahan aktivator terjadi selama 29 hari. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan aktivator dapat mempercepat pengomposan dibandingkan dengan tanpa menggunakan aktivator. Disimpulkan bahwa penambahan aktivator air kelapa (cocos nucifera l) dengan konsentrasi 150 ml ,  250 ml dan air lindi (leachate) dengan konsentrasi 150 ml dan 250 ml dapat mempercepat pengomposan dari pada tanpa penambahan activator. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif pengendalian sampah organik sebagai bahan utama dalam pembuatan kompos.Kata Kunci: Air Kelapa (Cocos Nucifera L), Air Lindi (Leachate), Lama Waktu Dekomposisi, Kualitas Fisik Kompos
KEMAMPUAN DAUN SIRIH (Piper Betle Linn) DALAM MENGAWETKAN IKAN KEMBUNG Sulasmi lasmi; Reski Novia Manurung
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 18, No 2 (2018): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v18i2.1159

Abstract

Ikan merupakan bahan makanan yang banyak mengandung protein dan dikonsumsi oleh manusia.tetapi ikan merupakan bahan pangan yang mudah rusak dan busuk bila tidak langsung dikonsumsi, dalam waktu 6-7 jam. Ikan akan mulai membusuk akibat bakteri atau autolisis. Salah satu cara untuk mempertahankan mutu ikan dengan penggunaan bahan pengawet secara alami untuk menghambat pertumbuhan mikroba yaitu dengan menggunakan remasan daun sirih.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan remasan daun sirih (Piper betle linn) dalam mengawetkan ikan kembung dengan variasi konsentrasi 1 gram; 1,5 gram; dan 2gram. Penelitian ini bersifat eksperimen.Hasil Penelitian menunjukkan bahwa  remasan daun sirih dengan konsentrasi 1 gram , 1,5 gram, dan 2 gram bertahan selama 11 jam. Jumlah angka kuman ikan kembung sebelum perlakuan yaitu 1.340.000 koloni/gram, setelah penyimpanan selama 11 jam jumlah angka kuman ikan kembung meningkat  menjadi 12.500.000 koloni/gram. Jumlah kuman setelah perlakuan selama 11 jam menggunakan remasan daun sirih dengan konsentrai 1 gram yaitu 2.796.666 koloni/gram; 1,5 gram yaitu 5.526.000 koloni/gram; 2 gram yaitu 4.266.666 koloni/gram.Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa remasan daun sirih dengan konsentrasi 1 gram; 1,5 gram dan 2 gram  mampu mengawetkan secara organoleptik ikan kembung pada suhu ruang.Tetapi ALT tidak memenuhi syarat SNI 2729:2013.Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan lagi penelitian ini dengan rancangan yang berbeda.Kata kunci : Daun sirih (Piper betle linn), ikan kembung, daya awet.
OBSERVASI TINGKAT KEPADATAN TIKUS DI LINGKUNGAN BUFFER DAN PERIMETER PELABUHAN SOEKARNO HATTA MAKASSAR Sulasmi Sulasmi; Sri Hastuti
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 17, No 1 (2017): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v17i1.674

