Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

TINGKAT KEBISINGAN LINGKUNGAN SIANG MALAM (LSM) DI KAWASAN TERMINAL BUS BARANANGSIANG, KOTA BOGOR Trisna Maulana Nugraha; Pramiati Purwaningrum; Hernani Yulinawati
Prosiding Seminar Nasional Pakar PROSIDING SEMINAR NASIONAL PAKAR 2020 BUKU I
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pakar.v0i0.6817

Abstract

Revitalisasi Terminal Bus Baranangsiang Bogor sejak 2019 berdasarkan Rencana Induk Transportasi Jabodetabek 2018–2029 dengan kebijakan transportasi perkotaan ramah lingkungan. Kebisingan adalah masalah lingkungan yang belum diperhatikan. Penelitian ini bertujuan mengkaji tingkat kebisingan di Terminal Baranangsiang terhadap baku tingkat kebisingan 70dB(A) dan memetakannya untuk menggambarkan rona awal terminal. Metode pengukuran bising dan pengolahan data menggunakan KepMenLH 48/1996. Pengukurang kebisingan dengan Sound Level Meter di 6 titik sampling: Gerbang Masuk Terminal, Halte Penumpang, Gerbang Keluar Terminal Pos Polisi, Gerbang Keluar Terminal Utama, Menara Pengawas, dan Kios Zona C. Sampling dilakukan 6–19 September 2019 (2 minggu) untuk memperoleh kebisingan siang malam (LSM) terdiri 7 segmen waktu: 4 segmen LS (06.00–22.00) dan 3 segmen LM (22.00–06.00). Analisis kebisingan secara visual basic dan pemetaan kebisingan dengan Surfer-11. Penelitian menyimpulkan LSM berkisar 66,9–79,2dB(A), terendah di Titik 6 (Kios Zona C) dan tertinggi di Titik 4 (Gerbang Keluar Terminal Utama) yang cenderung melebihi 70dB(A). LSM pada hari libur (Sabtu–Minggu) cenderung lebih tinggi dibandingkan hari kerja (Senin–Jumat). Secara visual tingkat kebisingan terlihat melebihi 70dB(A). Pola sebaran kebisingan dipengaruhi arah angin dominan terkonsentrasi di Titik 4. Dampak kebisingan adalah ketidaknyamanan, gangguan pendengaran, dan psikologis. Upaya pengendalian kebisingan yaitu dengan memasang peredam bising.
Hubungan Tingkat Kebisingan Lalu Lintas Terhadap Kegiatan Belajar Mengajar Di Sekolah (Studi Kasus SDN Buaran 01, Tangerang Selatan) Rahma Dewi Ayu Cahyandari; Hernani Yulinawati; MM. Sintorini Moerdjoko
Journal of Environmental Engineering and Waste Management Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : President University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (750.92 KB) | DOI: 10.33021/jenv.v4i2.770

Abstract

This study aims to analyze the noise level in the Buaran 01 Elementary School and compare it with the standard noise level, and analyze the relationship of traffic to the disturbance of the school community. Data were collected for 2 weeks at 8 sampling points in the elemtary school area and 1 sampling point on the roadside with a sound level meter. Measurement and data processing methods are in accordance with KepMenLH No.48 of 1996. The results showed the relationship between the number of vehicles and the types of vehicles that passed by is 76.3 dB (A) with the noise level at 01 Buaran Elementary School of 74.6 dB (A). The environment noise level in the elementary school has exceeded the 55 dB (A) from noise level standard for the education area. The correlation between noise level and vehicle equivalent are 4.19% to 54.73% which shows that the noise level can also be influenced by the number of vehicles that passed. As many as 59% of respondents feel disturbed by the noise that occurs. The control efforts that can be done include making barriers in the form of plants, using sound dampening in the room, using door closer to doors and windows, avoiding doors with curved motives, and installing weather stripping in each window so that noises do not enter the window.
KUALITAS UDARA (PM10 DAN PM2.5) UNTUK MELENGKAPI KAJIAN INDEKS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP Rita Rita; Diah Dwiana Lestiani; Esrom Hamonangan Panjaitan; Muhayatun Santoso; Hernani Yulinawati
Jurnal Ecolab Vol 10, No 1 (2016): Jurnal Ecolab
Publisher : Pusat Standardisasi Instrumen Kualitas Lingkungan Hidup Laboratorium Lingkungan (P3KLL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.115 KB) | DOI: 10.20886/jklh.2016.10.1.1-7

