Jumayar Marbun
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

RESILIENCE OF DIVORCED MOTHERS IN HARJAMUKTI VILLAGE, CIREBON, INDONESIA Meilani Dewi Setiamanah; Jumayar Marbun; Nurhayani Lubis
Indonesian Journal of Social Work Vol 5 No 1 (2021): IJSW
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study is intended to find out how the resilience of divorced mothers in Harjamukti Village, Harjamukti District, Cirebon City, namely in the aspect of personal competence, believing in oneself, accepting positive change, self-control and aspects of spiritual influence. The research method is a quantitative descriptive survey with a sample of 50 mothers who are divorced, have family dependents and become the head of the family who live in Harjamukti Village, Harjamukti District, Cirebon City. The data collection techniques were questionnaires and documentation studies, with measuring instruments: the CD-RISC scale developed by Connor & Davidson, and previously modified. The results showed that the respondent's level of resilience was high with a score of 5,996. There are three aspects that are in the high category, namely: Personal Competence aspect (1.434), Accepting Change positively (1.412), and Spiritual Influence aspect (802). While the other two aspects are in the medium category, namely: the aspect of Self-Belief (1.643) and the aspect of Self-Control (704). Respondents who are resilient after divorce and can get out of stressful situations are able to carry out their dual roles, as housewives as well as heads of families. Respondents have all the components needed to shape them into a resilient person (although not all).
PENGUATAN KELOMPOK BANTU DIRI ANAK JALANAN KORBAN PENYALAHGUNA NAPZA DI KELURAHAN SETIAMANAH KECAMATAN CIMAHI TENGAH KOTA CIMAHI Aris Tristanto; Jumayar Marbun; Yuti Sri Ismudiyati
Jurnal Ilmiah Rehabilitasi Sosial (Rehsos) Vol 1 No 2 (2019): REHSOS
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.49 KB)

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan berbasis komunitas atau kelompok. Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif. Sumber data utama dalam penelitian adalah pengurus dan anggota kelompok, sedangkan sumber data pendukung berasal dari tokoh masyarakat setempat. Berdasarkan hasil asesmen terhadap kelompok ditemukan beberapa kelemahan yaitu tidak berfungsinya pengurus dalam kelompok, kurangnya komitmen kelompok, keterbatasan akses sumber daya dan sarana prasarana. Menindak lanjuti asesmen tersebut maka dibuat sebuah intervensi melalui strategi yang bersumber dari kerangka kerja pekerjaan sosial dengan kelompok dan komunitas yaitu: 1)Kooptasi, strategi ini berupaya untuk melibatkan orang atau sistem ke dalam interaksi kelompok. 2)Edukasi, hal ini dilakukan dengan pemberian informasi kepada anggota kelompok mengenai pentingnya pengetahuan tentang kelompok bantu diri. 3)Persuasi, strategi ini bertujuan untuk membujuk dan memberikan gambaran bahwa kegiatan yang dilakukan merupakan hal yang bermanfaat bagi kelompok. Hasil menunjukkan bahwa penguatan kelompok bantu diri anak jalanan korban penyalahgunaan NAPZA yang dikaji secara holistic dapat membentuk sebuah model sinergisitas kelompok bantu diri untuk anak jalanan korban penyalahguna NAPZA. Hal tersebut dapat terlihat pada intervensi yang dilakukan, tidak hanya mencakup fisik tetapi juga menyentuh aspek lain seperti psikososial dan budaya. Hal ini berimplikasi pada tumbuhnya ikatan kelompok yang kuat diantara korban penyalahgunaan NAPZA dalam mengurangi kadar penggunaan NAPZA oleh anggota.
UPAYA EKS PENGGUNA NAPZA MENJALANI HIDUP YANG ABSTINEN DI KABUPATEN SUMEDANG Sinta Yulianti Suyono; Admiral Nelson Aritonang; Jumayar Marbun
Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial (Biyan) Vol 1 No 1 (2019): BIYAN
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.097 KB) | DOI: 10.31595/biyan.v1i1.185