Abstract

ABSTRAK Tikus adalah binatang pengerat yang merugikan kehidupan manusia dan mampu beradaptasi dengan lingkungan termasuk di daerah pelabuhan. Meningkatnya arus transportasi barang dan penumpang melalui pelabuhan laut perlu diwaspadai terhadap penularan penyakit tular rodensia di pelabuhan. Tikus merupakan vektor penyakit pes dan leptospirosis, Penyakit ini merupakan penyakit zoonosa yang dapat ditularkan kepada manusia.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kepadatan dan jenis tikus yang berkembang biak diwilayah Pelabuhan Soekarno Makassar meliputi wilayah perimeter dan buffer pelabuhan. Jenis penelitian ini merupakan observasi yang dilakukan di wilayah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan yaitu wilayah perimeter dan buffer Pelabuhan soekaron Hatta Makassar.Hasil penelitian diperoleh 9 (sembilan ekor)  tikus dengan nilai kepadatan tikus 1. Spesies yang paling banyak tertangkap adalah 56 % mus musculus, 22 % rattus novergycus dan 22 % rattus diardy di wilayah Perimeter dan 10 ekor tikus dengan nilai kepadatan tikus 1 ekor. Spesies yang paling banyak terperangkap adalah 40 % rattus Novergicus , 40% mus usculus dan 20 % rattus diardy di wilayah buffer.Kesimpulan nilai kepadatan tikus diwilayah perimeter dan buffer masing – masing memiliki nilai kepadatan tikus 1. Jenis tikus yang terperangkap adalah mus musculus, rattus novergycus dan rattus diardy. Disaran kan kepada seluruh masyarakat agar meningkatkan kesadaran mengenai kebersihan lingkungan sehingga tidak menjadi perindukan tikus pada wilayah tersebut. Kata kunci : Tikus, Pelabuhan dan Mus Musculus
ANALISI KADAR CO2 DAN NO DI BASEMENT TRANS STUDIO MAKASSAR Sulasmi lasmi; Uswatun Hasanah
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 20, No 2 (2020): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v2i20.1726

Abstract

Zaman sekarang pembangunan basement semakin  meningkat dan berkembang sebagai lahan parkir karena keterbatasan lahan. Namun kendaraan menjadi salah satu faktor terjadinya pencemaran udara di dalam basement yang nantinya akan berdampak pada kesehatan manusia.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar karbon dioksida (CO2) dan nitrogen monoksida (NO) di basement Trans Studio Makassar sebagai hasil dari aktivitas manusia & emisi kendaraan yang menghasilkan CO2&NO.Jenis penelitian observasional dengan pendekatan deskriptif melalui pengukuran CO2 dan NO pada kawasan parkir basement Trans Studio Makassar. Titik pengambilan sampel udara yaitu 7 titik pengamatan yang mewakili seluruh udara dalam basement  dan dilakukan dua kali pengukuran pada siang hari jam  (13.00-15.00) dan sore  jam  (15.00-17.00) selama 2 hari yaitu hari kerja dan hari libur.Hasil penelitian di basement trans studio makassar menunjukkan pada hari kerja kadar CO2 lebih tinggi pada sore hari yaitu 3.3 ppm dan NO 2.0 ppm. Dan pada hari libur kadar CO2 juga lebih tinggi pada sore hari yaitu 3.1 ppm dan NO 1.3 ppm.Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah kadar CO2 dan NO masih memenuhi persyaratan  yaitu CO2 (5.000 ppm) dan NO (25 ppm). Hal ini disebabkan oleh penggunaan exhaust fan yang berjalan dengan baik sehingga konsentrasi gas dalam basement masih aman bagi petugas parkir dan pengunjung.Kata Kunci :  Pencemaran Udara, Basement, Trans Studio MakassarKarbon Dioksida, Nitrogen Monoksida
Kemampuan Variasi Umpan Dalam Menangkap Tikus Di Industri Tahu Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap Sulasmi lasmi; Siska Siska; Budirman Budirman
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 21, No 1 (2021): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v21i1.2080

Abstract

Tikus merupakan binatang pengerat yang merugikan manusia karena menghabiskan makanan, tanam-tanaman, barang-barang dan lain-lain harta benda. Tikus makin dekat hubungannya dengan manusia, interaksi tikus sangat membahayakan dikarenakan vektor penyakit seperti pes dan leptospirosis. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan variasi umpan Mentimun, Jagung dan Kelapa Bakar dalam menangkap tikus di industri tahu Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap. Jenis penelitian eksperiemen. sampel  sebanyak 6 sampel dengan 3 kali perlakuan.Hasil penelitian  bahwa  umpan Mentimun  paling sedikit disukai tikus yakni masuk perangkap  33,3%,kelapa bakar 66,7%  dan  umpan Jagung  mampu menangkap 6 ekor(100%),  jenis tikus yang tertangkap  Tikus Norvegicus dan Tikus Tanezumi. Kesimpulan  bahwa umpan Jagung merupakan umpan yang paling efektif dalam menangkap tikus
PERILAKU PETANI SAYURAN DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI KELURAHAN PARANGBANOA KECAMATAN PALLANGGA KABUPATEN GOWA Sulasmi lasmi; nurjannah Jannah
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 19, No 2 (2019): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v19i2.1228

