Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PEMBINAAN KETERAMPILAN UNTUK MENINGKATKAN SKILL NARAPIDANA PEMASYARAKATAN KELAS 1 MALANG DI MASA PANDEMI COVID-19 Nafiah, Annisau; Sutadji, Eddy; Nurmalasari, Riana
Jurnal Graha Pengabdian Vol 2, No 4 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Dalam rangka meningkatkan keterampilan warga binaan pemasyarakatan Lapas Kelas 1 Malang, rutin diadakan pelatihan guna membekali para warga binaan agar setelah keluar nanti bisa mandiri secara ekonomi dan mempunyai soft skill. Melalui hal ini diharapkan mereka tidak akan kebingungan lantaran setelah keluar Lapas sudah memiliki keahlian. Meskipun sedang dalam masa pandemi, program pengembangan pembinaan  kemandirian tetap bejalan meskipun tidak sebanyak kegiatan saat sebelum mewabahnya virus covid-19. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan ilmu dan keterampilan bagi warga binaan Kelas 1 Kota Malang, sehingga ketika mereka menghirup udara bebas nanti mereka punya bekal ketampilan yang dapat dikembangkan di rumah sebagai bentuk usaha dalam menciptakan lapangan pekerjaan sendiri yang halal. Harapannya nanti, mereka dapat berapdaptasitasi dan diterima masyarakat menjadi pribadi yang baik. Metode pelaksanaan pengabdian masyarakat ini dimulai dari survey mitra, menganalisis masalah, memecahkan masalah, dan evaluasi. Berdasarkan hasil pelatihan yang sudah dilaksanakan, kegiatan berjalan dengan lancar meskipun menemui sedikit kendala teknis pada sarana dan prasaranan yang tersedia di Lapas kelas 1 Malang. Antusias warga binaan memberikan respon yang sangat positif sehingga kegiatan yang serupa dapat terus dilaksanakan guna meningkatkan skill dan ilmu baru bagi warga binaan.Abstract: In order to improve the skills of the Class 1 Correctional Facilities in Malang, routine training is held to equip the assisted residents so that after leaving they can be economically independent and have soft skills. Through this, it is hoped that they will not be confused because after leaving prison they already have expertise. Even though it is currently in a pandemic period, the self-reliance development program is still running, although not as many activities as before the Covid-19 virus outbreak. This community service activity aims to provide knowledge and skills for the Class 1 members of Malang City, so that when they breathe the free air, they will have skills that can be developed at home as a form of effort to create their own halal jobs. Hopefully later, they can adapt and be accepted by society to be good people. This method of implementing community service starts from partner surveys, problem analysis, problem solving, and evaluation. Based on the results of the training that had been carried out, the activity ran smoothly even though it encountered a few technical problems with the facilities and infrastructure available at the Class 1 Prison in Malang. The enthusiasm of the assisted residents gave a very positive response so that similar activities could continue to be carried out in order to improve new skills and knowledge for the assisted residents. the activity ran smoothly even though it encountered a few technical problems with the facilities and infrastructure available at the Class 1 prison in Malang. The enthusiasm of the assisted residents gave a very positive response so that similar activities could continue to be carried out in order to improve new skills and knowledge for the assisted residents. the activity ran smoothly even though it encountered a few technical problems with the facilities and infrastructure available at the Class 1 prison in Malang. The enthusiasm of the assisted residents gave a very positive response so that similar activities could continue to be carried out in order to improve new skills and knowledge for the assisted residents.
Peningkatan kualitas SDM Guru SMK dalam penerapan budaya belajar Ergonomis pada masa pandemic COVID-19 Eddy Sutadji; Riana Nurmalasari; Annisau Nafiah; Blima Oktaviastuti
Al Tijarah Vol 6, No 3 (2020): Special Issue Seminar Nasional Manajemen & MADIC 6, 2020
Publisher : Universitas Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/tijarah.v6i3.5678

