hidayat hidayat
Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Mussel Fish (Polymesoda Erosa) and Microplastics inTallo River, Makassar, Indonesia Yuliati; Anwar Daud; Anwar Mallongi; Burhanuddin Bahar; Hidayat
Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology Vol. 15 No. 3 (2021): Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology
Publisher : Institute of Medico-legal Publications Pvt Ltd

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37506/ijfmt.v15i3.16007

Abstract

Background: Microplastics are plastic particles whose diameter is less than 5 mm, which can be a problem for the environment and public health. This study aimed to determine the Mussel Shellfish’s microplastic content (Polymesodaerosa) in the Tallo Makassar River. Methods: This type of research is observational with a laboratory approach using Minitab 16 software to determine the microplastic content of Mussel Shellfish(Polymesoda erosa) in the Tallo Makassar River. Results: The results of this study indicated that the abundance of microplastics in the Mussel Shellfish (Polymesodaerosa) at station 1 was 3.8 Mps/Ind, while at station II and station III was 0.8 Mps/Ind. For contaminants, station 1 was 80%, station II was 60%, and station III was 40%. The most types of microplastics were line and fragment types, while the most common microplastics found were blue, red and transparent. Conclutions: Mussel Shellfish (Polymesodaerosa) originating from the Tallo Makassar River contain microplastics. The highest abundance of microplastics was at station I of 3.8 Mps/Ind, while stations II and III were at 0.8 MPs/Ind. Station I is 80% for contaminants, Station II is 60%, and Station III is 40%.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Pengrajin Gerabah Di Lingkungan Sandi Kelurahan Pallantikang Kecamatan Pattallassang Kabupaten Takalar Syarlina Syarlina; hidayat hidayat
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 19, No 1 (2019): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v19i1.936

Abstract

Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan jenis penyakit yang banyak dikeluhkan oleh pengrajin. Hal ini diakibatkan olehg erakan yang dilakukan berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama. Jenis keluhan yang biasa dirasakan oleh pengrajin diantara adalah rasa panas, kaku, nyeri tertusuk-tusuk pada bagian punggung bawah.Penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian nyeri punggung bawah pada pengrajin gerabah di lingkungan sandi.Penelitian ini merupakan penelitian observasion alanalitik dengan desain cross sectional study, jumlah sampel sebanyak 67 orang dan dengan metode penarikan sampel menggunakan simple random sampling dan analisis data diuji dengan melakukan uji statistic yaitu chi-square. Hasil penelitian diperoleh bahwa dari empat variabel yang diteliti terdapat 1 variabel yang tidak memiliki hubungan bermakna yaitu lama kerja,  untuk masa kerja dan sikap kerja tidak dapat diuji analisis karena semua pengrajin sesuai dengan standar dan 1 variabel yang memiliki hubungan bermakna yaitu umur.Diharapkan bagi para pengrajin untuk sering melakukan peregangan otot ketika merasakan kram atau sakit pada bagian tubuh serta melakukan olahraga yang teratur dan makan makanan yang banyak mengandung gizi.Kata Kunci    : Nyeri Punggung, Pengrajin, Umur,  Lama Kerja, MasaKerja, SikapKerja.
FAKTOR RISIKO GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA DI BAGIAN PRODUKSI PT. SEMEN TONASA KAB PANGKEP hidayat hidayat; Khiki Purnawaty Kasim; Alyza Syafitrah Dahliyani
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 19, No 2 (2019): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v19i2.1236