Abstract

Penentuan kualitas udara ambien dengan parameter PM10 dan PM2.5 menggunakan Gent Stacked Filter Unit Sampler dapat diterapkan dalam melengkapi parameter untuk perhitungan kualitas udara yang merupakan bagian dari perhitungan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH). IKLH merupakan gambaran atau indikasi awal yang memberikan kesimpulan cepat dari suatu kondisi lingkungan hidup pada lingkup dan periode tertentu. Pada rumusan IKLH yang dipublikasikan oleh KLH sejak tahun 2009-2014, parameter yang digunakan untuk kualitas udara hanya SO2 dan NO2. Penelitian ini bertujuan untuk melengkapi parameter kualitas udara yang digunakan untuk perhitungan IKLH dengan menambahkan parameter PM10 dan PM2.5. Idealnya ada 5 parameter yaitu SO2, NO2, PM10, PM2.5, dan O3 yang mewakili perhitungan kualitas udara untuk IKLH. PM10 dan PM2.5 merupakan pencemar utama yang memberi dampak besar terhadap kesehatan manusia. WHO menetapkan nilai baku mutu tahunan 20μg/m3 untuk PM10 dan 10μg/m3 untuk PM2.5. Dengan data PM10 dan PM2.5 dari penelitian ini diharapkan dapat melengkapi parameter Indeks Kualitas Udara (IKU) dalam kajian IKLH mendatang. Penelitian ini menunjukkan hasil simulasi perhitungan menggunakan AQI calculator di Provinsi Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali diperoleh kriteria “baik” bila hanya dengan parameter SO2 dan NO2. Namun bila ditambahkan parameter PM10 dan PM2.5 di keempat lokasi tersebut kriterianya menjadi “sedang”, kecuali Bali kriterianya tetap “baik”. Hal ini menunjukkan bahwa PM10 dan PM2.5 merupakan parameter sensitif yang berperan dalam menentukan kriteria kualitas udara. Diharapkan dengan memasukkan parameter PM10 dan PM2.5 dapat diperoleh hasil IKU yang mendekati kondisi sebenarnya.
Pendampingan Penerapan Teknik Sanitasi Tepat Guna di Kelurahan Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat Hernani Yulinawati; Pramiati Purwaningrum; Winarni Winarni; Tazkiaturrizki Tazkiaturrizki
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 4 (2021): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mewujudkan Pemulihan dan Resiliensi Masya
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.371 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v4i0.1255

Abstract

Kelurahan Kota Bambu Selatan (KBS) merupakan kawasan yang sangat padat penduduknya dengan lahan terbatas/sempit untuk pembangunan infrastruktur lingkungan, terutama bidang sanitasi. Tujuan PkM di Kelurahan KBS untuk mendukung tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) ke-6 Air Bersih dan Sanitasi Layak dan SDG ke-11 Kota dan Pemukiman Berkelanjutan melalui pendampingan program Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS), Biopori, dan Kampung Pengelolaan Sampah Terpadu (KPST) yang merupakan bagian dari 5 pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Pendampingan dilakukan dengan pendekatan metode pemicuan untuk mengubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dalam memilih teknologi sanitasi. Masyarakat diharapkan berpartisipasi langsung dalam proses STBM dari tingkatan diajak berunding dan membuat keputusan bersama. PkM berlangsung tahun 2019-2021, beberapa kegiatan bekerja sama dengan PLN Peduli (CSR). Pada awal PkM dilakukan penyuluhan tentang sanitasi tepat guna secara umum agar masyarakat dapat memahami definisi dan unsur-unsur dalam sanitasi. Kegiatan pertama tahun 2019 adalah pelatihan pemilahan sampah rumah tangga organik dan anorganik yang mendukung Gerakan Nasional Pilah Sampah dari Rumah yang diluncurkan KLHK 15 September 2019. Kegiatan kedua tahun 2020 adalah pelatihan pembuatan lubang biopori yang mendukung Gerakan 10 Juta Lubang Biopori di Jakarta. Kegiatan ketiga tahun 2021 adalah pelatihan pemilihan sanitasi sistem setempat sesuai PerGub DKI Jakarta No. 9 Tahun 2020 tentang Revitalisasi Tangki Septik Rumah Tangga untuk mendukung kelurahan bebas BABS. Ketiga kegiatan tersebut saling mendukung dan terus berlanjut untuk pencapaian SDG 6 dan 11 di tingkat lokal. Meskipun pandemi COVID-19 mengakibatkan penundaan pelaksanaan agar kegiatan berkelanjutan, kegiatan-kegiatan tersebut merupakan bagian penting dalam pemulihan masyarakat karena pandemi COVID-19.
POTENSI PEMANFAATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI DI KELURAHAN KOTA BAMBU SELATAN, PALMERAH, JAKARTA BARAT Pramiati Purwaningrum; Winarni Winarni; Hernani Yulinawati; Tazkiaturrizki Tazkiaturrizki
JUARA: Jurnal Wahana Abdimas Sejahtera Volume 2, Nomor 1, Januari 2021
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1520.228 KB) | DOI: 10.25105/juara.v2i1.8727