Abstract

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu sekolah yang memiliki potensi resiko bahaya kerja lebih tinggi dibandingkan jenis sekolah yang lain. Hal ini diibaratkan bahwa SMK merupakan salah satu wujud pabrik sekolah dimana di dalamnya terdapat laboratorium, bengkel maupun workshop untuk aktivitas praktik siswa. Adapun potensi resiko bahaya yang terdapat di SMK salah satunya yaitu faktor ergonomi. Faktor ergonomi berkaitan dengan kebiasaan kerja oleh masing-masing individu. Oleh karenanya seluruh SDM di SMK sudah seharusnya memiliki pemahaman terkait ergonomi yang benar. Sehingga para SDM di SMK dapat menerapkannya secara tepat. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui pemahaman guru terkait dampak Covid-19 pada pendidikan di SMK, 2) mengetahui pemahaman guru terkait budaya belajar ergonomis untuk pencegahan Covid-19. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian yaitu guru SMK di Malang berjumlah 25 orang. Pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan bahwa 1) secara garis besar guru memiliki pemahaman terkait dampak Covid-19 bagi pendidikan di SMK yang sangat berpengaruh pada tatanan sistem pembelajaran pada berbagai aspek, 2) guru memiliki pemahaman yang cukup terkait budaya belajar ergonomis untuk pencegahan Covid-19, namun masih diperlukan tindak lanjut secara nyata agar penerapan budaya belajar ergonomis lebih maksimal.
PELATIHAN PEWARNAAN BATIK DENGAN ZAT WARNA SINTETIS PADA KAMPUNG BATIK ‘SUJO’ SUMBEREJO UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PRODUKSI Hapsari Kusumawardani; Annisau Nafiah; Nurul Aini
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 (2021): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (999.413 KB)

Abstract

Abstract Sumberejo Village is a village assisted by the State University of Malang through the thematic KKN Program. Having batik in every area, triggers the desire of PKK women for batik skills, which is the goal of realizing Sumberejo Village as a batik village. However, the training at the dyeing stage had not yet been completed, and students were withdrawn from the village due to the Covid 19 pandemic at that time, so the training on dyeing batik with Napthol needed to be continued through community service. The purpose of this community service is for Sumberejo Village to be known as a SUJO batik village which has the characteristics of batik motifs from natural potential and local culture with quality batik that has a selling value. The method used for the delivery of naphol dye material uses the lecture and question and answer method. The implementation of immersion training uses demonstration and practical methods. The results of the service show that the mothers who are members of the batik core team are very enthusiastic and enthusiastic by regularly gathering on Tuesdays and Saturdays at the Tlekung village hall to produce batik with a large number of orders for village officials and teacher uniforms. Abstrak Desa Sumberejo merupakan desa binaan Universitas Negeri Malang melalui Program KKN tematik. Dimilikinya batik disetiap daerah, memicu keinginan ibu-ibu PKK akan keterampilan membatik yang merupakan cita-cita untuk mewujudkan Desa Sumberejo sebagai kampung batik. Akan tetapi belum tuntasnya pelatihan pada tahap pencelupan mahasiswa ditarik dari Desa terkait pandemi Covid 19 saat itu, sehingga pelatihan pewarnaan batik dengan Napthol perlu dilanjutkan melalui pengabdian masyarakat. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini, ingin mewujudkan Desa Sumberejo dikenal menjadi kampung batik SUJO yang memiliki ciri khas motif dari potensi alam dan budaya setempat dengan kualitas batik yang memiliki nilai jual. Metode yang digunakan untuk penyampaian materi pewarnaan naphol menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab. Pelaksanaan pelatihan pencelupan menggunakan metode demonstrasi dan praktik. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa ibu-ibu yang tergabung sebagai tim inti pembatik sangat antusias dan semangat dengan secara rutin pada hari selasa dan sabtu berkumpul di balai desa Tlekung untuk memproduksi batik dengan mulai banyaknya pesanan seragam perangkat desa dan guru-guru.
PEMBINAAN KETERAMPILAN UNTUK MENINGKATKAN SDM WARGA BINAAN LAPAS KELAS 1 MALANG Annisau Nafiah; Eddy Sutadji; Riana Nurmalasari
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 (2021): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.364 KB)

