lataha lataha
Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

KEMAMPUAN DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius) DALAM MENGUSIR KECOAK La taha, la taha; Nurawalia, Nurawalia
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 17, No 1 (2017): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v17i1.681

Abstract

ABSTRAK Kecoak merupakan serangga yang banyak menimbulkan kerugian bagi manusia selain menimbulkan bau tidak sedap, kecoak juga merupakan vektor beberapa penyakit, kecoak amerika adalah kecoak yang paling sering di temukan di pemukiman Indonesia. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui kemampuan daun pandan wangi dengan dosis, 3 gr, 6 gr, dan 9 gr, dalam mengusir kecoak priplaneta americana. Jenis penelitian ini merupakan eksperimen untuk menguji  kemampuan daun pandan wangi sebagai pengusir kecoak, penelitian ini dilakukan dengan 3 dosis yaitu 3 gr, 6 gr, dan 9 gr kemudian dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali, setiap percobaan dilakukan pengamatan selama 12 jam, hasil diolah secara manual dalam bentuk tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dosis 3 gr, 6 gr, dan 9 gr,  sudah mampu mengusir kecoak karena tidak ada kecoak yang mendekat pada botol uji bagian A2 yang terdapat umpan dan daun pandan wangi, dengan dosis 3 gr sudah mampu mengusir kecoak, dan semakin tinggi dosis yang digunakan maka semakin efektif mengusir kecoak, hal ini karena daun pandan wangi memiliki kandungan kimia seperti flavanoid, polifenol, tanin, alkaloid, dan saponin yang menyebabkan kecoak tidak mendekat pada daun pandan wangi. Kesimpulan bahwa daun pandan wangi mampu mengusir kecoak,dan disarankan kepada masyarakat untuk menggunakan daun pandan wangi sebagai media dalam mengusir kecoak, sebagai insektisida nabati karena aman bagi lingkungan dan manusia.   kata kunci           : Daun pandan wangi, Pengendalian kecoak
STUDI VOLUME JUMLAH KENDARAAN TERHADAP KANDUNGAN NO2 DI UDARA PADA BASEMENT TRANS STUDIO MAKASSAR La Taha, La Taha; Nur Hardiyanti, Nur Hardiyanti
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 20, No 2 (2020): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v2i20.1743

Abstract

            Nitrogen Dioksida (NO2) adalah salah satu komponen utama yang mempengaruhi kualitas udara, yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar pada mesin kendaraan. Basement merupakan tempat yang berisiko terhadap terjadinya pencemaran udara yang disebabkan emisi gas kendaraan sehingga berpotensi tercemar NO2.            Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jumlah kendaraan terhadap kandungan NO2di udara pada basement Trans Studio Makassar. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian inii berupa deskriptif  dengan pengukuran di tujuh titik yaitu : (1). Jalan masuk basement. (2). Depan escalator. (3) Depan lift. (4). Depan tangga gajah (permainan anak-anak). (5). Depan Carrefur. (6). Depan Mushollah. (7). Jalan Keluar basement. Data yang diperoleh melalui pengukuran dii lapangan. Alat yang digunakan yaitu Hygrometer, Anemometer, counter, dan Odalog 7000. Hasil  penelitian disajikan dalam bentuk tabel.            Hasil penelitian diperoleh rata-rata kandungan NO2 di Area Basement Trans Studio Makassar pada waktu siang-sore hari yaitu 1,25-2.7 µg/Nm3 dengan rata-rata suhu 29oC-31,4oC, kelembaban 54,2%-62% dan kecepatan angin 0,3m/s-0,6m/s. Hasil tersebut masih di bawah kadar baku mutu udara ambient Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara yaitu 400 µg/Nm3 dalam waktu pengukuran 1 jam.            Berdasarkan hasil penelitian ini, maka disimpulkan kadar NO2 di temukan kisaran 1,25-2,7 µg/Nm3 dari hasil pengukuran ini tidak melebihi standar baku mutu berdasarkan dengan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999. Disarankan agar pihak pengelolah parkir basement Trans Studio Makassar dapat menambah ventilasii agar sirkulasi udara bisa lebih baik.
Behavior of Hospital Health Workers and the Use of Personal Protective Equipment to Prevent Nosocomial Infections Muhamma Ikbal Arif; Haderiah Haderiah; Sulasmi Sulasmi; La Taha; Ain Khaer
Health Notions Vol 6, No 4 (2022): April
Publisher : Humanistic Network for Science and Technology (HNST)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/hn60405