Abstract

ABSTRAKMasalah kesehatan yang sering dijumpai pada petani adalah penggunaan pestisida yang sangat berisiko sehingga berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan kerja petani. Sehingga untuk mengurangi faktor risiko terpapar pestisida salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan alat pelindung diri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Perilaku Petani Sayuran dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di Kelurahan Parangbanoa Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatifmenggunakan kuesioner dan observasi. Pengambilan sampel menggunakan Random Samplingdengan jumlah sampel sebanyak 50 orang petani yang ditentukan berdasarkan rumus Slovin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan petani sayuran dalam penggunaan alat pelindung diri (APD) yang dikategorikan baik yaitu 60% dan kategori kurang yaitu 40%. Sikap petani sayuran dalam penggunaan alat pelindung diri (APD) yang dikategorikan baik yaitu 82% dan kategori kurang yaitu 18%. Tindakan petani sayuran dalam penggunaan alat pelindung diri (APD) dikategorikan baik yaitu 88% dan kategori kurang yaitu 12%. Kesimpulan penelitian ini adalah perilaku petani sayuran baik dalam penggunaan alat pelindung diri. Diharapkan kepada pemerintah daerah setempat agar dapat bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Dinas Kesehatan untuk mengadakan penyuluhan kepada petani sayuran dalam penggunaan alat pelindung diri (APD) yang benar. Kata Kunci : Petani sayuran, Perilaku, Alat Pelindung Diri (APD)
EFEKTIVITAS SERBUK BIJI PEPAYA (Carica papaya) DANTAWAS DALAM MENGENDALIKAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti Sulasmi lasmi; ASMIRA UTAMI
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 19, No 1 (2019): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v19i1.954

Abstract

Penyakit demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti dengan virus yang dikenal dengan nama dengue yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan. Pencegahan penyebaran penyakit DBD dapat dilakukan dengan memutus mata rantai penularan melalui pengendalian jentik.Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas serbuk biji pepaya (carica papaya)  dan tawas dalam mengendalikan jentik nyamukAedes aegypti. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Sampel dalam penelitian ini adalah 20 ekor jentik nyamuk Aedes aegypti  yang dipaparkan dengan serbuk biji pepaya (carica papaya) dan tawas dengan dosis 1 gram biji pepaya, 0.5 gram tawas dan 2 gram biji pepaya, 1 gram tawas serta 3 gram biji pepaya dan tawas 1.5 gram, dengan pengulangan sebanyak 3 kali selama 24 jam.   Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis serbuk biji pepaya dan tawas maka semakin banyak jentik yang mati. Pada dosis 1 gram biji pepaya dengan 0.5 gram tawas jentik yang mati sebanyak 20 ekor dengan LD50 pada menit ke-540 . Pada dosis 2 gram biji pepaya dengan 1 gram tawas jentik yang mati sebanyak 20 ekor dengan LD50 pada menit ke-480, dan pada dosis 3 gram biji pepaya dengan 1.5 gram tawas jentik yang mati sebanyak 20 ekor dengan LD50 pada menit ke-420.Hal ini dikarenakan jentik terpapar dengan serbuk biji pepaya yang memiliki kandungan kimia.Kesimpulan penelitian ini adalah serbuk biji pepaya (carica papaya) dan tawas efektif dalam mematikan jentik nyamuk Aedes aegypti dimana LD50 telah tercapai sehingga serbuk biji pepaya dan tawas dapat menjadi salah satu bahan yang dapat direkomendasikan dalam mengendalikan vektor demam berdarah dengue.Kata kunci : Serbuk biji pepaya, Tawas, Jentik Aedes aegypti