Abstract

Abstract Penitentiary institutions have a great responsibility in fostering inmates to be productive. Various fields of self-reliance development are owned by the class 1 penitentiary of Malang. One of the highlights is sewing work guidance. Based on the information obtained in the field, the sewing field is constrained by the limited human resources who can sew shirts. Therefore, to overcome this, it is necessary to recruit human resources who will be equipped with skills in sewing shirts so that the need for human resources to produce these shirt products can be maximized and fulfilled. Not only do the inmates acquire skills, but they also gain knowledge that can be developed and at the same time equip the inmates in sewing which can later be useful for themselves when they are released from detention. They can open and create their business fields so that once they blend in with the community, they are ready and can create their jobs. Based on the results of the evaluation of training activities, it was shown that 60% of participants felt the material provided was very useful, 30% was useful, and 10% quite useful. Meanwhile, based on the material presented, 50% were very easy to understand, 40 % were easy to understand and 10% were quite easy to understand. Based on the results of the evaluation, it can be concluded that this shirt-making training activity provides benefits to the inmates of class 1 Malang penitentiar Abstrak Lembaga pemasyarakatan (Lapas) mempunyai tanggungjawab yang besar dalam membina warga binaan untuk dapat produktif. Berbagai bidang pembinaan kemandirian yang dimiliki oleh lapas Kelas 1 Malang. Salah satu yang menjadi sorotan adalah pada bimker menjahit. Berdasarkan informasi yang diperoleh di lapangan pada bidang jahit ini terkendala pada keterbatasan sumberdaya manusia yang dapat menjahit kemeja. Oleh sebab itu, untuk mengatasinya diperlukan penjaringan SDM yang akan dibekali keterampilan dalam menjahit kemeja sehingga kebutuhan SDM untuk menghasilkan produk kemeja tersebut dapat dimaksimalkan dan terpenuhi. Tidak hanya bekal keterampilan saja yang didapatkan oLeh warga binaan tetapi mereka juga memperoleh pengetahuan yang dapat dikembangkan serta sekaligus membekali warga binaan dalam bidang menjahit yang nantinya dapat bermanfaat bagi mereka sendiri ketika sudah keluar dari tahanan. Mereka dapat membuka dan menciptakan lapangan usaha sendiri sehingga begitu membaur dengan masyarakat mereka sudah siap dan dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan pelatihan, menunjukkan bahwa 60% peserta merasakan materi yang diberikan sangat bermanfaat, 30% bermanfaat, dan 10% cukup bermanfaat. Sedangkan berdasarkan materi yang disampaikan 50% sangat mudah memahami, 40% mudah dipahami dan 10% cukup mudah dipahami. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembinaan keterampilan ini benar-benar memberikan manfaat kepada Warga Binaan Lapas Kelas 1 Malang.
PELATIHAN PEMBUATAN SHIBORI UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS WARGA BINAAN LAPAS KELAS 1 MALANG Sarjono; Annisau Nafiah; Eddy Sutadji; Riana Nurmalasari
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 (2021): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.949 KB)

