Nasrullah Nasrullah
Poltekkes Kemenkes Makassar

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

EFEKTIVITAS METODE PERAWATAN LUKA “MOISTURE BALANCE” TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA PADA PASIEN ULKUS DIABETIKUM DI KLINIK PERAWATAN LUKA ISAM CAHAYA HOLISTIC CARE KOTA MAKASSAR Rauf Harmiady; Abdul Kadir Ahmad; Karlina Ende Putri; Nasrullah Nasrullah
Media Keperawatan:Politeknik Kesehatan Makassar Vol 11, No 2 (2020): Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/jmk.v11i2.1942

Abstract

ABSTRACT Wounds treatment that originally used the conventional method (dry), now switched to use the moisture balance (modern) wound treatment method, where this modern wound care uses the moist principle which aims to accelerate the process of fibrinolysis, the formation of new blood vessel capillaries (angiogenesis), reduce infection and accelerate the formation of active cells. The purpose of this study is to describe the effectiveness of the "moist balance" wound care method for wound healing of diabetic ulcer patients. The type of this study is qualitative research with a pre-experimental research design using One-shot case study. The sampling technique was carried out by using Nonprobability sampling with a Purposive sampling technique that was adjusted to the inclusion and exclusion of the criteria of the study. The population of this study amounted to 32 respondents and the sample who selected and fulfilling the inclusion and exclusion criteria amounted to 2 respondents. This study was conducted at the Islam Cahaya Holistic Care Treatment Clinic in Makassar City. The results of this study found that the wound healing process experienced the significant improvements. Where before the treatment was obtained, the wound score of the first respondent is from 57 to 34 and the second respondent is from 55 to 32, after wound care with the moist balance method the results were obtained from 13 items in the BJWAT assessment. The conclusion of this study is that modern wound care with an effective moist balance method is effective against the wound healing of diabetic ulcer.Keywords: Moisture Balance, wound healing, diabetic ulcerABSTRAK Perawatan luka yang semula menggunakan metode konvensional (kering), kini beralih menggunakan metode perawatan luka moisture balance (modern), dimana perawatan luka modern ini menggunakan prinsip lembap (moist) yang bertujuan untuk mempercepat proses fibrinolisis, pembentukan kapiler pembuluh darah baru (angiogenesis), menurunkan infeksi dan mempercepat pembentukan sel-sel aktif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran efektifitas metode perawatan luka “moist balance” terhadap penyembuhan luka pasien ulkus diabetikum. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain penelitian praeksperimental menggunakan rancangan One-shot case study. Teknik pengambilan sampel dilakukan menggunakan Nonprobability sampling dengan teknik Purposive sampling yang disesuaikan dengan kriteria inklusi dan ekslusi penelitian. Populasi dari penelitian ini berjumlah 32 responden dan sampel yang dipilih serta memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi berjumlah 2 orang responden. Penelitian ini dilakukan di Klinik Isam Cahaya Holistik Care Kota Makassar. Hasil penelitian ini didapatkan proses penyembuhan luka mengalami perbaikan yang signifikan. Dimana sebelum dilakukan perawatan didapatkan skor luka pada responden satu 57 menjadi 34 dan responden dua 55 menjadi 32, setelah dilakukan perawatan luka dengan metode moist balance hasil tersebut didapatkan dari 13 item yang ada pada pengkajian BJWAT. Kesimpulan penelitian ini didapatkan perawatan luka modern dengan metode moist balance efektif terhadap proses penyembuhan luka ulkus diabetik.Kata Kunci: Moisture Balance, penyembuhan luka, ulkus diabetik
PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP SENSITIVITAS KAKI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS SUDIANG KECAMATAN BIRINGKANAYA KOTA MAKASSAR Heriansyah Heriansyah; Ningsih Jaya; Ambo Dalle; Nasrullah Nasrullah; Nurhasanah Nurhasanah
Media Keperawatan:Politeknik Kesehatan Makassar Vol 11, No 1 (2020): Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/jmk.v11i1.1623