Abstract

ABSTRAKKeberadaan industri selain memberikan konstribusi besar juga memungkinkan timbulnya masalah, seperti gangguan pendengaran akbiat bising ditempat kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko gangguan pendengaran pada pekerja di bagian produksi PT. Semen Tonasa Kab. Pangkep. Penelitian ini merupakan observasional analitik dengan desain cross sectional study, jumlah sampel sebanyak 50 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, sound level meter dan audiometer. Data yang diperoleh akan diuji statistik dengan menggunakan uji chi-square yang diolah dengan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan dari 50 responden ada 8 responden yang mengalami gangguan pendengar dan 42 yang tidak mengalami gangguan pendengara. Serta adanya hubungan antara gangguan pendengaran dengan Lama Kerja (p = 0,02), Masa Kerja (p = 0,006) dan penggunaan APD (p = 0,03) yang dapat dikategorikan sebagai faktor risiko ganguan pendengaran. Hasil pengukuran kebisingan pada Rawmill 4 yaitu 93,92 dB dan Finishmill 4 yaitu 92,32 dB. Namun pengukuran intensitas kebisingan tidak dapat diuji karena semua titik pengukuran melebihi ambang batas. Kesimpulan dari penelitian ini tingkat kebisingan melebihi nilai ambang batas dan adanya hungan antara lama keja, masa kerja, penggunaan APD dengan gangguan pendengaran. Sebaiknya agar perusahaan membuat hasil pengukuran kebisingan secara berkala agar dikaitkan dengan lama kerja, memperhatikan rotasi pekerja dengan melihat masa kerja dan pemberian sanksi kepada pekerja yang tidak taat menggunakan APD dilingkungan kerja.Kata Kunci : Gangguan Pendengaran, Kebisingan, Masa Kerja, Lama Kerja, Penggunaan APD
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN KESEHATAN PADA PETANI BAWANG MERAH (AlliumCepa) DI DESA SARURAN KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG Sabaria Sabaria; Hidayat Hidayat
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 20, No 1 (2020): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v20i1.1481

Abstract

Petani menggunakan pestisida untuk membasmi hama dan gulma dengan harapan hasil produk pertanian semakin meningkat. Pestisida organofosfat dapat mempengaruhi fungsi syaraf dengan jalan menghambat kerja enzim kholinestrase, suatu bahan kimia esensial dalam menghantarkan impuls sepanjang serabut syaraf.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan gangguan kesehatan pada petani bawang merah (Allium Cepa) di Desa Saruran Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan metode cross secstional study, dimana variable bebas dan terikat diteliti secara bersamaan dengan sampel sebanyak 87 responden.Hasil penelitian dari kelompok umur ada hubungan dengan gangguan kesehatan dimana p=0,000 ≥ a=0,05, lama penggunaan ada hubungan dimana p=0,000 ≤ a=0,05, penggunaan APD ada hubungan dengan gangguan kesehatan dimana p=0,000 ≤ a=0,05 cara peracikan ada hubungan dengan gangguan kesehatan dimana p=0,000 ≤ a=0,05, cara penyemprotan ada hubungan dengan gangguan kesehatan dimana p=0,000 ≤ a=0,05.Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu ada hubungan antara umur, lama penggunaan, APD (alat pelingdung diri), cara peracikan, dan cara penyemprotan terhadap gangguan kesehatan pada petani bawang merah (Allium Cepa). Kata Kunci : Petani Bawang (Allium Cepa) , Pestisida, Gangguan   Kesehatan
KONDISI FAKTOR FISIK RUMAH DAN KEJADIAN ISPA DI DESA ALENANGKA KECAMATAN SINJAI SELATAN KABUPATEN SINJAI Fitrah Anantasia; Mulyadi Mulyadi; Hidayat Hidayat
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 21, No 2 (2021): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v21i2.2348