Abstract

Abstract The Class 1 penitentiary of Malang has several work guidance which is used as a forum to equip the inmate's skills during their sentence. One of the work guidance that is of concern at this time is the work guidance of shibori batik. Conditions in the field indicate that there is still a lack of knowledge possessed by the inmates which can be seen from the work produced in this work guidance. Information was also obtained from the person in charge of working guidance for shibori batik, in his explanation he said that there was still a lack of knowledge and techniques for making shibori. Therefore, it is very necessary to provide material in the form of knowledge and techniques for making shibori in more detail so that the insight of the inmates also develops and generates new creative ideas. The solution offered to solve these problems is to provide training in making shibori motifs and manufacturing techniques. The method was used in the form of lectures and demonstrations which were attended by 30 trainees. This activity was greeted with great enthusiasm by the inmates. Various techniques of making shibori were tried to produce a variety of motifs produced by each participant. The training activities ran smoothly and received support from various parties so that the training activities could be carried out optimally Abstrak Lapas Kelas 1 Malang memiliki beberapa bimbingan kerja yang digunakan sebagai wadah untuk membekali keterampilan warga binaan selama menjalani masa hukuman. Salah satu bimbingan kerja yang menjadi perhatian saat ini adalah bimbingan kerja batik shibori. Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa masih minimnya pengetahuan yang dimiliki oleh warga binaan yang terlihat dari hasil karya yang dihasilkan pada bimbingan kerja ini. Informasi juga digali dari penanggungjawab bimbingan kerja batik shibori, dalam penjelasannya mengatakan memang masih minim untuk pengetahuan dan Teknik pembuatan shibori. Oleh karena itu sangat diperlukan pemberian materi berupa pengetahuan dan teknik pembuatan sibori lebih detail sehingga wawasan warga binaan juga berkembang dan memunculkan ide-ide kreatif baru. Solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah dengan memberikan pelatihan pembuatan motif shibori dan teknik pembuatannya. Metode yang digunakan dalam pelatihan berupa ceramah dan demonstrasi yang diikuti oleh 30 peserta pelatihan. Kegiatan ini disambut dengan sangat antusias oleh warga binaan. Berbagai teknik pembuatan shibori dicoba sehingga dapat menghasilkan beragam motif yang dihasilkan oleh setiap peserta. Kegitan pelatihan berjalan lancar dan mendapatkan support dari berbagai pihak sehingga kegiatan pelatihan dapat dilaksanakan dengan maksimal.
The Role and Teacher's Understanding in Implementing Curriculum on Vocational High School Riana Nurmalasari; Blima Oktaviastuti; Annisau Nafiah
JPP (Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran) Vol 26, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um047v26i22019p057

Abstract

This study aims to describe the teacher's understanding and how teacher’s role in the implementation of the 2013 curriculum. This research uses a descriptive qualitative research design with case study. Research data supported by research tools in the form of audio-visual and field notes. The informants are the headmaster, the vice minister of curriculum, teachers, and students who carry out learning using the 2013 curriculum at SMK 1 Kertosono. Based on the results of the analysis, it is known that the understanding of teachers is not so fully understood the 2013 curriculum as a whole. The role of teacher for implementation of the 2013 curriculum conducted by teachers including: (1) Planning, teachers in making learning plans based on the results of teacher group discussions conducted between teacher peers and the internet; (2) Implementation, the implementation of learning conducted by the teacher includes three activities, namely the introduction, main, and closing activities; and (3) Assessments, assessments made by teachers are authentic assessments, which include; assessment of attitudes, knowledge and skills.
PEMBUATAN BATIK CAP GUNA MENDONGKRAK PENJUALAN DAN PENDAPATAN KAMPUNG BATIK “NGANTANG AGUNG” DESA SUMBERAGUNG KABUPATEN MALANG Annisau Nafiah; Eddy Sutadji; Hapsari Kusumawardani; Nurul Aini
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 (2022): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract The pandemic period has a very broad impact on most people, especially in the economic field. This is experienced by batik craftsmen in the Ngantang Agung batik village. Sales turnover decreased drastically because of the public's interest in buying batik, especially written batik, which was much more expensive and became a mainstay product in the Ngantang Agung batik village. Based on the survey results, people are more interested in buying batik produced from stamps because the price is relatively cheap and can be reached by the community. Based on the results of the analysis, a new breakthrough is needed to boost sales turnover of the Ngan tang Agung Batik Village by providing training in the form of stamped batik making. Making stamped batik is relatively easier and time efficient so that craftsmen can produce on a large scale in a short time. In addition, the training also emphasized on the coloring process to produce good quality batik and worth selling. The purpose of this service is to provide knowledge and skills for batik craftsmen about making stamped batik and the coloring process in accordance with production standards. The method used is a direct demonstration in front of the batik craftsmen participants. The results achieved in this community service are that most of the craftsmen really need knowledge about stamped batik making and industry standard pearman techniques. This has an impact on the enthusiasm of the batik craftsmen to be able to produce stamped batik and produce batik that has better quality compared to previous productions. Abstrak Masa pandemic memberikan dampak yang sangat luas bagi sebagian besar kalangan masyarakat terutama dibidang perekonomian. Hal ini di alami oleh pengrajin batik di kampung batik ngantang agumg. Omset penjualan menurun drastis karena minat masyarakat untuk membeli batik terutama batik tulis yang yang harganya jauh lebih mahal dan menjadi produk andalan di kampung batik ngantang agung. Berdasarkan hasil survey masyarakat lebih berminat membeli batik yang dihasilkan dari cap karena harganya relative murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat. Berdasarkan hasil Analisa tersebut maka diperlukan terobosan baru untuk mendongkrak omset penjualan kampung batik ngantang agung dengan memberikan pelatihan berupa pembuatan batik cap. Pembuatan batik cap ini relative lebih mudah dan efisien waktu sehingga pengrajin bisa memproduksi dalam sekala besar dalam waktu singkat. Selain itu dalam pelatihan juga ditekankan pada proses pewarnaan untuk menghasilkan kualitas batik yang bagus dan layak jual. Tujuan pengabdian ini adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi para pengrajin batik tentang pembuatan batik cap dan proses pewarnaan yang sesuai dengan standard produksi. Metode yang digunakan adalah dengan demonstrasi langsung didepan para peserta pengrajin batik. Hasil yang dicapai pada pengabdian masyarakat ini adalah Sebagian besar para pengrajin sangat membutuhkan pengetahuan tentang pembuatan batik cap dan Teknik Pearman yang standard industry. Hal ini berimbas pada semangat para pengrajin batik untuk mampu memproduksi batik cap dan menghasilkan batik yang mempunyai kualitas lebih bagus dibanding dengan produksi sebelum-sebelumnya.
Evaluasi Penggunaan Model Pembelajaran Mind Mapping pada Mata Kuliah Desain Ilustrasi Annisau Nafiah; Agus Hery; Hapsari Kusumawardani
Jurnal Inovasi Teknologi dan Edukasi Teknik Vol. 1 No. 5 (2021)
Publisher : Universitas Ngeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.868 KB) | DOI: 10.17977/UM068v1n5p366-371