Abstract

One of the unexpected occurrences of activities in the hospital is nosocomial infection. Therefore, it takes attention from all hospital health workers regarding the behavior of the use of qualified Personal Protective Equipment (PPE) to protect themselves from the infection. The purpose of the study was to find out the relationship between the behavior of hospital health workers and the use of PPE to prevent nosocomial infections in Thalia Irham Hospital Kab. Gowa. This research was an analytic observational study with a cross sectional research design. A sample of 70 hospital health workers was determined based on the Lemesow formula, where sampling was carried out using a simple random sampling method. Data analysis was processed by Chi-square statistical test. The results of the analysis of the three variables studied had a significant relationship between knowledge (p-value = 0.000), attitude (p-value = 0.033), action (p-value = 0.027) and the use of PPE in preventing nosocomial infections. As conclusion, there is a relationship between the behavior of hospital health workers and the use of PPE in preventing nosocomial infections. Keywords: behavior; hospital health workers; nosocomial infection; personal protective equipment
FAKTOR–FAKTOR DALAM KEPEMILIKAN JAMBAN KELUARGA TERHADAPKEBIASAAN BUANG AIR BESAR DISEMBARANG TEMPAT DI DESA BULU ULAWENG KECAMATAN PATIMPENG KABUPATEN BONE lataha lataha; Hastikawati Hastikawati
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 19, No 2 (2019): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v19i2.1219

Abstract

Pembuangan tinja manusia merupakan bagian yang penting dalam sanitasi lingkungan. Pembuangan tinja manusia yang tidak memenuhi syarat sanitasi dapat menyebabkan terjadinya pencemaran tanah serta penyediaan air bersih, dan memicu hewan vektor penyakit, misalnya lalat, tikus atau serangga lain untuk bersarang, berkembang biak serta menyebarkan penyakit. Penelitian bertujuan untuk mengetahui keterkaitan pengetahuan, sikap, pendidikan dan pendapatan masyarakat dengan kepemilikan jamban keluarga terhadap kebiasaan buang air besar disembarang tempat di Desa Bulu ulaweng Kecamatan Patimpeng Kabupaten Bone. Jenis penelitian yaitu penelitian deskriptif, yang menjadi populasi adalah kepala keluarga yaitu 179 KK dan jumlah sampel yaitu 99 KK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 99 responden ada 70,7 % yang berpengetahuan tinggi dan 29,3 % yang berpengetahuan rendah, 80,8 % yang bersikap baik dan 19,2 % yang bersikap buruk, 15,2 % yang berpendidikan tinggi dan 84,8 % yang berpendidikan rendah, masing – masing 1 % yang berpendapatan sangat tinggi dan tinggi, 18,2 % yang berpendapatan sedang serta 79,8 % yang berpendapatan rendah. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan dan sikap memiliki keterkaitan terhadap kepemilikan jamban keluarga.Sedangkan tingkat pendidikan dan pendapatan tidak memiliki keterkaitan terhadap kepemilikan jamban keluarga. Kata kunci :Jamban, Pengetahuan, Sikap, Pendidikan, Pendapatan
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KELELAHAN PADA BURUH ANGKUT BARANG KAPAL PENUMPANG PELNIi DI PELABUHAN MURHUM KOTA BAU-BAU lataha lataha; Devi Mardiana
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 21, No 1 (2021): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v21i1.2086

