. Sangkertadi
Jurusan Arsitektur, FT-UNSRAT

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

EVALUASI DAN PENGEMBANGAN PRINSIP KOTA HIJAU TROPIS PESISIR PADA KAWASAN PEMERINTAHAN KOTA TAHUNA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Mohede, Nancy M.L.; Sangkertadi, .; Wuisang, Cynthia E.V.
MEDIA MATRASAIN Vol 13, No 2 (2016)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Observasi Awal menunjukan bahwa Trend pertumbuhan Kota Tahuna semakin meningkat dan menyebabkan perkembangan  kurang terkendali, karenanya perlu dipersiapkan suatu kawasan didaerah pesisir untuk kegiatan pusat pemerintahan berdasar pada suatu konsep kota  berwawasan lingkungan, dan berkarakter khas. Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Pemerintahan Kota Tahuna Kabupaten Kepulauan Sangihe, bersifat deskriptif kuantitatif dengan metode survey. Data primer diperoleh melalui observasi Land Ecological Enhancement dan Movement Connectivity sebagai variabel independen dan Sustainable Urban Neighborhood Characteristics sebagai variabel dependen. Metode Analisis data  digunakan adalah analisis deduktif dalam presentasi dan pengujian konsep kota hijau tropis pesisir melalui data angka dan scoring. Hasil penelitian menjelaskan bahwa Peningkatan Ekologi Lahan memiliki nilai maximal 19, nilai kawasan 1 (Tona II): 14, nilai kawasan 2 (Tona I): 14, nilai kawasan 3 (Tidore): 10. Indikator  perlu ditambahkan: area hijau untuk publik perlindungan fauna dan lahan produktif. Pergerakan dan konektivitas memiliki nilai maximal 26, nilai kawasan 1 (Tona II): 19, nilai kawasan 2 (Tona I): 15, nilai kawasan 3 (Tidore): 18. Indikator  perlu ditambahkan pedestrian way, aksesibilitas universal, jaringan dan tempat parkir pesepeda & fasilitas parkir kendaraan umum. Karakteristik keberlanjutan nilai maximal 27, nilai kawasan 1 (Tona II: 21, nilai kawasan 2 (Tona I): 12, nilai kawasan 3 (Tidore): 11. Indikator  perlu ditambahkan kerawanan terhadap bencana, green coastal, permeabilitas, konservasi kawasan bersejarah dan langgam arsitektur tradisional.Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa dari tiga kelurahan di evaluasi dua kelurahan yakni kelurahan Tidore dan kelurahan Tona I belum memenuhi unsur – unsur kota hijau sedangkan hasil evaluasi untuk Kelurahan Tona II memenuhi unsur – unsur kota hijau namun perlu penambahan jalur pesepeda,  aksesibilitas dan fasilitas parkir. Kategori karakteristik khas keberlanjutan diperlukan untuk mencerminkan karakteristik tropis pesisir berkelanjutan. Dalam merumuskan konsep strategis dan prinsip dasar panduan rancang kawasan pemerintahan ditetapkan pada pola penataan ruang terbuka hijau dan sirkulasi dengan memasukan unsur – unsur karakteristik keberlanjutan diantaranya kerawanan terhadap bencana, waterfront city, langgam arsitektur tradisional. Kata kunci: Kota hijau tropis pesisir, pergerakan dan konektivitas, kawasan pemerintahan
KENYAMANAN TERMAL PADA SEBUAH RUMAH ADAT TRADISIONAL GORONTALO Attaufiq, Muhdi; Sangkertadi, .; Waani, Judy O.