Abstract

Diabetes Mellitus is a chronic condition that is marked by an increase in blood glucose concentration with the appearance of typical main symptoms, namely urine that taste sweet in  large numbers. One of the most common complications of diabetes mellitus is the diabetic foot, which has signs and symptoms such as injury, infection and gangrene. Handling efforts in diabetes mellitus patients as well as prevention of complications is the regularity of diabetes patients perform physical activities. One of the physical activities recommended regularly is foot gymnastic movement. Gymnastics itself is expected to reduce the incidence of complications that occur in the feet of people with diabetes mellitus such as wounds. The purpose of this study to determine the effect of foot gymnastics on foot sensitivity in people with diabetes melitus at the sub-district health center sudiang biringkanaya city of Makassar. This research uses quasi experimental design with one group pretest - posttest design. The sampling technique was done by purposive sampling with 22 respondents. This study uses Wilcoxon test with significance level (<α = 0,05). From the results of statistical tests can be concluded that there is influence of foot gym on foot sensitivity in patients with diabetes mellitus with p value = 0.000.Keywords: Diabetic foot gymnastics, foot sensitivity.
POTENSI LATIHAN DAYA TAHAN FISIK (ENDURANCE EXERCISE) DALAM MENINGKATKAN KEBUGARAN FISIK (VO2 MAX) PADA CALON PETUGAS KESEHATAN HAJI INDONESIA Ismail Ismail; Nasrullah Nasrullah; Simunati Simunati; Herman Djewarut
Media Keperawatan:Politeknik Kesehatan Makassar Vol 12, No 1 (2021): Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/jmk.v12i1.2231

Abstract

Kebugaran fisik (VO2max) yang prima menjadi salah satu indikator kunci keberhasilan seorang Petugas Kesehatan Haji Indonesia dalam memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal kepada jamaah haji Indonesia selama masa embarkasi dan debarkasi. Salah satu marker kebugaran fisik adalah latihan daya tahan fisik (endurance exercise) secara kontinue. Namun sangat disayangkan sampai saat ini bahwa penelitian yang berkaitan tentang tingkat kebugaran fisik Petugas Kesehatan Haji Indonesia belum banyak dilakukan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi efek latihan daya tahan fisik (endurance exercise) terhadap tingkat kebugaran fisik pada calon Petugas Kesehatan Haji Indonesia (Perawat).  Calon Petugas PKHI (n=30), diukur tingkat kebugaran fisik dengan menggunakan teknik Multistage Fitness Test (MFT) metode Bleep Test sebelum diberi intervensi (pre exercise), setelah itu diberi intervensi lari 1600 meter 3 kali seminggu dengan frekuensi latihan16 kali, selanjutnya dilakukan pengukuran kebugaran fisik (post exercise 1), kemudian berselang waktu 1 minggu lamanya dilakukan pengukuran kebugaran fisik lagi tanpa intervensi (post exercise 2). Data dianalisis dengan menggunakan uji statistik Wilcoxon sign rank test untuk melihat pengaruh endurance exercise pre dan post exercise terhadap tingkat kebugaran fisik dan uji Mann Whitney Test untuk  melihat trend perubahan rentensi VO2max post exercise 1 dan post exercise 2 (SPSS 21, Chicago Inc.). Tingkat kebugaran fisik (VO2max post exercise (34,30±5,13) lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kebugaran fisik pre exercise (29,27±5,27) dengan perbedaan  rata rata sebesar 15,50, disimpulkan bahwa ada pengaruh latihan  daya tahan fisik (endurance exercise) terhadap Tingkat kebugaran fisik. Ttidak ada perubahan retensi kebugaran fisik post exercise 1 dan post exercise 2 sehingga disimpulkan bahwa tingkat kebugaran fisik calon Petugas Kesehatan Haji Indonesia tidak mengalami perubahan bermakna selama kurun waktu satu minggu pasca endurance exercise. Latihan daya tahan fisik (endurance exercise) dapat digunakan sebagai indikator untuk meningkatkan kebugaran fisik calon PKHI, namun perlu dilakukan penelitian lanjut terkait dengan biomarker lain yang mempengaruhi kebugaran fisik calon PKHI.
STUDI LITERATUR HUBUNGAN STATUS NUTRISI DENGAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 Rahman Nasar; Iwan Sain; Maryati Tombokan; Nasrullah Nasrullah
Media Keperawatan:Politeknik Kesehatan Makassar Vol 13, No 1 (2022): Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/jmk.v13i1.2798