Abstract

Pelabuhan sebagai sarana prasarana transportasi yang mendukung kelancaran sistem transportasi laut memiliki fungsi yang erat kaitannya dengan faktor-faktor sosial ekonomi. Pelabuhan berfungsi sebagai pusat perdagangan dan jasa, Pada setiap persinggahan kapal di pelabuhan terdapat buruh angkut barang dimana barang yang dibongkar dari kapal langsung diantar kepemilik barang sehingga menyebabkan kapal yang sandar membutuhkan waktu pembokaran.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kelelahan pada buruh angkut barang kapal penumpang pelni di Pelabuhan Murhum Kota Bau-Bau. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Dengan Uji Chi-Square, adapun sampel dalam penelitian ini yaitu 75 orang.Hasil penelitian menunjukan tidak ada hubungan antara masa kerja dengan tingkat kelelahan yaitu (p=0,333), tidak ada hubungan antara umur dengan tingkat kelelahan yaitu (p=0,247), tidak ada hubungan antara lama kerja dengan tingkat kelelahan yaitu (p=0,495), dan ada hubungan antara sikap kerja dengan tingkat kelelahan yaitu (p=0,005).Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan yaitu tidak ada hubungan antara masa kerja dengan tingkat kelelahan, tidak ada hubungan antara umur dengan tingkat kelelahan, tidak ada hubungan antara lama kerja dengan tingkat kelelahan, dan ada hubungan antara sikap kerja dengan tingkat kelelahan. Peneliti menyarankan perlunya diadakan penyuluhan tentang bahaya kesehatan dan keselamatan kerja. Kata Kunci : Tingkat Kelelahan, Buruh Angkut, Kapal Penumpang, Pelabuhan
STUDI SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEPADATAN LALAT PADA PELELANGAN IKAN BEBA DI DESA TAMASAJU KECAMATAN GALESONG UTARA KABUPATEN TAKALAR Syahrul Rahmadana; lataha lataha
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 20, No 1 (2020): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v20i1.1458

Abstract

Tempat Pelelangan Ikan (TPI) merupakan pasar yang biasanya terletak di dalam pelabuhan/pangkalan pendaratan ikan, dan di tempat tersebut Terjadi transaksi penjualan ikan/hasil laut baik secara lelang maupun tidak.Jenis penelitian ini yaitu menggunakan observasional dengan pendekatakatan deskriptif yaitu melakukan pengukuran kepadatan lalat pada kawasan pelelangan ikan beba di desa tamasaju kecamatan galesong utara kabupaten takalar.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui studi sanitasi lingkungan dengan kepadatan lalat pada pelelangan ikan beba di desa tamasaju kecamatan galesong utara kabupaten takalar.Hasil penelitian yang telah dilakukan dengan pengukuran  kepadatan lalat pada saluran air limbah (SPAL) yaitu 17 ekor/Flykgrill sedangkan pada tempat pembuang sampah (TPS) yaitu 10 ekor/Flygrill dan pada sarana air bersih pada pelelangan ikan yaitu 8 ekor/FlygrillBerdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa tingkat kepadatan lalat pada pelelangan ikan termasuk dalam kategori padat.oleh karna itu para penjual di pelelangan ikan di Sarankan  harus lebih memperhatikan kebersihan dan lingkungan disekitar pelelangan ikan dengan tidak membuang sampah ampas ikan disembarang tempat sehingga tidak menjadi tempat perkembangbiakan oleh lalat. Kata Kunci : Tingkat Kepadatan Lalat, Pelelangan Ikan Beba, SPAL, TPS, Air Bersih.
HUBUNGAN PELAKSANAA PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA BURUH PROYEK MAKASSAR NEW PORT DI PT. PP (PERSERO) Tbk lataha lataha; Diah Ayu Lestari
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 21, No 2 (2021): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v21i2.2377

