Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

IDENTIFIKASI VARIASI BAKTERI PADA NASAL KANUL DI RUANG ICU RSUD UNDATA TAHUN 2015 Pertiwi, Bulani Putri; Sabir, M.
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 2, No 3 (2015)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang. Infeksi oleh populasi kuman rumah sakit terhadap seorang pasien yang secara fisik sudah lemah sulit terhindari. Rumah sakit adalah tempat yang rentan terjadinya infeksi nosokomial. Intensive Care Units (ICU) merupakan area dengan risiko besar untuk terjadinya infeksi nosokomial. Penggunaan nasal kanul merupakan salah satu terapi oksigen yang sering digunakan di ruang ICU dan berpotensi sebagai media penyebaran infeksi nosokomial.Tujuan. Untuk mengidentikasi variasi bakteri pada nasal kanul di Ruang ICU RSUD Undata tahun 2015.Metode. Penelitian ini bersifat observasional deskriptif, pengumpulan data diambil secara langsung dari pasien di Ruang ICU, kemudian dilakukan isolasi dan identifikasi bakteri di laboratorium dengan jumlah sampel sebanyak 22 pasien, sampel diambil dengan teknik consecutive sampling. Penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sekunder dari RSUD Undata Palu tahun 2015 yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.Hasil. Dari 22 pasien diperoleh sebanyak 95,45% ada pertumbuhan bakteri dan 4,55% tidak ada pertumbuhan bakteri. Untuk variasi bakteri yang didapatkan yaitu Staphylococcus aureus 22,72%, Micrococcus varians 22,72%, Staphylococcus epidermidis 13,63%, Eschericia coli 9,09%, Klebsiella pneumonia 9,09%, Streptococcus sp. 4,55%, Enterobacter sp. 4,55%, Bacillus sp. 4,55%, Serratia sp. 4,55% dan tidak ada bakteri 4,55%.Kesimpulan. Penggunaan nasal kanul terdapat berbagai variasi pertumbuhan bakteri.Kata kunci: Bakteri, Nasal Kanul, ICU, Infeksi Nosokomial.
EKSPRESI GEN TNF-α INDIVIDU DENGAN HIPERTENSI Sabir, M.
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penelitian ekspresi gen TNF-α pada individu dengan hipertensi. Tujuan penelitian ini untuk mendeteksi ekspresi gen TNF-α pada individu dengan hipertensi. TNF-α merupakan salah satu mediator imun yang berperan pada inflamasi vaskuler baik akut maupun kronik. Pada individu dengan hipertensi terdapat sirkulasi TNF-α yang tinggi dan abnormal yang memiliki korelasi terhadap besarnya tekanan darah. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 25 sampel dari individu hipertensi dan individu sehat normotensi. Uji teknik RT-PCR dilakukan di Laboratorium Imunologi dan Biologi Molekuler Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspresi gen TNF-α pada individu hipertensi meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan orang sehat.Kata kunci : Hipertensi, TNF-α, Inflamasi vaskular
EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK BELIMBING WULUH (Averrhoa Bilimbi) TERHADAP MENCIT (Mus Musculus) YANG DIINDUKSI VAKSIN DPT Hi. Himran, Angriana; Sabir, M.
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Di Indonesia belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) adalah tanaman yang mudah untuk ditemukan, terutama di Palu. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) banyak digunakan untuk bumbu dalam proses memasak, sebagai obat untuk gusi berdarah, dengan cara dikunyah. dan beberapa daerah di Kabupaten Morowali digunakan sebagai obat demam dengan dikunyah. Ini adalah latar belakang penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak belimbing wuluh dalam keberhasilan untuk menurunkan demam pada mencit (Mus musculus).Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan menggunakan  desain  penelitian pre test-post test control group desain, terdapat 5  kelompok yang diamati yaitu 3 kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak buah belimbing wuluh dan 1 kelompok kontrol negatif diberikan aquades dan 1 lagi kelompok kontrol positif diberikan paracetamol. Pada kelompok perlakuan diberikan terapi ekstrak belimbing wuluh secara oral dimasukan ke dalam tubuh mencit dengan menggunakan sonde. Variabel yang diamati yaitu suhu mencit.Hasil Penelitian : Hasil tes yang dilakukan pada kelompok kontrol negatif, bahwa tikus demam yang diberi akuades diperoleh sig 0,588 (p> 0,05) ini menunjukkan bahwa kelompok kontrol negatif tidak memberikan efek antipiretik pada mencit. Hasil pengujian dari kelompok kontrol positif, yang diberi parasetamol diperoleh sig 0,042 (p <0,05), menunjukkan bahwa kelompok kontrol positif menunjukkan efek penurunan demam pada tikus. Kemudian, tes yang digunakan adalah ONE WAY ANOVA. Pada tes ini, diperoleh nilai p (signifikansi) = 0,017 (p <0,05), yang berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan pada ketiga kelompok percobaan. Setelah itu, dilanjutkan dengan tes Post Hoc, dan itu diperoleh p <0,05 pada ekstrak belimbing wuluh diberikan dengan dosis 0,25 gram dan 1 gram.Kesimpulan : Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ekstrak belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) memiliki efek antipiretik pada tikus (mus musculus)Keyword : Belimbing Wuluh, efek antipiretik.
VARIASI GENETIK DAN FAKTOR RISIKO GEN FLAGELLIN SALMONELLA TYPHI PADA DEMAM TIFOID AKUT DAN KARIER DI SULAWESI TENGAH Sabir, M; Ahram Efendi, Asri; Rahman, Rahman; Hatta, M
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 1 No. 1 (2015)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.616 KB) | DOI: 10.22487/htj.v1i1.8