Abstract

Biopore Infiltration Hole (LRB) is an alternative and simple technology for rainwater infiltration that can be useful as a processor for organic waste from households and can be applied in narrow urban residential areas such as in Kota Bambu Selatan (KBS) Sub-district. LRB technology in general is to reduce water inundation, increase groundwater reserves, and reduce the volume of organic waste. Therefore, the Community Service Program of the Environmental Engineering Study Program has the aim of providing counseling and training to PPSU officers (Public Facilities and Infrastructure Handling  Workers) of KBS Sub-district in implementing LRB in accordance with technical requirements without impacting groundwater pollution.  The method used was to provide LRB educational materials aimed at the community, especially PPSU officers through direct explanations, educational posters and brochures. The current condition is that KBS Sub-district already has LRB at several points in 2017, however it got some technical problems such as pipe size is too small, namely 7.5 cm (minimum pipe diameter requirement is 10 cm); there is dredging activity, there is no top cover so that small animals often enter, and in some locations there is often stagnant water.
ANALISIS RISIKO KESEHATAN dan KESELAMATAN KERJA (K3) di PT. YUASA BATTERY TANGERANG, INDONESIA Margaretha Maria Sintorini; Hernani Yulinawati; Cherry Rachmawati
INDONESIAN JOURNAL OF URBAN AND ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY Vol. 6 No. 1 (2012)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.767 KB) | DOI: 10.25105/urbanenvirotech.v6i1.700

Abstract

Risiko kecelakaan kerja tidak mungkin untuk dihilangkan sama sekali, beberapa jenis risiko hanya dapat dikurangi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi bahaya dari setiap kegiatan, menentukan nilai variabel akibat kegiatan, menentukan nilai frekuensi kegiatan, menentukan nilai variabel peluang terjadinya gangguan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di PT. Yuasa Battery Tangerang, Indonesia. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Mei 2011 pada empat lokasi yaitu di sebelah selatan pabrik, sebelah utara pabrik, assembling manufacturing area, dan plat manufacturing area. Metode penelitian risiko K3 yang digunakan dalam penelitian in adalah metode fine yang merupakan aplikasi penilaian secara semi-kuantitatif. Sampling udara ambien memberi hasil sebesar 0,82 µg/Nm 3 masih memenuhi baku mutu 2 µg/Nm 3 , sampling udara di lingkungan kerja didapatkan hasil sebesar 0,0027 mg/m 3 masih memenuhi baku mutu 0,05 mg/m 3 .Pengukuran kebisingan di 2 lokasi berbeda yaitu di sebelah selatan pabrik menunjukkan 58,8 dB(A) dan di sebelah utara pabrik sebesar 66,1 dB(A) masih memenuhi baku mutu 70 dB(A), sedangkan kebisingan terukur di dalam ruangan yaitu di ruangan Assembling Area adalah 78,8dB(A) dan di ruangan Plat Manufacturing Area adalah 76,5dB(A) masih memenuhi baku mutu 85 dB(A). Penilaian risiko terhadap keseluruhan faktor yang terkait dengan setiap kegiatan menunjukan bahwa dengan kontrol yang sudah ada terdapat 11 kegiatan yang berkategori risiko tinggi, empat kegiatan dengan risiko sedang dan empat kegiatan berisiko rendah. Hasil wawancara terhadap 100 karyawan menunjukkan sekitar 40% menyatakan kurangnya perhatian terhadap suhu dan udara di lingkungan kerja dapat menghambat proses kegiatan kerja, 25% menyatakan kurangnya penyediaan alat pelindung diri (APD), dan 35% menyatakan adanya keamanan dalam lingkungan kerja. Kata kerja : risk hazards, control, frekuensi, konsekuensi, kesempatan
ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN LALULINTAS TERHADAP LINGKUNGAN KAMPUS A - UNIVERSITAS TRISAKTI A GROGOL, JAKARTA BARAT DAN MASYARAKAT DI SEKITARNYA Melati Ferianita Fachrul; Hernani Yulinawati; Ernawati .
INDONESIAN JOURNAL OF URBAN AND ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY Vol. 6 No. 2 (2012)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1645.143 KB) | DOI: 10.25105/urbanenvirotech.v6i2.702