Abstract

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu masalah penyakit tertinggi yang ada di Kabupaten Sinjai. Tempat tinggal dengan ventilasi yang kurang memenuhi kriteria sehingga mengakibatkan pergantian oksigen kurang sempurna, lingkungan fisik rumah yang juga tidak memenuhi syarat, dan hampir setiap rumah masih menggunakan bahan bakar memasak dengan kayu bakar. Kondisi lingkungan yang seperti ini dikhawatirkan berpotensi akan kejadian  ISPA dengan faktor-faktor yang ada.Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui hubungan kondisi rumah dengan kejadian ISPA di Desa Alenangka Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai. Jenis penelitian yang digunakan didalam penelitian ini yaitu obervasional analitik dan dianalisa secara cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 44 rumah. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan. Hasil analisis data dengan menggunakan uji korelasi pearson.Hasil penelitian menunjukkan data variabel ventilasi didapatkan nilai p = 0,219 (p > 0,05) berarti tidak ada hubungan dengan kejadian ISPA, variabel suhu dengan nilai p = 0,029 (p < 0,05) berarti ada hubungan dengan kejadian ISPA, variabel kelembaban dengan nilai p = 0,034 (p < 0,05) berarti ada hubungan dengan kejadian ISPA, dan variabel kepadatan hunian dngan nilai p = 0,123 (p > 0,05) berarti tidak ada hubungan dengan kejadian ISPA.Kata Kunci : Kejadian ISPA, Ventilasi, Suhu, Kelembaban, Kepadatan Hunian
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DBD DI PULAU BALANG LOMPO KABUPATEN PANGKEP hidayat hidayat; Nasriah Nasriah
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 17, No 2 (2017): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v17i2.853

Abstract

Penyakit DBD merupakan penyakit menular yang terutama menyerang anak-anak. Penularan penyakit ini disebabkan oleh penyebarannya sangat cepat dan sering menimbulkan wabah yang luar biasa, sehingga menyebabkan banyak kesakitan bahkan sampai pada kematian. Permasalahan ini sering muncul dan berulang bersamaan dengan datangnya musim hujan di Indonesia, dan ditunjang kurangnya kesadaran akan kebersihan lingkungan dari masyarakat setempat. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian DBD Di Pulau Balang Lompo Kabupaten Pangkep. Jenis penelitian ini yaitu jenis penelitian observasional dengan cara pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh rumah tangga dengan jumlah 300 rumah yang ada di Kelurahan Mattiro Sompe Pulau Balang Lompo Kab. Pangkep. Sampel yang digunakan yaitu sebanyak 171 rumah. Analisa data dengan menggunakan uji satatistik “Chi-Square (X²)” yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dari jawaban kuesioner kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara Kepadatan Jentik dengan Kejadian DBD di Pulau Balang Lompo yaitu hasil uji chi square diperoleh nilai p= 0,018 <  α=  0,05, ada hubungan antara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) atau gerakan 3M dengan kejadian DBD hasil uji chi square diperoleh nilai p= 0,000 < α= 0,05, ada hubungan antara Mobilitas Penduduk  dengan kejadian DBD yaitu hasil uji chi square diperoleh nilai p= 0,000 lebih < α= 0,05 dan tidak ada hubungan antara Kebiasaan Menggantung Pakaian Dalam Rumah  dengan kejadian DBD.  Hal  tersebut didasarkan pada hasil uji chi square diperoleh nilai p= 0,819 > α= 0,05. Kesimpulan dari peneltian ini adalah ada hubungan antara kepadatan jentik Aedes aegypti, ada hubungan antara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) salah satunya pelaksanaan 3M,dan ada hubungan antara mobilitas penduduk dengan kejadian DBD. Sedangkan tidak ada hubungan antara kebiasaan menggantung pakaian dalam rumah dengan kejadian DBD di Pulau Balang Lompo Kelurahan Mattiro Sompe Kec. Liukang Tupabbiring Kab. Pangkep.Kata kunci : DBD,  Aedes aegypti, 3M
HUBUNGAN PERILAKU PEMBUAT SAGU TERHADAP KUALITAS FISIK SAGU DI DESA KAMPUNG BARU KABUPATEN LUWU UTARA hidayat hidayat; Melissa Telaumbanua
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 18, No 1 (2018): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v18i1.732