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi profil gen flagelin Salmonella enterica serovar Typhi pada Karier dan Demam Tifoid Akut (DTA), menganalisis perbandingan profil gen flagelin Salmonella enterica serovar Typhi pada Karier dan DTA, dan menilai seberapa besar risiko profil gen flagelin S.typhi terhadap Karier di Sulawesi Tengah.Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Molekuler dan Imunologi Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksploratif analitik. Hasil skrining dengan metode Nested PCR dari 847 sampel feses diperoleh 40 (4.7%) positif S.typhi dan dari 83 sampel darah suspek Demam Tifoid diperoleh 40 (47.6%) positif S.typhi. Sampel darah suspek DTA diperoleh dari rumah sakit dan Puskesmas dan sampel feses Karier diambil dari kunjungan rumah berdasarkan data medical record rumah sakit dan Puskesmas. Data dianalisis dengan menggunakan analisis statistik melalui tabulasi silang yang kemudian dilanjutkan dengan Uji kai-kuadrat dan odds ratio (OR) dengan tingkat kemaknaan (p <0.05).Pasien yang terinfeksi dengan varian Hi-d, z66Ind dan Hdz66Ind S.typhi ditemukan berisiko pada Karier 1,7 kali (OR 1.750), 1,6 kali (OR 1.658) dan 1,3 (OR 1.373) kali lebih besar dibandingkan risiko pada DTA. Deteksi alternatif dini terhadap Karier dapat dilakukan dengan pelacakan gen flagelin (Hi-d, z66Ind dan Hdz66Ind).
PERBANDINGAN ANTARA SUHU TUBUH, KADAR LEUKOSIT, DAN PLATELET DISTRIBUTION WIDTH (PDW) PADA APENDISITIS AKUT DAN APENDISITIS PERFORASI DI RUMAH SAKIT UMUM ANUTAPURA PALU TAHUN 2014 C.S, Windy; Sabir, M
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 2 No. 2 (2016)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.365 KB) | DOI: 10.22487/htj.v2i2.28

Abstract

Apendisitis adalah salah satu penyebab nyeri abdomen akut yang paling sering ditemukan dan membutuhkanpembedahan dengan segera. Risiko seseorang menderita apendisitis selama hidupnya mencapai 7-8%, dengan insiden tertinggi pada usia 20-30 tahun. Suhu tubuh yang meningkat dan leukositosis menjadi bagian dalam penegakkan diagnosis apendisitis. Nilai Platelet Distribution Width yang merupakan parameter baru memiliki sensitivitas dan spesifisitas lebih tinggi untuk menunjang diagnosis apendisitis. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan menggunakan desain penelitian cross sectional untuk melihat perbandingan suhu tubuh, kadar leukosit, dan nilai Platelet Distribution Width pada apendisitis akut dan perforasi. Teknik pengambilan sampel secara consecutive sampling dengan jumlah sampel masing-masing 36 pasien apendisitis akut dan apendisitis perforasi yang menjalani pemeriksaan tanda vital dan laboratorium darah lengkap sebelum dilakukan apendektomi dan laparotomi. Data penelitian dianalisis menggunakan uji univariat dan bivariat (Independent T test dan Mann-Whitney test). Suhu tubuh rata-rata pada apendisitis akut yaitu 37° dan pada apendisitis perforasi sebesar 37,8°C dengan nilai P 0,000. Kadar leukosit rata-rata pada apendisitis akut yaitu 11.191 sel/mm3 dan apendisitis perforasi sebesar 17.875 sel/mm3 dengan nilai P 0,000. Nilai Platelet Distribution Width rata-rata pada apendisitis akut yaitu 10,9% dan apendisitis perforasi sebesar 11,2% dengan nilai P 0,262.Terdapat perbedaan suhu tubuh dan kadar leukosit yang signifikan dan tidak terdapat perbedaan nilai Platelet Distribution Width yang signifikan antara apendisitis akut dan apendisitis perforasi di RSU Anutapura Palu tahun 2014.
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMAMPUAN KOPING TERHADAP KINERJA PERAWAT INSTALASI BEDAH SENTRAL RSUD UNDATA Rony Nayoan, Christin; Sabir, M; Putu Evvy Rossanty, Niluh
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 6 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.449 KB) | DOI: 10.22487/htj.v6i2.88