Abstract

AbstrakKejadian diabetes melitus tipe 2 meningkat secara signifikan, dari 4,7 % menjadi 8,5 % dari jumlah penduduk dewasa. Salah satu faktor risiko diabetes tipe 2 adalah status nutrisi dengan kategori overweight dan obesitas. Studi literatur ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status nutrisi dan kadar gula darah pasien diabetes melitus tipe 2. Analisis pada studi literatur ini menggunakan PRISMA checklist dalam penentuan seleksi studi. Pencarian data dilakukan  mulai Maret hingga Mei 2021. Data yang digunakan merupakan publikasi tahun 2015-2021 yang didapatkan dari empat database yaitu  Google Scholar, Neliti, Research Gate,dan Pub-Med. Ditemukan sepuluh artikel memenuhi kriteria inklusi yang membahas mengenai status nutrisi dan kadar gula darah sesuai dengan topik literature review. Sebagian besar artikel penelitian yang dipilih menggunakan desain penelitian studi cross sectional (8 studi), clinical trial (1 studi) dan descriptive study (1 studi).  Rata-rata peserta berjumlah 12-150 orang. Penelitian ini menemukan ada hubungan status nutrisi dan kadar gula darah pasien diabetes melitus tipe 2. Disarankan bagi peneliti selanjutnya dapat  memperhatikan variabel lain yang dapat menurunkan kadar gula darah seperti kepatuhan melakukan diet . 
STUDI LITERATUR PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENANGANAN PERTAMA PADA LUKA BAKAR Muhammad Basri; Rifka Annisa Irwan; Muhammad Ardi; Nasrullah Nasrullah; Iwan Sain
Media Keperawatan:Politeknik Kesehatan Makassar Vol 13, No 2 (2022): Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/jmk.v13i2.3065

Abstract

ABSTRACT Introduction: Burns are defined as a type of trauma with high morbidity and mortality so that intensive care is needed from beginning to end. In Southeast Asia, which consists of developing countries, there were 184,000 deaths or 11.6% of the population due to burns. risk of burns, known by lack of supervision, and level of knowledge in the first treatment of burns. It is necessary to have a good level of knowledge to take appropriate action in pre-hospital treatment of burns. The level of knowledge can be obtained from various aspects such as educational backwardness, occupation, age, exposure to information, and the tragedy of previous events. Objective: This study aims to determine the level of pre-hospital knowledge on burns. Method: The method used in the preparation of this research, namely Literature Review by analyzing a number of articles that have been found. There were ten articles obtained after screening that referred to the inclusion and exclusion criteria. The variables studied were the f irst treatment for burns. Results: This study used ten articles that have been analyzed regarding the level of knowledge of the first treatment for burns. Conclusion: Knowledge of the first treatment for burns was obtained from various aspects of education such as education level, occupation, age, exposure to information, and the tragedy of previous events. It was found that the level of knowledge of pre-hospital handling of burns was at a good level, and sufficient. The lack of knowledge is caused because some people still use traditional methods that are needed for various efforts such as health education to be one way to increase knowledge in taking appropriate action for the first treatment of burns.ABSTRAK Pendahuluan: Luka bakar diartikan sebagai jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi sehingga diperlukan perawatan yang intensif dari fase awal hingga akhir. Di Asia Tenggara, yang terdiri dari negara berkembang, terjadi 184.000 kematian atau 11,6 % penduduk akibat luka bakar. Peningkatan resiko luka bakar, diketahui berhubungan dengan kurangnya pengawasan, dan tingkat pengetahuan dalam penanganan pertama pada luka bakar. Sangat diperlukan tingkat pengetahuan yang baik untuk mengambil tindakan yang tepat dalam penanganan pre hospital pada luka bakar. Tingkat pengetahuan bisa didapatkan dari berbagai aspek penilaian seperti pendidikan, pekerjaan, usia, keterpaparan informasi, dan tragedi kejadian yang dialami sebelumnya. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pre hospital pada luka bakar. Metode : Metode yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini, yaitu Literature Review dengan menganalisis sejumlah artikel yang telah ditemukan. Terdapat sepuluh artikel yang didapatkan setelah dilakukan screening yang mengacu pada kriteria inklusi dan ekslusi. Variabel yang diteliti berupa pengetahuan penanganan pertama pada luka bakar. Hasil: Dalam penelitian ini digunakan sebanyak sepuluh artikel yang telah dianalisis mengenai tingkat pengetahuan terhadap penanganan pertama pada luka bakar. Kesimpulan : Pengetahuan penanganan pertama pada luka bakar didapatkan dengan berbagai aspek penilaian demografi seperti tinggkat pendidikan, pekerjaan, usia, keterpaparan informasi, dan tragedi kejadian yang dialami sebelumnya. Didapatkan tingkat pengetahuan penanganan pre hospital pada luka bakar berada pada tingkatan baik, dan cukup. Kurangnya pengetahuan disebabkan karna sebagian masyarakat masih menggunakan cara tradisional sehingga diperlukan berbagai upaya seperti pendidikan kesehatan menjadi salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan dalam mengambil tindakan yang tepat untuk penanganan pertama pada luka bakar