MEDIA MATRASAIN Vol 11, No 1 (2014)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakSebuah rumah adat tradisional Gorontalo yang berukuran cukup besar dan berkonstruksi kayu dikenal dengan nama lokal Bantayo poboide, diuji kinerjanya terhadap kenyamanan termal dalam ruang. Lokasi bangunan terletak di pusat Kota Limboto Gorontalo yang beriklim tropis lembab. Metode yang diterapkan meliputi pengukuran lapangan, simulasi perhitungan perpindahan panas dan kuisioner.  Pengukuran suhu, kelembaban udara, kecepatan dan arah angin dilakukan didalam dan diluar ruang, saat pagi hingga sore hari selama satu hari penuh, pada bulan April 2014. Perangkat lunak TRNSYS, program MATAHARI dan VENTILA dipakai untuk merealisasikan perhitungan perpindahan panas dan ventilasi pada bangunan. Kemudian dilanjutkan dengan perhitungan kenyamanan termal menerapkan skala PMV dan DISC. Hasilnya menunjukkan, bahwa suhu udara dalam ruang mencapai angka yang cukup tinggi sekitar 30 hingga 340C baik melalui cara pengukuran maupun perhitungan. Respon kenyamanan termal oleh pemakai ruang menunjukkan skala nyaman (netral) pada pagi hari, hingga rasa  tidak nyaman (panas) saat siang hari. Hasil perhitungan kenyamanan termal dengan skala DISC menunjukkan keterdekatan terhadap hasil kuisioner. Sedangkan hasil perhitungan dengan skala PMV menunjukkan perbedaan sekitar satu hingga 2 skala lebih tinggi dibandingkan kuisioner.Kata kunci: Gorontalo, Iklim Tropis Lembab, Perpindahan Panas, Kenyamanan Termal
ANALISIS DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LAHAN DI KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO Maria, Runtukahu Pricylia; Sangkertadi, .; Supardjo, Suryadi
MEDIA MATRASAIN Vol 15, No 2 (2018)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daya dukung lahan merupakan hal penting yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan tata ruang wilayah, agar mampu mendukung aktivitas pemanfaatan lahan secara berkelanjutan. perbedaan daya dukung dan daya tampung adalah daya dukung merupakan kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan sedangkan daya tampung merupakan kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energy, dan komponen lain. Perkembangan penduduk perkotaan atau wilayah di Indonesia yang sangat pesat sebagai akibat pertumbuhan penduduk maupun akibat urbanisasi telah memberikan indikasi adanya masalah perkotaan yang serius. Oleh karena itu diperlukan analisis mengenai daya dukung dan daya tampung lahan untuk mengetahui ketersediaan lahan efektif untuk mendukung lahan bermasalah yang ada di kecamatan Malalayang Kota Manado. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif  dengan melakukan analisis spasial. Sesuai dengan analisis tersebut, maka dalam  menganalisis daya dukung dan daya tampung lahan  dilakukan proses overlay atau tumpang tindih peta tematik untuk mengetahui daya dukung dan daya tampung, serta total luasan lahan efektif yang dimiliki tiap kelurahan yang ada di kecamatan Malalayang. Tujuan dari penelitian ini adalah teridentifikasinya pemanfaatan lahan, sebaran fungsi lahan terencana dan tidak terencana dan mengetahui kapasitas dan kemampuan lahan dalam tingkat kelas lahan berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2009, serta lahan efektif (daya dukung dan daya tampung) yang dapat direkomendasi untuk difungsikan sebagai kawasan budidaya yang ada di kecamatan Malalayang. Kata Kunci : Daya Dukung Lahan, Daya Tampung Lahan
REPRESENTASI RUANG TARI MAENGKET PADA DESAIN ARSITEKTUR MANADO ART CENTER Mangantar, Horalto V.; Waani, Judy O.; Sangkertadi, .