Abstract

Higiene dan sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikanfaktor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin akan menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan. Sagu (Metroxylonsp) merupakan salah satu komoditi bahan pangan yang banyak mengandung karbohidrat, sehingga sagu merupakan bahan makanan pokok untuk beberapa daerah di Indonesia seperti Maluku, Irian Jaya dan sebagian di Sulawesi.Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan prilaku pembuat sagu terhadap kualitas fisik dalam pembuatan sagu di desa Kampung Baru Kecamatan Mappedeceng Kabupaten Luwu Utara.Adapun jenis penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional adalah suatu penelitian tentang hubungan perilaku higiene sanitasi pekerja atau penjamah dalam pembuatan sagu dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data di ukur atau di kumpulkan dalam waktu bersamaan.Hasil penelitian dengan mengunakan kuesioner dan observasi menunjukkan bahwa pengetahuan tinggi 28,1% dan pengetahuan rendah 71,9%, sikap baik 31,8% dan buruk 68,2%, serta tindakan baik 20,4% dan tidak baik 79,6%. Dan mendapatkan hasil memakai uji statistic Chi Square sangat berpengaruh terhadap kualitas sagu dan mendapatkan hasil pengetahuan p=0,000 < α= 0,05, sikap p= 0,000 < α= 0,05, dan tindakan p= 0,000 < α=0,05. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara pengetahuan dengan kualitas sagu, ada hubungan antara sikap dengan kualitas sagu, dan adahubungan antara tindakan dengan kualitas sagu di Desa Kampung Baru Kecamatan Mappedeceng Kabupaten Luwu Utara. Adapun saran dari penelitian ini yaitu diharapkan bagi pemerintah setempat untuk rutin melaksanakan penyuluhan tentang cara-cara pembuatan sagu yang bersih dan sehat agar pengetahuan pembuat sagu menjadi lebih baik dan hasil sagu yang mereka produksi menjadi lebih bersih dan diharapkan pembuat sagu untuk meningkatkan kesadaran akan kebersihan pribadi dan kebersihan dalam memproduksi sagu agar kualitas sagu menjadi lebih meningkat dan tidak menyebabkan kerugian. Keyword : Kualitas sagu, perilaku, pembuat sagu.
HUBUNGAN KONDISI RUANGAN DAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT KULIT PADA ASRAMA PUTRI PONDOK PESANTREN SULTAN HASANUDDIN KAB. GOWA Hidayat hidayat; Ramlah Ramlah
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 18, No 2 (2018): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v18i2.1158

Abstract

Penyakit kulit merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dan satu diantaranya sering terjadi di Pondok Pesantren karena merupakan tempat yang rentan dalam penyebaran penyakit kulit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kondisi ruangan dan personal hygiene dengan kejadian penyakit kulit pada Asrama Putri Pondok Pesantren Sultan Hasanuddin Kab. Gowa Tahun 2018. Rancangan penelitian menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel 205 orang dan 10 ruang kamar. Populasi penelitian adalah semua santriwati Madrasah Tsanawiyah yang tinggal di Asrama Putri Pondok Pesantren Sultan Hasanuddin. Data primer didapatkan dengan melakukan pengisian kuesioner, mengobservasi, serta melakukan pengukuran terhadap kondisi ruangan Pondok Pesantren. Hasil penelitian yang diteliti sebanyak 2 variabel yang tidak memenuhi syarat   yaitu kepadatan hunian  & ventilasi dan 1 variabel yang memenuhi syarat kesehatan yaitu angka kuman di udara dalam hal kondisi ruangan dan 1 variabel yang berhubungan serta 1 variabel yang tidak berhubungan dengan kejadian penyakit kulit dalam hal personal hygiene, hasil pengukuran variabel kepadatan hunian yaitu 7 kamar (70%), ventilasi yaitu 10 kamar (100%) tidak memenuhi syarat kesehatan, variabel kebiasaan mengganti pakaian hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai P= 0,05 ≤ α= 0,05 yang berarti bahwa ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan mengganti pakaian dengan kejadian penyakit kulit. Kesimpulan yang didapatkan yaitu kondisi ruangan yang tidak memenuhi syarat kesehatan memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian penyakit kulit dan personal hygiene kebiasaan mengganti pakaian juga memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian penyakit kulit pada Asrama Putri Pondok Pesantren Sultan Hasanuddin Kab. Gowa.Kata Kunci : Kondisi Ruangan, Personal Hygiene, Penyakit Kulit.
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN) PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) DI PELABUHAN NUSANTARA KOTA PAREPARE Firdayanti Firdayanti; Hidayat Hidayat
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 22, No 1 (2022): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v22i1.2412