Abstract

Perkembangan kota Jakarta yang semakin pesat menjadikan tingkat mobilitas semakin tinggi. Hal ini mempengaruhi transportasi khususnya volume dan kecepatan kendaraan yang dapat mempengaruhi kebisingan di kawasan pendidikan seperti Kampus A-Universitas Trisakti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat kebisingan akibat lalu lintas terhadap masyarakat dan lingkungan Kampus A. Metode pengambilan data primer menggunakan Sound Level Meter untuk mengukur tingkat kebisingan ekuivalen (Leq) lingkungandi 8 lokasi dan Leq lalulintas di 3 lokasi pada bulan September dan Oktober 2012 (berdasarkan KepMenLH No. 48/1996). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Leq tertinggi terjadi pada hari aktif yaitu Rabu sebesar 70,82 dB (A) dan pada interval pengukuran L3 yaitu waktu pengukuran 14.00-17.00 WIB sebesar 70,78 dB (A) . Perbedaan tingkat kebisingan disebabkan karena adanya perbedaan aktivitas yang tejadi. Nilai Leq terukur yang berkisar 60 –70dB (A) telah melebihi baku tingkat kebisingan (KepMenLH No. 48/1996 danKepGub DKI Jakarta No. 551/2001)yang ditetapkan sebesar 55 dB (A) untuk zona pendidikan. Tingkat kebisingan lalu lintas dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu volume dan kecepatan kendaraan. Analisis statistik berdasarkan nilai koefisien determinasi (R 2 ) menunjukkan volume kendaraan memiliki pengaruh terhadap tingkat kebisingan dan juga terdapat hubungan atau pengaruh jarak sumber terhadap tingkat kebisingan dimana nilai R 2 mendekati 1 yaitu 0,98. Leq lalulintas di Jalan Kyai Tapa dan Jalan S. Parman yang terukur 97,78 dB (A) memberi pengaruh terhadap Leq lingkungan Kampus A yang terukur 70,08 dB (A) . Volume kendaraan yang meningkat menyebabkan tingkat pelayanan jalan termasuk pada kategori F berdasarkan analisis rasio V/C, dimana kemacetan yang terjadi adalah tinggi. Kemacetan yang tinggi dari kendaraan beroda dua, tiga maupun empat akan menyebabkan tingginya polusi suara (kebisingan). Tingkat ketergangguan civitas akademika terhadap kebisingan mencapai 85%. Perlu penelitian lebih lanjut terhadap penggunaan barrier baik alami maupun buatan dan penempatannya yang sesuai untuk mengurangi ketergangguan ini. Kata Kunci: tingkat kebisingan, kawasan pendidikan, volume kendaraan, kecepatan kendaraan, tingkat pelayanan jalan, tingkatketergangguan.
ANALISIS SEBARAN TOTAL SUSPENDED PARTICULATE (TSP), SULFUR DIOKSIDA (SO2), DAN NITROGEN DIOKSIDA (NO2) DI UDARA AMBIEN DARI EMISI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) BANTEN 3 LONTAR DENGAN MODEL GAUSSIAN Maria Katherina Gnadia Liandy; Endro Susanto; Hernani Yulinawati
INDONESIAN JOURNAL OF URBAN AND ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY Vol. 7 No. 2 (2015)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1983.047 KB) | DOI: 10.25105/urbanenvirotech.v7i2.717