Abstract

Sumber daya manusia perlu dilindungi, dengan program pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja harus dilakukan konsisten. Program keselamatan dan kesehatan kerja erat kaitannya dengan produktivitas kerja seorang tenaga kerja, demikian jika pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja terlaksana dengan baik akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian secara cross sectional, untuk mengetahui hubungan program keselamatan dan kesehatan kerja dengan produktivitas kerja. Jumlah sampel 153 dengan metode pengambilan sampel menggunakan random sampling dan analisis data melakukan uji statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari empat variabel yang diteliti terdapat dua variabel yang tidak memiliki hubungan yang signifikan yaitu penyuluhan K3 dengan nilai (p= 0,159) dan pelatihan K3 dengan nilai (p= 0,954) sedangkan untuk variabel pemeriksaan kesehatan berkala dengan nilai (p= 0,002) dan penggunaan APD dengan nilai (p= 0,023) memiliki hubungan yang signifikan dengan produktivitas kerja seorang buruh. Dapat disimpulkan hasil penelitian ini variabel penyuluhan K3 dan pelatihan K3 tidak ada hubungan dengan produktivitas kerja sedangkan untuk variabel pemeriksaan kesehatan berkala dan penggunaan APD ada hubungan dengan produktivitas kerja seorang buruh. Diharapkan kepada buruh di PT. PP (Persero) Tbk, ketika bekerja untuk meminimalisir risiko menurunnya produktivitas kerja agar para buruh dapat meningkatkan kedisiplinan dalam penggunaan APD selama bekerja dan melakukan pemeriksana kesehatan berkala minimal satu tahun sekali.Kata Kunci: Produktivitas Kerja, Buruh, Penyuluhan K3, Pelatihan K3, Pemeriksaan Kesehatan Berkala, Penggunaan APD
KEMAMPUAN EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) UNTUK MEMATIKAN LARVA NYAMUK Aedes aegypti dan Culex sp lataha lataha; Nur Inang
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 18, No 2 (2018): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v18i2.1157

Abstract

Vektor merupakan serangga atau hewan lain yang biasanya membawa agent salah satunya nyamuk Aedes aegypti merupakan nyamuk penyebab penyakit demam berdarah dengue (DBD) serta nyamuk Culex sp dapat menyebabkan penyakit Japanese Entephalitis (radang otak) dan Filiriasis.  Tahun 2015 Kabupaten Bone termasuk dalam  kategori tertinggi penyakit DBD di Sulawesi Selatan sebanyak 777 kasus. Dan untuk kasus filariasis kategori tertnggi pada kabupaten Pangkep sebanyak 116 kasus.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan ekstrak daun papaya (Carica papaya L.) untuk mematikan larva Aedes aegypti dan Culex sp. Jenis penelitian yang digunakan adalah bersifat eksperimen, yaitu untuk mengetahui kemampuan ekstrak daun papaya (Carica papaya L) untuk mematikan larva nyamuk Aedes aegypti dan Culex sp dengan jumlah sampel sebanyak 480 ekor.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa larva Aedes aegypti  dan Culex sp ekstrak daun papaya untuk mematikan larva Aedes aegypti dengan konsentrasi 10% sebanyak 43,3%, 15% sebanyak 73% dan konsentrasi 20% sebanyak 98,1% dan Culex Sp dengan konsentrasi 10% sebanyak 28,3%, konsentrasi 15% sebanyak 44,9% dan konsentrasi 20% sebanyak 69,8%Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.) mampu mematikan larva instar III nyamuk Aedes aegypti  dan Culex sp dengan konsentrasi 15% dan 20% dengan waktu 12 jamKata Kunci : Ekstrak Daun Pepaya, Culex, Aedes Aegypti.
STUDI KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR BERSIH DI KAPAL PENUMPANG PELNI DAN NON PELNI DI PELABUHAN NUSANTARA PAREPARE Fiatri Husain; lataha lataha
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 19, No 1 (2019): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v19i1.974