MEDIA MATRASAIN Vol 13, No 2 (2016)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian tesis desain ini bertujuan untuk mencari dan menemukan suatu metode rancangan arsitektur berdasarkan Teori Dekonstruksi Derrida yang memandang struktur ruang sebagai sesuatu yang dinamis, yang harus selalu dibuka dan digerakkan menurut prinsip-prinsip differance, trace,dan decentring. Model penelitian perancangan ini adalah berdasarkan teori mediasi Hersberger (Lang,1987), yaitu dengan cara melakukan architectural meaning (pemaknaaan arsitektural) terhadap struktur ruang Tari Maengket kontemporer, dan selanjutnya pemaknaan tersebut direpresentasikan menjadi struktur ruang arsitektur, dan pengujian terhadap temuan metode ini dilakukan melalui rancangan objek arsitektur Manado Art Center.Melalui  penelitian ini penulis menemukan suatu metode rancangan arsitektur yang unik serta suatu rancangan arsitektur yang lebih kreatif dan dinamis karena didasari oleh suatu sistem berpikir yang menganalis struktur ruang secara lebih kreatif dan tidak konvensional.Temuan metode rancangan ini diharapkan menjadi pilihan yang lain bagi para arsitek, mahasiswa arsitektur, dan pelaku perancangan lainnya dalam melakukan praktik rancangan arsitektur. Kata Kunci: metode rancangan arsitektur, teori dekonstruksi Derrida, architectural meaning, struktur ruang, tari Maengket kontemporer
PELUANG KEBERLANJUTAN INDUSTRI RUMAH TRADISIONAL MINAHASA DI WOLOAN Rumengan, Helena Oktavia; Sangkertadi, .; Wuisang, Cynthia E.V.
MEDIA MATRASAIN Vol 12, No 1 (2015)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kayu merupakan salah satu bahan pokok dalam menjalankan industri rumah tradisional Minahasa. Bertambahnya populasi manusia dan kebutuhannya dalam pembangunan menyebabkan berkurangnya luasan hutan serta sumberdaya hutan berupa ketersediaan kayu yang dapat menyebabkan industri ini kehabisan bahan pokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peluang keberlanjutan rumah industri tradisional Minahasa di Woloan Sulawesi Utara terhadap penggunaan atau pemanfaatan material kayu. Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan mengumpulkan data primer yang dilakukan dengan mengkombinasikan teknik wawancara dan observasi lapangan di Industri Rumah Tradisional Minahasa Woloan yang dianalisis dengan gabungan dari Analisis Kualitatif dan Kuantitatif. Hasil dari penelitian ini tentang kebutuhan bahan, permintaan pasar, ketersediaan tenaga kerja, pemanfaatan sisa material kayu. Kata Kunci : Industri Rumah Tradisional Minahasa, Kayu, Keberlanjutan.
ANALISIS KEMAMPUAN DAN KESESUAIAN LAHAN EKS HUTAN GUNUNG TUMPA DALAM KONTEKS KEBIJAKAN REDISTRIBUSI LAHAN Lalujan, Tirza Gloria; Tondobala, Linda; Sangkertadi, .
MEDIA MATRASAIN Vol 15, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Arsitektur, FT - UNSRAT Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lahan eks Hutan Gunung Tumpa adalah lahan yang dilepas dari TAHURA Gunung Tumpa dan termasuk dalam Tanah Objek Reforma Agraria (TORA). TORA adalah kawasan hutan negara atau tanah negara yang terlantar dan salah satu pendekatan dalam Redistribusi Lahan. Redistribusi Lahan adalah suatu proses yang berkesinambungan berkenaan dengan penataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan sumber daya agrarian. Oleh karena itu, diperlukan analisis kemampuan dan kesesuaian lahan Eks Hutan Gunung Tumpa dalam konteks kebijakan redistribusi lahan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kemampuan lahan, kesesuaian lahan dan merekomendasi peruntukan lahan yang sesuai. Penilitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan melakukan analisis spasial. Sesuai dengan analisis tersebut, maka dalam menganalisis kemampuan dan kesesuaian lahan menggunakan metode pembobotan berdasarkan PERMEN PU No.20 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknik Analisis Fisik Dan Lingkungan, Ekonomi Serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang. Berdasarkan hasil studi, didapati bahwa hampir sebagian wilayah Lahan Eks Hutan Gunung Tumpa memiliki kemampuan pengembangangan sangat tinggi dan kesesuaian lahannya sesuai. Sehingga rekomendasi arahan peruntukan lahan yang sesuai untuk redistribusi lahan adalah hutan lindung, kawasan rawan bencana alam, sungai, kawasan hutan produksi, kawasan permukiman dan kawasan perdagangan jasa. Kata Kunci : Kemampuan Lahan, Kesesuaian Lahan, Redistribusi Lahan