Abstract

Mind mapping learning models are often used in adaptive and normative learning. In this study, the researcher will evaluate the implementation of the mind mapping learning model that is integrated into practical learning in the illustration design course. In the illustration design course, students emphasize making fashion design. The mind mapping learning model is implemented when students are looking for ideas or concept that will be used as inspiration making fashion design. The purpose of this study is to describe the application of the mind mapping learning model in the illustration design course. This research method uses quantitative descriptive using a sample of 95 students. Based on the research results, it shows that the mind mapping learning models are very helpful for students in determining ideas or themes as their source of inspiration. The mind mapping learning model can also improve student skills in making mood board and storyboard collages as a reference in fashion design cantering so as not to deviate from a predetermined theme. The conclusion that can be drawn from this research is that the mind mapping learning model can improve student's cognitive and psychomotor abilities in learning illustration design practice. Model pembelajaran mind mapping sering kali digunakan dalam pembelajaran adaptif dan normatif. Pada penelitian ini, peneliti akan mengevaluasi penerapan model pembelajaran mind mapping yang diintegrasikan ke dalam pembelajaran praktik pada mata kuliah desain ilustrasi. Pada mata kuliah desain ilustrasi, mahasiswa ditekankan pada pembuatan desain busana. Model pembelajaran mind mapping diimplementasikan ketika mahasiswa sedang mencari ide atau konsep yang akan dijadikan sebagai inspirasi dalam membuat desain busana tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan model pembelajaran mind mapping pada mata kuliah desain ilustrasi. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan menggunakan sampel sebanyak 95 mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran mind mapping sangat membantu mahasiswa dalam menentukan ide atau tema sebagai sumber inspirasinya. Model pembelajaran mind mapping juga dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam membuat moodboard dan storyboard sebagai acuan dalam pembuatan desain busana agar tidak menyimpang dari tema yang telah ditentukan. Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah model pembelajaran mind mapping dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik mahasiswa dalam pembelajaran praktek desain ilustrasi.
Peningkatan kualitas SDM Guru SMK dalam penerapan budaya belajar Ergonomis pada masa pandemic COVID-19 Eddy Sutadji; Riana Nurmalasari; Annisau Nafiah; Blima Oktaviastuti
Al Tijarah Vol. 6 No. 3 (2020): Special Issue Seminar Nasional Manajemen & MADIC 6, 2020
Publisher : University of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/tijarah.v6i3.5678