Abstract

Tenaga kerja bongkar muat sering mengalami keluhan nyeri punggung bawah dengan jenis keluhan pegal, linu, ngilu, atau tidak nyaman di daerah punggung bawah. Hal ini diakibatkan oleh pekerjaan mengangkat barang yang monoton yang pada umumnya tidak memenuhi standar ergonomi, beban angkat yang berat dan dalam rentang waktu yang lama. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan beban kerja, masa kerja, lama kerja serta sikap kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada tenaga kerja bongkar muat di Pelabuhan Nusantara Parepare. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian secara cross sectional, jumlah sampel sebanyak 98 dengan metode penarikan sampel menggunakan purposive sampling dan analisis data diuji dengan melakukan uji statistik.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari empat variabel yang diteliti terdapat 2 variabel yang tidak memiliki hubungan dengan keluhan nyeri punggung bawah yaitu lama kerja (p= 0.170) dan sikap kerja (p=0,688) sedangkan untuk variabel beban kerja (p= 0,001) dan masa kerja  (p= 0,001) memiliki hubungan dengan keluhan nyeri punggung bawah. Diharapkan kepada tenaga kerja bongkar muat, pada proses pengangkatan barang untuk memperhatikan berat beban yang di angkat. Kepada ketua tenaga kerja bongkar muat disarankan untuk memberikan promosi tentang pencegahan keluhan nyeri punggung bawah. Kata Kunci: Nyeri Punggung Bawah, Beban Kerja, Masa Kerja, Lama Kerja, Sikap Kerja
ANALISI RISIKO PAJANAN TIMBAL (Pb) DALAM KERANG PADA MASYARAKAT DI WILAYAH PESISIR PANTAI GALESONG DESA PALALAKKANG KEC. GALESONG KAB. TAKALAR Hidayat Hidayat; La Taha La Taha; Sri Bunga Dewi B
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 22, No 2 (2022): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v22i2.2902

Abstract

Pantai galesong Desa Palalakkang merupakan wilayah pesisir yang tingginya lalu lintas kapal yang menjadikan kotor dan bau belum lagi limbah rumah tangga masyarakat setempat yang langsung ke pesisir pantai. Hal ini, termasuk pencemaran lingkungan dalam perairan yaitu logam berat timbal (Pb). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis risiko pajanan timbal (Pb) dalam kerang pada masyarakat di wilayah pesisir Pantai Galesong Desa Palalakkang Kec. Galesong Kab. Takalar. Metode sampling seperti yang digunakan untuk pengambilan sampel manusia dan sampel lingkungan adalah purposive sampling dan accidental sampling. Jumlah titik pengambilan sampel lingkungan sebanyak II titik. Hasil dari penelitian analisis risiko pajanan timbal (Pb) dalam kerang di Wilayah Pesisir Pantai Galesong yaitu sebanyak 45 responden (67,2%) yang memiliki RQ > 1 yang berisiko dan perlu pengendalian, sedangkan 22 responden (32,8%) memiliki RQ ≤ 1 risiko belum terjadi dan perlu di pertahankanyang artinya apabila RQ > 1 berarti pajanan berada diatas normal dan masyarakat yang mengonsumsi kerang tersebut memiliki risiko kesehatan oleh pajanan Pb sepajang hidupnya dan Apabila RQ ≤ 1 berarti pajanan masih berada di bawah batas normal dan batas aman. Sebaiknya untuk instansi agar dapat meningkat pemantuan secara rutin terhadap kandungan logam berat dan masyarakat mengurangi frekuensi konsumsi kerang darah (Anadara granosa) paparan untuk menguragi asupan risk agent Pb ke dalam tubuh.