KAJIAN PENGARUH URBAN SPRAWL TERHADAP PERKEMBANGAN INFRASTRUKTUR DI KECAMATAN MAPANGET Tambani, Jessica; Sangkertadi, .; Sela, Rieneke Luisa Evany
MEDIA MATRASAIN Vol 15, No 1 (2018)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecamatan Mapanget mengalami pertumbuhan penduduk cukup pesat, dimana jumlah penduduk pada tahun 1992 sebanyak 23.789 jiwa dan pada tahun 2017 sebanyak 53.716 jiwa, ini membuktikan pesatnya pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh urbanisasi dengan munculnya kawasan permukiman baru sebagai wadah pertumbuhan penduduk. Urbanisasi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan daerah pinggiran kota terus berkembang dan mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian menjadi lahan terbangun. Kondisi ini dapat berdampak pada pemekaran kota sebagai akibat dari ekspansi perkotaaan yang tidak terkendali. Oleh karna itu, urban sprawl dapat mengakibatkan kebutuhan ruang untuk tempat tinggal yang berdampak pada kedudukan fungsi perkotaan sehingga kenampakan fisik kekotaan mengalami perembetan ke arah luar. Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan tingkat urban sprawl dan mengakaji pengaruh urban sprawl terhadap perkembangan kondisi infrastruktur di Kecamatan Mapanget. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dimana teknik analisis datanya berupa analisis deskriptif, spasial dan skoring dengan sumber data penelitian secara time series dari tahun 1992, 2002, 2012, dan 2017. Berdasarkan hasil penelitian (1) 5 kelurahan dari 10 kelurahan di Kecamatan Mapanget teridentifikasi urban sprawl dimana 2 kelurahan masuk dalam tingkat tipologi 1 (urban sprawl rendah), 1 kelurahan masuk dalam tingkat tipologi 2 (urban sprawl sedang) dan 2 kelurahan masuk dalam tingkat tipologi 3 (urban sprawl tinggi). (2) kondisi infrastruktur mengalami perembetan kenampakan fisik kekotaan kearah luar serta dapat mempengaruhi perkembangan prasarana diantaranya jaringan jalan, jaringan drainase dan jaringan listrik serta sarana berupa peribadatan, pendidikan, dan kesehatan sebagai faktor yang mengindikasikan tahapan pertumbuhan penutupan lahan urban di wilayah penelitian melalui analisis secara time series.
RUMAH SAKIT ORTOPEDI DAN TRAUMATOLOGI DI MINAHASA UTARA. Arsitektur Dekonstruksi Pratasik, Romario P. R. J.; Sangkertadi, .; Tinangon, Alvin J.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 9, No 1 (2020): Volume 9 No. 1 Mei 2020
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPerancangan Rumah Sakit Ortopedi dan Traumatologi di Minahasa Utara pada dasarnya merupakan suatu bentuk dari proses pemecahan masalah, yaitu sebagai respon terhadap tingginya angka kematian yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas yang merupakan dampak dari pengaruh perkembangan dan pembangunan yang sedang berlangsung serta terintegrasi dengan prediksi pertumbuhan penduduk kedepan yang akan terus meningkat. Secara geografis, letak Kabupaten Minahasa Utara cukup strategis untuk menjadi pusat rujukan yang baru khusus penanganan dalam bidang ortopedi dan traumatologi sebagai upaya mengurangi banyaknya rujukan ke Rumah Sakit Pusat sehingga dapat memberikan citra yang baik kepada masyarakat terhadap mutu dan kualitas pelayanan kesehatan pada dareah setempat. Dekonstruksi sebagai tema perancangan, mencoba mempelajari lebih dalam standar dan aturan bangunan kesehatan di Indonesia untuk melihat adanya peluang yang dapat didekonstruksikan kembali sehingga menghadirkan ekspresi dari sudut pandang yang berbeda dalam konteks arsitektur terhadap konstruksi bangunan kesehatan di Indonesia.Kata Kunci : Arsitektur, Dekonstruksi, Minahasa Utara, Ortopedi dan Traumatologi, Rumah Sakit
PENGARUH PERMUKAAN JALUR PEDESTRIAN TERHADAP KEPUASAN & KENYAMANAN PEJALAN KAKI DI PUSAT KOTA MANADO Prijadi, Rachmat; Sangkertadi, .; Tarore, Raymond D. Ch.