Abstract

Keberadaan PLTU Banten 3 Lontar mempengaruhi kualitas udara ambien di Kabupaten Tangerang terutama pada parameter pencemar TSP, SO2, dan NO2. Oleh karena itu, dilakukan permodelan sebaran emisi di udara ambien. Analisa sebaran ini menggunakan rumus model Gaussian dengan memperhatikan faktor meteorologi seperti kelas stabilitas atmosfer. Berdasarkan hasil perhitungan konsentrasi teoritis, konsentrasi maksimum TSP, SO2, dan NO2 yang diemisikan oleh cerobong terjadi pada kelas stabilitas A, B, C, D, E dan F secara berturut-turut ialah 34,4 µg/m3, 24,5 µg/m3, 19,5 µg/m3, 9,5 µg/m3,  4,4 µg/m3, 1,3 µg/m3, 714,4 µg/m3, 508,0 µg/m3, 405,1 µg/m3, 196,7 µg/m3, 91,3 µg/m3, 26,1 µg/m3, 528,0 µg/m3, 375,5 µg/m3, 299,4 µg/m3, 145,4 µg/m3, 67,4 µg/m3, dan 19,3 µg/m3. Secara berturut-turut, jarak tempuh konsentrasi polutan pada kadar maksimum dengan kelas stabilitas A, B, C, D, E dan F ialah 500 m, 900 m, 1600 m, 4600 m, 9900 m, dan 39000 m. Pada musim hujan, sebaran polutan menyebar ke arah selatan, timur laut, dan timur. Sedangkan pada musim kemarau, sebaran polutan dapat menyebar ke arah barat daya, selatan, dan utara. Keywords : TSP, SO2, NO2, Gaussian, BMUA
APPLICATION OF OPEN AIR MODEL (R PACKAGE) TO ANALYZE AIR POLLUTION DATA Intan Agustine; Hernani Yulinawati; Endro Suswantoro; Dodo Gunawan
INDONESIAN JOURNAL OF URBAN AND ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY Volume 1, Number 1, October 2017
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1347.307 KB) | DOI: 10.25105/urbanenvirotech.v1i1.2430

Abstract

Air pollution problem is faced by many countries in the world. Ambient air quality studies and monitoring need a long time period of data to cover various atmospheric conditions, which create big data. A tool is needed to make easier and more effective to analyze big data. Aims: This study aims to analyze various application of openair model, which is available in open-source, for analyzing urban air quality data. Methodology and results: Each pollutant and meteorological data were collected through their sampling-analysis methods (active, passive or real-time) from a certain period of time. The data processed and imported in the openair model were presented in comma separated value (csv) format. The input data must consist of date-time, pollutant, and meteorological data. The analysis is done by selecting six functions: theilSen for trend analysis, timeVariation for temporal variations, scatterPlot for linear correlation analysis, timePlot for fluctuation analysis, windRose for wind rose creation, and polarPlot for creating pollution rose. Results from these functions are discussed. Conclusion, significance and impact study: Openair model is capable of analyzing a long time air quality data. Application of openair model is possible to cities in Indonesia that already monitor ambient air quality but have not analyzed the data yet
EVALUASI PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DI RSUD KOTA TANGERANG Pramiati Purwaningrum; Dwi Indrawati; Hernani Yulinawati
Jurnal Lingkungan dan Kota VOLUME 1, NUMBER 2, NOVEMBER 2021
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.129 KB) | DOI: 10.25105/bhuwana.v1i2.12549

Abstract

Health care facilities produce medical solid waste such as household waste and waste categorized as medical waste as well as large amounts of hazardous and toxic waste (B3). From the risks posed, the solid waste produced by health care facilities which is non-medical waste, namely household waste does not contain risks, the amount is around 70-90%. While the remaining 10-25% is waste that can cause various health impacts because it is considered dangerous. The purpose of this study is to investigate the risks that can arise from the waste generated by health care facilities and to evaluate the waste management of health agencies. The stages of this research include preparation, literature review, data collection both primary and secondary data, data analysis, and data evaluation. The occurrence of the COVID-19 pandemic at the end of 2019 to 2020 resulted in a significant increase in the generation of medical waste at the Tangerang City General Hospital by 77.1%. Transportation of B3 waste by third parties is hampered because the amount of solid medical waste has increased in the COVID-19 pandemic.