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah:(1) Bagaimana karateristik informan (2) Untuk mengetahui sejak kapan menggunakan Napza (3) Untuk mengetahui jenis Napza yang digunakan (4) Untuk mengetahui bagaimana menggunakan Napza per jenis (5) Untuk mengetahui Bagaimana dapat menjalani hidup yang abstinen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer, yaitu lansung diperoleh dari responden dan sumber data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari studi dokumentasi dari hasil survey BNN dan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (UI) serta polsek Jatinangor. Hasil penelitian Karakteristik informan sangat bagus dilihat dari usia produktif, pekerjaannnya bisa memenuhi Kebutuhan keluarga dan dia matang dengan masalah yang dihadapi.Menurut informan, mulai menggunakan NAPZA sejak mulai SMP dari rokok, ganja sekali kali dan itulah pintu masuk menggunakan Napza. Kemudian informan sejak duduk dibangku SMA sudah mulai menggunakan jenis NAPZA yang lain sampai usia 31 tahun. Sehubungan dengan jenis NAPZA yang digunakan dari mulai dektro, minum minuman keras, ganja,  sabu, ekstasi, obat-informan abstinen menggunakan Napza dengan  2 alasan, 1) semua usahanya hancur berantakan, termasuk melamar pekerjaan di tolak dimana-mana, 2) adanya kegiatan mendaki gunung dan kepedulian anggota keluarga sangat berpengaruh untuk berhenti dari pemakaian obat-obatan.
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PEMASARAN PRODUK UMKM MELALUI DIGITAL MRSE BAGI PELAKU USAHA DI DESA KETAPANG KABUPATEN BANDUNG Yuliyantini; Tuti Kartika; Jumayar Marbun
Jurnal Ilmiah Perlindungan & Pemberdayaan Sosial, Vol 4 No 2 (2022): LINDAYASOS
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Small business actors are required to be able to innovate in following the development of digital-based product marketing systems for business sustainability and welfare. MRSE (Management of Reseller and Event) digital marketing technology is the result of engineering from digital and conventional marketing technology designed to improve skills and sales results for small business products for poor families who experience gaps in using digital technology. This study aims to obtain the final design of the MRSE digital marketing technology. This study uses a qualitative approach with the Participatory Action Research (PAR) method. This research was applied to two groups of small business actors of glutinous rice and knitting bags in Katapang Village, Katapang District, Bandung Regency. The results of this study found that the initial conditions for marketing MSME products were carried out conventionally by entrusting the product to local stalls and traditional markets. The planning for the implementation of MRS digital marketing technology includes digital marketing media, marketing partners, and breadth of targets. The results of the study found the final design of MRSE digital marketing technology engineering which was refined into 4 (four elements) namely 1) the use of digital marketing media with a market place and social media (village website, whatsapp business, shopee, and facebook), 2) marketing partners involving resellers namely local village youth, 3) the breadth of sales targets carried out to the national level, and 4) marketing by using events.
PERAN LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL (LKS) DALAM PENANGANAN PENYALAHGUNAAN NAPZA DI JAWA BARAT Jumayar Marbun; A.Nelson Aritonang; Epi Supiadi; Ami Maryami; Yuti Ismudiyarti
Peksos: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol 11 No 1 (2012): PEKSOS
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31595/peksos.v11i1.7

Abstract

AbstractThe purpose of this study was to obtain an overview of the Institute of Social Welfare (LKS) prevention, rehabilitation, referral, further guidance to victims of drug abuse. While the focus of this study is "How does LKS have addressed the role of drug abuse", with sub-problematic as follows: how LKS prevention, rehabilitation, referral, further guidance to victims of drug abuse. The research method used in research on the role of LKS in Drug Abuse Treatment in West Java is descriptive-qualitative. Data sources consisted of primary sources that 30 people associated with the management of the implementation process LKS, and secondary source documents ie reports and profiles LKS. Data collection techniques are in-depth interviews, structured observation, and study documentation. While the data analysis techniques are. The results showed that the role of LKS in prevention include demand reduction and harm reduction in order to improve immunity and resilience of individuals, families and communities to not abuse the drug, which is classified into primary prevention, secondary prevention and tertiary prevention. Rehabilitation activities carried worksheets for each client at least 2 and at most 120 clients. After care Program activities are conducted is an effort to prevent recurrence (relapse). 22 According to the informant that the ex prevents recurrence of drug abuse by holding intensive counseling, economic assistance, spiritual guidance, assistance with activities involving positive, continue to monitor the development of the former victims of drug abuse. LKS advocacy activities is to assist clients in obtaining their rights, to obtain services and resources and the protection or assistance in case of breaking  the law and to influence  policy makers  to change or  create policy in favor of LKSConclusion of research that drug abuse prevention conducted various worksheets is quite varied, but not all agencies conducting rehabilitation. Generally agencies conduct prevention, advocacy, information and referral guidance. Keywords:  preventive, rehabilitation, referral and aftercare. AbstrakTujuan  penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) melakukan pencegahan, rehabilitasi, rujukan, bimbingan lanjut terhadap korban penyalahgunaan NAPZA. Sedangkan fokus penelitian ini adalah “Bagaimanakah Peran LKS melakukan penanganan penyalahgunaan NAPZA”, dengan sub problematik sebagai berikut: “bagaimana  LKS melakukan pencegahan, rehabilitasi, rujukan, bimbingan lanjut terhadap korban penyalahgunaan NAPZA?”.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian mengenai Peran LKS dalam Penanganan  Penyalahgunaan NAPZA di Jawa Barat adalah metode deskriptif–kualitatif. Sumber data terdiri dari sumber primer yaitu  30 orang pengurus LKS terkait dengan proses pelaksanaan LKS , dan sumber sekunder yakni dokumen laporan dan profil LKS. Teknik pengumpulan data adalah wawancara mendalam, observasi tidak terstruktur, dan studi dokumentasi, sedangkan  teknik analisis data adalah kualitatif.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran LKS dalam pencegahan mencakup pengurangan permintaan dan pengurangan dampak buruk dalam rangka meningkatkan kekebalan dan ketahanan individu, keluarga, dan masyarakat untuk tidak menyalahgunakan NAPZA yang diklasifikasikan menjadi pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier. Kegiatan rehabilitasi  dilakukan masing-masing LKS terhadap paling sedikit 2 klien dan paling banyak 120 klien. Kegiatan  Program After care yang dilakukan adalah upaya untuk mencegah  kekambuhan (relapse). Menurut 22 informan bahwa dalam mencegah kekambuhan eks penyalahgunaan NAPZA dengan mengadakan  penyuluhan secara intensif, bimbingan ekonomi, bimbingan rohani, pendampingan dengan melibatkan kegiatan positif, memantau terus perkembangan eks penyalahgunaan NAPZA. Kegiatan advokasi  yang dilakukan LKS adalah  membantu klien dalam memperoleh hak-haknya, untuk mendapatkan pelayanan dan sumber daya juga perlindungan atau pendampingan  dalam kasus melanggar hukum serta mempengaruhi pembuat kebijakan untuk merubah atau membuat kebijakan yang berpihak pada LKS. Kesimpulan hasil penelitian bahwa penanggulangan penyalahgunaan NAPZA dilakukan berbagai LKS cukup bervariasi namun tidak semua lembaga  melakukan kegiatan rehabilitasi. Umumnya lembaga melakukan kegiatan pencegahan, advokasi, bimbingan lanjut, dan rujukan. Kata kunci: pencegahan, rehabilitasi, referral, aftercare.
PERAN LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM PENANGANAN PENYALAHGUNAAN NAPZA DI JAWA BARAT Ami Maryami; Jumayar Marbun; Nelson Aritonang; Epi Supiadi; Yuti Ismudiyarti
Peksos: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol 14 No 1 (2015): PEKSOS
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31595/peksos.v14i1.44