Abstract

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu sekolah yang memiliki potensi resiko bahaya kerja lebih tinggi dibandingkan jenis sekolah yang lain. Hal ini diibaratkan bahwa SMK merupakan salah satu wujud pabrik sekolah dimana di dalamnya terdapat laboratorium, bengkel maupun workshop untuk aktivitas praktik siswa. Adapun potensi resiko bahaya yang terdapat di SMK salah satunya yaitu faktor ergonomi. Faktor ergonomi berkaitan dengan kebiasaan kerja oleh masing-masing individu. Oleh karenanya seluruh SDM di SMK sudah seharusnya memiliki pemahaman terkait ergonomi yang benar. Sehingga para SDM di SMK dapat menerapkannya secara tepat. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui pemahaman guru terkait dampak Covid-19 pada pendidikan di SMK, 2) mengetahui pemahaman guru terkait budaya belajar ergonomis untuk pencegahan Covid-19. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian yaitu guru SMK di Malang berjumlah 25 orang. Pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan bahwa 1) secara garis besar guru memiliki pemahaman terkait dampak Covid-19 bagi pendidikan di SMK yang sangat berpengaruh pada tatanan sistem pembelajaran pada berbagai aspek, 2) guru memiliki pemahaman yang cukup terkait budaya belajar ergonomis untuk pencegahan Covid-19, namun masih diperlukan tindak lanjut secara nyata agar penerapan budaya belajar ergonomis lebih maksimal.
PENGEMBANGAN MOTIF MENGGUNAKAN CAP DARI BAMBU (BATIK CAP) DI BATIK CIPRAT EKS ODGJ DESA WONOREJO SINGOSARI KABUPATEN MALANG Nurul Aini; Hapsari Kusumawardani; Annisau Nafiah; Agus Hery S.I; Nur Aini S; Augista P.L; Maslihatul U
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 8 (2023): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i8.2894-2902

Abstract

Pelatihan pembuatan batik ciprat untuk eks ODGJ ini berdiri pada   tahun 2021, pencetus pemberdayaan warga eks ODGJ adalah pejabat desa wonorejo dengan tujuan pemberdayaan ODGJ agar dapat bermanfaat bagi keluarganya masing-masing. Eks ODGJ dibina dalam Posyandu Jiwa yang memiliki 8 orang kader . Kegiatan Posyandu dilakukan setiap 1 bulan sekali dengan kegiatan terdiri dari penimbangan, pemeriksaan tensi, pemberian suntikan, penyuluhan dari Rumah Sakit Jiwa Lawang, dan biasanya ada kegiatan pembuatan batik atau berbagai jenis keterampilan lain. Batik yang dihasilkan dari Posyandu Jiwa ini adalah batik ciprat yang dilakukan eks ODGJ dibantu kader dan selama ini sudah memiliki usaha sendiri dengan nama “Batik Ciprat”. Permasalahan batik ciprat eks ODGJ saat ini adalah untuk pengembangan motif, tetapi tetap harus disesuaikan dengan kondisi eks ODGJ. Dengan melihat permasalahan dan kondisi eks ODGJ, maka tim pengabdian melakukan pengembangan motif dengan menggunakan batik cap, adapun cap yang digunakan terbuat dari  bambu. Harapannya agar batik ciprat dapat mengembangkan motif batiknya menggunakan batik cap dari bambu yang tidak berat dan mudah dalam pembuatan batiknya. Dari hasil evaluasi menunjukkan bahwa peserta sangat tertarik dan menyatakan bahwa pelatihan pembuatan batik cap ini sangat bermanfaat dalam rangka pengembangan motif pada batik ciprat eks ODGJ desa Wonorejo Singosari kabupaten Malang