Abstract

Air merupakan hak dasar bagi setiap makhluk hidup karena di bumi semua makhluk menggantungkan hidupnya pada air tanpa terkecuali manusia. Sekitar  70-80% dari berat badan  tubuh manusia  adalah mengandung air. Oleh karena itu air menjadi kebutuhan pokok dan berperan penting bagi kelangsungan kehidupan. Maka dari itu setiap kapal yang sandar di pelabuhan diperiksa kualitas bakteriologis air bersih yang termasuk bagian sanitasi kapal.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan Gambaran Tentang Kualitas Bakteriologis Air Bersih di Kapal Penumpang Pelni dan Non Pelni di Pelabuhan Nusantara Parepare. Jenis penelitian ini observasional deskriptif yaitu melakukan pemeriksaan untuk mengetahui adanya bakteri MPN Coliform dan Eschericia Coli pada Air Bersih. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini seluruh kapal penumpang pelni sebanyak 2 buah kapal dan non pelni sebanyak 6 buah kapal.Hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa 2 Kapal Pelni memenuhi syarat E.coli walaupun 1 kapal pelni (lambelu) ditemukan hasil pemeriksaan MPN Coliform masih dibawah ambang batas. Sedangkan 6 kapal Non Pelni terdapat 3 positif MPN Coliform, 3 Kapal negatif MPN Coliform dan pada pemeriksaan E.coli terdapat 5 kapal yang negatif E.coli dan 1 kapal positif E.coli.Kesimpulan dari penelitian ini yang telah dilakukan terdapat 2 kapal Pelni memenuhi syarat dan kapal Non Pelni 5 yang memenuhi syarat dan 1 kapal Non Pelni tidak memenuhi syarat yaitu KM Queen Soya sesuai Permenkes No. 32 Tahun 2017. Jadi diharapkan  pekerja kapal  untuk memperhatikan kebersihan kapal pada bagian sanitasinya khususnya pada air bersih.Kata Kunci : Air Bersih, Bakteriologis, Kapal Pelni dan Non Pelni
KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PENYAKIT ISPA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MONCOBALANG KECAMATAN BAROMBONG KABUPATEN GOWA lataha lataha; Ryzdayani Ryzdayani
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 18, No 1 (2018): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v18i1.729

Abstract

Lingkungan pemukiman sangat besar peranannya dalam penyebaran penyakit menular, hal ini disebabkan karena kondisi perumahan yang tidak memenuhi syarat rumah sehat, terutama dilihat dari kondisi kesehatan lingkungan yang buruk, sehinggah berdampak, masyarakat itu sendiri untuk terjadinya suatu penyakit yang berbasis lingkungan yang dapat menular, adapun penyakit yang diakibatkan oleh keadaan tersebut adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut).Jenis penelitian deskriptif,tujuan penelitian yaitu Untuk mengetahui kondisi pencahayaan, ventilasi, kondisi suhu dan kepadatan penghuni dengan kejadian penyakit ISPA di wilayah kerja puskesamas moncobalan kecamatan barombong kabupaten gowa, adapun jumlah sampel yang di teliti yaitu 196 penderita.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kondisi pencahayaan rumah responden yang ada di Desa Tinggimae kecamatan Barombong kabupate Gowa yakni rumah yang tidak memenuhi 114 penderita dengan persentase 58,16%, Kondisi ventilasi rumah responden yakni ventilasi rumah responden yang tidak memenuhi syarat 83 orang dengan persentase 42,34%, Kondisi suhu yakni 96 orang dengan persentase 48,97 % yang tidak memenuhi syarat dan Kondisi kepadatan penghuni yakni kondisi kepadatan penghuni yang tidak memenuhi syarat  yakni 140 orang dengan persentase 71,42 %.Kesimpulan yaitu kondisi pencahayaan, suhu,ventilasi dan kepadatan penghuni rumah yang ada di desa Tinggimae kecamatan Barombong kabupaten Gowa melihat hasil diatas masih banyak yang belum memenuhi syarat rumah sehat sesuai dengan peraturan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1077/Per/V/2011 tentang Rumah sehat adapun sarannya yaitu Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian  terkait dengan bakteriologis yang ada pada ruangan sabagai bahan pembanding antara hasil dari responden, dan bagi masyakat sebaiknya lebih memperhatikan derajat kesehatannya dengan rutin melakukan konseling terhadap petugas klinik sanitasi Kata kunci:Kondisi rumah, ISPA, balita.