Abstract

Analisis Resiko Kejadian Akut Rekuren Demam Tifoid dan Hubungannya dengan Kadar Protein Nucleotide Binding Oligomerization Domain 2 (NOD2) Sri Wahyuni; Mochammad Hatta; Firdaus Hamid; Rosdiana Natzir; Ahyar Ahmad; Burhanuddin Bahar; Ade Rifka Junita; Ressy Dwiyanti; Nur Indah Purnamasari; Muhammad Reza Primaguna; Muhammad Sabir
Jurnal Ilmu Alam dan Lingkungan Vol. 12 No. 2 (2021): Jurnal Ilmu Alam dan Lingkungan
Publisher : Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jal.v12i2.17585

Abstract

Typhoid fever is an infectious disease caused by Salmonella typhi bacteria and is endemic. The NOD2 gene is one of the host susceptibility genes in people with typhoid fever. NOD2 acts as an intracellular receptor that binds to the muramyl dipeptide ligand derived from bacterial peptidoglycan. The purpose of this study was to determine the levels of NOD2 protein in Acute Recurrent of Typhoid Fever (ARTF), typhoid fever (TF) patients, and healthy people (HP). Enzyme-linked Immunosorbent Assay (ELISA) was used to analyze NOD2 levels. The data analysis used was the student t-test. A significant difference of NOD2 level was found between the ARTF and TF group compared HP group (p
Analisis Faktor Risiko Tingginya kasus Tuberkulosis Paru di Indonesia : Literatur Revieu M. Sabir; Sarifuddin
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 6 No. 6: JUNI 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v6i6.3662

Abstract

Pendahuluan : Penyakit Tuberkulosis Paru disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis masih menjadi masalah Kesehatan dan diduga banyak faktor yang menjadi pencetus sehingga kasus tersebut masih sangat tinggi di Indonesia. Tujuan : Tujuan kajian literatur ini adalah untuk menganalisis faktor risiko yang mempengaruhi tingginya kasus tuberkulosis Paru. Hasil : Hasil pencarian dengan menggunakan database yang berkaitan dengan kata kunci, selanjutnya di lakukan proses skrining, analisis jurnal, dan eliminasi. Diperoleh 15 jurnal yang dikategori layak digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini. Kesimpulan : Faktor risiko penyebab terbanyak tingginya kasus TB paru yakni riwayat merokok aktif dan pasif, riwayat kontak dengan pasien TB, riwayat pengobatan pasien TB, Status gizi (kurang), Pengetahuan tentang TB, dan pendapatan rendah.
Resistensi Antibiotik terhadap Bakteri Salmonella Typhi: Literature Review: Antibiotic Resistance to Salmonella Typhi Bacteria: Literature Review M. Sabir; Sarifuddin; Aristo; Ressy Dwiyanti; Andi Nur Asrinawaty
Promotif : Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 13 No. 1: JUNI 2023
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/promotif.v13i1.3663

Abstract

Resistensi antimikroba merupakan ancaman kesehatan masyarakat dunia. Dampak kesehatan masyarakat akibat Salmonella semakin diperberat dengan munculnya resistensi antimikroba. Untuk membantu mengetahui resistensi antibiotik terhadap Salmonella thypi, dilakukan literatur review dengan tujuan untuk mendeskripsikan prevalensi resistensi antibiotik. Data yang digunakan merupakan data yang diambil bersumber dari PubMed, NCBI, Sciense Direct, Google Schoolar. Hasil pencarian menggunakan database ditemukan 28 jurnal dan kemudian diseleksi. Hasil seleksi diperoleh 12 jurnal yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Pengendalian Salmonella thypi (penyebab Demam Tifoid) dapat dilaksanakan melalui sistem surveilens yang diterapkan secara konsisten memantau secara longitudinal dan mengevaluasi resistensi serta konsekuensinya dalam bidang pencegahan kesehatan masyarakat.
Potential Toxicity of The Combination of Hydroxychloroquine and Azithromycin for Covid-19 Therapy: Literature Review M. Sabir Mangawing; Rosa Dwi Wahyuni
Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 17 No. 2 (2023): August
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v17i2.2890

Abstract

One of the therapies often used for COVID-19 patients is a combination of Hydroxychloroquine and Azithromycin. Although only short-term treatment, Hydroxychloroquine and Azithromycin may increase the risks of QTc and TdP intervals prolongation. This literature review aims to determine the potential toxicity of the combination of Hydroxychloroquine and Azithromycin for COVID-19 therapy. This study involved the PubMed, NCBI, Science Direct, NIH MEDLINE, Google Scholar and ProQuest databases. The 24 articles collected were then selected. Finally, 15 articles were found feasible for references in a literature review. The study results showed that combined Hydroxychloroquine and Azithromycin in COVID-19 therapy could increase the risk of QTc and TdP waves prolongation. It can be concluded that the combination of Hydroxychloroquine and Azithromycin carried the risk of prolongation of QTc and TdP waves in the heart rhythm cycle. There is a need for monitoring and/or recommendation regarding instructions for the use of combination therapy of the two types of drugs among patients with COVID-19.