MEDIA MATRASAIN Vol 11, No 1 (2014)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakManado sebagai kota wisata dan kota jasa perdagangan, memerlukan fasilitas pedestrian yang nyaman agar menyenangkan bagi wisatawan maupun warganya. Fakta menunjukkan bahwa di bagian pusat kota Manado, pedestrian nampak belum nyaman dipakai oleh para pejalan kaki karena beberapa hal. Diantaranya adalah penggunaan material pelapis pedestrian yang kurang tepat seperti kondisinya yang terlalu licin, mudah rusak, tampilannya kurang menarik serta penyelesaian konstruksi yang beresiko mengganggu kelancaran gerak pengguna, atau mengganggu kenyamanan bagi pejalan kaki.Tulisan ini fokus pada hasil penelitian mengenai dua hal, pertama adalah pengungkapan kondisi fisik jalur pedestrian ditinjau terhadap resiko gangguan kenyamanan gerak bagi pejalan kaki, pada “siang hari”. Kedua untuk mendapatkan respon dari pengguna tentang “tingkat kepuasan” dari pejalan kaki terhadap kualitas material pelapis pedestrian. Lokasi kajian meliputi bagian pusat kota dan juga merupakan area wisata belanja. Metode yang di gunakan adalah campuran cara kualitatif dan kuantitatif. Temuan studi ini meliputi dua hal, yakni pengungkapan adanya 4 skala tingkat kepuasan pejalan kaki, dan pengungkapan bahwa di area studi, respon pengguna menunjukkan skala antara “kurang puas/kurang nyaman” dan “agak puas/ agak nyaman”. Hanya sedikit yang merasa puas dan juga sangat sedikit yang menyatakan tidak puas.Diharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi pengembangan teori bagi perancangan pedestrian dan masukan bagi pembangunan arsitektur kota Manado.Kata kunci :  pedestrian, trotoir, pusat kota, tekstur, warna, tingkat kepuasan gerak
KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH TEPI SUNGAI “Studi Kasus Rumah Tepi Sungai Kahayan Di Kota Palangka Raya” Toding, Juprianto Bua'; Kindangen, Jefrey I.; Sangkertadi, .
MEDIA MATRASAIN Vol 11, No 3 (2014)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Budaya bermukim di Palangka Raya awal mulanya, berawal dari pemukiman tradisional dayak dimana komplek pemukiman masyarakat tradisional ini berada di tepi sungai. Pada umumnya rumah di tepian sungai ini mempunyai 2 jenis rumah, yaitu rumah terapung / lanting dan rumah panggung. Di mana Kalimantan Tengah sendiri memiliki tinggkat kelembaban yang tinggi, (T>28°C, RH>80%). Maka diperlukan sebuah penelitian untuk mencari pengkondisiaan termal pada rumah ditepian sungai,untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kenyamanan termal pada rumah tepian sungai ini. Data-data pengukuran yang diperlukan untuk mengetahui pengkondisian termal adalah 2 variabel personal dan 4 variabel iklim berdasarkan teori PMV dari Fanger. Maka analisis yang digunakan menggunakan indeks PMV dan PPD. Dimana untuk mengetahui persepsi termal dan memprediksi berapa banyak orang merasa tidak nyaman terhadap lingkungannya, pada rumah tepi sungai di kota Palangka Raya.Kata Kunci : Kondisi Termal, Indeks PMV dan PPD, Rumah Tepi Sungai, Kota Palangka Raya