Abstract

AbstractThe purpose of this study was to obtain an overview of the role of social welfare Institution (SWI) in the prevention, rehabilitation, referrals, further guidance to of drug abuser. The research method used is descriptive-qualitative method. Source data consist of primary sources and secondary sources. Primary sources are the institution managers which totaled 19 people consist of eight social workers who have a preventive function, seven social workers who have rehabilitation function, three managers who have development function and one of the managers who have the coordination function. Secondary sources are provide information directly related to the implementation of SWI. The result were obtained information in prevention activities of supply reduction, demand reduction and harm reduction of drug abuse in order to improve immunity and resilience of individuals, families and communities to not abuse the drug. After care program undertaken to prevent recurrence with intensive counseling, guidance economic, spiritual guidance, and monitor continuously evolves ex victims of drug abuse. Advocacy  activities are also conducted by the SWI is to assist clients in obtaining their rights, get law services, resources, protection or assistance in case of law breaking and to influence policy makers to change or create policy pro to SWI.Keywords: Role of SWI and The Handling of Drug AbuserAbstrakTujuan  penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang lembaga kesejahteraan sosial (LKS) dalam melakukan pencegahan, rehabilitasi, rujukan, bimbingan lanjut terhadap korban penyalahgunaan NAPZA. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif–kualitatif. Sumber data terdiri dari sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer yaitu para pengurus LKS terdiri dari 19 orang informan yang terdiri atas delapan orang berasal dari LKS yang mempunyai fungsi pencegahan, tujuh orang berasal dari LKS yang mempunyai fungsi rehabilitasi, tiga orang berasal dari organisasi yang mempunyai fungsi pengembangan, dan satu orang dari organisasi yang berfungsi koordinasi. Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung yang memberikan informasi terkait pelaksanaan LKS. Hasil penelitian diperoleh informasi dalam pencegahan adalah pengurangan pemasokan, pengurangan permintaan, dan pengurangan dampak buruk dalam rangka meningkatkan kekebalan dan ketahanan individu, keluarga, dan masyarakat untuk tidak menyalahgunakan NAPZA. Kegiatan Program After Care yang dilakukan adalah upaya  mencegah  kekambuhan (relapse) yaitu dengan mengadakan  penyuluhan secara intensif, bimbingan ekonomi, bimbingan rohani, pendampingan dengan melibatkan kegiatan positif, memantau terus perkembangan korban eks penyalahgunaan NAPZA. Kegiatan advokasi juga dilakukan oleh LKS yaitu membantu klien dalam memperoleh hak-haknya, mendapatkan pelayanan dan sumber daya dan perlindungan atau pendampingan  dalam kasus melanggar hukum serta mempengaruhi pembuat kebijakan untuk merubah atau membuat kebijakan yang berpihak pada LKS Kata kunci: Peran LKS dan Penanganan Penyalahgunaan NAPZA